Pages

Sunday, February 5, 2012

Mereka Mulai Menyadari




Tiada hari tanpa belanja alutsista, mungkin itulah ungkapan gaya bahasa yang pantas didengungkan ke ruang publik karena memang selama setahun terakhir ini saja daftar belanja alutsista kita jelas terpampang di papan pengumuman semua media Indonesia baik baca, kaca dan maya.  Jelasnya  kita sedang menunggu kedatangan jet-jet tempur Sukhoi, F16, T-50 Golden Eagle dan pesawat jenis lain misal Super Tucano, Hercules, C295, UAV.  Kemudian Fregat, Kapal selam, Kapal cepat rudal, Kapal cepat trimaran, LST, Main Battle Tank, Panser, Rudal SAM, MLRS, Howitzer dan lain-lain.  Ada juga berbagai jenis helikopter misalnya Mi35, Mi17, Bell 412 Ep, Cougar, heli anti kapal selam.

Bangga, wow tentu saja.  Coba saja tanya pada seluruh rakyat bangsa ini melalui survey dan sampling atau metode lain, mayoritas kita akan mengatakan  setuju dan pantas.  Memang pantas dong, wong ini untuk eksistensi bangsa, untuk menjaga pagar halaman agar tidak diusik oleh “celeng” sebelah rumah sampai-sampai patok batas pun dikira umbi atau talas.  Pantas juga KSAD kita bilang lugas di rapat DPR beberapa waktu lalu :Lu cabut patok gua sikat !  kan jelas arahnya.  Atau statemen Menhan beberapa bulan lalu tentang tapal batas Tanjung Datu Kalbar: Kalau berani digeser kita serang.  Dua statemen keras ini tentu sudah membuat si “celeng” sebelah rumah berhitung ulang.
Barisan Tank Scorpion dalam Latgab TNI di Sangatta
Kita pun sudah bisa membayangkan dalam sebuah seremoni lima oktober tahun 2012 dan seterusnya akan ada bintang-bintang alutsista baru yang dipamerkan.  Seremoni birthday TNI tahun ini saja bintang yang bakalan muncul setidaknya Super Tucano, UAV, Sukhoi tambahan, adiknya Clurit, wajah baru Trimaran, BMP3 F tambahan, MBT, rudal SAM jarak menengah dan lain lain.  Lalu di seremoni 2013 muncul lagi bintang baru Golden Eagle, MLRS, LST, Fregat, Falcon upgrade, Sukhoi lagi, saudaranya Clurit yang lain.

Nah, bintang-bintang baru itu kalau mau diuji bersama paling layak dilakukan antara  awal sampai dengan pertengahan tahun 2014 melalui show of force latihan gabungan TNI berskala besar.  Dijamin pasti lebih spektakuler dengan gelar alutsista baru dalam jumlah besar karena pada saat itu kita sudah punya kuantitas dan kualitas alutsista yang bisa diandalkan.  Penambahan alutsista itu antara lain ada 80 tank amfibi BMP3F yang sangar itu, ada 100 MBT Leopard, ada tigapuluhan KCR termasuk 6 dari Clurit Class, ada 3 Fregat anyar bergabung dengan 6 Fregat eksisting, ada 3 Trimaran pakai rudal.  Kalau mau di list banyak banget yang sudah berdatangan, maklum lagi panen raya.  Kalau ini digabung dengan alutsista eksisting sudah pasti bernilai gahar. Nah uji kualitas tempurnya ada di latihan gabungan itu sehingga integrasi sistem pertempuran dengan beragam jenis alutsista tadi akan menggambarkan dahsyatnya suasana kebatinan dan nilai tempur yang dimiliki.  Efek getarnya banyak celeng berubah menjadi kambing atau remeh menjadi ramah.  Dan ini bagian dari kampanye militer untuk jangan menjual persoalan teritori yang sudah jelas dasar hukumnya kalau tidak ingin digebuk.

