Pages

Monday, October 31, 2011

US Giving Turkey Access to F-16 Source Codes



31 Oktober 2011

Turkey will become the first nation have the ability to receive information on the F-16 fighters’ software source codes -- primarily their weapons systems -- thereby enabling it to replace them with national software source codes whenever necessary. (photo : Turkey Air Force)
Turkey to rewrite software source codes of 204 F-16 fighters

The US administration agreed in principle almost two months ago for the transfer of information over software source codes of US Lockheed Martin-made F-16 fighters to Turkey.

Once the agreement is completed, and if approved by the US Congress, Turkey will have the capability to automatically modify the software source codes of the fighters’ weapons systems with national software source codes, said US sources who asked not to be named.Turkey will become the first nation among 26 to have the F-16s in their inventories and have the ability to receive information on the F-16 fighters’ software source codes -- primarily their weapons systems -- thereby enabling it to replace them with national software source codes whenever necessary.

Once Turkey and the US complete around 50 pages of technical details over the nature of the US transfer of technology, an agreement should be signed, pending US congressional approval.

The US Congress has long prevented arms transfers to NATO member Turkey, mainly in reaction to its strained ties with Israel.

However, the US administration has as of late sought US congressional authorization for the sale of three AH-1W Super Cobra attack helicopters to Turkey. This indicates a softening on the part of the congress toward Turkey.

Turkey has a long-standing request for Super Cobras. It has a shortage of these helicopters, required in its ongoing fight against the outlawed Kurdistan Workers’ Party (PKK) terrorists, who have increased their violent attacks as of late.

Meanwhile, it is not clear whether the US administration will seek US congressional authorization for another long-standing Turkish request for the sale of four Predator unmanned aerial vehicles (UAVs) and two armed Reaper UAVs.

However, some of the weapons, including Predators that the US reportedly pledged to transfer to Turkey as it withdraws from Iraq in December of this year, are said to not be subject to the approval of the US Congress. These are weapons the US used during its war in Iraq.

Missile defense link

US sources stated that Washington has agreed in principle to transfer the information mainly concerning the weapon systems of the F-16s so that Turkey can integrate by itself the national software source codes because Turkey has pursued a very persistent policy on the matter.

However, Turkey’s approval to deploy a radar system of the US-supported NATO Missile Defense System on its soil is understood to have played an important role in Washington’s agreement to in principle transfer the software source codes of mainly the weapons systems of the F-16s to Turkey.

Turkey agreed last month to host a powerful US-supplied radar system to act as advanced eyes for a layered shield against ballistic missiles coming from outside Europe.

The AN/TPY-2 surveillance radar in Turkey will boost the shield’s capability against Iran, which Washington alleges is seeking to build nuclear weapons, a charge Tehran denies.

“By agreeing to transfer information on F-16 weapon systems so that Turkey could automatically integrate them with national software source codes, the US sought to ease tensions with its NATO ally, which is important in safeguarding US interests in the Middle East. The US also puts strong emphasis on seeing Turkish-Israeli relations normalize,” said the US source.

50 weapons systems on each F-16

Lockheed Martin thiW year began supplying Turkey with 14 F-16C variants and 16 F-16Ds under a deal signed in May 2007. The total cost of 30 additional F-16s to Turkey is $1.78 billion.

Under a separate agreement signed in April 2005 between Turkey and the US, 213 Turkish F-16s are being upgraded at a cost of $1.1 billion at the Turkish Aerospace Industries (TAI) in Ankara. Turkey will be able to change the software source codes of the weapons systems on a total of 204 F-16s with national software source codes if a final agreement is reached with the US.

There are 50 different types of weapons systems on each F-16 that are classified.

Dislitbangal Laksanakan Penelitian Berbagai Peralatan Tempur




31 Oktober 2011, Jakarta (Dispenal): Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) saat ini tengah melaksanakan penelitian pembuatan sepatu PDH yang cocok bagi Anak Buah Kapal (ABK).

Demikian dikatakan Kadislitbangal Laksamana Pertama TNI Tri Santosa dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Sekdislitbangal Kolonel Laut (T) J.R Duapadang, S.E dalam apel khusus, Senin (31/10) di Mabesal, Cilangkap Jakarta Timur

Selain sepatu PDH, menurut Kadislitbangal, kegiatan lain yang sedang berlangsung diantaranya penelitian dan pengembangan rancang bangun kapal patroli Catamaran, pembuatan armor bahan komposit untuk rantis, pembuatan akustik Jammer bawah air, penelitian dan rancang bangun kendaraan Amphibi Angkut Personel (APC), penyempurnaan sky diving dan beberapa penelitian di bidang manajemen.

Selain itu Dislitbangal juga melaksanakan penelitian yang didanai Kemenristek seperti rancang bangun ranpur amphibi jenis BMP, ranpur Amphibi roda rantai, penelitian dan pembuatan senjata perorangan bawah air jenis APS,dan lain-lain. “Hal ini menunjukan Dislitbangal sebagai institusi litbang di lingkungan TNI AL, yang mengemban tugas pokok menyelenggarakan pembinaan fungsi dan kegiatan penelitian tetap konsisten melaksanakan kegiatan litbang yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan operasional guna mendukung kesiapan alutsista TNI Al serta mewujudkan kemandirian di bidang pertahanan matra laut, ” kata Kadislitbangal.

Pada bagian lain Kadislitbangal menyampaikan juga bahwa saat ini Dislitbangal secara aktif menjalin kerjasama dengan institusi lain baik dari dalam maupun dari luar TNI AL dalam rangka untuk mengetahui peta kemampuan SDM dalam negeri yang memiliki kompetensi dalam mendesain dan membuat sebuah produk tertentu di bidang pertahanan.

