Pages

Saturday, August 25, 2012

KRI Klewang Kapal Perang Trimaran Diluncurkan 31 Agustus

25 Agustus 2012, Jakarta: TNI AL segera diperkuat kapal patroli cepat rudal siluman trimaran 63m buatan PT. Lundin, Banyuwangi, Jawa Timur. Kapal diberinama KRI Klewang, akan diluncurkan secara resmi 31 Agustus 2012 di galangan kapal Lundin. Upacara peluncuran kapal akan dihadiri petinggi TNI AL dan Kementerian Pertahanan. PT. Lundin mendapatkan kontrak pembuatan satu unit kapal perang siluman dari TNI AL pada 2009. Kontrak ini tindaklanjut dari program riset dan pengembangan yang dilakukan PT. Lundin dan TNI AL pada 2007. Konstruksi kapal mulai dibangun pada 2010 dan dilakukan secara rahasia terkait rancangan dan metode konstruksi kapal. Sumber: PT. Lundin

Menhan Bantah Bobot Tank Leopard 40 Ton

24 Agustus 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro bersikukuh bahwa 100 tank Leopard yang dibeli pemerintah Indonesia memiliki berat 60 ton. Tank Leopard memilki berat 60 ton tersebut masih dapat difungsikan di kondisi geografis Indonesia. "Setahu saya (tank) Leopard itu tidak ada yang beratnya 40 ton. Rekomendasi awal tank Leopard seberat 60 sampai 62 ton, yang 40 ton itu tidak ada," ujar Menhan setelah serah terima pejabat eselon satu Kementerian Pertahanan di Jakarta, Jumat (24/8/2012). Purnomo menjelaskan bahwa tank Leopard seberat 60 ton menurut keterangan TNI Angkatan Darat dapat digunakan di Indonesia. Pasalnya, tank Leopard seberat 60 ton tersebut dapat mengarungi medan Indonesia yang berat. Tank Leopard seberat 60 ton tersebut diakuinya cocok dalam geografis Indonesia karena selain ampuh di darat juga dapat meluncur di sungai. "Tank Leopard itu saja masuk sungai masih bisa jalan. Beli tank, juga tidak akan beli tank saja, ada katrolnya dan bentuknya bervariasi," tambahnya. Sebelumnya seperti yang telah diberitakan, Komisi I DPR mengungkapkan produsen tank Leopard dari Jerman harus menyiapkan produksi baru dalam paket lengkap dengan variasi bobot 40 sampai dengan 60 ton dengan berbagai spesifikasi dan fungsi. Tank Leopard diketahui hanya berbobot berat rata-rata 60 ton saja. Selain itu, jual beli Leopard dilaksanakan dengan harga yang jauh lebih murah yaitu antara 800.000 dollar AS sampai dengan 1,5 juta dollar AS per unit. Sumber: KOMPAS

Friday, August 24, 2012

Tawaran Hibah Tahap ke 2 dari AS Meliputi 10 Pesawat F-16

Jika tawaran ini disetujui maka jumlah pesawat F-16 Indonesia akan menjadi 44 unit (photo : usaf) AS Kembali Tawarkan Hibah 10 Pesawat Tempur F16 kepada Indonesia Jakarta - AS kembali menawarkan hibah 10 unit pesawat tempur F16 kepada pemerintah Indonesia setelah sebelumnya menghibahkan 24 pesawat serupa. Pemerintah menyambut baik penawaran itu dan akan membahasnya bersama dengan DPR. "Yang pertama kita mendapatkan F16 sebanyak 24 unit dari Amerika. Lalu Sekjen kita sebelum 17 Agustus baru pulang dari Amerika melakukan pengecekan terhadap F16. Mereka (AS) menawarkan lagi F16 sebanyak 10 unit," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, usai menghadiri halal bihalal di Gedung Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (23/8/2012). Menhan mengatakan, penawaran dari AS tersebut harus dibahas bersama dengan DPR. Sebab pesawat tersebut nantinya akan di-upgrade dan membutuhkan biaya yang besar yang harus melalui persetujuan DPR. Sementara, keputusan pembelian pesawat tempur tersebut juga harus diambil bersama dengan kabinet. "Jadi kita lapor kepada kabinet kemudian kabinet akan menentukan sikap. Sekarang kita masih menunggu dan membahasnya," kata Purnomo. Penawaran pemerintah AS tersebut disambut baik oleh Pemerintah Indonesia. Menhan berharap, dengan adanya penawaran tersebut nantinya Indonesia akan memiliki tiga skuadron pesawat tempur F16. "Kita menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Amerika yang sudah memberikan lagi penawaran penambahan grand F16. Jadi nanti kita berharap punya kekuatan 3 skuadron F16," katanya. Hibah 24 pesawat F16 dari AS akan tiba di Indonesia pada 2014. Pesawat model block 25 ini akan di-upgrade menjadi block 52 yang diongkosi pemerintah Indonesia. Hibah itu diumumkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali tahun silam. (Detik)