Dalam bingkai mikro penambahan alutsista TNI diniscayakan akan mampu meredam pelecehan teritori sekaligus penguat posisi bargaining diplomasi karena sejatinya kekuatan pengawal republik adalah untuk payung ini.  Dalam ruang yang lebih luas adalah untuk mengantisipasi dinamika kawasan Asia Tenggara yang sulit diprediksi dengan konflik Laut Cina Selatan. Kalau prajurit TNI diajak gelut fisik, adu endurance dan survival dengan prajurit negara lain kita yakin yang tampil sebagai pemenang adalah prajurit TNI karena disitu letak keunggulan hulubalang kita. Bahkan dalam berbagai kejuaraan adu tangkas menembak prajurit TNI selalu menempati posisi puncak, itu tak terbantahkan. Namun dalam upaya menguasai perkembangan teknologi pertempuran kita perlu meng update dan memodernisasi alutsista karena itu wajib hukumnya. Sekali anda melalaikan kewajiban ini maka prajurit TNI yang unggul kualitas personal itu akan menjadi pasukan gagah gemulai.
Konvoy Armada TNI AL pulang dari Latgab Sangatta
Perkuatan TNI sebenarnya adalah perkuatan pagar agar tak mudah dimasuki oleh maling atau rampok sumber daya.  Komparasinya sederhana, ada sebuah rumah besar dan kaya tapi pagarnya hanya pagar lapuk. Lalu datang rampok, menjarah menguras, dan si empunya rumah hanya mampu teriak tanpa mampu memberikan  perlawanan.  Si rampok tertawa terkekeh-kekeh, sembari bilang: Kasian deh lu.  Kalau kita lihat peta dunia atau google earth, negeri ini luar biasa strategisnya posisi geografisnya, kekayaan alamnya, rentang pantainya, jumlah penduduknya.  Lalu kalau bicara pagar halamannya, alamak, parah kali kawan, mirip seperti pemilik rumah mewah tadi, cuma bisa teriak tanpa melakukan perlawanan.

Nah sekarang pagar itu sedang dibenahi, diperkuat, dipergahar.  Di laut kekuatan armada ditambah menjadi 3 armada tempur dengan kekuatan minimal 274 KRI.  Pangkalan utama kekuatan armada ada di Tanjung Pinang, Makassar dan Sorong.  Jakarta dan Surabaya tetap menjadi pangkalan utama karena disana ada Kolinlamil untuk mobilisasi pasukan Marinir dan TNI AD. Kekuatan pasukan  Marinir ditambah 1 divisi sehingga menjadi 3 divisi.  Matra udara menambah skuadron tempur dan angkut seirama dengan kedatangan alutsista utama pesawat tempur dan angkut.  Satuan-satuan radar diperbanyak, pangkalan-pangkalan TNI AU diperkuat tidak saja dengan hanud titik (rudal jarak pendek) tetapi juga dengan hanud area ( rudal jarak menengah).  TNI AD tidak ketinggalan dengan menambah Heli tempur, Heli angkut, MBT, Panser, MLRS, Rudal, Roket, Howitzer. Kostrad ditambah menjadi 3 Divisi selain penambahan batalyon tempur Kodam di beberapa daerah perbatasan.