Di akhir sambutannya, Kadislitbangal mengajak seluruh prajurit dan PNS TNI AL untuk dapat berperan dan ikut serta dalam lomba kreativitas prajurit yang dilaksanakan Dislitbangal. Dengan banyaknya judul yang masuk maka makin banyak pula ide-ide kreatif yang datang dari personel guna mendukung organisasi. “Sebagai institusi litbang di lingkungan TNI AL tentunya sangat membutuhkan sumbang saran dari semua fihak seperti ide-ide positif dan kreatif agar kemajuan organisasi TNI AL dapat tercapai,” tandasnya.

Sumber: TNI AL

TNI AL Gelar Latihan Armada Jaya ke-30


TNI AL Gelar Latihan Armada Jaya ke-30


31 Oktober 2011, Jakarta (Dispenal): TNI AL menggelar latihan terbesarnya dengan nama “Armada Jaya ke-30 Tahun 2011”. Kegiatan latihan ini akan melibatkan seluruh Komando Utama Operasi TNI AL berikut unsur pendukungnya seperti Pomal, Kesehatan, Psikolog dan Hukum dengan kekuatan yang digelar sebanyak 23 unsur KRI dan 3.391 personel. Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno saat membuka Latihan Armada Jaya ke-30 Tahun 2011, Senin (31/10) di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya.

Kegiatan Latihan Armada Jaya ke-30 ini mencakup Gladi Posko I dan Manuver Lapangan (Manlap) pada tanggal 7 -17 November 2011 yang intinya melaksanakan serbuan amfibi di wilayah pantai. Dipilihnya wilayah perairan Sangatta Kalimantan Timur dan sekitarnya sebagai skenario, menurut Kasal karena didasari pertimbangan strategis yang dikaitkan dengan kemungkinan potensi konflik yang terjadi sebagai pengaruh dinamika lingkungan strategis yang cepat dan dinamis.

Masih menurut Kasal, diharapan apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan situasi yang tidak diinginkan dan mengharuskan melaksanakan operasi laut di wilayah tersebut, maka TNI AL telah memiliki konsep operasi yang siap untuk dilaksanakan. “Untuk itu seluruh pengendali latihan hendaknya mampu mengarahkan pada situasi yang seaktual mungkin,” tandasnya.

Kasal menegaskan, Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak tahunan TNI AL yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesiapan komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). Disamping itu, latihan ini juga merupakan sarana untuk meningkatkan profesionalisme prajurit matra laut dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Kasal lebih lanjut, diharapkan pelaksanaan latihan ini dapat memenuhi berbagai aspek operasi seperti pelaksanaan di medan yang sesungguhnya, sehingga kegiatan ini dapat memenuhi urgensi latihan, yang secara umum ditujukan untuk mengantisipasi kemungkinan kontinjensi khususnya di daerah operasi wilayah timur dengan mengaplikasikan proses perencanaan operasi amfibi, operasi laut gabungan dan operasi pendaratan administrasi, sekaligus menguji doktrin serta pemahaman akan semua prosedur yang berlaku di dalamnya.

Kasal juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2012 akan dilaksanakan Latihan Gabungan TNI sesuai siklus latihan puncak TNI empat tahunan. Oleh karena itu, lanjut Kasal, Latihan Armada Jaya ini juga dimanfaatkan sebagai latihan parsial untuk latihan gabungan tersebut. “TNI AL harus mempelajari pokok-pokok hasil Latgab yang lalu sehingga dapat menyongsong Latgab TNI 2012 dengan kesiapan yang prima,” katanya.

Sumber: TNI AL

Diskomlek Koarmatim Tingkatkan Kemampuan Peperangan Elektronika




30 Oktober 2011,Surabaya (Dispenarmatim): Dinas Komunikasi dan Elektronika (Diskomlek) Koarmatim meningkatkan kemampuan guna mengatisipasi terjadinya peperangan elektronika yang semakin komplek. Hal itu diwujudkan dalam Latihan Interoperability yang dilaksanakan di Setasiun Pemancar (Stascar) milik TNI AL di Pasuruan Sabtu, (29/10). Kegiatan itu diikuti oleh 162 personel Diskomlek Koarmatim kurang lebih selama tiga hari.

Daerah latihan yang berada di kabupaten Pasuruan, merupakan tempat yang strategis bagi personel komunikasi karena tempat tersebut memilki fasilitas komunikasi yang menghubungkan antara Koarmatim, Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) dan unsur-unsur KRI yang sedang melaksanakan operasi ditengah laut. Stascar ini memiliki peran yang sangat strategis apabila terjadi peperangan yang sesungguhnya khususnya peperangan elektronika.

Personel Diskomlek yang terlibat dalam gladi iteroperability itu memperhatikan dengan serius paparan yang disampaikan oleh rekan mereka yang bertugas mengawaki peralatan Tower komunikasi di Stascar TNI AL tersebut. Dalam kesempatan itu mereka mendapat pembekalan tentang cara kerja peralatan yang ada serta melaksanakan praktek mengoperasikan peralatan Komunikasi yang dapat menjagkau seluruh wilayah Indonesia bagian timur itu.



