Pages

Tuesday, December 13, 2011

Jangan biarkan laut kita dikuasai bangsa lain





Jakarta (ANTARA News) - "Jangan kita biarkan kekayaan laut kita dinikmati oleh bangsa lain," kata Koordinator Staf Ahli Kasal, Laksamana Muda TNI Bambang Budianto, di Markas Besar TNI-AL di Jakarta, Selasa. Kalimat singkat itu padat makna dan sangat luas cakupannya.

Budianto memang menjadi aktor pembaca amanat tertulis Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro,  pada Hari Nusantara 2011.  Menteri pertahanan Indonesia itu menegaskan kedaulatan negara dalam bentuk dan wahana apapun, termasuk di laut, harus dipertahankan.

"Kekayaan laut harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Laut kita terbentang sangat luas hampir tiga perempat dari keseluruhan wilayah tanah air," ujarnya. Satu data menyatakan, pencurian ikan laut --cuma dari ikan laut saja-- bisa mencapai angka 4,5 miliar dolar Amerika Serikat setahun.

Kalau ini bisa diselamatkan separuhnya saja, maka kita tidak perlu berhutang ke luar negeri atau institusi perbankan global yang kerap menyertakan persyaratan mengikat luar biasa. Potensi laut Indonesia yang besar itu belum sepenuhnya dikelola baik.

Industri perikanan nasional belum benar-benar berkembang. Kontribusi perikanan kepada pendapatan nasional juga masih relatif kecil. Bahkan, di perairan laut kita, justru masih banyak terjadi pencurian ikan terorganisasi. Akibatnya, sektor perikanan belum mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Belum selesai benar mengolah dan menggarap serta menjaga kekayaan ikan laut kita, pemerintah malah mengimpor ikan laut dari luar negeri. Hal ini karuan menimbulkan keresahan dan protes keras dari nelayan dan himpunan nelayan yang ada



antara

KSAU Ingatkan Agar Prajurit TNI AU Siap Hadapi Perang



 
dok.dispenau / dok.dispenau
Jurnas.com | TNI AU sebagai organisasi perang harus mampu mengelola setiap unsur dari organisasinya agar siap menghadapi perang.

"Memelajari perang aplikasinya dalam dunia nyata adalah sebuah keharusan," kata KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat dalam amanat tertulis yang dibacakan Wakil KSAU, Marsdya TNI Dede Rusamsi pada pembukaan Latihan Angkasa Yudha tahun 2011 di Seskoau, Lembang, Bandung, Selasa (13/12).

Meskipun latihan Angkasa Yudha dilaksanakan dalam bentuk gladi posko dan TAMG (Tactical Air Manouvre Game), KSAU mengharapkan setiap personel harus terlibat serius dalam melaksanakan tugas dan perannya. “Latihan ini sebagai pijakan dalam penerapan prinsip “unity of command” yaitu dalam perang modern seluruh kekuatan udara harus berada di bawah satu kesatuan komando,” kata KSAU seperti dilansir dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, Selasa (13/12).

JURNAS

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi kemampuan dan kekuatan melalui “interoperability” seluruh kekuatan tempur TNI AU ini. Latihan ini mengangkat tema “Komando Tugas Udara (Kogasud) bersama dengan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Melaksanakan Operasi Udara di Wilayah NKRI dalam rangka Mendukung Tugas Pokok TNI”.

Monday, December 12, 2011

Perangkat Terbaru AL Iran Akan Segera Diluncurkan



Digg it

F

Seorang komandan senior Angkatan Laur Iran, mengkonfirmasikan rencana segera negara ini untuk meluncurkan sebuah perangkat militer terbaru dalam melawan perang elektronik musuh.

Laksamana Gholam Reza Khadem Bigham, Rabu (7/12) mengatakan, Angkatan Laut Iran akan meluncurkan perangkat produksi dalam negeri itu pada manuver Velayat 90 yang akan digelar di perairan internasional.

Ditambahkannya bahwa dalam manuver tersebut, seluruh perlengkapan terbaru Iran akan diluncurkan. Demikian dilaporkan IRNA.

