Pages

Friday, January 20, 2012

RI Produksi Ratusan Roket Balistik

REPUBLIKA.CO.ID, Konsorsium Roket
Nasional akan kembali memproduksi 200
unit roket balistik R Han 122 kaliber 122
mm dengan jarak jangkau 15 km sebagai
bagian dari program 1.000 roket
Kementerian Pertahanan sepanjang
2012-2014. "Ini melanjutkan 100 unit roket
R Han 122 yang telah diproduksi pada
2011," kata Deputi Menristek bidang
Relevansi dan Produktivitas Iptek Dr
Teguh Rahardjo usai kunjungan Menristek
Gusti Mohammad Hatta ke pabrik bahan
berenergi tinggi PT Dahana.
Teguh yang juga Kepala Bidang Pokja
Litbangyasa Komite Kebijakan Industri
Pertahanan itu mengatakan, sebanyak 32
dari 100 unit roket produksi 2011 sudah
ditembakkan untuk keperluan pelatihan
militer TNI. "Sisanya 68 unit juga akan
ditembakkan di tahap berikutnya pada
Februari ini," katanya.
Produksi 1.000 roket nasional, lanjut dia,
merupakan kerja sama antara PT
Dirgantara Indonesia yang memproduksi
struktur roketnya, Lapan (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional)
yang membuatkan motor roketnya, PT
Pindad memproduksi hulu ledaknya
(forehead), serta bahan bakarnya
(propelan) oleh PT Dahana.
Tim ini, ia mengatakan, juga sedang
mengembangkan roket balistik kaliber 200
mm yang jarak jangkaunya lebih dari 20
km dan roket kendali kaliber 200 mm yang
sudah diujicobakan sebanyak tiga unit.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara
Lapan, Dr Ing Soewarto Hardhienata
mengatakan, pihaknya sudah menguasai
pengembangan roket dasar, karena itu
jika kemampuan pendanaan tidak masalah
maka program roket nasional bisa lebih
cepat.
sumber Republika.co.id

Tank Leopard: Bukan Soal Hubungan dengan Indonesia


Leopard Bundeswehr latihan menyebrangi sungai. (Foto: Bundeswehr)

19 Januari 2012: Niat pemerintah Belanda menjual peralatan militernya ke Indonesia menghadapi mosi parlemen yang meminta supaya transaksi itu tidak dilakukan. Indonesia dinilai belum juga menghormati hak-hak asasi manusia, terutama di Papua. Dikhawatirkan, kalau dibeli Indonesia, tank Leopard yang diobral itu akan digunakan untuk menghajar rakyat sendiri.

Mosi tidak melakukan penjualan senjata itu diajukan oleh Arjan El Fassed, anggota parlemen fraksi GroenLinks, keturunan Palestina Belanda. Alasannya tidak ada yang baru: Indonesia pernah melanggar hak-hak asasi manusia di Aceh, Timor Timur dan sekarang masih terus Papua.

Bermusuhan dengan Parlemen


Belakangan pers Belanda memang ramai memberitakan pelanggaran hak-hak asasi manusia di Indonesia. Misalnya kekerasan di Papua Oktober silam ketika berlangsung Kongres Papua. Apa yang oleh Jakarta disebut langkah separatisme itu menewaskan enam orang. Begitu pula pengejaran kalangan Ahmadiyah yang disebut sebagai tidak bebas di negeri yang sudah merdeka.

Akankah Pemerintah Belanda Mengikuti Kemauan Parlemen?


Kalau mosi ini dituruti, dalam arti penjualan tank Leopard batal, hubungan Belanda Indonesia akan terganggu. Sebaliknya kalau mosi ini tidak dituruti maka hubungan dengan Indonesia memang akan lancar, tapi pemerintah Belanda akan bermusuhan dengan parlemennya sendiri. Bisa-bisa muncul ketegangan yang akan mengganggu stabilitas pemerintahan minoritas Perdana Menteri Mark Rutte.

Bagi profesor Nico Schulte Nordholt, pengamat hubungan Indonesia Belanda, yang penting walaupun menentang, mosi parlemen ini sebenarnya tidak melarang. Artinya pemerintah tetap bisa menjual tank Leopard kepada Indonesia. Dan kalau kelak pemerintah Belanda bertransaksi dengan pemerintah Indonesia, maka partai-partai yang tetap mendukung koalisi ini tidak akan menentang pemerintah. Diakuinya, hal ini tidak terlalu sering terjadi.

