Pages

Sunday, July 8, 2012

Pemerintah Putuskan Beli 100 Tank Leopard dari Jerman

 
military-today.com
Sjafrie membantah pengadaan tank Leopard terkait tuntutan warga Papua Barat.
 
Jurnas.com | INDONESIA dipastikan membeli 100 unit jenis tank Leopard buatan Jerman. Alasannya, Jerman memberi kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang diperlukan. Total anggaran US$280 juta.

“Pembelian tank untuk modernisasi peralatan militer sesuai rencana strategi dari Pemerintah selama lima tahun yaitu 2010-2014,” kata Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, di Jakarta, Senin.

Opsi pengadaan tank Leopard dari Belanda dengan begitu ditinggalkan. Sebab, Belanda belum memberikan kepastian baik waktu maupun proses yang diperlukan. Meski demikian, pemerintah Indonesia memberikan apresiasi kepada pemerintah Belanda.

Alokasi anggaran pembelian tank Leopard adalah US$280 juta. Yakni dari alokasi pinjaman luar luar negeri melalui blue book dan green book baik dari Bappenas maupun Kementerian Keuangan. Soal pembiayaan US$280 tergantung dari Kemenkeu, siapa yang valid dan realiable untuk memberikan. Menurutnya, bisa jadi itu dilaksanakan oleh sindikasi perbankan dalam negeri atau ada satu formulasi dari skema pembiayaan yang dikelola oleh Kemenkeu.

Pembiayaan terus didorong dengan proses paralel segera didapat kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan. Dari aspek pengawasan dilaksanakan oleh Tim pencegahan penyimpangan pengadaan barang dan jasa yang melibatkan BPKP, LKPP, dan inpektorat Kemhan dan juga dari Markas Besar TNI dan angkatan.

”Dari maksimum 100 unit, 15 unit sudah berada di Indonesia pada Oktober 2012,” katanya. Dari 100 unit tank ditargetkan semua sudah terkirim di Indonesia semester pertama 2014. ”Ini juga berlaku bagi seluruh peralatan militer yang kita pesan dengan target tahun 2014,” katanya.

Sjafrie membantah pengadaan tank Leopard terkait tuntutan warga Papua Barat. Sebelumnya warga Papua Barat menilai pembelian tank dari Belanda merupakan pengkhianatan.

Sjafrie menambahkan, kerangka kerja dilaksanakan oleh high level committee. Secara bertutur-turut dimulai Oktober 2012 akan terus mengalir pengiriman unit tank disertai transfer teknologi oleh PT Pindad.

sumber : JURNAS

90 Personel Kopassus Latihan Bersama di China

 
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Personel Kopassus TNI AD bersiap membidik. Kopassus melakukan latihan bersama dengan pasukan khusus China.
 
Jurnas.com | SEKITAR 90 personel Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat telah tiba di Jinan, Ibu kota Provinsi Shandong, China, untuk melakukan latihan bersama dengan pasukan khusus China.

Ke-90 personel korps baret merah itu tiba di Jinan Internasional Aiport dengan menggunakan pesawat Hercules 9-130 dari Skadron Udara 32 TNI Angkatan Udara.

Atase Pertahanan Kedubes RI di China Kolonel (Lek) Surya Margono, Senin (2/7) mengatakan latihan bersama Kopassus dengan Komando Pasukan Khusus China akan dibuka resmi pada Selasa (3/7). "Ini merupakan latihan bersama yang kedua kali yang digelar oleh Kopassus dan Komando Pasukan Khusus China," kata Kolonel Surya Margono menjelaskan.

Latihan bersama pasukan khusus dua negara kali pertama digelar pada Juni 2011 di Pusat Pendididkan Kopassus Batujajar, Jawa Barat.