Perkuatan pengawal republik ini tidak lepas dari ruang pantau intelijen dan hankam negara tetangga, utamanya Malaysia, Singapura dan Australia.  Bahasa tubuh ketiga jiran ini menampakkan reaksi berbeda.  Australia misalnya memberikan warning terhadap peningkatan kekuatan TNI sebagai sebuah upaya menyetarakan keseimbangan kawasan seraya memberikan ruang perspektif untuk bekerja sama  lebih erat antar militer kedua negara.  Meskipun begitu aura kekhawatiran bangsa bule yang “nyasar” ke selatan Asia ini tetap bergema.  Ini ciri khas sekalgus arogansi Barat Anglo yang merasa tidak ingin harkatnya disaingi.
Pasukan Marinir dalam sebuah upacara militer
Sikap Singapura relatif lebih tenang dan diam. Negeri ini memang jarang mengumbar pernyataan reaksi terhadap perkembangan militer negara tetangganya.  Sikap diam ini mencerminkan kedewasaan emosional hankam mereka.  Singapura cenderung lebih suka tak pamer khawatir,  meski secara intelijen mereka sangat ingin tahu alutsista apa lagi yang akan dibeli oleh Indonesia.  Lalu bagaimana dengan Malaysia yang dalam Pameran LIMA akhir tahun silam tak jua jadi menambah arsenal udaranya meski sempat menggadang-gadang Typhoon. Komunitas militer yang banyak berdiskusi dengan jiran sebelah bisa membaca suasana hati mereka.  Sebelumnya ada semacam arogansi terhadap keunggulan alutsista yang mereka miliki terhadap RI.  Namun sejak negeri ini melakukan belanja alutsista secara besar-besaran, sikap itu sudah jauh berkurang dan bahkan berganti dengan sikap, menyadari bahwa negeri ini tak bisa disikapi dengan kesombongan militer.  

Inilah yang disebut efek gentar dan getar. Perkuatan alutsista TNI bukan dimaksudkan untuk ngajak gelut tetangga tetapi sebagai penguat dan penggentar agar jiran tak lagi remehkan teritori RI.  Kekuatan militer sejatinya adalah untuk menjaga nilai-nilai kesetaraan dalam hidup bertetangga, menjadi payung bargaining dalam langkah diplomasi untuk penyelesaian sengketa batas wilayah sekaligus menjadi kekuatan pukul terakhir demi eksistensi teritori yang diyakini benar.  Itulah kodrat eksistensi dan harga diri.  Sama seperti eksistensi diri kita sebagai pribadi yang bernama manusia, pada dasarnya suka dengan nilai-nilai kebenaran universal, kebersamaan, kesetaraan, saling menghargai dan menghormati.  Jika nilai-nilai ini dilanggar maka kodrat marah pun muncul dipermukaan wajah.  Sabar juga bagian dari kodrat tadi yang dianalogikan sebagai kekuatan bargaining menahan diri.  Nah kalau itu tak jua menemukan titik selesai, ya gelut saja demi eksistensi dan harga diri. Dan itu sah.
*******
Oleh :Jagvane, 05 Peb 2012

KS KRI Nanggala 402 Tiba Di Surabaya


Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno (menuruni tangga usai melakukan inspeksi ke dalam kapal selam KRI Nanggala-402 di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/12)

6 Februari 2012, Surabaya: Kapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala-402, Senin, merapat di Dermaga Komando Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, setelah menjalani perbaikan menyeluruh selama hampir dua tahun di Korea Selatan.

Kedatangan kapal selam buatan Jerman itu disambut langsung Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, anggota Komisi I DPR RI, pejabat Kementerian Pertahanan, dan petinggi TNI AL.

KSAL dan sejumlah pejabat yang hadir menyempatkan diri meninjau bagian dalam kapal yang diperbaiki total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korsel, sejak Desember 2009 itu.

Kembalinya kapal selam tipe U-209/1300 buatan Jerman pada 1981 itu, memantapkan kekuatan TNI AL dan bergabung dengan satu kapal selam lainnya KRI Cakra-401.


Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2). (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/12)

Seperti halnya KRI Nanggala, kapal selam KRI Cakra juga sudah lebih dulu menjalani "overhoul" di galangan yang sama di Korsel pada 2004-2006.

Perbaikan total yang dijalani KRI Nanggala meliputi, struktur kapal, lapisan baja, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonar berteknologi terkini.

Kapal selam tersebut berbobot mati 1.395 ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dengan mesin diesel elektrik yang mampu melaju hingga kecepatan sekitar 25 knot di dalam air.

Sumber: ANTARA News

Allahu Akbar, Iran Sukses Luncurkan Satelit Navid-e Elm-o Sanat

Memperingati hari Sepuluh Fajr Kemenangan Revolusi Islam (Dahe-ye Fajr), Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad secara resmi mengeluarkan perintah peluncuran satelit nasional Navid-e Elm-o Sanat. Demikian dilaporkan televisi al-Alam Jumat (03/2).

