JAKARTA - Kapal selam TNI-AL, KRI
Nanggala-402 kini tengah dalam
pelayaran kembali ke Tanah Air usai
menjalani reparasi total di galangan
kapal Daewoo Shipbuilding & Marine
Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Dijadwlkan kapal akan tiba di
pangkalannya di Koarmatim TNI-AL,
Surabaya, pada 6 Februari nanti.
KSAL, Laksamana TNI Soeparno, dan
sejumlah besar pimpinan TNI-AL
beserta pimpinan DPR akan
menyambut kehadiran kembali kapal
selam tipe U-209/ 1300 buatan Jerman
pada 1981 itu. Kehadirannya
menambah kelengkapan kekuatan
kapal selam Indonesia, karena
sebelumnya kapal selam KRI
Cakra-401 telah lebih dahulu
diretrofit di galangan yang sama.
Selama perbaikan, kapal telah
diperkuat strukturnya, termasuk
"kulit" bajanya, sistem navigasi dan
persenjataan serta sistem sonarnya.
Sistem sonar ini sangat vital, karena
berfungsi sebagai mata, telinga dan
indra pendeteksi kapal musuh.
KRI Nanggala-402 dikomandani
langsung keberangkatannya dari
Korea oleh Letnan Kolonel Pelaut
Purwanto, dengan melayari perairan
Selatan Korea Selatan hingga
memasuki perairan Nusantara.
Nanggala berada di Korea sejak
Desember 2009 dan usai menjalani
sea trial pasca perbaikan pada
Desember 2011 lalu.
DSME sebelumnya juga sukses
meretrofit kembali KRI Cakra-401
pada Mei 2004 hingga 13 Februari
2006. Selama proses perbaikan,
tenaga ahli Indonesia juga
diberdayakan untuk mengetahui dan
menguasai teknologi perbaikan kapal
selam dari Korea Selatan.
KRI Nanggala-402 dan KRI Cakra-401,
dibuat di galangan kapal
Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada
1981 dari tipe U-209/ 1300. Kapal ini
memiliki bobot mati 1.395 ton,
berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x
5,5 meter. Dengan mesin diesel
elektrik mampu melaju dengan
kecepatan kurang lebih 25 knot di
dalam air, menyelam di kedalaman
sekitar 200 meter dari permukaan lut,
dan diawaki 35 anak buah kapal
termasuk komandannya.
Di kawasan, selain Indonesia,
Singapura juga memiliki empat kapal
selam bekas Kerajaan Swedia dari
kelas Sjoormen (kelas Challenger);
diikuti Malaysia yang membeli juga
kapal selam baru kelas Scorpene dari
Perancis.
Sumber : ANTARANEWS.COM
Nanggala-402 kini tengah dalam
pelayaran kembali ke Tanah Air usai
menjalani reparasi total di galangan
kapal Daewoo Shipbuilding & Marine
Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Dijadwlkan kapal akan tiba di
pangkalannya di Koarmatim TNI-AL,
Surabaya, pada 6 Februari nanti.
KSAL, Laksamana TNI Soeparno, dan
sejumlah besar pimpinan TNI-AL
beserta pimpinan DPR akan
menyambut kehadiran kembali kapal
selam tipe U-209/ 1300 buatan Jerman
pada 1981 itu. Kehadirannya
menambah kelengkapan kekuatan
kapal selam Indonesia, karena
sebelumnya kapal selam KRI
Cakra-401 telah lebih dahulu
diretrofit di galangan yang sama.
Selama perbaikan, kapal telah
diperkuat strukturnya, termasuk
"kulit" bajanya, sistem navigasi dan
persenjataan serta sistem sonarnya.
Sistem sonar ini sangat vital, karena
berfungsi sebagai mata, telinga dan
indra pendeteksi kapal musuh.
KRI Nanggala-402 dikomandani
langsung keberangkatannya dari
Korea oleh Letnan Kolonel Pelaut
Purwanto, dengan melayari perairan
Selatan Korea Selatan hingga
memasuki perairan Nusantara.
Nanggala berada di Korea sejak
Desember 2009 dan usai menjalani
sea trial pasca perbaikan pada
Desember 2011 lalu.
DSME sebelumnya juga sukses
meretrofit kembali KRI Cakra-401
pada Mei 2004 hingga 13 Februari
2006. Selama proses perbaikan,
tenaga ahli Indonesia juga
diberdayakan untuk mengetahui dan
menguasai teknologi perbaikan kapal
selam dari Korea Selatan.
KRI Nanggala-402 dan KRI Cakra-401,
dibuat di galangan kapal
Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada
1981 dari tipe U-209/ 1300. Kapal ini
memiliki bobot mati 1.395 ton,
berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x
5,5 meter. Dengan mesin diesel
elektrik mampu melaju dengan
kecepatan kurang lebih 25 knot di
dalam air, menyelam di kedalaman
sekitar 200 meter dari permukaan lut,
dan diawaki 35 anak buah kapal
termasuk komandannya.
Di kawasan, selain Indonesia,
Singapura juga memiliki empat kapal
selam bekas Kerajaan Swedia dari
kelas Sjoormen (kelas Challenger);
diikuti Malaysia yang membeli juga
kapal selam baru kelas Scorpene dari
Perancis.
Sumber : ANTARANEWS.COM