Pemerintah Belanda sekarang terdiri dari dua partai, partai kristen demokrat CDA dan partai liberal konservatif VVD. Keduanya berkoalisi dan mendukung penjualan tank Leopard ke Indonesia. Tetapi masih ada partai ketiga yang tidak resmi mendukung koalisi, sehingga kabinet minoritas ini memerintah. Itulah PVV pimpinan Geert Wilders. Menariknya, PVV mendukung mosi yang menentang penjualan tank kepada Indonesia. Tapi kalau kelak tank Leopard itu jadi dijual, maka menurut perhitungan prof. Nico Schulte Nordholt, PVV tidak akan menjatuhkan kabinet.

Dengan demikian diduga keras penjualan ini tetap akan berlangsung. Bagi Den Haag, dalam kondisi perekonomian seret sekarang, sangat penting untuk menjual sebanyak mungkin perlengkapan militer. Kementerian Pertahanan Belanda harus menghemat sampai 1 milyar euro, sehingga setiap euro tentu akan disambut baik.

Musim Semi Arab


Menariknya mosi parlemen ini memperoleh dukungan mayoritas. Padahal mereka tahu bagi Indonesia tank itu sebenarnya tidak terlalu bermanfaat. “Benarkah negara kepulauan seperti Indonesia butuh tank-tank untuk mempertahankan diri dari ancaman dari luar negeri?” Tanya Nico Schulte Nordholt. Belum lagi kalau melihat keadaan alam Indonesia yang bergunung-gunung yang jelas tidak cocok untuk tank Leopard.

Dengan demikian, kalau memang dibutuhkan, maka tampaknya Indonesia akan mengerahkan tank itu menghadapi para demonstran di jalan-jalan protokol kota-kota besar di Jawa. Di sinilah makna mosi parlemen itu. Dikhawatirkan tank itu akan digunakan untuk melanggar hak-hak asasi manusia.

Tapi menurut penilaian Nico Schulte Nordholt, masalah hak-hak asasi manusia ini tidak hidup terlalu kuat dalam opini publik Belanda. Andaikata pemerintah Belanda berani menentang mosi parlemen, dan kemungkinan ini ada, menurut perhitungan Nico paling banter hanya akan ada protes selama sehari, tidak akan lama. Opini publik Belanda sekarang lebih mengkhawatirkan euro dan kesempatan kerja. Ini artinya masalah lain seperti hak-hak asasi manusia tidak memperoleh perhatian khusus.

Pendapat seperti inilah yang ditentang oleh Arjan El Fassed. Dalam menjelaskan mosinya, anggota parlemen ini menekankan bahwa penjualan tank Belanda ke Bahrein dan Mesir serta suku cadang ke Saudi Arabia telah dipermalukan dengan musim semi Arab. Rejim-rejim pelanggar hak asasi telah berjatuhan, padahal sebelumnya mereka menghadapi kaum demonstran dengan panser yang dibeli di Barat.

Juklak Ekspor Eropa

Indonesia sudah terlebih dahulu mengalami demokratisasi. Ini memberi kesempatan bagi pemerintah Den Haag menjual senjata dan terus memperbaiki hubungan dengan Indonesia. Tapi profesor Nico Schulte Nordholt berpendapat penjualan tank ini sebenarnya bukan soal hubungan baik dengan Indonesia. “Ada satu hal yang lebih mendesak lagi,” kata gurubesar ini, “yaitu keadaan keuangan dan ekonomi Belanda.” Kebutuhan Belanda yang mendesak adalah menjual sebanyak mungkin peralatan militernya dengan harga baik.

“Saya kira dalam hal ini kepentingan sendiri lebih kuat daripada keinginan memelihara hubungan baik dengan negara seperti Indonesia.” Menurut profesor Nico Schulte Nordholt pemerintah Belanda sudah memperhitungkan kalau perlengkapan militer ini tidak terjual, maka akan lebih banyak orang harus diPHK, sehingga pengangguran meningkat.