Satelit Navid-e Elm-o Sanat dibuat oleh Universitas Elm-o Sanat Tehran diluncurkan ke angkasa dengan ucapan Allahu Akbar bersandi suci "Ya Mahdi Adrikni" pada pukul 03:30 Jumat dinihari dan menempati jalur orbitnya dengan sukses.

Berdasarkan laporan ini, satelit yang dibuat Universitas Elm-o Sanat Tehran ini termasuk satelit pemantau yang bertugas memetakan bumi dengan presisi gambar yang sangat detil.

Satelit Navid-e Elm-o Sanat ini tergolong kelas mikro yang mengorbit di ketinggian 250 hingga 375 kilometer dan berat 50 kilogram dengan orbital sudut 55 derajat.

Aplikasi satelit ini dipergunakan untuk pelbagai kepentingan di bidang ilmu meteorologi, manajemen bencana alam, mengkaji kelembaban dan suhu udara, bahan kimia atmosfer, angin, salju, hujan dan samudera.

Satelit nasional Iran ini akan mengorbit bumi setiap kali dalam 90 menit dan kamera yang dipasang akan mengirimkan gambar dengan resolusi tinggi ke 5 stasiun bumi yang terletak di pelbagai daerah Iran.

Satelit Navid-e Elm-o Sanat lebih baik ketimbang satelit Omid dari sisi teknologi kontrol dan lebih stabil. (IRIB Indonesia/SL)

Ralph Shoenman: Navid-e Elm-o Sanat Bukti Kemampuan Iran Hadapi AS

Ralph Shoenman, pengamat politik menjelaskan, kesuksesan Republik Islam Iran meluncurkan satelit Navid-e Elm-o Sanat ke orbit menunjukkan kemampuan Iran menghadapi Amerika Serikat (AS).
 
"Mengingat perubahan intonasi petinggi AS dalam menyikapi Iran, petinggi Tehran harus melakukan persiapan matang mempengaruhi opini publik regional dan internasional menghadapi makar AS," ungkap Shoenman dalam wawancaranya dengan Press TV Jum'at (3/2).
 
Ia juga mengisyaratkan kesuksesan Iran meluncurkan salelit Navid-e Elm-o Sanat ke orbit dan  menekankan, setiap keberhasilan Iran menunjukkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) negara ini untuk menghadapi ancaman Amerika Serikat.
 
Satelit Navid atau Gospel dirancang untuk mengumpulkan data tentang kondisi cuaca dan memantau bencana alam. Satelit tersebut memiliki berat sekitar 110 pon (50 kilogram) dan akan mengorbit bumi di ketinggian hingga 234 mil (375 kilometer), mengitari planet ini 15 kali sehari. Satelit ini dari jenis yang dikenal sebagai miniatur atau mikrosatelit, yang biaya produksi dan peluncurannya jauh lebih murah.
 
Satelit ini diluncurkan pada Jum'at dini hari pukul 3:30 waktu setempat. Hadir dalam acara tersebut, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Menteri Luar Negeri, Ali Akbar Salehi dan Menteri Negara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kamran Daneshjoo. (IRIB Indonesia/MF)

Produksi Massal Rudal Jelajah “Zafar” Dimulai

Program produksi massal rudal jelajah maritim baru bernama "Zafar" diresmikan oleh Kementerian Pertahanan dan Dukungan Angkatan Bersenjata Iran, Brigjen Ahmad Vahidi.
 
Fars News (4/2) melaporkn, produksi massal rudal tersebut diresmikan bertepatan dengan peringatan Sepuluh Hari Kemenangan Revolusi Iran. Tipe pertama rudal "Zafar" itu juga telah diserahkan oleh Brigjen Vahidi kepada panglima Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), Laksamana Ali Fadavi.
 
