Rabu, 01 September 2010 | 21:37 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pidato yang dinantikan itu akhirnya disampaikan juga. Dari Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sikapnya soal hubungan Indonesia dan Malaysia yang belakangan ini memanas menyusul insiden perbatasan dua negara.
Namun Presiden memilih jalur diplomasi damai ketimbang penegasan perang seperti dituntut sebagian kalangan, termasuk anggota DPR. "Kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera diselesaikan secara tuntas dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi," kata Yudhoyono di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu 1 September 2010.
Yudhoyono beralasan, sejak kasus itu terjadi, pemerintah telah bertindaksejauh mungkin upaya dilakukan. Sejak menerima laporan insiden ini, SBY mengaku telah memberikan berbagai instruksi. Pertama, meminta agar ketiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan segera dikembalikan dalam keadaan selamat.
Kedua, juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut. " Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan" ujarnya.
Menurut SBY, masalah ini harus diselesaikan dengan cepat, tegas, dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional. Namun tetap tidak ada kompromi kalau sudah menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI.
"Memelihara hubungan baik dengan Negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengkompromikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI," ujarnya.
WDA | DWI RIYANTO
tempo interaktif
Namun Presiden memilih jalur diplomasi damai ketimbang penegasan perang seperti dituntut sebagian kalangan, termasuk anggota DPR. "Kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera diselesaikan secara tuntas dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi," kata Yudhoyono di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu 1 September 2010.
Yudhoyono beralasan, sejak kasus itu terjadi, pemerintah telah bertindaksejauh mungkin upaya dilakukan. Sejak menerima laporan insiden ini, SBY mengaku telah memberikan berbagai instruksi. Pertama, meminta agar ketiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan segera dikembalikan dalam keadaan selamat.
Kedua, juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut. " Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan" ujarnya.
Menurut SBY, masalah ini harus diselesaikan dengan cepat, tegas, dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional. Namun tetap tidak ada kompromi kalau sudah menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI.
"Memelihara hubungan baik dengan Negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengkompromikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI," ujarnya.
WDA | DWI RIYANTO
tempo interaktif