Yang jelas parlemen Belanda tidak tinggal diam. Begitu tahu terus berlangsung perundingan dengan Indonesia, bahkan konon kedua negara saling kunjung mengenai rencana penjualan ini, Arjan El Fassed melayangkan pertanyaan tertulis. Tidak tanggung-tanggung lagi, dua menteri jadi sasaran surat itu, Menteri Pertahanan Hans Hillen dan Menteri Luar Negeri Uri Rosenthal.

Salah satu pertanyaan yang diajukannya adalah, sudahkah Indonesia diberitahu bahwa menurut Juklak Ekspor Senjata Uni Eropa, sebenarnya Belanda tidak boleh mengekspor senjata ke Indonesia? Dalam juklak ini memang tertera negara-negara anggota Uni Eropa, jadi termasuk Belanda, dilarang mengekspor senjata ke negara yang tidak menghormati hak-hak asasi manusia dan beresiko konflik bersenjata di negara tujuan.

Sumber: RNW

Presiden SBY : Alutsista TNI Perlu Dimodernisasi

"Kita saksikan kemampuan perang kita tertinggal dengan negara sahabat," paparnya.

Jum'at, 20 Januari 2012, 11:39 WIB
Aries Setiawan, Suryanta Bakti Susila
Tank Leopard 2 (www.fprado.com)

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia perlu ditingkatkan dan dimodernisasi.

Peningkatan modernisasi dan kekuatan TNI ini, kata Presiden SBY, diarahkan agar TNI dapat mendekati postur minimum essential force yang ditetapkan dalam kebijakan dan strategi pertahanan negara. Baik Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat.

"Tentu ini butuh anggaran besar. But it is necessary, karena 20 tahun terakhir kita tidak melakukan modernisasi," kata Presiden SBY saat menghadiri acara pemberian penghargaan di Rapat Pimpinan Polri, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat 20 Januari 2012. 

Untuk memodernisasi dan membangun kekuatan, maka pada tahun-tahun ini harus dipercepat. "Setelah sekian lama kita tak lakukan modernisasi dan pembangunan kekuatan, maka kita harus percepat tahun ini. Kita saksikan kemampuan perang kita tertinggal dengan negara sahabat," paparnya.

Dia berpesan pada pimpinan TNI agar dapat melaksanakan modernisasi dan pembangunan kekuatan dengan perencanaan yang baik dan sungguh-sungguh.

"Gunakan anggaran yang dialokasikan negara yang jumlahnya cukup besar, cegah terjadinya penyimpangan," tegasnya.

Sementara itu, modernisasi di Polri juga akan dilakukan. "Saya sudah bicara panjang lebar di Mabes Polri tentang kebijakan dan program untuk tingkatkan Polri tiga tahun mendatang," katanya.

Hal ini, kata SBY, perlu dilakukan agar Polri semakin cakap di era demokrasi dengan segala karakteristiknya dan menjalankan tugas dengan baik di era percepatan pembangunan di seluruh tanah air.

Maka itu, perlu dibuat prioritas yang baik. "Termasuk konsep yang benar menyangkut penambahan personal yang sudah saya setujui dalam tiga tahun terakhir agar Polri bisa miliki kemampuan yang diharapkan," ucapnya. (umi)
 

Thursday, January 19, 2012

Priyo: Pemerintah Belanda Telmi dan Arogan

Priyo: Pemerintah Belanda Telmi dan Arogan
Headline
inilah.com/Ardhy fernando
Oleh: Marlen Sitompul
Nasional - Jumat, 20 Januari 2012 | 13:02 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Parlemen Belanda menolak penjualan tank Leopard ke Indonesia dengan alasan pelanggaran HAM masih tinggi. Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai, penolakan dengan alasan itu berlebihan.

"Penolakan penjualan tank ke Indonesia sebagai bentuk arogansi parlemen Belanda. Pemerintah Belanda ini telmi, telat mikir. Mereka masih menyatakan Indonesia tinggi pelanggaran HAM. Negara Belanda sangat arogan sekali," kata Priyo kepada wartawan, di Gedung DPR, Jumat (20/1/2012).

Menurut dia, pemerintah Belanda tak sadar dengan perilaku yang telah melakukan pelanggaran HAM di Indonesia selama masa penjajahan. "Saya kira Belanda tidak sadar dengan prilaku mereka, saya sangat mengecam pernyataan parlemen Belanda itu," ujarnya.