Vahidi kepada wartawan mengatakan, "Seperti yang telah kami umumkan sebelumnya, produksi massal rudal Zafar telah dimulai hari ini (Sabtu, 4/2). Rudal ini adalah tipe rudal anti-kapal, jarak dekat dan dengar menggunakan sistem kendali radar. Rudal ini mampu menghancurkan target sedang hingga kecil dengan keakuratan tinggi."
 
Salah satu keunggulan rudal jarak dekat ini, menurut Vahidi, adalah flesibilitasnya untuk dipasang di berbagai jenis perahu cepat dan kapal patroli Iran, serta memiliki sistem penangkal perang elektronik. Rudal ini sepenuhnya hasil kerja keras para ahli militer dalam negeri Iran.
 
Lebih lanjut Vahidi menjelaskan, "Setelah ditembakkan, rudal ini akan menurunkan ketinggiannya dan setelah itu memasuki posisi jelajah sehingga tidak terdeteksi musuh dan pada tahap berikutnya adalah menemukan target pada ketinggian sangat rendah."
 
Menyangkut kecepatan penggunaan rudal tersebut, Vahidi menandaskan, rudal Zafar dapat ditembakkan dalam setiap tiga detik baik secara per unit, maupun multi-shot. (IRIB Indonesia/MZ)

Angkatan Udara Iran Siap Tempur

Komandan Angkatan Udara Iran mengatakan bahwa sanksi terhadap Iran telah mendorong negara ini untuk mencapai swasembada di berbagai bidang.

Berbicara pada upacara khusus menandai ulang tahun ke-33 kemenangan Revolusi Islam, Brigjend Hassan Shahsafi mengatakan, sanksi Barat telah memacu Angkatan Bersenjata Iran untuk mengukir prestasi unik di bidang teknis dan sains. Ditambahkannya, keahlian teknologi pengayaan uranium dan peluncuran satelit Omid ke orbit bumi adalah di antara beberapa prestasi negara.

"Iran mengadopsi doktrin defensif, tidak memiliki rencana untuk menargetkan negara manapun, dan menyeru semua negara regional untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan Timur Tengah, tanpa ketergantungan pada pasukan asing," jelasnya.

Brigjend Shahsafi menuturkan, Republik Islam Iran mengejar sebuah kebijakan yang independen dan mempertahankan kehadiran yang kuat di kawasan Teluk Persia, sejalan dengan posisi geostrategis penting di bidang keamanan dan energi.

"Angkatan Udara Iran dalam kesiapan tempur penuh untuk mempertahankan wilayah udara negara dan integritas wilayah serta memantau pergerakan musuh di kawasan untuk merespon setiap ancaman," tegasnya. (IRIB Indonesia/RM)

Iran Produksi Rudal Kendali Laser “Basir”

Republik Islam Iran memamerkan rudal kendali laser cerdas barunya yang diberi nama "Basir" dan merupakan hasil kerja keras para pakar militer domestik.

Hal itu dikonfirmasikan oleh Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi Senin (30/1) pada acara pameran rudal tersebut di Tehran. Vahidi menambahkan bahwa ini merupakan pertama kalinya para pakar domestik di Organisasi Industri Pertahanan Iran berhasil memproduksi rudal kendali laser canggih.

Ditegaskan Vahidi bahwa Basir dirancang untuk menghancurkan tank, kendaraan militer, jembatan, dan target bergerak atau permanen lainnya dengan tingkat keakuratan tinggi. Selain itu rudal tersebut juga mampu mengidentifikasi dan melacak target.

Brigjen Vahidi mencatat bahwa rudal tersebut memiliki memiliki jangkauan 20 km, dan sangat berguna di daerah pegunungan.

Vahidi menjelaskan bahwa Republik Islam Iran kini masuk dalam jajaran lima negara terkemuka dunia yang mampu memproduksi senjata pintar dengan menggunakan teknologi pribumi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Islam telah meraih prestasi besar di sektor pertahanan dan bahkan mencapai kemandirian dalam produksi perangkat keras militer penting dan sistem pertahanan.