Stascar Pasuruan merupakan stasiun komunikasi milik Angkatan Laut dibawah Satkom Lantamal V yang di pimpin oleh Kepala Seksi Stasiun Pemancar (Kasistascar) Kapten Laut (E) Sumarno. Fasilitas ini dibangun pada tahun 1996 dan mulai aktif beroperasi pada tahun 1997 dengan dilengkapi fasilitas berupa rumah dinas yang berada di dalam komplek tersebut. Sedangkan tanggung jawab yang harus mereka emban adalah menjaga, merawat dan mengawaki peralatan yang ada di dua tower yang digunakan untuk komunikasi dengan Koarmatim dan Lantamal V Surabaya.

Penyelenggaraan latihan bertujuan untuk memelihara kemampuan personel dan merupakan upaya untuk lebih meningkatkan keterampilan personel TNI AL pada umumnya dan personel Koarmatim pada khususnya. Latihan ini merupakan observasi dan uji teknis terhadap peralatan komunikasi yang dimiliki Koarmatim dan digabungkan dengan uji coba frekwensi pada daerah-daerah atau lokasi yang sering didapati trouble frekwensi dalam satu rangkaian latihan secara terpadu.

Diharapkan dengan kegiatan latihan ini mampu memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kemampuan terkini yang dimiliki Diskomlek Koarmatim dan diketahuinya lokasi/daerah yang mempunyai kualitas frekwensi buruk sehingga dapat dijadikan pedoman pengetahuan dalam pembentukan dan pengadaan sistem komunikasi yang selaras mengikuti perkembangan teknologi modern.

Sumber: Dispenarmatim

Rusia kembali luncurkan pesawat tanpa awak



Senin, 31 Oktober 2011 17:10 WIB | Dibaca

1029 kali

Moskow (ANTARA News) - Rusia

meluncurkan pesawat antariksa tanpa

awak pertamanya untuk mengirim

persediaan bagi Stasiun Antariksa

Internasional (ISS) pada Ahad setelah

kecelakaan pada Agustus yang

menyebabkan separuh jumlah awak

berada di luar orbit.

Kecelakaan tersebut telah

menyebabkan keprihatinan terhadap

peran Rusia sebagai penyedia tunggal

penerbangan antariksa, menurut

Reuters.

Pesawat angkut antariksa, Progress,

diluncurkan sesuai jadwal dari Baikonur

Cosmodrome di Kazakhstan pada pukul

06:11 waktu setempat dengan

membawa persediaan bagi ISS -

mengorbit setinggi 386.242 kilometer di

atas bumi- yang didanai oleh 16 negara

dengan total biaya sebesar 100 miliar

dolar AS.

"Pesawat tersebut dilaporkan berjalan

sesuai rencana dan tidak ada masalah,"

kata Televisi Badan Antariksa dan

Aeronautika Nasional (NASA) dalam

situs www.nasa.gov .

Dalam videonya NASA memperlihatkan

Progress lepas landas di stepa wilayah

Kazakstan saat cuaca yang cerah

dengan mengangkut hampir tiga ton

makanan, bahan bakar, dan persediaan

seperti oksigen, pakaian, bahkan

sejumlah iPad.

Reuters melaporkan, Progress

diperkirakan bersandar ke ISS yang

berukuran sebesar rumah dengan lima

kamar tidur pada Rabu.

Untuk membuat ISS, AS dikabarkan

membutuhkan waktu selama sepuluh

tahun dan stasiun tersebut digunakan

untuk penelitian dan uji coba teknologi

baru di lingkungan yang memiliki sedikit

daya gravitasi.

Sebelumnya, seluruh penerbangan

antariksa asal Rusia ditunda setelah

kegagalan terbang Progress yang

menyisakan separuh dari jumlah

seluruh awak--tiga awak yang terdiri

dari Kepala Stasiun asal AS, Mike

Fossum, kosmonot Rusia, Sergei Volkov,

dan kosmonot Jepang, Satoshi

Furukawa.

Awak yang baru diharapkan terbang ke

orbit pada 14 November dan akan tiba

di ISS dua hari kemudian.

Sejak berhentinya kiprah AS dalam

menerbangkan pesawat antariksa pada

musim ini, kapsul Soyuz milik Rusia

menjadi satu-satunya pesawat yang

bisa mengangkut awak ke ISS dengan

mengenakan biaya kepada NASA sekitar

350 juta dolar per tahun-nya .

Sementara itu pada 2011, NASA

mencari dana 850 juta dolar AS guna

membantu perusahaan swasta asal AS

untuk mengembangkan angkutan

ruang angkasa yang bertujuan

mencegah monopoli Rusia dalam

penerbangan awak antariksa sebelum

akhir 2016.


Antara




Published with Blogger-droid v2.0

Sukhoi T-50 ketiga segera terbang Senin, 31 Oktober 2011 22:07 WIB | Dibaca

Sukhoi T-50 ketiga segera terbang
Senin, 31 Oktober 2011 22:07 WIB | Dibaca
764 kali
Moskow (ANTARA News) - Prototype
ketiga jet tempur Rusia generasi kelima,
Sukhoi T-50, akan siap mengudara
dalam waktu dekat mendatang,
seorang sumber dari industri militer
mengatakan, Kamis (27/10).
"Sukhoi T-50 akan mengudara setelah
perancangnya sangat yakin atas produk
yang dibuatnya," kata sumber itu
dikutip RIA Novosti.
T-50 telah terbang perdana pada
Januari 2011 dan dua purwarupa lain
juga sedang menjalani uji terbang.
Pesawat tersebut dikembangkan
dibawah program Sistem Aviasi
Pertahanan Udara Taktis Masa Depan
(PAK FA) di Sukhoi OKB dan menjadi
pesawat tempur utama baru Rusia
pertama yang dirancang setelah
keruntuhan Uni Soviet serta diharapkan
dapat mengawal pertahanan udara
Moskow pada 2016.

