Senin, 19 Desember 2011 10:39 WIB | 991 Views
Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai sudah waktunya Indonesia memiliki pusat pemeliharaan perdamaian berkelas dunia untuk menciptakan perwira yang berkualitas. Menurut Presiden, partisipasi aktif Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia sangat tinggi.
"Indonesia dinilai `good guy` (dalam misi perdamaian dunia--red) namun kita juga pernah kehilangan peluang di Bosnia," kata Presiden Yudhoyono saat meresmikan Pusat Pemeliharaan Perdamaian di Kompleks Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia Santi Dharma, Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menurut Kepala Negara, saat bergabung dengan misi perdamaian PBB di Bosnia tidak banyak perwira Indonesia yang mengisi posisi kepemimpinan dalam misi itu karena hambatan bahasa dan pengetahuan tentang misi perdamaian itu.
Ia juga menyebutkan bahwa sejumlah personil asal Indonesia harus dipulangkan dari Bosnia karena tidak lulus keterampilan mengemudi dan bahasa.
Oleh karena pengalaman itu maka kata Presiden, muncul ide agar Indonesia memiliki Pusat Pemeliharaan Perdamaian seiring dengan partisipasi aktif Indonesia dan penerimaan baik masyarakat internasional agar misi perdamaian Indonesia lebih siap dan terampil.
Sejak mengirimkan misi perdamaian dunia pertama pada 1957 hingga saat ini Indonesia telah mengirimkan sekitar 24.284 prajurit yang tergabung dalam misi perdamaian Indonesia, Tim Garuda.
Presiden kemudian menyebutkan ketidaksiapan Indonesia untuk segera melakukan gelar pasukan di perbatasan Lebanon-Israel saat terjadi ketegangan di kawasan itu.
"Saat itu pertanyaannya bagaimana dapat mengirimkan cepat pasukan," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu maka Pusat Pemeliharaan Perdamaian juga akan memiliki satu satuan mekanis yang berfungsi sebagai "standby force" yang dapat segera dikirim kemana pun.
Tahap selanjutnya, kata Presiden, Pusat Pemeliharaan Perdamaian itu juga akan menjadi pusat latihan tanggap bencana, pelatihan kontraterorisme dan kampus Universitas Pertahanan.
"Saya juga berharap di tempat ini suatu saat ada lokasi kompetisi militer internasional," katanya merujuk pada kompetisi menembak atau "military games" yang lain.
Presiden Yudhoyono yang pagi itu mengenakan rompi pasukan misi perdamaian juga mengingatkan keperluan untuk menjaga kawasan Pusat Pemeliharaan Perdamaian itu tetap hijau.
Fasilitas Indonesian Peace and Security Center (IPSC) merupakan bangunan pertama yang diresmikan pengoperasiannya disamping beberapa bangunan lain yang ada di kawasan kompleks Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian seluas 242, 712 ha.
Seluruh pembangunan IPSC akan diselesaikan pada Tahun Anggaran 2013 namun untuk fasilitas pelatihan dan pendidikan, pembangunannya sudah mencapai 90 persen dan diharapkan sudah dapat dioperasionalkan dalam waktu dekat.
Sedangkan yang masih dalam taraf pembangunan dan diharapkan selesai pada tahun 2013 yaitu fasilitas Pusat Latihan Penanggulangan Bencana, Pusat Latihan Penanggulangan Terorisme, Standby Force dan National Language Center (NLC).
ANTARA
Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai sudah waktunya Indonesia memiliki pusat pemeliharaan perdamaian berkelas dunia untuk menciptakan perwira yang berkualitas. Menurut Presiden, partisipasi aktif Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia sangat tinggi.
"Indonesia dinilai `good guy` (dalam misi perdamaian dunia--red) namun kita juga pernah kehilangan peluang di Bosnia," kata Presiden Yudhoyono saat meresmikan Pusat Pemeliharaan Perdamaian di Kompleks Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia Santi Dharma, Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menurut Kepala Negara, saat bergabung dengan misi perdamaian PBB di Bosnia tidak banyak perwira Indonesia yang mengisi posisi kepemimpinan dalam misi itu karena hambatan bahasa dan pengetahuan tentang misi perdamaian itu.
Ia juga menyebutkan bahwa sejumlah personil asal Indonesia harus dipulangkan dari Bosnia karena tidak lulus keterampilan mengemudi dan bahasa.
Oleh karena pengalaman itu maka kata Presiden, muncul ide agar Indonesia memiliki Pusat Pemeliharaan Perdamaian seiring dengan partisipasi aktif Indonesia dan penerimaan baik masyarakat internasional agar misi perdamaian Indonesia lebih siap dan terampil.
Sejak mengirimkan misi perdamaian dunia pertama pada 1957 hingga saat ini Indonesia telah mengirimkan sekitar 24.284 prajurit yang tergabung dalam misi perdamaian Indonesia, Tim Garuda.
Presiden kemudian menyebutkan ketidaksiapan Indonesia untuk segera melakukan gelar pasukan di perbatasan Lebanon-Israel saat terjadi ketegangan di kawasan itu.
"Saat itu pertanyaannya bagaimana dapat mengirimkan cepat pasukan," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu maka Pusat Pemeliharaan Perdamaian juga akan memiliki satu satuan mekanis yang berfungsi sebagai "standby force" yang dapat segera dikirim kemana pun.
Tahap selanjutnya, kata Presiden, Pusat Pemeliharaan Perdamaian itu juga akan menjadi pusat latihan tanggap bencana, pelatihan kontraterorisme dan kampus Universitas Pertahanan.
"Saya juga berharap di tempat ini suatu saat ada lokasi kompetisi militer internasional," katanya merujuk pada kompetisi menembak atau "military games" yang lain.
Presiden Yudhoyono yang pagi itu mengenakan rompi pasukan misi perdamaian juga mengingatkan keperluan untuk menjaga kawasan Pusat Pemeliharaan Perdamaian itu tetap hijau.
Fasilitas Indonesian Peace and Security Center (IPSC) merupakan bangunan pertama yang diresmikan pengoperasiannya disamping beberapa bangunan lain yang ada di kawasan kompleks Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian seluas 242, 712 ha.
Seluruh pembangunan IPSC akan diselesaikan pada Tahun Anggaran 2013 namun untuk fasilitas pelatihan dan pendidikan, pembangunannya sudah mencapai 90 persen dan diharapkan sudah dapat dioperasionalkan dalam waktu dekat.
Sedangkan yang masih dalam taraf pembangunan dan diharapkan selesai pada tahun 2013 yaitu fasilitas Pusat Latihan Penanggulangan Bencana, Pusat Latihan Penanggulangan Terorisme, Standby Force dan National Language Center (NLC).
ANTARA