Tehrantelah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, terutama negara jiran bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara-negara lain, mengingat doktrin pertahanan Iran semata-mata berdasarkan pada prinsip pencegahan. (IRIB Indonesia/MZ)

sumber : irib

TNI AU Bantah Rencana Beli Pesawat dari Israel

Jurnas.com | TENTARA Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memastikan rencana pembelian Pesawat Terbang Tanpa Awak (PPTA). Namun begitu, TNI AU membantah pesawat tersebut berasal dari Israel.

“Kami telah memasukkan kebutuhan terhadap pesawat ini dalam program pengadaan alutsista,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma Azman Yunus di Jakarta, Jumat (3/2). Meskipun PPTA ini diajukan untuk memenuhi kebutuhan TNI AU pengadaan dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.

Dia membantah kabar TNI AU mengajukan pengadaan PPTA asal Israel. “Kami tidak tahu darimana pesawat itu. Karena hal itu merupakan kewenangan Kemhan,” ujarnya. Nantinya, TNI AU akan membentuk tim untuk menyusun spesifikasi yang dibutuhkan TNI AU dalam pesawat tersebut.

TNI AU tidak memertimbangkan dari negara mana pesawat itu diproduksi selama memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan. Kebutuhan pun belum disusun TNI AU karena prosesnya belum sampai ke tahapan itu. “Belum ada proses yang berjalan. Kami masih menunggu Kemhan. Yang pasti sudah ada program untuk pengadaan PPTA itu,” ujarnya.

sumber : JURNAS

As Peringatkan RI Masalah Papua

as

[WASHINGTON] Amerika Serikat
mendesak Indonesia dalam
penanganan sejumlah kasus di Papua.
Salah satu diantaranya yang disorot
adalah kasus sidang pengadilan lima
aktivis Papua yang mendeklarasikan
kemerdekaan di wilayah NKRI ini.
Padahal Indonesia merupakan sekutu
yang hangat dengan AS.
Namun pengadilan di Papua mendapat
sorotan atas kasus pengibaran bendera
Papua Merdeka dan pendeklarasian
berdirinya negara Papua dalam sebuah
acara.
Jika terbukti bersalah, kelima aktivis
Papua ini bisa dihukum penjara dengan
tuduhan melakukan makar.
“Kami mendesak otoritas di Indonesia
supaya menjalankan prosedur
keamanan dalam kasus ini dengan
didasari hukum Indonesia dan juga
kewajiban hukum internasional
Indonesia pada semua orang yang
didakwa,” tegas juru bicara
Kementerian Luar Negeri AS, baru-baru
ini.
“Kami meminta Pemerintah Indonesia
untuk mau bekerjasama dengan warga
asli Papua untuk mendengar keluhan
mereka, kemudian menyelesaikan
konflik di sana secara damai, dan juga
membangun Provinsi Papua,” ungkap
Kemenlu AS seperti dikutip AFP. [L-9 ]

sumber suarapembaharuan

Rusia Kembali Menghidupkan Patroli Rutin KS di Perairan Internasional Seluruh Dunia