Selain itu, Priyo meminta pemerintah transparan dan terbuka kepada dewan soal rencana pembelian tank yang menelan biaya triliunan rupiah tersebut. "Kementerian pertahanan tidak membicarakan kepada DPR. Seharusnya membicarakan masalah yang krusial ini," jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui TNI memang berencana membeli 100 tank Leopard bekas dari Belanda. Namun, rencana ini menimbulkan polemik dimasyarakat. Salah satunya penolakan dari masyarakat karena tank tersebut dinilai tidak cocok dengan kondisi medan di Indonesia. Sedangkan tank Leopard dinilai hanya cocok untuk perang di dalam kota.[yeh]

sumber Inilah.com

Menhan: Pembelian Tank Terkendala Parlemen Belanda


INILAH.COM, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui, rencana pembelian tank Leopard milik Belanda terkendala parlemen negeri 'Kincir Angin' tersebut.

"Antara pemerintah dan pemerintah sudah ada pembicaraan, tetapi kan kita punya parlemen, mereka juga punya parlemen. Urusannya masih belum selesai," ujar Purnomo di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jumat (20/1/2012).

Keputusan pembelian tank bekas Belanda ini selain mendapat penolakan dari parlemen dalam negeri, juga mendapat penolakan dari parlemen Belanda. Akibatnya hingga saat ini transaksi jual-beli tank tidak dapat dilakukan. "Belum, masih menunggu," ucapnya.

Namun Purnomo menegaskan, rencana pembelian tank Leopard sudah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan TNI AD sebagai pengguna.

"Iya dong, kami sebagai Kementerian Pertahanan tidak akan mengubah spektek (spesifikasi teknis). Kita mengikuti apa yang disulkan angkatan. User naik ke Mabes TNI, kemudian naik ke kita," kata Purnomo.

Selain itu, Parlemen Belanda mengeluarkan mosi untuk membatalkan transaksi pembelian tank miliknya kepada Indonesia. Alasannya, Indonesia dinilai belum mampu menghormati hak asasi manusia, dan tank milik Belanda bisa saja digunakan untuk menyerang rakyat sendiri. [yeh]

sumber : Inilah.com

Deputi Menristek Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek, Teguh Rahardjo, menyatakan, "Pembelian Leopard ini akan jadi kesempatan bagi peneliti untuk ikut belajar meningkatkan kemampuan."

Jumat, 20 Januari 2012 13:16 WIB | 1082 Views
Subang (ANTARA News) - Jika mendapat pengetahuan memadai, Indonesia mampu mengembangkan sendiri tank canggih sekelas Leopard . Deputi Menristek Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek, Teguh Rahardjo, menyatakan, "Pembelian Leopard ini akan jadi kesempatan bagi peneliti untuk ikut belajar meningkatkan kemampuan."

Dia katakan, Jumat, spesifikasi teknologi tank Leopard sangat canggih misalnya dari tingkat akurasi penembakannya. Sampai saat ini teknologi yang baru dikuasai Indonesia adalah jenis panser, belum jenis yang beroda rantai yang mampu melewati berbagai medan sangat berat.

Pihaknya, lanjut dia, siap membantu PT Pindad untuk mengkaji teknologi apa saja yang ada di dalam tank tersebut dan membantu mengembangkannya.

"Kalau ini jadi program alih teknologi yang akan dikembangkan secara nasional, kita akan targetkan 5-10 tahun kita sudah bisa kuasai, tapi tentu tergantung kesiapan industri persenjataan dan mesin juga," katanya.

Ia juga mengatakan, TNI sudah lama tidak meregenerasi tank-tank-nya yang kini sudah berusia cukup tua dan kurang layak digunakan sebagai sarana pertahanan.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan pengadaan tank Leopard dari Belanda sudah melalui penelitian dan pengkajian yang matang, tidak diputuskan secara tiba-tiba.

Sedangkan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, "Kementerian Pertahanan memandang secara strategi perlu memodernisasi peralatan militer dalam rangka dua hal yakni memenuhi strategi pertahanan dan untuk memenuhi varian teknologi sebagai tuntutan dari revolusi militer di ASEAN."