Pejabat tinggi AL Iran itu menegaskan bahwa kapal selam Ghadir produksi dalam negeri telah bergabung dengan armada Angkatan Laut Iran pada 28 November lalu, dan akan ikut berpartisipasi pada manuver itu.


 (IRIB Indonesia/MZ/SL)

Menhan: Laut Perekat Kedaulatan Negara



 
tnial.mil.id / KRI Teluk Hading
Jurnas.com | MENTERI Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Panitia Peringatan Hari Nusantara Tahun 2011 mengatakan konsep archipelagic state yang dicetuskan dan dideklarasikan oleh Ir. H. Djoeanda (Deklarasi Djoeanda) pada 13 Desember 1957 kepada dunia menegaskan bahwa Republik Indonesia mempunyai kedaulatan penuh terhadap perairan antarpulau. Deklarasi Djoeanda akhirnya masuk dan ditetapkan dalam konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nation Convention On Law Of The Sea atau UNCLOS pada tahun 1982 yang mengakui konsep negara Kepulauan.

Menurut Purnomo, Deklarasi Djoeanda memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia karena deklarasi ini telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang dapat mempersatukan seluruh wilayah Tanah Air dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peringatan Hari Nusantara mengingatkan Bangsa Indonesia tentang konsep Wawasan Nusantara yang dideklarasikan oleh Ir. H. Djoeanda pada tanggal 13 Desember 1957.

"Laut bukanlah merupakan pemisah pulau-pulau di seluruh nusantara, tetapi sebagai perekat dan pemersatu kedaulatan negara," kata Purnomo dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI I.N.G.N. Ary Atmaja, S.E pada upacara memperingati Hari Nusantara Tahun 2011 di Lapangan Apel Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/12).



Peringatan Hari Nusantara ini mengangkat tema ”Melalui Peringatan Hari Nusantara Kita Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Wadah NKRI dengan Meningkatkan Kemampuan Pertahanan Dalam Rangka Menuju Negara Maritim”.

Menhan menambahkan bahwa memperkuat NKRI secara ekonomi tidak kalah pentingnya dengan mengikat NKRI secara politis, integrasi ekonomi yang kokoh bagi negara harus dapat menyatukan dan memperdayakan seluruh wilayah perairan yang memiliki kekayaan laut yang luar biasa bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa.

Menurutnya, potensi yang besar dari kekayaan laut belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Industri perikanan nasional belum benar-benar berkembang. Kontribusi dari industri perikanan kepada pendapatan nasional juga masih relatif kecil. Bahkan di perairan laut justru masih banyak terjadi pencurian ikan. Akibatnya sektor perikanan belum mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat. Para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari kekayaan laut masih merupakan salah satu kelompok masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian.

Selain itu, dari perspektif geo-ekonomi pembangunan ekonomi kelautan di sektor perikanan, perhubungan laut, pariwisata, bahari, pertambangan dan industri maritim perlu ditingkatkan. Perlu mengubah cara pandang pembangunan, dari pembangunan yang semata berbasis daratan (Land Based Development)menjadi lebih berorientasi kepada pembangunan basis kelautan (Ocean Based Development).
jurnas
Berdasarkan siaran pers Kadispen Kolinlamil, Letkol Laut Maman Sulaeman, hadir pada peringatan Hari Nusantara Irkolinlamil, para Asisten Pangkolinlamil, para Kadis Kolinlamil, dan para Komandan unsur yang berada dipangkalan Jakarta.