Borey-class SSBN Yuriy Dolgorukiy

MOSKWA, KOMPAS.com -
Kapal-kapal selam strategis
Rusia akan menghidupkan
lagi "tradisi" berpatroli rutin
di perairan internasional di
seluruh dunia mulai Juni
2012 nanti. Ini berarti
mengulang kebiasaan
angkatan bersenjata Uni
Soviet pada era Perang
Dingin.
"Pada 1 Juni atau tak lama
setelah itu, kami akan
melanjutkan patroli tetap di
lautan di seluruh dunia oleh
kapal-kapal selam nuklir
strategis," tutur Kepala Staf
Angkatan Laut Rusia,
Laksamana Vladimir
Vysotsky.
Sejak Uni Soviet runtuh,
jumlah patroli kapal selam
nuklir Rusia di perairan
internasional terus merosot.
Pada puncaknya di tahun
1984, pada saat era Perang
Dingin, ada lebih dari 230
operasi patroli kapal selam di
perairan internasional setiap
tahun. Sementara saat ini,
hanya ada sekitar 10 operasi
kapal selam per tahun.
Vysotsky meyakini, armada
kapal selam tetap menjadi
tulang punggung kekuatan
AL Rusia, dan akan terus
memainkan peran
pertahanan yang penting di
masa depan.
Rusia saat ini
mengoperasikan 12 kapal
selam strategis bertenaga
nuklir, yakni lima kapal kelas
Delta-III, enam kapal kelas
Delta-IV, dan satu kapal kelas
Akula (Typhoon menurut
sebutan NATO). Dua kapal
selam kelas Akula, yakni
Arkhangelsk dan Severstal,
disimpan sebagai kekuatan
cadangan di pangkalan AL
Severodvinsk, Rusia utara.
Rusia juga berencana
membuat delapan kapal
selam strategis generasi
terbaru, yakni kelas Borey,
hingga 2020. Kapal selam
pertama dari generasi ini,
Yury Dolgoruky, dijadwalkan
bergabung dengan Armada
Pasifik Rusia di Vladivostok
paling cepat bulan Juni tahun
ini. (RIA Novosti/DHF)

sumber kompas

F35 Tertunda, AU AS Perpanjang Usia F16

f16



WASHINGTON DC,
KOMPAS.com — Angkatan
Udara Amerika Serikat
(USAF) berencana
menganggarkan dana 2,8
miliar dollar AS (Rp 25,1
triliun) untuk memodernisasi
armada pesawat tuanya. Hal
itu dilakukan setelah
produksi pesawat masa
depan F-35 Lightning II terus
tertunda-tunda.
USAF saat ini merencanakan
meningkatkan kemampuan
350 pesawat tempur F-16
Fighting Falcon untuk
menjaga kondisinya agar
layak operasional sambil
menunggu F-35 memasuki
skala produksi penuh.
"Masalah dengan F-35
adalah pesawat-pesawat
tersebut tidak dikirim secepat
rencana awal," ujar Jenderal
Norton Schwartz, Kepala Staf
Angkatan Udara AS, Jumat
(3/2 /2012).


Rencana modernisasi
armada F-16 ini sedang
disusun sebagai bagian dari
pengajuan anggaran
pertahanan untuk tahun
fiskal 2013.
Pesawat yang dibuat dalam
program Joint Strike Fighter
(JSF) itu dirancang untuk
mengganti seluruh armada
pesawat tempur yang
dioperasikan angkatan
bersenjata AS saat ini. Varian
F-35A , yang lepas landas dan
mendarat dari lapangan
terbang konvensional,
dirancang untuk
menggantikan F-16.
Namun, berbagai masalah
teknis serius terus
menghambat produksi
pesawat tempur generasi
kelima ini, dan ongkos
produksinya pun terus
membengkak.
Meski demikian, Menteri
Angkatan Udara AS, Michael
Donley, menegaskan,
Pemerintah AS akan
berkomitmen terhadap
program JSF dan tetap akan
memesan 2.443 unit
pesawat ini seperti rencana
semula.
Sebelumnya, sempat ada
kekhawatiran beberapa
negara mitra program JSF
bahwa militer AS akan
memangkas jumlah
pesanannya, yang akan
berdampak pada kenaikan
harga satuan F-35 .
"Ini adalah program yang
harus dilakukan bagi
angkatan bersenjata kami.
Ini adalah masa depan
kekuatan udara kami, tidak
hanya bagi AU, AL, dan Korps
Marinir, tetapi juga bagi 12
mitra internasional kami,"
tandas Donley.
Sebelumnya, militer AS
berharap 423 unit pesawat
ini sudah akan dikirim
selama periode 2013-2017.
Namun, dengan berbagai
kendala yang terjadi, jumlah
rencana pengiriman itu
dipangkas menjadi hanya
244 pesawat. (AFP/DHF)

sumber Kompas

BERITA POLULER