Pages

Monday, September 13, 2010

Pesan Idul Fitri: Malaysia - Indonesia Agar Rukun

Pesan Idul Fitri: Malaysia - Indonesia Agar Rukun
(ANTARA/Grafis/Hanmus)
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pesan Idul Fitri yang disampaikan penceramah di wisma duta Indonesia di Kuala Lumpur, Jum`at, meminta agar Indonesia - Malaysia rukun dan menjadikan Idul Fitri sebagai momentum membangun kembali tali persaudaraan yang telah terjalin sejak raturan tahun lalu.

"Marilah Idul Fitri, kita saling memaafkan antara rakyat Indonesia-Malaysia. Merajut silaturahim setelah mengalami ketegangan belum lama ini akibat insiden di perairan Bintan," kata ustaz Arifin Ismail saat menyampaikan ceramah kepada masyarakat Indonesia yang sholat Idul Fitri dan Lebaran di wisma duta, Kuala Lumpur.

Sekitar 300 warga Indonesia dan beberapa warga asing yang tinggal di kawasan perumahan kedutaan asing melakukan sholat dan merayakan Idul Fitri di wisma duta, tempat tinggal Dubes RI untuk Malaysia, Da`i Bachtiar.

Alumni Al Azhar Mesir itu juga mengingatkan kembali sejarah panjang hubungan persaudaraan Indonesia-Malaysia.

"Kita harus menjaga dan mempertahankan tali persaudaraan dengan rakyat Malaysia sampai kapan pun. Idul Fitri harus menjadi momentum bagi kedua rakyat untuk cooling down dan menata hubungan kedua negara bertetangga dan serumpun ini," kata Ustad Arifin yang sedang menyelesaikan S2 di Universitas Malaya.

"Kedua pemerintah harus cepat melakukan introspeksi," tambah Arifin yang juga pengurus cabang Muhammadiyah di Malaysia.

Sementara itu, usai melakukan salat Idul Fitri dan berlebaran dengan masyarakat Indonesia, Dubes Da`i Bachtiar meluncur ke Istana Yang DiPertuang Agong Mizan Zainal Abidin dan PM Malaysia Najib Tun Razak.

"Saya segera meluncur ke Istana dan rumah PM Malaysia untuk mengucapkan selamat Idul Fitri dan mohon maaf lahir batin," kata Da`i mantan Kapolri.

Berbagai masyarakat Indonesia yang datang ke wisma duta juga dapat menikmati hidangan Lebaran khas Indonesia seperti ketupat, rendang, opor ayam, bakso, dan tape manis lengkap dengan lemang.

Wartawan RTM (radio televisi Malaysia) meliput kegiatan tersebut karena hanya kedutaan Indonesia di antara kedutaan asing mayoritas muslim yang melakukan salat Idul Fitri. Mereka melakukan wawancara khusus dengan Dubes RI Da`i Bachtiar.
(ANT/A038)
ANTARA

INDONESIA mencari kesepakatan hak cipta dalam program jet KFX



Sebuah tim ahli hukum dan penerbangan telah dikerahkan ke Korea Selatan untuk membahas masalah hak cipta mengenai perkembangan-gabungan dari program pesawat jet KFX antara Jakarta dan Seoul.

"Kita harus sangat jelas dari awal sehubungan dengan peran Indonesia dalam proyek ini, karena kita berniat untuk dapat menghasilkan massa-jet di masa depan," juru bicara Departemen Pertahanan Brigjen. Jenderal I Wayan Midhio mengatakan kepada para wartawan selama akhir pekan.

Dia menambahkan bahwa pengaturan yang jelas dan spesifik terhadap peran negara dalam proyek ini akan membuka jalan bagi partisipasi industri pertahanan dalam negeri.

"Kami kemudian bisa fokus untuk membangun dan mengembangkan suku cadang untuk jet dengan menggunakan industri pertahanan dalam negeri kita sendiri," katanya.

Dudi Sudibyo pengamat mengatakan ia optimistis Indonesia akan menghadapi ada kesulitan dalam bagian manufaktur untuk digunakan dalam konstruksi jet '. "Indonesia sebenarnya cukup maju dalam membangun bagian-bagian pesawat," kata Dudi The Jakarta Post.

Pemerintah, bagaimanapun, harus bekerja ekstra untuk menyiapkan industri pertahanan lokal untuk menjamin keberlanjutan proyek, katanya.

"Sebuah jumlah proporsional dana harus siap untuk digunakan sebagai modal untuk mengembangkan industri dalam negeri. Serangkaian peraturan pendukung juga harus berlaku untuk melindungi industri, "katanya.

Direktur Eksekutif Institute for Defense, Studi Keamanan dan Perdamaian, Mufti Makarim Namun, mengkritik keputusan produksi bersama sebagai "prematur", mengatakan ia meragukan negara itu siap untuk proyek tersebut.