Sebelumnya, rencana pembelian tank Leopard ditolak Parlemen Belanda. Mereka menilai Indonesia masih melakukan berbagai pelanggaran HAM.  (D009)


sumber Antara

Jangan Ikuti Opini Anggota Dewan Cepat Beli MBT LEOPARD 2A6, Sebelum Krisis Selat Hormuz Pecah


Kepada Pemerintah Saya sarankan cepat ambil kesempatan emas ini jangan hiraukan anggota dewan yang mengeluarkan opini penolakan terhadap pembelian MBT Leopard 2A6.  Menurut hemat saya Anggaran untuk modenisasi alutsista TNI sudah disahkan oleh DPR artinya itu sah secara hukum nah mengenai teknisnya usernya lah yaitu TNI (Kaveleri) yang membutuhkan MBT Leopar 2A6, jadi bukan mengada ada, untuk Kesejah teraan rakyat dan pendidikan sudah ada porsinya masing masing dan tertuang dalam anggaran.

Kalau kita perhatikan eskalasi krisis selat hormus makin memanas, kalau sempat ditutupnya selat hormus akan berdampak berat bagi perekonomian kita , jelas BBM akan melambung naik yang disebabkan oleh kuranganya pasokan minyak dunia yang terhamat sebagai akibat ditutupnya selat hormus,  kalau keadaan seperti ini nah akan dimanfaatkan oleh politisi yang menolak pembelian MBT leopard 2A6 sebagai senjata untuk menyerang pemerintah dengan isu kesejahteraan rakyat (isu kenaikan BBM), kalo gini jadinya aduh jelas-jelas akan ditunda bahkan terancam batal pembeliannya karena angaran tersebut akan dialihkan untuk kesejahteraan rakyat atas desakan politisi yang kontra pembelian MBT.  Dan Pemerintah pun akan berfikir 1000 kali tentunya pemerintah mau tidak mau harus pro rakyat supaya konflik horizontal tidak terjadi.

Pembelian MBT leopar 2A6 ex belanda dengan harga murah itu terjadi bukan di negara kita saja bahkan negara eropa dan singapura saja membeli MBT leopard bekas lalu di Upgrade.  Ya wajarlah suatu pemimpin dia ahir kepemimpinannya ingin nama baiknya itu harum, makanya pemerintah diahir kepemerintahanya di tahun 2014 menginginkan postur pertahanan kita itu kuat, itu tertuang dalam restra TNI 2011-2014 untuk men capai kekuatan pokok minimu (MEF) dan itu sudah ada blu printnya.  Nah Kan perjalanan untuk kesana tidak semulus yang dikira tentunya ada rintangan dan halangan, seperti ketidak sukaan partai oposisi yang menentang habis habisan kebijakan pemerintah mengatasnakan rakyat, kalau menurut pendapat saya justru sebaliknya, memang yang tahu soal alutsista akan mendukung pembelian lepard 2A6 ini hanya sebatas kalangan saja seperti kalangan menengah atas , bloggersista, pemerhati alutsista didunia maya bukan pemerhati alutsista abal abalan ya , nah harusnya ayo kita bersama sama berikan penjelasan kepada masyarakat indonesia betapa pentingnya alutsista untuk mempertahan NKRI ini.

Begini Jika Pertahanan Kuat maka terciptalah suatu keamanan yang kondusif dinegara ini, kalo sudah aman kegiatan ekonomi,bisnis pun jadi berkembang yang akan berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat meingkat, artinya masyarakat bisa belanja ke pasar dengan aman, mejajakan jualannya ke pasar aman, pebisnis menjalankan bisnisnya aman, kira - kira begitulah gambaranya.

Jadi saya mewakili kawan kawan blogersista,facebooksista, indodef sista,WT,WW,pemerhati alutsista di dunia maya dan masyarakat mendukung pembelian MBT leopar 2A6 sebelum krisis selat hormuz pecah dan kami berdoa agar krisis selat hormuz tidak akan pernah terjadi dan AS pun seyogyanya agar mempertimbangkan aksi militernya ke selat hormuz.ahir kata Segera Dibeli Leopard 2A6 dan wellcome to NKRI.

Oleh IWJ
By Indonesia Defence, 2012


BERITA POLULER