Pages

Monday, September 13, 2010

Satu Lagi Perakit Sukhoi dari Rusia Tewas

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews


Foto: Pentak Lanud Hasanuddin 
 
Makassar - Satu lagi tim perakit Sukhoi tewas. Victor Savanoc yang kemarin sempat dirawat di RS Stella Maris, Makassar, tewas menyusul kedua rekannya. Dengan demikian korban tewas menjadi 3 orang.

"Victor Savanoc tewas pukul 23.00 Wita kemarin malam," ujar ketua tim foodsecurity kedokteran polisi Polda Sulselbar, AKP Mauluddin Anwar, saat dihubungi detikcom, Selasa (14/9/2010).

Mauludin menjelaskan Savanoc sempat dirawat, namun kondisinya makin memburuk hingga akhirnya tewas. Sementara itu dua rekan Savanoc, Alexander dan Voronim, telah meninggal dunia lebih dulu, Senin (13/9/2010).

"Otopsi baru selesai dilakukan pukul 05.00 Wita tadi pagi," terang Mauludin.

Namun menurut perwira polisi ini, penyebab kematian ketiganya belum diketahui. Pihak kedokteran polisi masih menunggu hasil dari lab forensik Polda Sulselbar.

"Nanti kalau ada hasilnya akan kami serahkan pada pihak Kedubes Rusia dan pihak TNI AU," terang Mauludin.

Savanoc, Alexander dan Voronim merupakan tim perakit jet Sukhoi SU 27 SKM yang dipesan TNI AU dari Rusia. Ada sekitar 20 orang tim teknisi dan tim warranty jet Sukhoi asal Rusia yang akan bertugas selama setahun di Makassar. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.

(rdf/nrl)

detik 
 

Perakitan 2 Sukhoi Tak Terganggu Kematian 2 Pengawas


Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews


Foto: Pentak Lanud Hasanuddin
Makassar - Kabut duka masih menyelimuti para anggota tim pengawas dan teknisi jet tempur Sukhoi asal Rusia, yang berjumlah sekitar 20-an orang di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Namun, pekerjaan mereka sebagai tim perakit dua pesawat jet Sukhoi jenis SU 27 SKM tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Hal ini disampaikan oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama  Agus Supriatna saat dihubungi detikcom, Senin (13/9/2010).

"Proses pekerjaan mereka harus jalan terus, sesuai jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Saat ini kami masih menunggu konfirmasi dengan pihak Kedubes Rusia soal pemulangan dua jenazah mereka," jelas Agus.

Rencananya, sekitar 20 orang tim teknisi dan tim warranty jet Sukhoi asal Rusia akan bertugas selama setahun di Makassar. Mereka bertugas mengawasi perakitan dua dari tiga jet Sukhoi yang dipesan TNI AU hingga siap tempur.

Dengan masuknya 2 Sukhoi baru yang tiba di Lanud Makassar Jumat (10/9/2010), jumlah Sukhoi milik Skadron 11 di Lanud Sultan Hasanuddin menjadi 9 pesawat.

Sebelumnya diberitakan dua anggota dari 12 orang Tim Warranty jet Sukhoi SU 27 SKM asal Rusia, yakni Alexander dan Voronim, meninggal di Makassar, Senin (13/9/2010). Sedangkan seorang teknisi lainnya, Victor Savanoc masih dirawat di RS Stella Maris Makassar.
(mna/rdf)

detik

2 Jenazah Perakit Sukhoi Diotopsi di RS Bhayangkara Makassar


Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews


Foto: Pentak Lanud Hasanuddin
Makassar - Dua jenazah perakit jet Sukhoi SU 27 SKM asal Rusia, Alexander dan Voronim, dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sulselbar untuk otopsi bedah mayat. Sebelumnya, 2 jenazah ini telah menjalani CT scan di RS Stella Maris.

