Pages

Tuesday, August 3, 2010

PENAMBAHAN KAPAL SELAM TNI-AL TIDAK PACU LOMBA PERSENJATAAN REGIONAL



Jakarta, - Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Slamet Soebijanto, menegaskan, penambahan unsur persenjataan di jajarannya hingga 2009 nanti tidak akan mengakibatkan perlombaan persenjataan di lingkup regional hingga di Pasifik.

"Saya kira kok tidak ya. Kita wajib menghadirkan kekuatan di perairan kita untuk mendukung negara kita. Tidak usahlah kita terlalu mempertimbangkan keberatan negara-negara lain, toh ini negara kita sendiri, rumah kita sendiri," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis.

TNI-AL, dalam waktu kurang dari empat tahun mendatang akan menambah persenjataan dan armadanya ketimbang yang dimiliki saat ini setelah pemerintah dan DPR merestui penambahan anggaran sebanyak 1,97 miliar dolar AS untuk keperluan itu.

Di antara persenjataan strategis yang sedang dalam proses pembelian adalah enam kapal selam dari Rusia, yang terdiri dari dua kapal selam kelas Kilo dan sisanya kelas Amur. Selain kapal-kapal selam itu, dari Rusia juga akan dibeli kapal korvet dan destroyer yang akan digelar pada perairan luar dan dalam negara ini.

"Dulu, kita pernah memiliki 12 kapal selam. Minimal nanti bisa seperti itulah, sekarang cukup delapan dulu saja. Malahan, Malaysia dan Singapura sudah terlebih dulu memiliki kapal selam dalam jumlah lebih besar ketimbang luas wilayah yang harus dijaga mereka," katanya.

Untuk itulah, katanya, TNI-AL saat ini sedang bernegosiasi secara ketat dengan pihak Rusia agar bisa mendapatkan kapal-kapal perang dan sistem persenjataan yang bagus dengan harga memadai.

Tentang penjatuhan pilihan kepada Rusia, dia menyatakan, hal itu berdasarkan sejumlah pertimbangan mendalam, di antaranya penguasaan teknologi militer negara itu, prosedur pembelian, harga jual, jaminan perawatan, hingga pada kemampuan persenjataan yang telah teruji di berbagai palagan.

"Pihak barat, hingga saat ini masih sangat berhitung dengan Rusia. Apalagi terhadap kapal-kapal selamnya di mana Rusia pernah menjadi operator kapal selam terbanyak dan terbesar di Indonesia," katanya. Saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam dari kelas U-209 buatan Jerman, yaitu KRI Cakra dan KRI Nanggala, yang keduanya bermesin turbo diesel.

Pada dasawarsa `60-an, Rusia pernah berbaik hati memberikan kemudahan kepada Indonesia hingga memiliki belasan kapal selam sekelas Wiskey di jajaran arsenal laut Barat. Salah satu tinggalannya adalah KRI Pasupati yang kini dijadikan monumen darat di Surabaya.

Pada saat itu, jajaran kapal selam TNI-AL itu bahkan "dipinjamkan" Soekarno kepada Pakistan agar India tidak berani macam-macam terhadap negara satu rumpunnya itu. Kapal-kapal selam itu, atas permintaan Pakistan, disebar di perairan sekitar Karachi hingga perbatasan di perairan India, di sekitar Cochin.

Amerika Serikat, hingga saat ini memiliki kapal selam terbesarnya dari kelas Dallas yang mampu meluncurkan 24 peluru kendali nuklir antar benua. Sedangkan Rusia, memiliki kapal selam nuklir terbesar di dunia yang dibangun di galangan kapalnya di Vladivostok.

Kapal selam kelas Typhoon itu merupakan kapal selam pertama di dunia yang memakai teknologi "caterpillar" yang bisa mereduksi semaksimal mungkin osilasi suara dan getaran di dalam air sehingga cukup mustahil dilacak oleh kapal selam lawan atau kapal di atas permukaannya.