Sunday, October 30, 2011

Australia Launches F-35 Review



29 Oktober 2011

F/A-18E/F Super Hornet and F-35 Lightning II (photo : Defense Update)

FORT WORTH, Texas -Australian government officials have begun auditing the F-35 program because of concerns that the first tranche of aircraft would not be delivered on schedule, Lockheed Martin officials confirmed.

The review, rare in Australian defense programs, could lead officials to defer the planned order for the first aircraft.

"A Scheduled Compliance Risk Assessment Methodology (SCRAM) team is here in response to the defense minister's undertaking last July to conduct a review of the Australian F-35 program," Keith Knotts, the company's F-35 business development manager for Australia and Canada, told Australian reporters at the jet's assembly plant here. "They will be here this week to assess the program's health."

It was the first public acknowledgment that the review is underway.

The SCRAM team, from the Australian Defence Materiel Organisation (DMO), will report its findings to the government via the New Air Combat Capability (NACC) project office by the end of the year. It will look at the F-35 program using root-cause analysis to measure the achievements of the technical baseline review ordered by the U.S. Joint Project Office.

Australia has a requirement for up to 100 conventional takeoff and landing F-35As, and plans to sign a deal for the first tranche of 14 in 2012. Under the current plan, it wants to take delivery of the first two aircraft in 2014 for training in the United States and delivery of all 14 to Australia in 2017.

The aircraft are scheduled to come from Low-Rate Initial Production lots Six (two aircraft), Eight (four) and Nine (eight). They will allow the F/A-18A/B Hornets to retire around 2018.

The review follows Defence Minister Stephen Smith's promise to launch an "exhaustive risk assessment of the schedule" by year's end.

In July, Smith told the Australian Broadcast Corp.'s "Meet The Press" program that he has concerns about Lockheed's ability to deliver to its planned schedule and has flagged the possibility of a further purchase of Super Hornets in the interim.

"I have made it clear, both in Australia and in the United States, that the last thing I will allow to occur will be a gap in capability," he said.

Australia has 24 F/A-18F Super Hornets and must decide whether to convert a number of them to an EA-18G Growler configuration early next year.

Iran membuat pesawat tempur baru



Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi menyatakan bahwa Republik Islam Iran telah merancang jet tempur baru sesuai rencana.
Senin, 31 Oktober 2011 09:01 W

Brigadir Jendral Vahidi menegaskan bahwa Angkatan Udara Iran bekerjasama dalam pembuatan pesawat militer baru itu dengan para pakar dari Kementerian Pertahanan.

Jet-jet tempur baru sejenis Azarakh dan Saeqeh didesain, diperbaruai, dirancang dan dibuat bersama oleh tentara dan kementerian pertahanan.

Vahidi menyebut prestasi Iran itu sebagai "tanda kejeniusan, ilmu pengetahuan dan teknologi domestik (Iran) di bawah booming industri pertahanan domestik di tengah sanksi unilateral yang diterapkan AS."

Dia menonjolkan sejumlah faktor seperti keberanian tentara Iran dalam menunaikan misinya dan fakta bahwa ribuan serdadu muda menjadi martir untuk menyokong Iran dalam mencapai posisi seperti sekarang.

Sang jenderal juga mengumumkan peluncurkan kapal selam baru Angkatan Laut Republik Islam Iran pada Agustus lalu dalam rangka misi pertamanya di perairan Teluk Persia.
"Kapal selam ini dilengkapi dengan teknologi canggih dan senjata modern, serta kemampuan bermanuver yang tinggi dan kemampuan menggelar operasi bawah laut yang andal," sambungnya seperti dikutip kantor 

PTDI Masih Rawat Baik N-250



Minggu, 30 Oktober 2011 | 23:21
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninjau pesawat transportasi militer CN 295 saat kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jabar, Rabu (26/10). Peninjauan SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono guna melihat perkembangan terakhir atas perjanjian pemasaran pesawat CN 295 di Asia Pasifik. Foto: Investor Daily/ANTARA/Fahrul Jayadiputra/ss/ama/11Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninjau pesawat transportasi militer CN 295 saat kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jabar, Rabu (26/10). Peninjauan SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono guna melihat perkembangan terakhir atas perjanjian pemasaran pesawat CN 295 di Asia Pasifik. Foto: Investor Daily/ANTARA/Fahrul Jayadiputra/ss/ama/11
BANDUNG- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) masih merawat dengan baik dua unit pesawat karya anak bangsa N-250 Gatotkaca meskipun kedua pesawat itu tidak bisa diterbangkan karena terkendala prosedur dan regulasi penerbangan.


"Dua pesawat N-250 masih kami rawat dengan baik di hanggar kami," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di Bandung, Sabtu.


Pesawat N-250 merupakan pesawat hasil pengembangan sendiri putra-putri Bangsa Indonesia yang dikembangkan PT DI yang kala itu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).


Pesawat N-250 yang sempat diterbangkan dan mengikuti sejumlah pameran kedirgantaraan itu merupakan pengembangan IPTN dari produk andalannya CN-235 yang merupakan produk kerja sama dengan Cassa Spanyol.


Dengan warna dasar putih dan bagian bawah badan pesawat biru itu, N-250 masih cukup "gagah" dipamerkan, meskipun pesawat itu tidak lagi diterbangkan.


Bahkan, N-250 menjadi salah satu pesawat produk PTDI yang dipamerkan saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke PTDI pada Rabu (26/10) lalu. Presiden juga sempat mendapat sekilas penjelasan terkait perawatan pesawat itu.