"Kemungkinan prosesnya masih lama," ujar ketua tim foodsecurity kedokteran polisi Polda Sulselbar, AKP Mauluddin Anwar, saat dihubungi detikcom, Senin (13/9/2010).

Mauluddin menambahkan proses otopsi dimulai sekitar pukul 19.00 Wita. Perwira Polri ini belum bisa menjelaskan penyebab kematian 2 warga Rusia tersebut.

"Sampai sekarang masih diotopsi," terang dia.

Sementara itu Komandan Lanud Sultan Hasanuddin TNI AU, Marsekal Pertama Agus Supriatna enggan berandai-andai soal penyebab kematian 2 perakit Sukhoi tersebut. "Kita tunggu dokter saja," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan dua anggota dari 12 orang Tim Warranty jet Sukhoi SU 27 SKM asal Rusia, yakni Alexander dan Voronim, meninggal di Makassar, Senin (13/9/2010). Sedangkan seorang teknisi lainnya, Victor Savanoc masih dirawat di RS Stella Maris Makassar.

(rdf/rdf)
detik 

2 Perakit Sukhoi Asal Rusia Meninggal di Makassar


Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews


Foto: Pentak Lanud Hasanuddin
Makassar - Dua anggota dari 12 orang Tim Warranty jet Sukhoi SU 27 SKM asal Rusia, yakni Alexander dan Voronim, meninggal di Makassar, Senin (13/9/2010). Sedangkan seorang teknisi lainnya, Victor Savanoc masih dirawat di RS Stella Maris, di kawasan Pantai Losari, Makassar.

Alexander ditemukan rekannya sudah tidak bernyawa lagi sekitar pukul 07.00 Wita di lantai kamarnya, di Mess Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Sedangkan Voronim ditemukan dalam kondisi lemah. Sesaat setelah tiba di Rumah Sakit Stella Maris, Voronim juga ikut tewas.

Menurut Komandan Lanud Sultan Hasanuddin TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Agus Supriatna yang dihubungi detikcom, kedua korban yang tewas, baru sepekan tiba di Makassar. Mereka tiba Minggu (5/9/2010).

Keduanya diduga meninggal karena penyakit jantung. Meski demikian, pihaknya masih menunggu hasil otopsi Tim Labfor Polda Sulselbar.

"Penyebab pasti kematian dua teknisi Sukhoi ini belum kami ketahui, saya kan bukan dokter, kami juga sudah memberi tahu kabar kematiannya pada pihak Kedubes Rusia di Jakarta," ujar Agus.

Agus menambahkan, saat ini pihaknya menunggu konfirmasi dari pihak Kedubes Rusia terkait pemulangan dua jenazah tim perakit Shukoi yang rencananya akan bertugas selama setahun di Lanud Makassar.

(mna/rdf)
detik 

Dua Pesawat Sukhoi Pesanan TNI AU Tiba di Lanud Hasanuddin


Ramadhian Fadillah - detikNews

Foto: Pentak Lanud Hassanudin
Makassar - Dua pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM yang dipesan pemerintah Indonesia dari Rusia tiba di Lapangan Udara (Lanud) Sultan Hasanudin, Makassar. Dua pesawat tempur canggih ini akan memperkuat Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin.

"Dua pesawat ini diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 dari Rusia," ujar Kepala Penerangan Lanud Hasanuddin, Mayor Sus Mulyadi dalam keterangan pers pada detikcom, Senin (13/9/2010).

Pemerintah Indonesia, memesan 3 buah Sukhoi. Rencananya, satu pesawat terakhir yang dipesan akan datang pada minggu kedua September. Pesawat ini pun akan bergabung di skadron yang sama.

"Ketiga pesawat tempur canggih tersebut akan memperkuat Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAPO (Komsomolsk Amure Aircraft Production Association) Rusia," jelas Mulyadi.

Menurut Mulyadi, tim dari Rusia yang mendampingi kedatangan pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM terdiri dari 3 orang pilot, dan belasan teknisi serta personel pendukung lainnya.