Sumber : Antara

http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=7062

Presiden: Saatnya Anggaran TNI Naik Signifikan


Tuesday, May 4, 2010

Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar (kanan) dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso berbincang sebelum rapat terbatas bidang pertahanan yang dipimpin Presiden SBY di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (4/5). Rapat terbatas tersebut membahas soal kebijakan pertahanan minimum yang dibutuhkan oleh negara (minimum essential force). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ed/nz/10)

04 Mei 2010, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan isyarat bakal menaikkan anggaran bidang pertahanan secara signifikan, karena pertumbuhan ekonomi negara semakin cemerlang.

Dalam rapat terbatas bidang pertahanan yang berlangsung di Ruang Bhineka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Presiden menyatakan alokasi anggaran untuk pertahanan pada periode 2004-2009 jumlahnya relatif kecil.

Kecil dalam artian bila dibandingkan dengan anggaran pertahanan negara-negara ASEAN dan negara tetangga lain. Relatif kecil juga bila dibandingkan dengan gross domestic product (GDP) Indonesia.

“Tapi itu bisa dijelaskan karena memang prioritas anggaran pertahanan 5 tahun yang lalu periode pasca-krisis ditujukan untuk pemulihan perekonomian nasional,” terang SBY di Jakarta, Selasa (4/5/2010).

Dengan semakin dengan besarnya GDP dan bertambahnya APBN, Presiden yakin, pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat. Bahkan bisa mencapai tujuh persen pertumbuhannya. “Sudah saatnya anggaran untuk pertahanan kita tingkatkan secara signifikan,” ujarnya.

Agar anggaran ini betul-betul efektif, sambung SBY, maka akan disusun multi-years budgeting. Dengan strategi kebijakan pertahanan yang tepat diharapkan pada tahun 2014 postur pertahanan Indonesia sudah mendekati minimum essential forces.

Hasir dalam rapat ini Menko Polhukam Widodo AS, Kepala BIN Sutanto, Seskab Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Dirjen Anggaran Kemenkeu, Panglima TNI Jenderal Djoko Suyanto, Meneg BUMN Mustafa Abubakar, Meneg PAN E.E. Mangindaan, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, serta Menko Kesra Agung Laksono.

Presiden menambahkan, bulan lalu di Kantor Kepresidenan telah digelar sidang kabinet terbatas khusus untuk mendengarkan laporan dan presentasi Menteri Pertahanan menyangkut konsep kebijakan pertahanan negara.

Produk itu nantinya akan ditandatangani oleh presiden dan berperan sebagai dokumen strategis dalam pengelolaan pertahanan negara. Dokumen ini juga akan menjadi rujukan kebijakan pembangunan kekuatan dan modernisasi postur pertahanan Indonesia.

“Oleh karena itu dokumen ini sangat penting, sebelum saya tandatangani, kita ingin memastikan semuanya telah dipikirkan, disusun, dan dirumuskan dengan tepat,” terangnya.

okezone

ANGGARAN PERTAHANAN MENINGKAT

Presiden SBY memberi pengarahan pada acara silaturahmi olahraga Divisi Infanteri 1/Prakarsa Vira Gupti Kostrad Cilodong di Markas Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat,hari Minggu (31/1) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Presiden SBY memberi pengarahan pada acara silaturahmi olahraga Divisi Infanteri 1/Prakarsa Vira Gupti Kostrad Cilodong di Markas Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat,hari Minggu (31/1) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Cilodong: Negara tidak boleh istrirahat, tidak boleh tidur. Warga negaranya bisa istirahat, tapi negaranya harus tetap bekerja. Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat bersilaturahmi dengan prajurit dan keluarga DIVIF 1 Kostrad di GOR Kartika Kostrad, Markas Kostrad Cilodong, Minggu (31/1) siang.