"Kami saat ini tinggal dengan fakta bahwa industri pertahanan dalam negeri kita runtuh dekat dan kurang dukungan finansial. Belum lagi, sampai hari ini, pemerintah tidak pernah datang dengan sebuah rencana atau strategi yang jelas tentang cara untuk menghidupkan kembali industri ini, "katanya.

Dia mengatakan pemerintah harus mendapatkan dukungan politik dari DPR untuk mendukung proyek tersebut.

"Kita harus mengambil satu langkah pada satu waktu untuk mencapai hasil terbaik di masa mendatang," kata Mufti.

Diprakarsai selama kunjungan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak untuk Indonesia tahun lalu, pesawat jet KFX proyek bersama yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan negara untuk meningkatkan kekuatan udaranya. Indonesia akan memberikan kontribusi 20 persen dari modal awal proyek atau sekitar US $ 8 miliar.

Dalam rangka untuk memenuhi kuota minimum penting pasukan, Indonesia perlu untuk menambahkan lebih tiga skuadron atau 24 pesawat jet.

Sebanyak lima prototipe jet diharapkan akan diserahkan sebelum 2020.

Dari: TJP/INDONESIA DEFENCE

Kompolnas Persilakan Tim Australia Periksa Densus 88 Soal HAM

Selasa, 14/09/2010 01:16 WIB

Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Pemerintah Australia mengirim pejabatnya untuk menginvestigasi dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh Densus 88 terkait kasus separatisme RMS di Maluku. Komisi Kepolisian Nasional pun menyambut baik tindakan pemerintah Australia ini.

"Ini satu langkah maju. Tim ini harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mencari kebenaran," ujar anggota kompolnas Novel Ali kepada detikcom, Senin (13/9/2010) malam.

Novel menilai jika tim ini dilarang masuk Indonesia, maka isu pelanggaran HAM ini malah ramai di luar negeri. Menurutnya cara terbaik untuk melawan isu adalah menunjukan fakta.

"Tunjukan kalau itu tidak benar. Jika benar, pelakunya harus ditindak sesuai aturan. Bukan hanya Densus 88, tetapi setiap anggota polisi," tegas dia.

Menurut Novel, tentunya Polri tidak menginginkan adanya intervensi pihak asing. Tapi isu pelanggaran HAM ini sangat sensitif bagi dunia internasional. Polri diminta lebih baik membuka diri dan memberikan kesempatan bagi tim ini untuk bekerja.

"Biar ini jadi pelajaran bagi personel Polri. Ada intruksi Kapolri saat melakukan penahanan, dilarang keras melakukan kekerasan. Jika benar ini terjadi, salahkan mereka yang melawan perintah Kapolri," terang dia.

Namun Novel meminta pemerintah Australia benar-benar mencari fakta, bukan mencari pembenaran atas isu penyiksaan pada separatis ini. "Biasanya kan isu itu lebih besar dari faktanya," tutup Novel.

Sebelumnya, Pemerintah Australia mengirim pejabatnya untuk menginvestigasi dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh satuan anti teror Polri. Mereka menuduh Densus 88, yang menerima bantuan dari pemerintah Australia, telah menyiksa beberapa orang tahanan politik dengan tuduhan separatis di Maluku.

Dilaporkan para tahanan ini adalah orang-orang yang mencoba melakukan unjuk rasa menentang pemerintah Indonesia di sela-sela kunjungan Presiden SBY ke Ambon saat Sail Banda lalu. Tindakan 12 tahanan ini lalu dikaitkan dengan isu RMS dan separatis di Maluku.

Media Australia, The Sydney Morning juga menulis bahwa Densus 88 telah menerima bantuan jutaan dolar AS setiap tahunnya untuk melawan aksi terorisme di Indonesia.

Mabes Polri pun membantah isu penganiayan tahanan ini.Polri mengatakan, Densus tidak pernah menangkap dan mengurusi tahanan politik.

"Untuk penangkapan RMS dan separatis, Densus 88 tidak dilibatkan," ujar Kabidpenum Polri Kombes Marwoto Soeto saat dihubungi detikcom.

(rdf/rdf)
detik 

Dua Pesawat Sukhoi Tiba di Makassar

fotoNews


Fotografer - Pool
 
GB
Dua pesawat tempur tersebut diangkut menggunakan pesawat Antonov AN-124-100. (Dispenau).
icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_off

Foto Lain

  • Slide #1
  • Slide #2
  • Slide #3
Dua pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM yang dipesan Indonesia dari Rusia tiba di Lanud Sultan Hasanudin, Makassar. Dua pesawat tempur canggih ini akan memperkuat Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin.
GB
Para prajurit TNI AU menurunkan pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM tersebut dari badan pesawat Antonov AN-124-100, Jumat (10/9/2010) lalu. (Dispenau).
 