Juru bicara PTDI, Rakhendi menyebutkan pesawat itu disimpan di hanggarnya yang terletak di ujung kompleks hanggar PTDI.
N250 Gatot Kaca


"Sebenarnya pembuatan N-250 itu sudah selesai dua setengah pesawat, dua pesawat sudah dirampungkan dan yang satu lagi pengerjaanya baru 50% saat proyek itu dihentikan," kata Rakhendi.


Saat ini PTDI kembali bangkit melalui program revitalisasi dengan mengembangkan produk CN-235 Maritime Patrol dan terakhir mengembangkan pesawat CN-295 bekerja sama dengan Airbus Military Spanyol.


PTDI akan mengerjakan sejumlah pesawat CN-295 pesanan Kementerian Pertahanan RI di samping membuat helikopter dan pesawat CN-212.


Bersama PT Pindad, PTDI mendapat penugasan untuk mendukung program revitalisasi alutsista TNI di bidang masing-masing. (gor/ant)

Saturday, October 29, 2011

Tahun 2014 TNI AU Diperkuat Alutsista Dirgantara Canggih

Presiden SBY naik dan mengamati interior
pesawat CN 295 saat peninjauan di
Hanggar CN 235 kompleks PT DI, Bandung,
Rabu (26/10 ) pagi. (Foto: abror/
presidensby.info )
27 Oktober 2011, Bandung, DMC – Mulai
semester I pada tahun 2014 sesuai dengan
rancang bangun kekuatan pertahanan pada
renstra I (2010-2014) TNI Angkatan Udara
diharapkan telah diperkuat dengan
beberapa Alutsista Dirgantara baru yang
lebih kompleks dan canggih. Hal ini dapat
dilihat dari upaya-upaya yang terus
dilakukan pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI
yang melibatkan beberapa pihak seperti
pelaku industri Pertahanan, kalangan
akademisi dan tenaga-tenaga ahli lainnya.
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan RI,
Purnomo Yusgiantoro saat memberikan
pembekelan kepada Perwira Siswa Sekolah
Staf dan Komando TNI Angkatan Udara
Angkatan (Sesko AU) Angkatan XLVIII, Kamis
(26/ 10) di Ksatrian Sesko AU. Dengan
didamping Komandan Sesko AU, Marsda
TNI Boy. Syahril Qamar, S.E Menhan
memberikan pembekalan kepada 128 Pasis
Sesko AU berpangkat Letkol dan Mayor dari
beberapa kesatuan di Indonesia serta
Siswa Mancan Negara yang berasal dari
Amerika, Pakistan, Malaysia, Singapura,
Thailand dan Korea Selatan.
Diharapkan dengan adanya pembekalan
Menhan ini para siswa dapat mengerti dan
mengimplementasikan segala kebiajakan
pertahanan sesuai dengan tugas dan fungsi
yang diemban para siswa di satuannya
masing-masing.
Sehubungan upaya pemenuhan Alutsista
terbaru dan canggih ini Kemhan akan
meng-upgrade sekitar 24 unit pesawat F-16
dengan Engine Block 25 menjadi Engine
blok 52. 24 unit pesawat ini merupakan
hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat
yang telah juga disetujui oleh Anggota
Komisi I DPR RI. Pemerintah juga
mengalokasikan anggaran untuk
mendukung upgrade tersebut sekitar 600
juta Dollar. Selain itu Kemhan juga akan
melibatkan beberapa pihak termasuk
tenaga ahli dari kalangan akademisi,
peneliti serta kalangan pelaku industri
pertahanan dalam negeri.
Menhan juga menambahkan TNI AU pada
tahun 2014 juga akan diperkuat dengan 9
unit pesawat angkut jenis ringan terbaru
CN – 295 hasil kerjasama antara Kemhan,
PT. Dirgantara Indonesia dengan Airbus
Military Spanyol. Kedua perusahaan ini
telah sepakat dan berkomitmen untuk
menjalin kerjasama dalam pengadaan dan
produk bersama pesawat CN-295 ini
dengan menandatangani Nota Strategis
Pengukuhan Kolaborasi Produk bersama
Rabu lalu (25/10 ) di Hanggar PT DI.
Menhan mengatakan, untuk jangka yang
lebih panjang lagi (Renstra II 2014-2015)
Kemhan tengah menjalin kerjasama dengan
Korea Selatan dalam hal produk bersama
pesawat tempur KFX / IFX sebagai pesawat
tempur generasi ke 4 setengah.
Dijelaskan Menhan, saat ini di Korea
terdapat sekitar 34 tenaga ahli Indonesia
yang berasal dari personel TNI, ITB, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kemhan
tengah mengadakan tahap rancang bangun
pesawat KFX / IFX. Rencananya sekitar 210
tenaga ahli Indonesia akan dikirim dengan
berbagai fase produk bersama pesawat
tersebut.
Dalam hal pengawasan dan pencegahan
rencananya pada tahun 2104 untuk seluruh
wilayah udara Indonesia, Kemhan berupaya
untuk menutup dan melindungi wialayah
udara ini dengan dilengkapi sistem radar
yang canggih. Sementara ini peralatan
pengawasan yang sudah ada saat ini adalah
Integrated Maritime Surveillance System
yang dipasang di beberapa titik strategis
wilayah Indonesia.