"Bagi saya, hari liburpun saya gunakan untuk melakukan kegiatan yang konstruktif baik di Jakarta maupun di luar Jakarta di seluruh Indonesia. Bertemu dengan kalangan masyarakat. Hari ini adalah hari Minggu, tetapi saya merasakan suasananya sama saja dengan bukan hari Minggu. Ini menunjukkan bahwa kehidupan prajurit tidak mengenal hari. Semua dilaksanakan dengan semangat dan tujuan yang baik untuk menjaga motivasi saudara semua setiap saat mengemban tugas negara," ujar SBY.

Sebagai Panglima Tertinggi TNI, Presiden SBY merasa lega dan senang karena gangguan-gangguan keamanan, konflik-konflik bersenjata, termasuk konflik horizontal yang ada di negara ini telah jauh menurun dan boleh dikatakan kembali normal atau lebih baik dibandingkan keamanan sebelum krisis 1998 lalu. "Para prajurit masih ingat, pernah ibaratnya TNI tidak pernah sempat berkonsolidasi. Berangkat ke daerah operasi, kembali satu atau dua bulan, berangkat lagi ke tempat daerah operasi yang lain," terang SBY.

"Alhamdulillah, situasi kemanan di seluruh Indonesia terus membaik dan ini harus kita jaga dan kita pertahankan. Dengan itu saudara bisa melakukan banyak hal, pelatihan-pelatihan, pendidikan, pembinaan satuan dan semua hal yang kalau frekuensi tugas itu sangat tinggi, seringkali tidak cukup untuk melaksanakan pembinaan, pendidikan maupun pelatih. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk melatih dan membina prajurit. Tetapi saya tentu ingin prajurit Indonesia juga memiliki daya tempur yang tinggi, kesiagaan yang tinggi, pengalaman yang bertambah. Oleh karena itu, disamping latihan yang mendekati realisme seperti pertempuran sesungguhnya, kebijakan pemerintah dewasa ini, Indonesia aktif untuk mengirimkan kontingennya mengikuti tugas perdamaian dunia dibawah bendera PBB. Ini juga salah satu bagaimana prajurit benar-benar bisa senantiasa mengasah ilmu, ketrampilan, dan pengalaman militernya," tambahnya.

Negara ingin, pemerintah yang memiliki tugas untuk terus meningkatkan kemampuan serta profesionalitas TNI, termasuk modernisasi dan regenerasi persenjataan, perlengkapan dan peralatan militer.Tentu ingin terus meningkatkan kemampuan TNI kita. "Yang perlu diketahui prajurit adalah anggaran negara itu tidak tak terbatas, selalu ada batasnya. Menurut UUD dari APBN itu, 20 persen itu kita gunakan untuk pendidikan nasional, sisanya 80 persen kita bagi dengan berbagai kepentingan dalam sektor pembangunan baik di pusat maupun daerah, termasuk TNI," tutur SBY.

Yang jelas, tegas SBY, anggaran pertahanan terus ditingkatkan. "Mulai tahun 2010 peningkatannya cukup nyata. Dengan anggaran yang makin meningkat ini, baik AD, AL, AU, harapan saya memiliki kemampauan yang makin diandalkan dan tidak boleh kalah dengan tentara tetangga-tetangga kita. Indonesia negara yang besar, wilayah tanah air kita luas, penduduknya banyak, sumber daya alam juga banyak, oleh karena itu negara ini harus kita jaga dan kita pertahankan. Percayalah, dalam batas kemampuan anggaran negara, anggaran TNI akan terus ditingkatkan dengan demikian alutsista terus bisa dimodernisasikan serta dilengkapi. Yang penting prajurit teruslah berlatih, teruslah siap bertempur. Yang memenangkan pertempuran adalah mental prajuritnya," tegasnya.

Presiden SBY menjelaskan dua tugas komandan. "Satu adalah melaksanakan tugas pokok. Dua adalah meningkatkan atau memperhatikan kesejahteraan anggotanya. Itu berlaku mulai dari komandan pleton sampai KASAD, sampai Panglima TNI dan Presiden. Jadi tanpa dimintapun tugas Presiden adalah menjalankan tugas negara dan yang kedua terus memikirkan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, termasuk keluarga Divisi 1 Kostrad," SBY menjelaskan.