Kedatangan pesawat tempur ini disambut oleh para pejabat TNI AU, diantaranya Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI R Agus Munandar, Pangkosekhanudnas II Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, Kepala Staf Koopsau II Ida Bagus Anom dan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Agus Supriatna.

(rdf/ape)
detik 

Sunday, September 12, 2010

Chinese version of Russian jet endangers bilateral relations

       



Edited 11 September, 2010, 03:37
Despite holding the position as one of the world’s biggest economies, China seems unwilling to shed its reputation for producing cheap replicas.
And one of their more ambitious copycat efforts may put a strain on Russia-China relations.
“This Chinese plane is simply a Russian design stuffed with local electronics,” says Maksim Pyadushkin from the Center for Analysis of Strategies and Technology about the Chinese J11B jet’s resemblance to the Russian Su-27. “It's a knock-off.”
Last year, Russian aircraft sales internationally topped $3 billion – second only to the US. But others too want a slice of the aviation pie.
Vadim Kozyulin, program director for conventional arms from the Russian Center for Policy Studies, says that fake Su-27s are widely offered in the world arms market. “Sooner or later, Russian arms traders will face competition from the Chinese colleagues,” he told RT.
China was given the design plans for the Russian fighter jet in 1995, when it promised to buy 200 kits and assemble them domestically. After building 100 planes, the Chinese said the Russian plane did not meet specifications, only for a copycat version soon to appear – "Made in China" – without copyright.
The threat from China is real, and it will be difficult for the Russian aviation industry to maintain its lofty position, and soar further unless it manages to better protect its intellectual rights and also find new ways of co-operating with its eastern neighbor.
Although it made its maiden flight over 30 years ago, the Su-27 remains the bedrock of the Russian air force, and is highly popular abroad.
“I don't think anyone who's flown on the SU-27 can ask for a different plane, unless we are talking about a new generation jet,” believes Lt. Colonel Andrey Alekseyev, Air Force Pilot. “It's maneuverable and has a huge range.”
Some are calling for calm over the controversy. While the similarities between the two planes are clear, experts say the Chinese J11B does not have the latest Russian high-tech features and will be no match for it on the international market.
The best way to fight copyright violations is to be technologically ahead of your rivals, claims Maksim Pyadushkin from the Center for Analysis of Strategies and Technology. “The biggest problem for Russia is that it has been living off the legacy of the Soviet Union, and soon its technology may no longer be the world leader,” he asserts.
Rather than a continuing dogfight over the copycat plane, it is possible that Russia and China may yet settle the matter amicably – at the highest political level.
But in the shady world of international weapons copyright, similar cases are sure to follow
http://rt.com/Top_News/2010-07-06/us-bases-war-russia.html

India Anggarkan 6 Milyar Dolar Untuk Proyek Jet Siluman

PAK-FA. (Photo: Ajai Shukla)

12 September 2010 -- India berencana menganggarkan hampir enam milyar dolar untuk pengembangan bersama jet tempur siluman PAK-FA dengan Rusia dalam kurun waktu sepuluh tahun, diberitakan harian lokal Business Standard Minggu (12/9), mengutip pernyataan pejabat senior Kementrian Pertahanan India.

India telah menyelesaikan pembahasan preliminary design contract (PDC) dengan Rusia. Komite Keamanan India akan mendiskusikan PDC bulan ini. Bila disetujui, kontrak akan diteken saat kunjungan Presiden Rusia Dmitry Medvedev berkunjung ke India Desember tahun ini, ungkap pejabat tersebut.

India akan menanggung 30 persen dari total biaya proyek. India bertanggung jawab merancang jet tempur siluman berkursi tandem yang akan digunakan oleh AU India.

AU India berencana mengoperasikan sekitar 250 pesawat, setiap unit seharga 100 juta dolar, ujar pejabat Kemenhan India.

XINHUA/Berita HanKam

BERITA POLULER