Menhan menjelaskan keseluruhan dari
rancangan pembangunan keku
atan
pertahanan untuk Renstra I juga telah
ditentukan skala prioritas pemenuhan
kebutuhan alutsista TNI. Adapun
pembangunan kekuatan ini, khusus TNI AU
telah mencakup unsur Striking force atau
pesawat tempur seperti F-16, Sukhoi, F-5,
serta Multifanction Force seperti pesawat
Hercules, CN -295, CN -235.
DMC

Friday, October 28, 2011

Hornets, Typhoons Join Malaysian Exercise



28 Oktober 2011

A RAF Eurofighter/Typhoon takes off in the early morning heat at RMAF Base Butterworth. (all photos : Aus DoD)
Eurofighter Typhoons from the Royal Air Force's 6 Sqn have joined aircraft from four other nations in Malaysia for exercise "Bersama Lima 2011".

A RAAF A30 Boeing 737 AEW&C returns to RMAF Base Butterworth after completing its tasking for the day.

The Royal Australian Air Force sent Boeing F/A-18A fighters and a 737-based Wedgetail airborne early warning and control system aircraft to participate in the manoeuvres that are being conducted from Butterworth air base in Penang.

Royal Malaysian Air Force involvement includes use of its F/A-18Ds and RSK-MiG-29s, while New Zealand and Singapore are also taking part.

A formation containing a Malaysian F/A-18D Hornet, a MIG 29 and an Australian F/A 18 Hornet fly over the Penang region of Malaysia, the flight was organized as a prelude flight to Bersama Lima 2011.
The UK is leading efforts to promote the Typhoon to Kuala Lumpur, which has identified a need to replace its MiG-29s that have become increasingly expensive to support.

The topic is likely to be high on the agenda at the Langkawi International Maritime and Aerospace exhibition, which will take place in early December. Other candidates could include the F/A-18E/F Super Hornet.

Menneg BUMN Minta PTDI dan Pindad Fokus



Presiden SBY meninjau alutsista produksi PT Dirgantara Indonesia dan PT. Pindad, pada peninjauan di Hanggar CN 235 kompleks PT DI, Bandung, Rabu (26/10) pagi. (Foto: abror/presidensby.info)

27 Oktober 2011, Bandung (ANTARA News): Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan meminta Direksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Pindad untuk memokuskan energi melaksanakan kontrak kerja Alutsista dari pemerintah agar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

"PTDI dan Pindad diminta untuk fokus menuntaskan kontrak kerja sesuai skedul, jangan ada penyelesaian proyek yang meleset agar perusahaan mendapatkan nilai tambah," kata Dahlan Iskan di PTDI Kota Bandung, Rabu.

Ia meminta kepada jajaran direksi BUMN Strategis yang mendapatkan kontrak pengadaan alutsista dari pemerintah dalam jumlah dan nilai yang besar untuk fokus dan tidak disibukan dengan hal-hal yang bisa mengakibatkan penyelesaian kontrak di keluar dari skedul.

Bila tidak fokus dalam pengerjaan proyek besar itu, potensi realisasi kontrak dengan pemesan tidak akan tertangani.

"Dengan menyelesaikan kontrak tepat waktu dan tidak meleset, sudah menjadi nilai plus dan mengharumkan perusahaan. Jelas hal itu akan mempercepat kebangkitan," kata Dahlan Iskan.

Ia menyebutkan, kepercayaan dari pengguna produk PTDI dan Pindad yang begitu besar harus dijawab dengan sungguh-sungguh.

"Proyek dari pemerintah dalam pengadaan alutsista bagi PTDI dan Pindad nilainya cukup besar. Ini kesempatan,tunjukan penyelesaian kontrak tepat waktu dengan kualitas bagus, maka itu sebuah promosi luar biasa yang tidak perlu keluar dana besar," kata Dahlan Iskan.

Sementara itu untuk memfasilitasi dan komitmen pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN terhadap revitalisasi PTDI, maka dilakukan penandatanganan kredit dari Bank BRI senilai Rp1 triliun.

"Hari Rabu (26/10) petang ini, kami menandatangani kredit dari Bank BRI senilai Rp1 triliun untuk modal PTDI," kata Dahlan.

Sementara itu Direktur Utama PTDI Budi Santoso menyebutkan langkah restrukturisasi perusahaan telah dilakukan, salah satunya melalui suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dan penyertaam modal kerja sehingga membuat ekuitas PTDI menjadi positif.

"Pada 2010 ekuitas PTDI negatif karena beban masa lalu, kami tak banyak menerima kontrak karena tidak ada modal, namun pada 2011-2012 dengan tambahan modal dan penyertaan modal negara membuat kami bisa kembali memproduksi dan mengerjaan kontrak," kata Budi Santoso.

Dengan ekuitas positif, maka kami bisa ikut tender dan bisa mengajukan kredit modal ke perbankan. Pada kesempatan itu, pihaknya juga merencanakan melakukan up grade fasilitas yang rata-rata sudah berusia di atas 20 tahunan.

"Up grade fasilitas perlu dilakukan agar pekerjaan dan kapasitas lebih baik," kata Direktur Utama PTDI itu menambahkan.

Sumber: ANTARA News

Teroris Kuasai" Lima Obyek Vital



Petugas Inafis memeriksa jenasah teroris saat simulasi latihan bersama TNI-Polri penaggulangan terorisme di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (27/10). Latihan yang diikuti personil TNI sebanyak 470 orang dan Polri 2.180 personil tersebut, bertujuan sebagai pedoman agar penanggulangan terorisme dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan mencapai sasaran. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/ss/nz/11)

27 Oktober 2011, Jakarta (ANTARA News): Teroris secara bersamaan menguasai lima obyek vital di laut dan darat wilayah Jakarta dan Banten. Mulai dari beberapa hotel jaringan internasional hingga Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Lima obyek vital yang dikuasai teroris adalah kapal KM Wahana, Hotel Permata 1 dan Hotel Permata 2, menguasai stasiun televisi satelit 1 dan bandara internasional Kristal.