"Tentu saja saya harus adil. Disamping meningkatkan gaji prajurit TNI, anggota Polri dan PNS, saya juga harus memperhatikan para guru, bidan, perawat, penjaga palang kereta api, petani, nelayan, buruh agar kehidupannya makin kedepan makin meningkat. Tahun 2004 dulu gaji PNS golongan 1 yang paling rendah hanya sekitar 700 ribu. Tahun 2009 hampir mencapai 2 juta karena saya punya cita-cita gaji terendah itu agar hidupnya layak sebesar 2 juta. Sebagian sudah terlampaui, guru misalnya dan sejumlah PNS. Tentara uang lauk pauk juga naik. Kita akan terus tingkatkan sesuai dengan kemampuan anggaran dan kemampuan negara. Tolong doakan agar ekonomi kita tumbuh terus, penerimaan negara meningkat terus sehingga banyak yang bisa kita gunakan untuk kesejahteraan rakyat," seru SBY.

Sebelum pengarahan, Presiden SBY dan Ibu Ani meninjau Rumah Pintar Cakra Cendekia-1. Usai acara, SBY dan rombongan menikmati santap siang bersama para prajurit. (osa)
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2010/01/31/5096.html

PT. DI sedang mengembangkan Hovercraft pesanan TNI AD


Senin, 01 Februari 2010 PT. Dirgantara Indonesia (DI) yang awalnya hanya menelurkan teknologi di bidang kedirgantaraan perlahan-lahan akan melebarkan sayapnya untuk memproduksi kendaraan multi guna Landing Hovercraft Utility (LHU) IHOV-20 TM. Kendaraan ini mampu diajak melesat di atas air maupun di darat dan mampu membawa beban diatasnya seberat 20 ton.

Saat ini untuk mencakup wilayah indonesia yang berkarakteristik kepulauan membutuhkan kendaraan jenis ini untuk wilayah-wilayah yang sulit dilalui oleh kendaraan biasa. PT. DI sudah menciptakan satu unit prototype untuk di uji coba dan juga sekaligus menyelesaikan dua unit lagi pesanan TNI AD. Hovercraft ini sangat sesuai apabila dioperasikan untuk menanggulangi bencana alam seperti tsunami yang pernah terjadi di aceh lima tahun lalu maupun bencana alam lainnya diwilayah indonesia. (LHU) IHOV-20 TM menggunakan mesin 2 X Marine Diesel Engine 1.550 HP dan mampu melaju 40 knots dengan beban maksimal 20 ton.

Bila difungsikan sebagai bagian dari alutsista (LHU) IHOV-20 mampu mengangkut 2 unit kendaraan taktis dan bisa juga mengangkut 1000 pasukan untuk melaksanakan operasi pendaratan.

Di bidang peroketan LAPAN sedang mengembangkan roket RKN 200 double stage dan RX 1020 single stage yang akan menjadi cikal bakal peluru kendali milik indonesia. Lapan akan selalu berusaha untuk mengembangkan teknologi ini karena sifatnya yang strategis dan tidak ada satupun negara yang sudah menguasai teknologi ini untuk berbagi.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal George Toisutta menegaskan TNI-AD akan meremajakan secara bertahap semua alat utama sistem senjata (alutsista) tidak layak pakai untuk diperbarui atau diganti dengan yang baru buatan dalam negeri agar nyawa prajurit tidak menjadi taruhan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri kasad mengharapkan agar setiap pembelian yang dilakukan dengan pihak luar harus ada transfer teknologi dengan begitu suatu saat industri pertahanan indonesia akan menjadi lebih mandiri dan mampu menyokong kebutuhan TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI. (Ars)