Kegiatan yang bersandikan "Sharp Knife II/2012" itu bertujuan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme dari para prajurit pasukan khusus militer kedua negara. "Prajurit pasukan khusus kedua negara dapat saling bertukar pengalaman, dan keterampilan, kemampuannya, sehingga didapat sebuah bentuk kerja sama pasukan khusus kedua negara yang lebih komprehensif, baik dari segi teknik dan taktik operasional," kata Surya.

Selain personel, maka Korps Baret Merah TNI Angkatan Darat juga membawa sejumlah persenjataan dan perlengkapan penanggulangan antiteror. "Sebagian persenjataan dan perlengkapan yang dibawa, selain digunakan untuk latihan bersama juga akan dipamerkan dalam kegiatan itu," ungkap Surya.

Latihan bersama Kopassus dan Komando Pasukan China akan berlangsung hingga Minggu (15/7) di Pangkalan Latihan Terpadu Kodam Jinan, China. Antara

sumber : JURNAS

Dana Perbaikan Hercules Hibah Sedang Dihitung, Anggaran CN-295 Masih Diberi Bintang


8 Juli 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menegaskan pihaknya belum bisa memberikan kalkulasi dana yang dibutuhkan untuk perbaikan pesawat Hercules yang dihibahkan dari Australia.

Ia mengatakan nota kesepahaman baru ditandatangani sehingga detail hibah dan perbaikan belum bisa diketahui secara pasti.

“Kan penandatanganan MoU saja baru kemarin, kita belum tahu apa yang diperlukan. Kita belum tahu C-130H itu apa yang diperlukan supaya bisa sesuai dengan 21 Hercules TNI yang kita punya sekarang,” kata akhir pekan lalu.

Ia mengatakan tim inspeksi dari Kemhan masih di Australia untuk melihat keempat pesawat tersebut. Termasuk biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk perbaikan. Setelah itu, tim melaporkan ke TNI Angkatan Udara hingga Kemhan. Barulah, dana tersebut diajukan ke DPR untuk disetujui.

“Makanya sabar dulu, minum pil sabar, tunggu tim kita datang, ya to? Biar dia lapor dulu ke kita. Nanti kita nanti kita olah lagi, nanti kita akan bilang ini kemahalan apa bagaimaan, baru kita jukan ke DPR,” katanya.

Perihal kelayakan pesawat tersebut, Purnomo mengaku sempat ragu dengan jam terbang. Ia mengaku sempat bertanya ke TNI AU untuk meyakinkan. Tetapi, dikatakan jam terbang pesawat tersebut bisa untuk 10-15 tahun ke depan. Artinya, masa terbangnya masih panjang. “Karena itu, kita ambil,” katanya. Sebelumnya, Komisi I DPR menilai hibah empat pesawat Hercules C-130 memerlukan biaya perbaikan sedikitnya 60 juta dollar AS.

Tanda Bintang pada Anggaran Pembelian CN295 

Pengadaan pesawat pengganti Fokker 27 yang mengalami kecelakaan 21 Juni lalu tak semulus yang dibayangkan. Sebab, dana negara yang akan digunakan untuk membeli pesawat baru CN-295 dari Airbus Military Spanyol belum bisa dicairkan. Dana itu masih tertahan dengan tanda bintang dari Komisi 1 DPR.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin mengakui adanya tanda bintang dalam usul anggaran yang merupakan pagu (jatah) dari Kementerian Keuangan itu. ’’Tapi, kita berharap, tanda itu tidak memengaruhi proses di lapangan. Semoga pengadaannya lancar sampai akhir,’’ katanya kemarin.

Mantan Atase Pertahanan KBRI Malaysia itu menjelaskan, kontrak pembelian CN-295 ditandatangani di Singapura pada 15 Februari 2012. Saat itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama sejumlah anggota Komisi 1 DPR meneken kontrak dengan pihak Spanyol yang diwakili President and CEO dari Airbus Military Domingo Urena Raso.

Harga pembelian sembilan unit pesawat tersebut USD 325 juta. Harga itu juga mencakup penyediaan suku cadang dan pelatihan dengan skema pembayaran menggunakan kredit ekspor (KE).

’’Penandatanganan itu juga dihadiri sebagian bapak-bapak dari anggota DPR. Jadi, ini memang sudah kontrak resmi dan on going,’’ kata alumnus Akabri 1983 itu.

Dia menambahkan, selambat-lambatnya pada akhir 2012 dua unit pesawat sudah bisa datang dan dioperasikan. ’’Kita optimistis karena pengerjaan pesawat ini juga bersama PTDI,’’ katanya.

Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI-AU Marsekal Pertama Azman Yunus menjelaskan, TNI-AU sebagai pengguna hanya pasrah dalam proses pengadaan pesawat pengganti Fokker 27 itu. ’’Kami yakin, proses pembahasan dengan DPR akan lancar. Apalagi, Bapak Presiden juga sudah perintahkan agar Fokker tak digunakan dulu. Jadi, kami menunggu,’’ ungkapnya.

Saat ini investigasi penyebab kecelakaan pesawat Fokker 27 belum selesai. ’’Untuk hasil yang sangat akurat dibutuhkan tiga bulan, ini masih satu bulan. Jadi belum bisa disimpulkan,’’ katanya.

Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputra MSi menilai, pemberian tanda bintang di mata anggaran pengganti Fokker 27 seharusnya dicabut. ’’Tidak perlu ada polemik. Apalagi seperti kasus gedung KPK yang juga terhalang tanda bintang,’’ katanya saat dihubungi kemarin.

Alumnus IDSS Jenewa, Swiss, itu menambahkan, pesawat CN-295 ideal untuk dioperasikan di Indonesia. ’’Bisa terbang dengan landasan pendek dan cocok dengan kualitas pangkalan udara kita,’’ katanya.

Sumber:
Republika/JPPN
Proses pengangkatan jenazah perwira TNI AL yang gugur dalam latihan evakuasi awak kapal selam KRT Cakra 401 di perairan Pasir Putih Situbondo, Sabtu (7/7/2012). Dua perwira TNI AL meninggal dunia dalam peristiwa itu. (Foto: SURYA/Izi Hartono)

8 Juli 2012, Situbondo: Tragedi Situbondo terulang. Setelah enam Marinir gugur akibat tank amfibi yang dikendarai tenggelam di Pantai Banongan pada 2008 lalu, kemarin, latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam diwarnai kecelakaan.

Dua perwira Satuan Kapal Selam TNI AL gugur dalam latihan di perairan Pasir Putih, Situbondo. Kedua perwira yang meninggal tersebut Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jefri S Sangel dan Mayor Laut (T) Eko Idang Prabowo.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, yang dihubungi melalui telepon membenarkan gugurnya kedua perwira tersebut. Tadi malam kedua korban dibawa menuju rumah duka masing-masing.

Menurut Untung, kedua perwira TNI AL tersebut mengalami kecelakaan dalam latihan SAR kapal selam di perairan Pantai Pasir Putih, Kabupaten Situbondo. ”Itu latihan hari kedua. Hari pertama sukses. Hari kedua ini pun pada latihan pertama pagi oke, baru pada latihan kedua ada masalah,” kata Untung kemarin.

Menurut dia, pada latihan itu kapal selam berhenti di dasar laut, kemudian para prajurit keluar dari dalam melalui conning tower. Dalam pelatihan seperti ini, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan. Di antaranya faktor spesifikasi kapal, kemampuan manusianya, serta kondisi alam di bawah laut seperti gelombang dan arus.

Kedua prajurit yang celaka langsung ditangani tim medis di atas ponton yang ditambatkan tak jauh dari pantai.”Ini bagian dari prosedur pelatihan,” ungkapnya. Musibah yang menimpa kedua perwira terjadi pukul 10.39 WIB kemarin.

Dalam simulasi latihan,kapal selam KRI Cakra 401 dilaporkan karam sehingga tak bisa muncul ke permukaan. Karena beberapa personel terjebak di dalam kapal, tim SAR Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) diterjunkan mencari posisi kapal hingga akhirnya ditemukan.

Latihan operasi penyelamatan lantas digelar di depan para petinggi Komando Armada RI KawasanTimur (Armatim). Kedua perwira, Kolonel Jefri dan Mayor Eko, turut dalam latihan operasi penyelamatan. Musibah terjadi saat keduanya melakukan proses pembebasan personel dari KRI Cakra 401 di dasar laut. Diduga karena terlalu lama di bawah air atau terlalu cepat naik ke permukaan, kedua korban mengalami dekompresi, yakni terakumulasinya nitrogen di dalam tubuh saat berada di kedalaman air.

Ketegangan terjadi saat kedua perwira terlambat muncul ke permukaan. Akibatnya perut dan mulut mereka kemasukan air. Kondisi ini sontak membuat petugas penyelamat di permukaan air panik. Sambil melambaikan tangan, seorang penyelamat berteriak, ”Darurat!” ke arah tim medis dan perahu penyelamat. Namun respon belum juga muncul karena beberapa petugas medis menyangka kejadian tersebut bagian dari skenario latihan. Mau tidak mau teriakan darurat diulang hingga berkali-kali.

Teriakan itu membuat petugas medis dan tim evakuasi kapal ponton sadar bahwa terjadi kecelakaan sungguhan terhadap awak kapal selam. Saat itu juga tubuh korban dievakuasi menuju kapal ponton untuk diberi pertolongan.

Kolonel Jefri dievakuasi terlebih dulu. Berikutnya tubuh Mayor Eko Idang diangkat ke geladak kapal ponton. Saat proses evakuasi ini, kedua perwira tersebut dalam kondisi pingsan. Dari mulut keduanya keluar busa. Kondisi Mayor Eko lebih parah, dari hidung, telinga, dan mulutnya keluar darah.

Sejumlah perwira TNI AL berusaha membantu mengeluarkan air. Perut Jefri dan Eko juga ditekan beberapa kali. Namun upaya itu belum membuahkan hasil. Petugas medis lantas memberi pertolongan oksigen, napas buatan, hingga alat pacu jantung. Lebih dari setengah jam upaya pertolongan diberikan, namun belum juga membawa hasil. Kedua korban belum juga sadar. Sejumlah penolong mulai khawatir, ”Allahu Akbar,” teriak para penolong berkali-kali.

Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, para petinggi TNI AL, dan beberapa undangan yang menyaksikan latihan terdiam, termenung. Mereka berdoa untuk keselamatan kedua korban.Tak berselang lama kedua korban lantas dimasukkan ke dalam tabung (chamber), alat untuk menetralisasi suhu dan kondisi tubuh. Sayang hingga kurang lebih satu jam kedua perwira tersebut belum juga sadar. “Mereka akan dikeluarkan kalau sudah siuman. Selama masih dalam keadaan pingsan mereka masih tetap berada di dalam,” kata seorang petugas.

Situasi genting tersebut memaksa simulasi penyelamatan personel kapal selam dihentikan. Dua korban kemudian dibawa ambulans menuju rumah sakit dan diterbangkan ke RSAL dr Ramelan, Surabaya, dengan helikopter. Kabar terakhir, sesuai keterangan Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, kedua perwira tersebut gugur dalam latihan.

Pangarmatim : Latihan SAR Kapal Selam Wahana Pengukur Kemampuan

Kapal selam KRI Cakra 401 melakukan simulasi di perairan Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (7/7). KRI Cakra yang memiliki berat selam 1,395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dan ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, kecepatan 21,5 knot, diawaki 34 pelaut. (Foto: ANTARA/HO/Seno S./ss/ama/12)

Latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam merupakan wahana untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan unsur – unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut. Demikian ditegaskan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH. M.Hum dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Kasarmatim Laksma TNI Darwanto SH. MAP pada upacara Gelar Pasukan Latsar Kapal Selam Tahun 2012, di dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya. Rabu (4/7).

Lebih lanjut menurut Pangarmatim sasaran yang ingin dicapai dalam latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan personel dalam menyusun rencana operasi serta prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam, menguji kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksankan penyelamatan diri (Free Escape), mengukur kesiapan sarana dan prasarana pencarian dan penyelamatan kapal selam serta menguji buku petunjuk pelaksanaan tentang SAR Kapal Selam.

Masih menurut Pangarmatim latihan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan terhadap kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut, tegas Pangarmatim.

Unsur-unsur peserta latihan yang terlibat, yaitu 1 kapal selam, 3 kapal atas air, 2 tim Dislambair, 1 ponton Lumba-lumba, 1 tim Satkopaska serta 2 tim Kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr. Ramelan Surabaya. Sedangkan dari unsur tugas udara, yaitu 1 pesawat Cassa dan 1 Heli BO-105.

Pada gelar pasukan ini seluruh unsur – unsur yang terlibat dalam latihan mengikuti upacara termasuk unsur pendukung latihan. Upacara ini diikuti oleh Perwira, Bintara dan Tamtama dan dihadiri oleh para Asisten, Kasatker, Komandan Satuan dan Komandan Unsur.

Sumber:
SINDO/Dispenarmatim

Rusia akan memberikan TOT pesawat tempur dan sipil buatan sukhoi

Moskow - Musibah Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak Bogor tidak menghalangi kerjasama RI-Rusia dalam bidang kedirgantaraan. Sebuah rencana kerja sama yang mencakup alih teknologinya dari Rusia ke industri penerbangan Indonesia sedang disusun. Demikian intisari pertemuan Dubes RI untuk Rusia dan Belarusia, Djauhari Oratmangun, dengan President of JSC United Aircraft Corporation Mikhail Pogosyan di Moskow, Jumat (6/7/2012) waktu setempat. JSC United Aircraft Corporation merupakan holding company yang membawahi industri Sukhoi tempur dan komersial. Pertemuan dalam format makan siang bersama dengan menu khas Rusia ini, intinya adalah saling mengenal sambil menggali hal-hal yang dapat dikerjasamakan di masa depan. Kedua pihak hanya sedikit menyinggung 'tragedi Sukhoi' dalam perspektif di balik kejadian tersebut harus mampu dimunculkan hal-hal yang positif di masa datang. "Ada masanya kita melihat ke depan," kata Dubes Djauhari. Di dalam hal ini, Sukhoi berpendapat bahwa kerja sama kedirgantaraan yang mencakup transfer of technology merupakan sesuatu yang sangat dimungkinkan. "Sukhoi dapat berkolaborasi dengan industri penerbangan di Indonesia untuk memproduksi suku cadang, baik Sukhoi tempur maupun komersial," ujar Mikhail Pogosyan. Sukhoi juga sangat terbuka untuk mendidik anak-anak terbaik Indonesia untuk studi bidang penerbangan. Rusia memiliki dua universitas terbaik di bidang ini, yakni di kota Moskow dan Kazan. Sukhoi dalam hal ini bisa saja memberikan beasiswa. Selain itu, Mikhail juga menyatakan ingin memberikan kuliah kedirgantaraan di universitas di Indonesia dalam sebuah kunjungannya di Indonesia kelak. Maklum, selain sebagai presiden direktur, Mikhail juga merupakan seorang penerbang dan sangat mengerti tentang industri penerbangan. Pertemuan yang diselingi canda tersebut juga sempat membahas aneka makanan khas Rusia seperti kaviar dan Vodka. Kedua belah pihak sepakat untuk membangun sebuah komunikasi yang intensif dalam rangka kerjasama yang menguntungkan di masa depan. Sumber : DETIK Steven at 8:41 AM

Iran Uji Coba Rudal Yang Menjangkau Israel

Sumber : detik Teheran, - Otoritas Iran melakukan uji coba rudal balistik di wilayah gurun Kavir hari ini. Rudal yang diluncurkan dalam rangkaian latihan perang ini, dilaporkan mampu menjangkau wilayah Israel. Peluncuran ini dilakukan dalam rangkaian latihan perang berjudul 'Great Prophet 7' yang digelar sejak Senin (2/7) hingga Rabu (4/7). Televisi Iran, Al-Alam melaporkan, angkatan bersenjata Iran yang biasa disebut Garda Revolusioner Iran meluncurkan rudal jarak menengah, Shahab-3, ke sebuah target yang ada di kawasan gurun Kavir. Rudal Shahab-3 diketahui memiliki jangkauan sejauh 2.000 km. Ini berarti rudal ini mampu menjangkau wilayah Israel yang hanya berjarak sekitar 1.000 km dari Iran. Selain meluncurkan rudal Shahab-3 tersebut, Iran juga meluncurkan dua rudal jarak dekat, yakni Shahab-1 dan Shahab-2, yang memiliki jangkauan sejauh 300-500 km. Menurut kantor berita Fars, puluhan rudal dengan tipe yang berbeda-beda diluncurkan dari sejumlah lokasi berbeda di Iran ditujukan kepada satu target yang ada di Gurun Kavir. Dilaporkan bahwa target tersebut berbentuk replika markas militer yang dibangun di atas gurun. Selain itu, replika tersebut tampak seperti fasilitas milik asing, tepatnya menyerupai markas milik AS di Afghanistan. "Dalam latihan ini, kami menggunakan rudal dengan jangkauan sejauh 2.000 km, tapi sesuai rencana rudal tersebut hanya menjangkau target sejauh 1.300 km," ujar Kepala Divisi Dirgantara pada Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, seperti dilansir oleh AFP, Selasa (3/7/2012). Hajizadeh merupakan pejabat yang bertanggungjawab atas pengembangan rudal di Iran. Menurut kantor berita ISNA, pada hari latihan terakhir esok hari, Garda Revolusioner Iran juga akan menerjunkan pesawat-pesawat pengebomnya. Meskipun Iran telah berulang kali melakukan uji coba rudal dan pelatihan militer di wilayahnya, namun latihan perang kali ini dinilai memiliki pesan khusus bagi Israel dan Amerika Serikat (AS). Iran seolah ingin memperingatkan Israel dan AS untuk berpikir 2 kali jika ingin menyerang Iran. "Pesan dari latihan militer 'Grand Prophet 7' ini adalah untuk menunjukkan kebulatan tekad, semangat dan kekuatan rakyat Iran dalam mempertahankan nilai-nilai dan kepentingan bangsa," tutur orang nomor dua dalam angkatan bersenjata Iran, Jenderal Hossein Salami kepada kantor berita IRNA. Salami menambahkan, uji coba rudal ini berlangsung lancar dan sukses. "Sukses 100 persen," tegasnya.

Saturday, July 7, 2012

Bae System meberikan pilihan terhadap Malaysia

BAE Systems memberi peluang bagi Malaysia untuk memilih komponen pesawat Typhoon yang akan dibuat di Malaysia jika Malaysia memilih pesawat ini (photo : Eurofighter) KUALA LUMPUR - Malaysia boleh memilih komponen pesawat Typhoon Eurofighter untuk dibina di dalam negara jika Multi-Role Combat Aircraft (MRCA) memenangi kontrak penggantian MiG-29N Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM). Pengarah Urusan Asia Tenggara BAE Systems, John Brosnan berkata, rakan usaha sama konsortium Eurofighter bersetuju bahawa syarikat Malaysia boleh mengambil bahagian sehingga 90 peratus dalam projek pembinaan pesawat terbabit. "Kebanyakan komponen pesawat mungkin tidak dibina di Malaysia, namun terpulang kepada Malaysia untuk memutuskan bahagian mana yang mahu dibina di sini. Tidak seperti pesawat lain, kami menyerahkan kepada Malaysia jika negara ini mahukannya," kata Brosnan kepada Bernama. "Satu perkara mengenai urus niaga pertahanan, ramai pesaing yang mengatakan apa yang mereka kata mungkin dan tak mungkin dilakukan," katanya. Syarikat yang berpangkalan di UK itu ialah kontraktor utama bagi pihak negara Eurofighter iaitu United Kingdom, Jerman, Itali dan Sepanyol. BAE Systems dilaporkan sudah mengemukakan cadangan kepada Kerajaan Malaysia untuk membida kontrak penggantian MiG-29N TUDM, yang meliputi senarai 100 muka surat mengenai teknologi yang syarikat berkenaan sedia memindahkan, selain nama syarikat tempatan dan luar negara yang sedia menyertai dalam proses itu. Eurofighter Typhoon membida kontrak itu bersama-sama empat pesaing lain -Dassault Aviation"s Rafale Perancis; Boeing F/A-18E/F Super Hornet US; JAS-39 Gripen Sweden dan Sukhoi Su-35 Flanker-E Rusia. Brosnan berkata bersama Typhoon, Malaysia memperoleh generasi kelima utama MRCA di dunia. Setakat ini, 707 pesawat Typhoon dibangunkan mengikut kontrak dan lebih daripada 300 sudah diterbangkan untuk perkhidmatan enam pasukan tentera udara di seluruh dunia, katanya. "Sudah terbukti dalam operasi di pelbagai negara. Malaysia mahukan produk terbaik yang mampu kami sediakan. Berdasarkan keupayaan, kami yakin kami berada pada kedudukan yang baik," katanya. Brosnan berkata, Typhoon dikeluarkan oleh sebuah konsortium "100 bilion dolar yang memiliki rangkaian bekalan industri pertahanan Eropah". "Ia bukan sekadar kesediaan teknologi, malah rekod baik kami dalam melaksanakan komitmennya untuk menfaat ekonomi," katanya. Tentera Udara dan Tentera Laut Malaysia merupakan pelanggan BAE Systems, menerusi pembelian pesawat 10 Hawk Mk108 dan 18 Mk208 pada awal 1990-an. – (Utusan)

Simulasi: Operasi pertolongan KRI Cakra yang tenggelam

VIVAnews - Kapal Selam KRI Cakra bernomor lambung 401 tenggelam di Perairan Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur, sekitar pukul 09.30 WIB, hari ini Sabtu, 7 Juli 2012. Sejumlah pejabat tinggi TNI-AL dan ABK dikabarkan terperangkap di dalamnya. Untuk melakukan pertolongan sejumlah satuan TNI-AL dari Armada Timur diterjunkan. Di antaranya: satu kapal selam, 3 kapal atas air, 2 tim dari Satuan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), 1 unit Ponton Lumba-Lumba, 1 tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) dan 2 tim kesehatan dari Lakesla dan RSAL dr. Ramelan Surabaya, dan pesawat Cassa serta 1 helokopter BO-105. Sebelumnya, kapal selam mengalami keadaan darurat sehingga tidak dapat mumbul ke permukaan dan perlu dilakukan operasi penyelamatan. "Saat itu kapal-kapal yang ada di sekitar lokasi kejadian mendekat, melakukan pencarian. Dengan metode penyapuan daerah sekitar tempat kejadian," kata Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Yayan Sugiana, Sabtu, 7 Juli 2012. Setelah posisi tenggelamnya kapal selam diketahui dengan pasti, sejumlah penyelam dari Dislambair menyebar melakukan tugas penyelamatan. "Penyelamatan dilakukan selain kepada personel kapal selam yang tenggelam, juga material kapal yang masih dapat diselamatkan," ucapnya. Namun, jangan kaget dulu, ini ternyata hanyalah simulasi operasi penyelamatan yang digelar Armada Timur TNI AL. Selain melacak lokasi kapal selam, simulasi juga dilakukan untuk lakukan evakuasi korban yang terjebak di kapal selam. © VIVAnews

BERITA POLULER