Dalam aksi tersebut para teroris menuntut pembebasan tokoh utama mereka, yakni X dan Y, yang ditahan pemerintah.

Menyikapi itu aparat kewilayahan baik di Jakarta maupun Banten, TNI maupun Polri melakukan koordinasi secara berjenjang.

Dari hasil dinamika di lapangan, maka diputuskan mengerahkan satuan-satuan antiteror TNI-Polri, yakni Detasemen Khusus-88 Mabes Polri, Satuan Gultor-81 Kopassus, Detasemen Jala Mangkara TNI Angkatan Laut dan Detasemen Bravo-90 TNI Angkatan Udara.

Itulah rangkaian singkat latihan gabungan penanggulangan teror TNI-Polri bersandikan "Waspada Nusa III" 2011.

Rangkaian latihan antiteror TNI-Polri di lima lokasi itu disaksikan secara langsung melalui layar lebar berukuran 5 x 3 meter oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman di Lapangan Parkir Timur Senayan.

Hadir pula Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan perwakilan sejumlah negara sahabat.

Latihan kesiapsiagaan dan ketanggapsegeraan "Waspada Nusa III" itu melibatkan 470 personel Polri dan 2.180 personel TNI.


Personil anggota dari Den Bravo-90 TNI AU melakukan langkah taktis penanggulangan teroris yang menyekap tawanan di dalam pesawat di terminal 1 bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/10). Kegiatan tersebut merupakan latihan gabungan bersama TNI dan Polri, dimana dengan latihan ini, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan seluruh unsur yang ada dalam penanggulangan teror. (Foto: ANTARA/Lucky.R/ss/mes/11)


Personil gabungan TNI-Polri mengikuti latihan bersama penaggulangan terorisme di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (27/10). Latihan yang diikuti personil TNI sebanyak 470 orang dan Polri 2.180 personil tersebut, bertujuan sebagai pedoman agar penanggulangan terorisme di Indonesia dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan mencapai sasaran. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/Koz/mes/11)

Sumber: ANTARA News

Panglima Tutup Latma Gultor

Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
 
Jurnas.com | PANGLIMA TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menutup acara Latihan Bersama Penanggulangan Teror (Latma Gultor) TNI-Polri 2011 bersandi Waspada Nusa III.

Menurutnya, Latma Gultor yang diselenggarakan pada 25-28 Oktober ini berlangsung lancar sesuai yang dilancarkan. "Latihan ini merupakan kesinambungan dari latihan serupa tahun lalu," kata Panglima di Markas Besar TNI di Jakarta, Jumat (28/10).

Penyelenggaraan latihan ini, kata Panglima, merupakan wujud sinergi TNI-Polri dalam menghadapi dan memerangi terorisme di seluruh pelosok Nusantara.

Dikatakan Panglima, hal yang paling menonjol dalam latihan ini adalah sinergitas TNI-Polri. "Mulai tahap perencanaan, mekanisme dan prosedur serta peningkatan kemampuan masing-masing grup di dalam penyelesaian masalahnya masing-masing," katanya.

Sinergitas ini, kata Panglima, telah diinstruksikan oleh Presiden agar TNI-Polri meningkatkan koordinasi dan sinergi positif dalam penanggulangan aksi terorisme.

Latma Gultor ini diselenggarakan dengan diakhiri simulasi penanganan teror oleh TNI-Polri di lima tempat secara serentak.

Di Hotel Borobudur, penanganan dilakukan oleh Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 Mabes Polri, di Hotel Sultan oleh Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus TNI AD, di Tanjung Priok oleh Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL, di Bandara Soekarno-Hatta Detasemen Bravo (Den Bravo) TNI AUN dan di gedung TVRI.

JURNAS

Thursday, October 27, 2011

TNI AD Raih Juara Tembak Se-ASEAN



 
Noor Irawan / PT. Media Nusa Pradana
Jurnas.com | TNI Angkatan Darat yang mewakili Indonesia berhasil meraih juara umum lomba tembak Angkatan Darat se-ASEAN. TNI AD memperoleh 9 trofi dari 15 trofi yang diperebutkan dengan jumlah perolehan medali sebanyak 39 medali, yakni 18 medali emas, 13 medali perak dan 8 medali perunggu.

Diposisi kedua, Thailand mendapatkan dua trofi dengan 24 medali, yani empat medali emas, 10 medali perak dan 10 medali perunggu. Di urutan ketiga dipegang oleh Filipina yang mendapatkan dua trofi dengan 13 medali, yakni empat medali emas, lima medali perak dan empat medali perunggu.

Lomba Tembak Angkatan Darat Negara-Negara Asean (AARM) ke 21 tahun 2011 berlangsung sejak 14 September lalu dan ditutup oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Edhie Pramono Wibowo, di Markas Divisi 1 Kostrad, cilodong, Kamis (27/10/201).

“Ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama Angkatan Darat negara-negara Asean, yang pada gilirannya dapat kita manfaatkan untuk lebih membangun kesepahaman antar prajurit”, ungkap KSAD.

Dalam pelaksanaan AARM ini,senapan yang digunakan adalah produksi PT Pindad. Menurut KSAd, ini membuktikan produk dalam negeri memiliki kualitas yang membanggakan.