Sbr : Suara merdeka, Media Indonesia

Bangkitnya Alat Perang Indonesia


"KALAU dipacu di lintasan lurus, kecepatannya bisa sampai 100 kilometer per jam," kata Ramdani, staf teknisi panser Anoa produksi PT Pindad, kepada Jawa Pos. Pagi itu pemegang surat izin mengemudi (sim) khusus B-II panser Mabes TNI tersebut mengajak Jawa Pos test drive panser angkut personel itu.
Ramdani mengemudi dengan santai. Sesekali dia bercanda dan mengobrol rileks. Bahkan, lulusan Politeknik Bandung itu terkadang hanya menggunakan satu tangan saat menyetir panser. "Ini transmisinya otomatis. Istilahnya seperti mobil matic lah," katanya kepada Jawa Pos yang duduk di sampingnya. "Jangan khawatir, Dani (panggilan akrab Ramdani) sudah jago," kata juru bicara PT Pindad Timbul Sitompul yang duduk di kabin penumpang di bagian tengah. Panser Anoa seharga Rp 5 miliar per unit yang pagi itu diuji coba adalah salah satu buatan PT Pindad.
Panser itu bermesin Renault (Prancis). Lintasan untuk uji coba melewati kompleks PT Pindad Bandung yang luasnya mencapai 66.000 m2 Transmisi otomatis bergigi enam membuat tarikan Anoa terasa halus.

Panser dengan bobot mati (tanpa penumpang) 11 ton itu juga bisa menikung hingga sudut 45 derajat dengan mulus, nyaris tanpa persiapan atau pengurangan kecepatan. Saat uji coba Panser tersebut melaju dengan kecepatan 50-60 km per jam karena track didesain berliku-liku. "Panser ini juga bisa naik dengan sudut kemiringan 45 derajat," jelas Timbul.

Karena beroda enam dan mempunyai mesin dengan enam silinder, panser itu diberi label 6 x 6. Nama Anoa dipilih karena hewan asal Pulau Sulawesi itu dikenal sebagai binatang yang tangguh di segala medan. "Ini jenis APC atau armored personnel carrier, jadi untuk angkutan pasukan, bukan panser untuk penyerbuan," kata Timbul.

Anoa didesain agar tahan serangan. Rodanya padat antipeluru, antiranjau darat, dan tentu saja tak bisa pecah. Selain itu, kendaraan tersebut dilengkapi alat jamming frekuensi. Fungsinya menghalangi gelombang yang sering digunakan untuk mengoperasikan bom dari jarak jauh menggunakan telepon seluler. "Kalaupun lapisan luar terbakar, ada lapisan dalam yang bisa bertahan hingga 80 kilometer. Itu perkiraan jarak aman untuk meloloskan diri dari serangan," katanya.

Panser itu juga dilengkapi senjata otomatis kaliber 7,62 mm dan 12,7 mm yang bisa dioperasikan secara otomatis, tanpa tentara yang berdiri memegangnya di atas. Hal itu lebih aman karena biasanya operator senjata otomatis yang berdiri sendirian di atas panser adalah target empuk sniper (penembak jitu) lawan. Di Anoa, semuanya dikendalikan dari dalam kabin dengan sistem komputerisasi Euro 3.

Direktur Utama PT Pindad Dr Adik Avianto Sudarsono memang sengaja meminta Jawa Pos mencoba langsung panser kebanggaan Pindad itu. "Jangan cuma pegang atau naik saja, tapi lihat bengkelnya, lihat pembuatan bodi dan perakitannya, dan juga harus test drive agar tahu rasanya," kata Adik saat wawancara khusus di ruang kerjanya dua jam sebelum uji coba, Minggu lalu (24/1).

Menurut Adik, panser itu benar-benar dibuat dari nol oleh para teknisi Pindad di Bandung. "Kami mengerjakan dari awal, tidak hanya mengencangkan baut dan mur," kata lulusan ITB (Institut Teknologi Bandung) itu.