Australia Launches EA-18G Growler Acquisition for $1.5Bn

The EA-18G Growler will provide the Australian Defence Force with a potent electronic attack and electronic support capability. (photo : Aus DoD) Defence to Acquire Growler Electronic Attack Capability Australia will acquire the Growler electronic warfare system for Super Hornet which will give the Australian Defence Force the ability to jam the electronics systems of aircraft and land-based radars and communications systems. It will provide options for the Air Force to undertake electronic threat suppression operations in support of Australian Defence Force operations, including land and sea forces. The Growler capability can also undertake intelligence, surveillance and reconnaissance, and will be able to support the full range of Defence tasks from evacuations to major conflicts. Australia will be the only country in the world, other than the United States, operating Growler aircraft. Australia has 24 F/A-18F Super Hornets, of which 12 are wired for conversion to Growler. The purchase of this equipment is being made through the United States Foreign Military Sales process. The estimated cost of the project is $1.5 billion, which includes funding for the Growler conversion kits, supporting equipment and systems, spares and training and initial training systems. The Growlers will be available for operations from 2018. (Aus DoD)

Indonesia Requests 18 AGM-65K2 Maverick

WASHINGTON –The Defense Security Cooperation Agency notified Congress August 21 of a possible Foreign Military Sale to the Government of Indonesia for 18 AGM-65K2 MAVERICK All-Up-Round Missiles and associated equipment, parts, training and logistical support at an estimated cost of $25 million The Government of Indonesia has requested a possible sale of 18 AGM-65K2 MAVERICK All-Up-Round Missiles, 36 TGM-65K2 Captive Air Training Missiles, 3 TGM-65D Maintenance Training Missiles, spare and repair parts, support equipment, tool and test equipment, personnel training and training equipment, publications and technical data, U.S. Government and contractor technical and logistics personnel services and other related elements of program and logistics support. The estimated cost is $25 million. This proposed sale will contribute to the foreign policy and national security of the United States by helping to improve the security of a friendly country which has been, and continues to be, an important force for political stability and economic progress in Southeast Asia. The Indonesian Air Force (IAF) needs these missiles to train its F-16 pilots in basic air-to-ground weapons employment. The quantities in the proposed sale will support the IAFs existing fleet of 10 F-16s, as well as the 24 F-16s being provided as Excess Defense Articles. The proposed sale will foster continued cooperation between the U.S. and Indonesia, making Indonesia a more valuable regional partner in an important area of the world. The proposed sale of this equipment will not alter the basic military balance in the region. The principal contractors will be Raytheon Missile Systems in Tucson, Arizona. There are no known offset agreements proposed in connection with this potential sale. Implementation of this proposed sale will not require the assignment of additional U.S. Government or contractor representatives to Indonesia. There will be no adverse impact on U.S. defense readiness as a result of this proposed sale. This notice of a potential sale is required by law and does not mean the sale has been concluded. (DSCA)