GB
Pesawat canggih buatan Rusia ini akan memperkuat Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. (Dispenau).
 
detik foto
 

Densus 88 Harus Berani Tolak Bantuan Australia


Selasa, 14/09/2010 05:36 WIB

Ramadhian Fadillah - detikNews

Jakarta - Pihak Australia berniat memeriksa Densus 88 atas tuduhan pelanggaran HAM. Mereka pun mengaku setiap tahunnya memberi bantuan jutaan dolar AS bagi Densus 88. Indonesia Police Watch (IPW) pun meminta agar kasus ini jadi pelajaran bagi Polri agar tidak sembarangan menerima bantuan dari pihak asing.

"Kasus ini jadi pelajaran bagi Polri. Harus dipastikan bantuan luar negeri tidak mengikat dalam soal apa pun," ujar Presidium IPW Neta S Pane kepada detikcom, Senin (14/9/2010).

Menurut Neta, jangan sampai negara-negara asing memberikan bantuan dengan meminta imbalan tertentu. Atau memberi bantuan tetapi dengan catatan boleh mengintervensi hukum di Indonesia.

"Polri harus berani menolak bantuan dari Australia jika ada pamrihnya," tegas Neta.

Neta pun meminta agar Polri jangan mau melakukan pesanan-pesanan dari pihak asing. "Penegakkan hukum di Indonesia adalah tanggung jawab Polri. Jangan mau didikte," tutup Neta.

Sebelumnya, Pihak Mabes Polri membantah ada bantuan uang tunai. Bantuan yang selama ini diterima dari Australia berupa pelatihan.

"Bantuan Australia itu dalam rangka latihan bukan dalam bentuk uang," ujar Kabidpenum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto

(rdf/rdf)

detik

TNI AU: 3 Perakit Sukhoi dari Rusia Meninggal Karena Minuman Keras


Ramadhian Fadillah - detikNews


Foto: Pentak Lanud Hasanuddin
Jakarta - 3 Anggota tim perakit Sukhoi SU 27 SKM dari Rusia meninggal dunia. Dari informasi yang didapat TNI AU dari penerjemah mereka, ketiganya diduga tewas akibat menenggak minuman keras.

"Informasi yang kami terima dari penerjemah, Savanoc yang terakhir meninggal itu mengaku diberi minuman keras oleh Alexander, rekannya yang meninggal lebih dulu," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Bambang Samoedro kepada detikcom, Selasa (14/9/2010).

Namun Bambang tidak mengetahui minuman jenis apa yang diberikan oleh Savanoc pada kedua rekannya hingga berakibat fatal. "Mungkin karena budaya mereka kan minum minuman keras," jelas dia.

Bambang menjelaskan ketiga orang Rusia tersebut bukan personel militer Rusia, tetapi tim dari pabrikan Sukhoi di Rusia yang bertanggung jawab merakit dan mempersiapkan Sukhoi hingga layak tempur. Namun belum diketahui apakah Rusia akan mengirim pengganti ketiganya.

"Untuk itu kami belum tahu. Tapi sebelum diserahkan ke Kemhan dan siap terbang, itu masih tanggung jawab mereka," terang jenderal bintang satu ini.

3 anggota tim perakit Sukhoi dari Rusia yang tewas adalah Savanoc, Alexander dan Voronim. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.

(rdf/nrl)
detik 

Satu Lagi Perakit Sukhoi dari Rusia Tewas


Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews


Foto: Pentak Lanud Hasanuddin
Makassar - Satu lagi tim perakit Sukhoi tewas. Victor Savanoc yang kemarin sempat dirawat di RS Stella Maris, Makassar, tewas menyusul kedua rekannya. Dengan demikian korban tewas menjadi 3 orang.

"Victor Savanoc tewas pukul 23.00 Wita kemarin malam," ujar ketua tim foodsecurity kedokteran polisi Polda Sulselbar, AKP Mauluddin Anwar, saat dihubungi detikcom, Selasa (14/9/2010).

Mauludin menjelaskan Savanoc sempat dirawat, namun kondisinya makin memburuk hingga akhirnya tewas. Sementara itu dua rekan Savanoc, Alexander dan Voronim, telah meninggal dunia lebih dulu, Senin (13/9/2010).

"Otopsi baru selesai dilakukan pukul 05.00 Wita tadi pagi," terang Mauludin.

Namun menurut perwira polisi ini, penyebab kematian ketiganya belum diketahui. Pihak kedokteran polisi masih menunggu hasil dari lab forensik Polda Sulselbar.

"Nanti kalau ada hasilnya akan kami serahkan pada pihak Kedubes Rusia dan pihak TNI AU," terang Mauludin.

Savanoc, Alexander dan Voronim merupakan tim perakit jet Sukhoi SU 27 SKM yang dipesan TNI AU dari Rusia. Ada sekitar 20 orang tim teknisi dan tim warranty jet Sukhoi asal Rusia yang akan bertugas selama setahun di Makassar. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.


(rdf/nrl)
detik 

BERITA POLULER