DENPASAR, Indonesia - Dalam Persaingan untuk pengaruh di Asia Tenggara, Amerika Serikat dan Cina telah lama bersaing untuk berebut pengaruh di Indonesia. karena Indonesia sangat strategis, karena merupakan negara kepulauan yang kaya sumber daya merupakan mitra yang berharga didalam era minimnya BBM dan teror terhadap perang global. Tetapi Washington dan Beijing telah memperluas hubungan mereka akhir-akhir ini di Jakarta dari perjanjian wilayah perdagangan, investasi asing, akses pasar dan bantuan teknis, bahkan mencakup menawarkan alutsista dan kerjasama militer.
Strategi ini dimulai pada tahun 2005, ketika Cina dan Indonesia mengumumkan kerja sama "Kemitraan Strategis mereka." Pada saat yang sama, Amerika Serikat menormalisasi hubungan militer dengan Indonesia setelah embargo diberlakukan pada 1990-an akibat pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur oleh militer Indonesia (TNI).
Beijing memimpin lebih untuk mempengaruhi indonesia. Indonesia-Cina telah melakukan kerjasama Kemitraan Strategis merupakan sebuah terobosan dalam hubungan antara dua negara raksasa tersebut dan merupakan peringat untuk Washington. Perjanjian tersebut berusaha mengembangkan aspek politik, budaya dan militer-keamanan hubungan bilateral. Dalam hal yang terakhir, khususnya, komitmen kedua negara untuk mengembangkan industri pertahanan masing-masing, mendirikan mekanisme konsultasi pertahanan, dan meningkatkan kerjasama antara penegak hukum dan badan-badan intelijen dalam memerangi ancaman keamanan internasional.
Rudal C-802
Pada bulan Juli 2005, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Beijing dan menandatangani nota kesepahaman mengenai kerjasama pertahanan teknologi untuk pengembangan jangka pendek dan menengah jarak rudal. Jakarta(Indonesia) juga
pesanan $ 11 juta rudal anti-kapal YJ-82/C-802.
Pada tahun 2006, Indonesia-China membahas pembicaraan dalam bidang pertahanan,yang menyebabkan keprihatinan yang signifikan di Washington. memanasan hubungan antara Jakarta dan Beijing menyebabkan dua kapal perang Cina mengunjungi Indonesia pada Maret 2007, kunjungan tersebut pertama di lebih dari 12 tahun.
Setalah membicarakan perjanjian draft kerjasama pertahanan sebulan kemudian membahas Pertahanan Keamanan antara Indonesia - China, yang meliputi kerjasama teknologi pertahanan, pertukaran siswa militer dan lebih lanjut kemungkinan penjualan alutsista ke Indonesia.
Pada bulan Januari 2008, kedua negara setuju untuk bekerja sama dalam produksi bersama kendaraan militer dan pesawat, untuk dikembangkan oleh industri pertahanan milik negara kedua negara . Pada tahun yang sama, Cina melalui NORINCO dan Indonesia melalui Pindad menandatangani kesepakatan untuk kerjasama mengembangkan peluncur roket dan amunisi. Kesepakatan juga dicapai pada pembentukan komite kerjasama TNI-PLA, dengan tujuan untuk mengatur latihan militer bersama dan pelatihan.
menyinggung hubungan dekat China - indonesia, telah sedikit membuahkan hasil yang nyata, yang telah dikutip dari pendapat Jamestown Foundation's Brief Cina pada tahun lalu. Dalam semua pembicaraan, tidak ada perjanjian produksi kontrak telah ditandatangani sejauh ini. pertukaran militer Sino-Indonesia ,asih sedikit, dan tidak ada pesanan dalam jumlah besar alutsista buatan China diproduksi di Indonesia.
Salah satu penghambatnya adalah upaya Amerika Serikat untuk memulihkan kembali hubungan dengan Indonesia. Meskipun hubungan telah renggang di tahun-tahun sebelumnya, selama 12 bulan terakhir Amerika Serikat telah menyalip China dalam merebut simpati Indonesia.
Pada bulan Maret 2010, US Air Force tim teknis dilakukan tinjauan Pemeliharaan dan keselamatan dari terhadap pesawat TNI AU. Hal ini diikuti dengan ditandatangani pada awal Juni yang mencakup Pengaturan Kerangka Koperasi Kegiatan di Bidang Pertahanan yang bertujuan untuk mengintegrasikan kerjasama pertahanan yang ada antara kedua negara, menurut siaran pers dari Kedubes AS di Indonesia.
Bulan yang sama, Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron R. Hume meresmikan program $ 56.000.000 untuk mendanai sistem radar kapal Center Komando Daerah Maritim yang berlokasi di Batam. Sistem termasuk 16 radar pantai, 11 radar kapal, satu set peralatan kantor dan dua pusat komando regional, menurut informasi di situs Web resmi kedutaan AS.
Pada bulan Juli, Kedutaan Besar AS di Jakarta mengatakan kepada Jane bahwa itu untuk pengolahan berbagai permintaan Indonesia untuk layanan dan peralatan dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Hal ini agar US sebagai pemasok utama TNI.
F-16 C/D
Hal tersebut lebih jelas ketika Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro menyatakan niat TNI untuk membeli US-built F-16 dan C-130H pesawat Hercules selama pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates di Jakarta pada tanggal 22 Juli. Pembelian tersebut akan didanai oleh Program Pendanaan Militer Asing (FMF) program, hibah yang diberikan AS kepada pemerintah Indonesia untuk mendanai pembelian senjata buatan AS serta layanan dan pelatihan.
Setelah pencabutan embargo militer AS, Indonesia menerima hampir $ 1 juta dalam dana FMF pada tahun 2006. Yang telah naik ke $ 20 juta untuk tahun ini.
Sementara di Jakarta, Gates juga mengumumkan bahwa amerika telah mencabut larangan mereka terhadap kerjasama dengan Kopassus, pasukan khusus TNI yang sangat kontroversial khusus.
Tapi keuntungan US tidak berarti bahwa Beijing akan menerima menerima kekalahan. Pada tahun 2010 Cina melakukan "Tahun Persahabatan Tiongkok-Indonesia" untuk memperingati ulang tahun ke-60 pembentukan hubungan diplomatik. pejabat tinggi Cina telah melakukan perjalanan ke Jakarta tahun ini yang akan membahas, antara lain, pembentukan dewan bersama untuk memfasilitasi peningkatan tingkat produksi militer bersama. Beijing juga menawarkan tambahan C-802 rudal anti-kapal serta berbagai kapal angkatan laut.
Sementara Jakarta sedang mempertimbangkan pilihan, terdapat desas-desus bahwa mungkin Yudhoyono meminta peningkatan alokasi FMF Indonesia ketika Presiden AS Barack Obama mengunjungi Indonesia akhir tahun ini. Karena latar belakang Obama yang menghabiskan sebagian masa kecilnya di Indonesia yang akan sulit untuk ditolak oleh US.
Sumber: WRP/MIK
MAJU INDONESIAKU