Satu-satunya yang diimpor dari Anoa adalah mesin dan sistem komputernya. "Kami menggunakan Renault dari Prancis. Yang lain murni Indonesia. Jadi, ini panser Bandung rasa Prancis-lah," katanya lantas tertawa.

Adik mengatakan, sistem komputerisasi Euro 3 memang sangat rumit dan canggih. "Awalnya kami dibantu teknisi dari Prancis. Tapi, sekarang sudah tidak. Semuanya dikerjakan ilmuwan kita sendiri," ujarnya.

Pindad sekarang bekerja keras merampungkan 150 panser Anoa pesanan pemerintah. Adalah Jusuf Kalla (saat itu Wapres) yang memelopori pemesanan itu pada Desember 2008. Saat ini Pindad sudah merampungkan 73 buah. "Memang kita dipaksa berlari cepat," katanya.

Awalnya, saat ditanya sanggup memenuhi berapa panser, Adik hanya menjawab 30. Tapi, ketika didesak terus, dengan nekat dia menyebut 80. "Tapi, kami justru dapat kepercayaan sampai 150," jelasnya.

Sumber daya Pindad, kata Adik, sebenarnya sudah sangat siap. Namun, karena lama dan tua (berdiri pada 1808, dua abad yang lalu!), produksinya cukup tersengal-sengal. "Ibaratnya pelari cepat, tapi tak pernah berlatih. Biasanya hanya jalan, ini tiba-tiba dipaksa lari lagi," katanya.

Soal harga panser, kata bapak tiga anak itu, juga terjadi tawar-menawar ala pasar tradisional di Indonesia. "Waktu itu Pak JK tanya di Prancis harga berapa. Saya jawab Rp 9 miliar. Beliau bilang, ah kurang-kurang dikitlah, kan produksi sendiri. Akhirnya ketemu angka lima miliar itu," katanya lantas tersenyum.

Meski harganya lebih murah Rp 4 miliar dari harga di Prancis, Pindad tetap tidak dirugikan. "Kami sangat bersyukur pemerintah punya komitmen untuk mengutamakan produksi dalam negeri," tuturnya.

Pasar utama Pindad adalah pemerintah. "Kalau tidak dibeli pemerintah, kami mati," katanya. Pindad memang bisa dan diperbolehkan mengekspor produk senjata ke luar negeri. Tapi, persentasenya tidak besar, hanya sekitar 20 persen. "Visi kami memang menjadi industri pertahanan terkemuka. Tapi, misi kami adalah memenuhi segala kebutuhan TNI dan Polri di dalam negeri," kata Adik.

Dari anggaran belanja alat persenjataan Dephan-TNI 2010 yang jumlahnya mencapai Rp 6 triliun, Pindad mendapat porsi seperenamnya. "Yang sudah kami terima Rp 400 miliar, tapi dari Daftar Isian Proyek Anggaran yang sudah disetujui Departemen Keuangan, kami dapat sekitar Rp 1 triliun lebih," katanya.

Namun, yang lebih mendasar, kata Adik, adalah kemampuan Pindad mentransformasi pengetahuan dari luar negeri. "Dua puluh tiga tahun lalu kita baru membantu merakit, sekarang sudah bisa produksi sendiri," katanya bangga.

Pada 1987, dengan perjanjian lisensi dengan perusahaan Inggris, Pindad untuk kali pertama merakit 10 unit tank Scorpion. Hal itu menambah pengetahuan para teknisi di bidang kendaraan tempur .

Saat itu perbaikan dan pemeliharaan tank Scorpion juga dilakukan di Pindad. Kemampuan ini pulalah yang menyebabkan mereka mampu mereparasi tank buatan Rusia. Kemampuan ini digunakan untuk mendesain dan membuat water cannon dan tactical combat vehicle secara bertahap hingga produk Anoa, sebagai hasil termutakhir. "Selain Anoa, kami membantu mengerjakan panser serbu kerja sama dengan Daewoo Korea. Mereka mengerjakan 11 di sana, kami merakit 11 di sini. Kontrak dengan Korea Selatan itu seharga Rp 22 miliar per panser," katany.(Ars)

sbr: rindambrawijaya

Peningkatan Kekuatan Indonesia



Tentang insiden peluncuran roket di Desa Tempeh Lumajang yang jatuh diterpa angin kencang hingga mengenai seorang penduduk beberapa waktu lalu tentunya telah mejadi sebuah pelajaran dan pengalaman tersendiri bagi Lapan, Pindad dan Ristek untuk melakukan pengkajian kembali tentang roket-roketnya.