“Di tangan prajurit-prajurit kita yang terlatih, senapan/pistol buatan negeri sendiri kini telah menjelma menjadi senjata yang sangat presisi dan mengundang kagum bagi negara lain. Saya dengar ada negara lain yang mulai memesan senjata ke PT Pindad," paparnya.

JURNAS

TNI AL Rencanakan Latihan Perang Besar-besaran



 
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Jurnas.com | TNI Angkatan Laut akan melakukan latihan perang laut secara besar-besaran bersandi Armada Jaya XXX/2011 pada 30 Oktober hingga 16 November mendatang. Latihan ini menjadi tolak ukur kemampuan dan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) dan kesiapsiagaan sistem senjata armada terpadu (SSAT).

“Mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya pelaksanaan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat marinir di Sangatta, Kalimantan Timur,”kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Kamis (27/10).

Menurut Kadispenal, TNI AL akan menurunkan seluruh senjata yang tergabung dalam SSAT. “Mulai Kapal perang, pesawat udara, marinir, dan pangkalan,”katanya.

Untung merinci, latihan ini akan diikuti empat ribu personel dengan 21 jenis kapal perang. Kapal-kapal ini terdiri dari Kapal selam, kapal perusak kawal rudal, kapal cepat rudal, kapal perusak kawal, kapal angkut tank, kapal buru ranjau, kapal tanker, dan kapal bantu tunda. Diturunkan juga enam pesawat masing-masing 3 Unit Pesawat Cassa dan 3 unit Helikopter. Selain itu, 93 unit Kendaraan tempur pasukan pendarat (ranpur pasrat)

jurnas

Dua Maskapai Indonesia Borong 30 Sukhoi Rusia

 
Jakarta - Dua maskapai Indonesia akan membeli 30 pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 dari Rusia. Pesawat SSJ 100 ini merupakan katagori sipil untuk kepentingan komersial.

"Pesannya 30 pesawat baru itu semua, nanti datangnya bertahap," kata Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (27/10/2011).

Menurut Herry, ke-30 pesawat Sukhoi tersebut merupakan pesawat untuk penerbangan sipil dengan kapasitas 100 penumpang. Sebanyak 18 merupakan permintaan dari Kartika Airlines dan 12 pesawat merupakan permintaan Sky Aviation.

"Sukhoi ini cukup bagus dengan penumpang 100 orang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil," ujarnya.

Saat ini, pihak Indonesia tengah menunggu sertifikasi dari Eropa yaitu International Aviation Safety Assesment (IASA). Pasalnya, sertifikasi dari Rusia sudah diperoleh pesawat tersebut. Diharapkan pada tahun 2013, pesawat tersebut sudah bisa masuk secara bertahap.

"Ini masuknya tahun 2013, nanti datangnya bertahap, tergantung Kartika dan Sky Aviation," jelasnya.

Selain pembelian pesawat, Herry menyatakan pihak pemerintah sedang mengupayakan adanya joint production dengan pihak Rusia bersama PT Dirgantara Indonesia untuk sparepart dan after sales service.

"Ini kan pesawat baru semua, pastilah ada kurang ini itu, baby sickness. Ini yang kita harapkan bisa dilakukan di Indonesia, meskipun memang tetap tanggung jawab pabrik,"pungkasnya.

SSJ 100 merupakan pesawat berkapasitas 100 tempat duduk. Pesawat ini buatan Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC) yang bekerjasama dengan Alinea Aeronautica. Sukhoi Civil Aircraft Company yang merupakan salah satu unit dari United Aviation Corporation yang memproduksi pesawat sipil.

Pesawat ini telah melakukan penerbangan sejak Mei 2008. Pada Februari 2011, SSJ 100 telah meraih Sertifikat Type (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia dan sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA) akan diperoleh dalam waktu dekat.

DETIK FINANCE

F-22 fighters back in the air: US Air ForceIK

F-22 fighters back in the air: US Air Force

The US Air Force has allowed dozens of F-22 fighter jets back in the air after commanders briefly grounded the planes at two bases amid safety concerns, officials said Tuesday.
After a pilot suffered a lack of oxygen in the cockpit last week, senior officers at bases in Virginia and in Alaska ordered a "pause" in flights for the sophisticated F-22 Raptors, the world's most expensive combat aircraft.
At Joint Base Elmendorf-Richardson in Alaska, the temporary ban was lifted on Monday and the commander at Joint Base Langley-Eustis in Virginia ended the grounding on Tuesday.
"The 1st Fighter Wing has resumed flying operations at Langley AFB" at 8:00 am (1200 GMT), said Miles Brown, spokesman for the Virginia air force base.
Air Force engineers will continue to collect data from the F-22 flights to ensure safety, he added.
It was the second time this year that F-22 fighter jets were grounded.
The Air Force stood down the entire Raptor fleet from May through mid-September -- a highly unusual move -- to allow engineers to check for possible problems with the plane's oxygen supply.
The precise source of the problem remains a mystery despite elaborate tests and safety measures, analysts say.
The fleet was allowed back in the air last month without a clear explanation behind a spate of incidents in which pilots appeared to suffer from a lack of oxygen.
The Air Force has been reluctant to discuss the problem in any detail, particularly the circumstances of about a dozen incidents affecting F-22 pilots over a three-year period.
At a cost of nearly $150 million per plane, the F-22 Raptor is designed mainly for dogfights against rival fighter jets. The radar-evading aircraft were not used in the NATO-led air campaign over Libya.
The Air Force has more than 160 F-22 Raptors in its fleet and plans to build a total of 187
DEFENCE TALK

BERITA POLULER

BACA JUGA: