Pages

Wednesday, June 27, 2012

Paskhas TNI AU Latihan HAHO di Cope West 2012


(Foto: USAF)

27 Juni 2012, Jakarta: Batalyon 461 Pasukan Khas TNI Angkatan Udara terjun dari ketinggian lima belas ribu feet dalam latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 diLapangan terbang Jakarta Aeromodelling Club, Dirgantara III Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (26/6).

Latihan terjun dengan teknik HAHO (High Altitude High Opening) ini didukung oleh pesawat Hercules A-1317 dengan Captain Pilot Eko Sudjatmiko yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusumah.

Menurut Wakil Komandan Batalyon 461 Paskhasau Mayor Pasukan Kutoyo sebagai Koordinator Paskhas dalam latihan ini, teknik penerjunan dengan HAHO ini sangat jarang dilakukan kecuali dalam misi khusus seperti infiltrasi ke wilayah musuh. “Terbang tinggi agar tidak mudah terdeteksi musuh .

Teknisnya pada saat loncat dari badan pesawat , langsung menarik tali parasut, dan pada saat mendarat segera berlari ke area yang aman dengan jarak dua puluh kilometer”, kata Mayor Pasukan Kutoyo menjelaskan. Lebih lanjut dikatakan, infiltrasi ini dilakukan dengan tujuan utama menyiapkan daerah dropping zone.

Penerjunan ini dilakukan oleh tiga belas personil Paskhas dari Batalyon 461 yang berkedudukan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

 Sumber: TNI AU

Satuan Kapal Amfibi Koarmatim Latihan Operasi Amfibi

Anggota Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) TNI-AL melakukan penawanan teroris usai penyerbuan markas teroris ketika gelar operasi "Parsial Raid Amfibi 2012" di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jatim, Selasa (26/6). Kegiatan Parsial Raid Amfibi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tim Kopaska Koarmatim dan tim KRI Satuan Kapal Cepat Koarmatim dalam melaksanakan Cast and Recovery dalam menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz/ed/12)

25 Juni 2012, Surabaya: Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmatim menggelar latihan Operasi Amfibi (Opsfib) disekitar perairan Selat Madura, Jum’at (22/06). Gladi tempur Opsfib melibatkan tiga unsur di jajaran Satfib Koarmatim yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590, KRI Teluk Jakarta-541dan KRI Teluk Sangkulirang-542, Perahu Karet (PK), kendaraan air angkut personel Landing Craft Utility (LCU) dari Divisi Pantai serta 4 tim pasukan Marinir dari Batalyon Infanteri (Yonif) 5 Marinir Surabaya.

Gladi Opsfib disekenariokan, sebuah diperbatasan telah dikuasi musuh. Dengan demikian TNI merancang sebuah operasi militer dengan membentuk Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) untuk melaksanakan Operasi Amfib (opsfib). Dalam perencanaan operasi amfibi tersebut diputuskan untuk melaksanakan operasi pra serbuan guna melumpuhkan dan menguarangi kekuatan lawan.


Operasi pra serbuan dimulai dengan melaksanakan pendaratan (Raid Amfibi) oleh 4 tim Batalyon Tim Pendarat (BTP) Marinir kedaerah-daerah objek vital dan sarana militer yang dimiliki musuh seperti meriam pantai dan sarana komunikasi.

Dalam opersi pra serbuan Kedua fasilitas itu perlu dihancurkan karena dapat menghambat gerak pasukan pendarat ketika opersi amfibi dilaksanakan secara besar-besaran. Sebelum menggelar gladi Raid Amfibi, unsur KRI melaksanakan serial latihan ketika melaksanakan manuver dilaut berupa peprangan bahaya udara Air Defence Exercise (ADEX), peperangan melewati medan ranjau Mine Fild Transit (MFT), Anti Air Reporting Ofensif Exercise (AAROFEK) dan isyarat dengan bendera (Flag Hoist). Selanjutnya kapal-kapal perang amfibi itu juga melaksanakan latihan penembakan senjata artileri Gunery Exercise (GUNEX).

Sumber: Dispenarmatim

Tuesday, June 26, 2012

Purwa rupa KFX C100 DAN C200



Sumber : berbagai sumber

Kerjasama Produksi Rudal Indonesia-China Perkuat TNI AL



26 Juni 2012, Jakarta: Pengamat intelijen Wawan Purwanto dari Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) mengatakan kemitraan Indonesia dan Tiongkok dalam memproduksi peluru kendali, alias rudal, dinilai cukup strategis karena memperkuat kapal-kapal perang TNI Angkatan Laut dalam melindungi wilayah perbatasan Indonesia.

Menurut Wawan, di samping modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Laut, kerjasama produksi rudal tersebut oleh pihak pemerintah Indonesia dilakukan dengan menekankan mekanisme alih teknologi antar pakar kedua negara.

“Itu sangat konkrit, tampak ada kemajuan-kemajuan. Berbagai kepentingan terkait persenjataan, baik di darat, laut, udara dan Kepolisian didorong untuk 60 persen dipenuhi dari dalam negeri, tentu saja dengan persetujuan rakyat melalui DPR RI,” ujar Wawan di Jakarta pada Jumat (22/6).

Wawan menambahkan kemitraan Indonesia dan Tiongkok secara menyeluruh memiliki nilai strategis dalam mewujudkan stabilitas dan kerjasama pertahanan di kawasan Asia dan Pasifik.

“Di antara negara-negara tetangga, perlu ada suatu transparansi bahwa semua hubungan ini, yang terkait dengan kerjasama pesenjataan (alutsista), yang menyangkut alih teknologi maupun penggunaan sejata itu sendiri, tidak terkait dengan masalah-masalah ekspansi tetapi terkait dengan masalah ketahanan nasional Indonesia,” katanya.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, kerjasama produksi rudal Indonesia dan Tiongkok merupakan salah satu butir kesepakatan kemitraan yang lebih menyeluruh dalam pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.

”Ini penting, agar Indonesia bisa menjaga hubungan dengan banyak negara, dan Tiongkok merupakan mitra strategis di kawasan ini. Kementrian Pertahanan saat ini tengah menyusun mekanisme kemitraan kedua negara terkait kerja sama produksi rudal tersebut,” ujarnya.

Kementerian Luar Negeri melalui Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing baru-baru ini menyatakan, kerjasama Indonesia dengan Tiongkok berlandaskan mekanisme alih teknologi teknologi untuk produksi bersama peluru kendali (rudal) jenis C-705 yang akan digunakan TNI Angkatan Laut.

Dari kerjasama tersebut, diharapkan di masa depan Indonesia juga lebih mampu mengembangkan jenis rudal canggih untuk keperluan militer. Menurut kesepakatan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara, pembelian senjata tertentu harus dilakukan antarpemerintah dan disertai alih teknologi peralatan militer yang antara lain mencakup cara perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, dan pelatihan.

Indonesia menetapkan anggaran sebesar 72 triliun rupiah untuk kebutuhan pertahanannya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012.

Sumber: VOA Indonesia

Monday, June 25, 2012

Parlemen Belanda Tetap Tolak Jual Tank ke Indonesia


22 Juni 2012, Amsterdam: Kamis kemarin kabinet Belanda gagal meyakinkan parlemen de Tweede Kamer untuk menyetujui rencana penjualan 80 tank kepada Indonesia. Mayoritas fraksi tetap menentang penjualan tank tersebut, sehubungan dengan pelanggaran Hak Asasi Indonesia (HAM) terutama di Papua.

Ini upaya terakhir kabinet demisioner Belanda untuk meyakinkan parlemen. Tiga menteri yaitu Menlu Rosenthal, Menteri Pertahanan Hillen dan Menteri Ekonomi, Bleker khusus mendatangi parlemen untuk mencari dukungan. Mereka hanya berhasil memperoleh dukungan dari Partai Liberal Konservatif (Volkspartij voor Vrijheid en Democratie, VVD) dan partai kristen demokrat (Christen-Democratisch Appèl, CDA).

Menindas Rakyat

Partai Buruh (Partij van de Arbeid,PvdA), Partai Sosialis (Socialistische Partij, SP), Partai Hijau (GroenLinks, GL) dan partai kristen konservatif (ChristenUnie, CU) tidak bergeming. Partai-partai itu memberi contoh, bahwa Mesir dan Bahrain menggunakan alutsista yang dibeli dari Belanda tahun lalu untuk menindas rakyat yang memberontak. "Ini tidak boleh terjadi lagi," kata Jasper dari Partai Sosialis.

Tahun lalu Parlemen mendukung mosi Arjan El Fassed dari GroenLinks untuk membatalkan penjualan tank itu. Makanya El Fassed menyebut debat di parlemen kemarin sebenarnya tidak perlu lagi. Menurut Han Ten Broeke dari VVD, dalam hal ini sikap Belanda bukan menggurui sebagai bekas penjajah. Ia juga menyinggung pemasokan senjata oleh perusahaan Belanda sebelumnya kepada Indonesia.

Menhan Hans Hillen ingin menjual tank Leopard sebagai bagian dari penghematan besar-besaran. Ia harus menghemat sekitar satu miliar euro. Hasil penjualan, yang jumlahnya sekitar 200 juto euro, akan digunakan untuk membeli pesawat tanpa awak.

HAM Indonesia Makin Membaik

Kabinet tidak keberatan terhadap penjualan itu, karena memenuhi kriteria ekspor senjata Uni Eropa. Selain itu, kondisi HAM di Indonesia makin membaik. Baik Belanda maupun Indonesia keduanya mau memperbaiki hubungan bilateral. Makanya penjualan tank tersebut, yang tidak akan dikerahkan di Papua, tidak bermasalah.

Menlu Uri Rosenthal mengakui memang masih "banyak yang perlu diprihatinkan" sehubungan dengan HAM di Indonesia "yang demokrasinya mulai stabil". Namun ia juga menambahkan, banyak insiden di Papua tidak terkait dengan HAM. Menolak transaksi penjualan tank, menurut Rosenthal, akan tidak dipahami oleh dunia internasional dan akan menimbulkan "kerepotan".

Rapat parlemen akhirnya diskors untuk memberi kesempatan para menteri kabinet berunding membahas kasus ini lagi. Menlu Rosenthal mengatakan, bahwa kabinet akan sangat mempertimbangkan pendapat parlemen atau De Tweede Kamer, karena kabinet ini statusnya demisioner.

Sumber: RNW

TNI AU-USAF Gelar Latma Cope West 2012


(Foto: USAF)

25 Juni 2012, Jakarta: Latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012 dibuka secara resmi oleh Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko selaku Direktur Latihan didampingi oleh Lt Col Rick Richard sebagai Cope West Detachment Commander di gedung Terminal Selatan Lanud Halim, Senin (25/6).

Dalam wawancaranya dengan media, Kolonel Pnb Ardhi Tjahjoko menjelaskan bahwa latihan bersama ini telah berlangsung sejak tahun 2009. Latihan ini sangat menguntungkan bagi personil TNI AU sebab dengan adanya kerjasama yang terjalin akan memudahkan penanggulangan bencana alam yang hingga saat ini telah menjadi kesepakatan bersama negara-negara di dunia untuk saling bekerjasama didalam menangani bencana.

Lebih lanjut dikatakan, latihan ini mengedepankan kerjasama diantara kru kedua Angkatan Udara. “Apa yang baik dari mereka, kita ambil, hari ini terbang statik ke arah Gorda Serang. USAF menggunakan tiga Hercules tipe A, dan tipe long dari TNI AU. Sebanyak seratus dua puluh personil yang terlibat, empat puluh dari TNI AU dan delapan puluh personil dari US Air Force”, kata Perwira Penerbang lulusan AAU tahun 1990.

Sedangkan penuturan Letkol Rick Richard yang berasal dari Yokota Air Force Base Japan ini dikatakan, latihan bersama ini membangun persahabatan diantara kedua Angkatan Udara, membangun kerjasama. Sebab dengan bekerjasama maka akan lebih mempermudah pencapaian sesuatu dalam hal ini adalah penanggulangan bencana.

 Latihan bersama ini akan berlangsung dari tanggal 25 juni 2012 sampai dengan 29 Juni 2012, melibatkan Paskhas TNI AU dan akan dilakukan kegiatan dropping logistic, dropping personel, terbang malam, terbang statik, serta teknik pengepakan yang kuat untuk menjatuhkan logistik, free-fall serta diskusi kelas.

Sumber: TNI AU

Monday, June 18, 2012

Usulan chinook untuk jadi Alutsista TNI


Helikopter Chinook. (Foto: U.S. Army)

18 Juni 2012, Senayan: Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru.

"Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook," ujar anggota Komisi I _PR Muhammad Najib pada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Minggu (17/6).

Menurut dia, helikopter jenis Chinook memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, punya kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil maupun logistik selain sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pesawat penyerang.

"Kami melihat kebutuhan utama untuk TNI saat ini memang pesawat angkut. Sebab, yang dimiliki TNI sekarang ini jumlahnya terbatas dan sudah tua," ujarnya. Mengingat Indonesia rawan bencana alam, terutama gempa bumi, lanjut M Najib, helikopter canggih semacam yang mampu mengangkut peralatan berat ke daerah terisolir sangat dibutuhkan.

Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke AS, rombongan Komisi I dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq sempat bertemu produsen Helikopter Chinook. "Mereka memberi lampu hijau bagi Indonesia. Tapi, dalam pengadaan peralatan militer dari AS memang tidak mudah," tutur M Najib.

Sumber: Jurnal Parlemen

Pasukan Khusus Indonesia dan China Latihan Bersama di China


18 Juni 2012, Jakarta: Indonesia-China terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, diantaranya dengan melakukan pertukaran kunjungan pejabat pertahanan dan latihan bersama. Juli mendatang, para prajurit pasukan khusus dan prajuit Angkatan Laut kedua negara akan melakukan latihan bersama di China.

Dalam rangka penguatan kerja sama tersebut, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, hari ini, Senin (18/6), menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA China, Jenderal Jing Zhiyuan.

“Beliau datang ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan, dan menindak lanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan antara kedua Menteri Pertahanan dua negara tersebut,”kata Sekjen Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, usai menghadiri pertemuan tersebut di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (18/6).

Dalam pertemuan tersebut, jelas Eris, dibicarakan tentang kemungkinan latihan bersama bagi prajurit pasukan khusus dan Angkatan Laut kedua negara. Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit Indonesia-China.

“Latihan bersama akan dilaksanakan bulan depan, prajurit Indonesia akan berkunjung ke China untuk latihan pasukan khusus. Juga diagendakan latihan antar Angkatan Laut, tapi masih dalam pembicaraan navy to navy talk,”papar Eris.

Disamping itu, kerja sama yang dilakukan adalah melakukan pertukaran kunjungan pejabat tinggi bidang pertahanan, khususnya Menhan secara bergantian ke negara masing-masing.

Menurut Eris, kerja sama ini sudah berjalan dengan kunjungan Menteri Pertahanan China ke Indonesia pada tahun lalu. “Tahun ini Menhan kita kesana, semoga saja ini terus berkelanjutan,”ujarnya.

Sumber: Jurnas

Taifib Gelar Simulasi Penumpasan Pembajak

18 Juni 2012, Surabaya: Sebuah heli Bell-412EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan manuver saat menurunkan sejumlah anggota pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir TNI AL di atas sebuah kontainer, pada aksi simulasi penumpasan pembajak di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Senin (18/6). Simulasi yang diikuti berbagai unsur Penerbangan TNI AL dan pasukan khusus TNI AL (Intai Amfibi Marinir dan Kopaska) tersebut, dalam rangka HUT Ke-56 Penerbangan TNI AL. FOTO ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)

Seorang pembajak melompat di atas truk muatan kontainer, tak jauh dari sejumlah pembajak bersenjata yang melakukan aksi jahatnya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)

Sejumlah personil Intai Amfibi (TAIFIB) Marinir TNI-AL melakukan aksi penyergapan teroris di Apron hanggar 1-2 Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda-Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/6). (Foto: TEMPO/Fully Syafi) 
 
sumber : Tempo

Lapangan Terbang Grati Mulai Dioperasikan

Sidoarjo, Jawa Barat (ANTARA News) - Khasanah kedirgantaraan nasional akan bertambah kaya dan lengkap. Sebentar lagi Lapangan Terbang Grati di Pasuruan, Jawa Timur, yang didedikasikan bagi pesawat latih kecil, siap dioperasikan TNI AL. Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua. "Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya. Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation. Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia. "Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno. Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur. (KR-MSW)

BERITA POLULER