Meski sempat menuai kritik hal tersebut lantas tidak menyurutkan niat para pengembangnya dalam berkarya justru dengan adanya uji coba tersebut bila di lihat dari sisi kreatifitasnya sangat membantu negara dalam mewujudkan kemandirian khususnya bagi usernya kedepan yaitu TNI.


Untuk memenuhi kebutuhan TNI akan persenjataan yang efisien dan ekonomis namun tetap bersifat mematikan (lethal), PT. Pindad bersama TNI AL melakukan modifikasi sebuah senjata peluncur rudal panggul. Orientasi proyek tersebut bukan semata-mata untuk mencari keuntungan (Profit) akan tetapi lebih diarahkan kepada penguasaan dan peningkatan pengetahuan dalam hal sistem persenjataan. MOUNTING RUDAL AL-1M nama senjata modifikasi tersebut sudah di kembangkan sejak 2003 lalu oleh divisi litbang Pindad.


Banyak sekali peningkatan yang terjadi di tubuh industri pertahanan plat merah dengan ditambah komitmen pemerintah tentang pengadaan alutsista yang diharuskan pengadaan dari dalam negeri maka akan mampu mendongkrak ekstra kemampuan-kemampuan industri tersebut. Ditambah dengan sejumlah bank nasional seperti MANDIRI dan BRI yang akan memback-up pengadaan alutsista dalam jangka waktu 5 tahun kedepan dengan jaminan pemerintah. Dengan begitu mesin-mesin perang indonesia diharapkan dapat di maksimalkan penggunaannya baik itu yang di remajakan maupun yang baru didatangkan, bisa dikatakan inilah awal kebangkitan indonesia (The Rise of Indonesian). (Ars)



Sbr : M. Intelijen,Raindam brawijaya

Senapan Serbu SS2 buatan PT. PINDAD

SS2 Senapan serbu buatan PT. PINDAD merupakan senapan serbu generasi kedua setelah SS1 yang didesain lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, memiliki akurasi tinggi dan bentuk yang sederhana. Senapan SS2 ini andal untuk digunakan dengan popor lipat yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan di segala medan. SS-2 bisa dilengkapi berbagai aksesories seperti teleskop, silencer, berbagai tipe pelontar granat hingga sangkur. Jenis senjata ini dikembangkan dalam bentuk tiga tipe, yakni tipe medan standar, medan maritim dan medan tempur khusus (raider).

Senapan SS2 selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga di ekspor ke beberapa negara sahabat di ASEAN dan Afrika dengan sekema dagang Goverment to Goverment (G to G). Kepercayaan berbagai pihak untuk menggunakan senapan produksi terbaru Pindad terus tumbuh. Terutama setelah Presiden SBY memberikan penghargaan Satya Lencana Pembangunan kepada Dirut PT Pindad, Budi Santoso pada 11 Desember 2006. Penghargaan itu diberikan karena senapan SS-2 produk Pindad memiliki kualitas yang sama baiknya dengan produk luar.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kemenangan tim indonesia keluar sebagai juara umum dalam kejuaraan menembak antar militer se asean (Asean Army Rifle Meeting XVI) di Hanoi Vietnam, 29 November – 9 Desember 2006. Dalam kejuaraan yang diikuti 10 negara Asean itu, Indonesia keluar sebagai juara umum dengan meraih 24 medali emas.

SUMBER : RINDAM BRAWIJAYA

BERITA POLULER