Pemerintah dan Parlemen Sepakat Batalkan Beli Leopard Bekas dari Belanda

24 Agustus 2012, Jakarta: Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq menyatakan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat untuk tidak membeli tank Leopard bekas dari Belanda. "Kemhan sudah putuskan tidak akan membeli tank Leopard dari Belanda. TNI AD juga sudah setuju dan akan membeli tank dari Jerman," kata Mahfudz, Jakarta, Jumat (24/8). Ditambahkannya, pembelian tank dari Jerman, lebih murah dan memiliki kualitas yang baik. "Lagi pula, Jerman adalah negara yang memproduksi langsung, sedang Belanda bukan produsen sehingga menjadi mahal," kata Mahfudz. Pembelian tank dari Jerman, ujar politisi PKS itu, karena tidak ada persyaratan yang diminta. "Beda dengan Belanda. Belanda meminta persyaratan yang menyangkut internal Indonesia seperti masalah HAM, masalah Papua. Kalau beli tank dari Jerman, tak ada persyaratan seperti itu dan bisa dilakukan tranfer teknologi dengan PT Pindad," ujar Mahfudz. DPR tidak Permasalahkan Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan tak lagi mempersoalkan rencana pembelian tank Leopard untuk TNI. Pasalnya, terdapat sejumlah syarat yang diminta DPR sudah dipenuhi. Wakil Ketua Komisi I DPR, Tb Hasanuddin mengungkapkan, DPR sebelumnya memang mempersoalkan rencana pembelian tank Leopard bekas dari Belanda karena sejumlah alasan. Di antaranya karena Leopard dari negeri bekas penjajah itu tak sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, harganya lebih mahal dari tank baru, serta pengadaannya tidak melalui kesepakat antarpemerintah (G to G). Namun pada Kamis (16/8) lalu, Komisi I DPR dalam sebuah rapat mendapat penjelasan dari tim kecil yang bertugas mempelajari rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bagi TNI Angkatan Darat itu. "Ada empat hal penting dalam rapat itu," kata Hasanuddin. Pertama, katanya, TNI tidak jadi membeli tank bekas dari Belanda yang harganya Euro 2,5 juta. "Tapi akan membeli tank baru dari Jerman, kisaran harganya antara Euro 700 ribu hingga 1,5 juta, tergantung pada sistem persenjataan yang dipasang," kata Hasanuddin di Jakarta, Kamis (23/8). Kedua, lanjut mantan Sekretaris Militer Kepresidenan itu, pembelian murni G to G. "Tak melibatkan makelar alias rekanan atau pihak ketiga,"tandasnya. Ketiga, berat tank yang akan dibeli hanya 40 ton saja, atau lebih ringan dari Leopard bekas Belanda yang bobotnya 63 ton. "Jadi jenis medium tank. Ini sesuai dengan rencana strategis TNI," kata pensiunan TNI AD dengan dua bintang di pundak itu. Yang keempat, karena pengadaan tank dari Jerman itu juga melibatkan BUMN Industri Pertahanan seperti PT Pindad. "Dengan informasi seperti itu maka Komisi I menganggap sudah tak ada masalah lagi dengan rencana pembelian tank Leopard," kata politisi PDIP itu. Meski demikian Komisi I DPR tetap perlu mendapat penjelasan langsung dari Kementrian Pertahanan maupun TNI. "Kita akan klarifikasi secepatnya," pungkasnya Sumber: Investor Daily/JPNN

Thursday, August 23, 2012

Ujicoba UAV hipersonik militer Amerika Serikat gagal

Washington (ANTARA News) - Ujicoba terbang pesawat tanpa awak (UAV/ Unmanned Aerial Vehicle) hipersonik AS gagal, dan pesawat itu jatuh di Samudra Pasifik, kata Angkatan Udara AS di dalam satu pernyataan, Rabu (15/8). Pesawat tersebut, yang diberi nama X-51A Waverider, gagal dalam upayanya mencapai kecepatan mach 6 (enam kali kecepatan suara) atau sekitar 7.350 kilometer per jam, pada Selasa. Angkatan Udara AS, Rabu, menyatakan pesawat itu berhasil memisahkan diri di udara dari pesawat pembom B-52, yang bertindak sebagai kapal induk, dan roket pendorong menyala sebagaimana rencana. Sekitar 16 detik memasuki tahap ujicoba terbang, gangguan diidentifikasi pada salah satu sayap kendali jelajahnya. Segera setelah X-51A terpisah dari roket pendorong, UAV itu kehilangan kendali akibat gangguan pada sayap kendali. "Patut disayangkan masalah pada subsistem ini mengakibatkan ujicoba terhenti, sebelum kami dapat menyalakan mesin scramjet ," kata Charlie Brink, Manager Program X-51A bagi Laboratorium Penelitian Angkatan Udara, Kamis siang. Pesawat X-51A Waverider digerakkan mesin scramjet ( supersonic combustion ramjet). Pesawat X-51A dirancang terbang selama 300 detik, dan itu adalah upaya ketiga Angkatan Udara Amerika Serikat membuat X-51A mencapai kecepatan hipersonik. Dengan berbagai percobaan itu, para ilmuwan hanya mencapai keberhasilan terbatas. Pesawat X-51A mendapatkan nama Waverider-nya dari satu aspek kemampuan terbang yang diharapkan -- segera setelah bisa bergerak cukup cepat, pesawat tersebut bisa memanfaatkan kecepatannya sendiri. sumber antara

BERITA POLULER