Peringatan Hari Nusantara di Dumai Diwarnai Dengan Kegiatan Latgab TNI



Dumai, DMC - Rangkaian Puncak Peringatan Hari Nusantara Tahun 2011 yang dilaksanakan di Kota Dumai, Provinsi Riau diwarnai dengan kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Batalyon. Kegiatan Latgab TNI yang dilaksanakan mulai tanggal 2 sampai dengan 14 Desember 2011 ini ditinjau oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., Sabtu Pagi (10/12) di Bandara  Pinang Kampai, Kota Dumai.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI  didampingi Kasau Marsekal TNI  Imam Sufaat, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus dan sejumlah pejabat Mabes TNI dan Mabes Angkatan meninjau secara langsung kegiatan Operasi Lintas Udara (Linud).
Operasi lintas udara merupakan operasi gabungan yang melibatkan dua matra yaitu Angkatan Udara dan Angkatan Darat. Operasi Linud kali menggunakan 9 pesawat C130 Hercules dari Angkatan Udara terdiri dari enam pesawat dari Skuadron 32 Abdurrahman Saleh, Malang dan tiga pesawat dari Skuadron 31 Udara Halim Perdanan Kusuma, Jakarta. Sembilan pesawat tersebut menerjunkan 416 prajurit dari Batalyon Infanteri Lintas Udara 503/MAYANGKARA TNI Angkatan Darat.
Penenjunan dilakukan dengan taktik Tactical Formation atau formasi dimana jarak antar pesawat kurang lebih 600 meter dan dipandu oleh Tim Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL) yang merupakan tim gabungan pasukan dari satu tim Dalpur Paskas Angkatan Udara dan tim Pandu Angkatan Darat.
Operasi Linud  yang dimulai pukul 05.50 WIB tersebut, didahului dengan serangan udara ke darat yang dilakukan oleh tiga pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skuadron Udara 12 Pekan Baru yang meluncurkan roket ke sasaran yang telah ditentukan.
Pada Operasi Linud kali ini diskenariokan situasi keamanan yang terjadi di wilayah Riau dan sekitarnya semakin memburuk, dimana aksi bersenjata yang dilaksanakan oleh pihak musuh telah berhasil mengusai sebagian objek vital di wilayah Dumai dan sekitarnya.
Operasi lintas udara bertujuan untuk menghancurkan musuh, yang karena jumlah kekuatan dan lokasinya memerlukan pendadakan dan penghancurkan secara cepat. Para Prajurit Linud melakukan pendaratan dan kemudian secara taktis segera melaksanakan pelipatan payung secara cepat dan segera secara berkelompok saling mengamankan, bergerak menuju titik berkumpul yang sudah ditentukan.
Bersamaan dengan penerjunan Prajurit Linud, dilaksanakan pula serbuan serangan Ampfibi oleh Batalyon Infanteri Marinir. Beberapa hari sebelum Pasukan Linud melaksanakan terjun taktis, telah diterjunkan pasukan KDOL dengan menggunakan penerjunan Free Fall di daerah Drop Zone sebagai team pendahulu yang menyiapkan berbagai kepentingan dalam rangka menunjang keberhasilan Operasi Linud.  Pasukan KDOL merupakan gabungan dari team Pandu dari Angkatan Darat dan team Dalpur dari Angkatan Udara.
Latihan Gabungan TNI Tahun 2011 mengambil tema “Komando Operasi Gabungan melaksanakan di wilayah darat dan laut serta udara nasional dalam rangka menegakan kedaulatan NKRI”.  Latgab meliputi gerakan menuju sasaran (lintas laut), pengintaian dan pengamatan udara, penerjunan Taipur, KDOL dan Taifib, serangan Amfibi, perebutan tumpuan pantai, serangan udara langsung, operasi Linud, perebutan tumpuan udara, operasi perlintasan, operasi penggabungan dan operasi darat lanjutan.
Terkait dengan Latgab TNI Tahun ini, Panglima TNI mengatakan Latgab TNI ini intinya dilaksanakan dengan tujuan untuk mensinergikan kemampuan yang dimiliki oleh ketiga Angkatan dalam suatu konteks operasi gabungan. Latgab TNI kali ini, diupayakan dilaksanakan secara nyata dan tidak ada yang di pre-memory-kan. (BDI/SR)

KDB Darulaman Tiba di Pangkalan TDLB



12 Desember 2011

KDB Darulaman tiba di Brunei dari perjalanan panjang pengiriman kapal baru tersebut dari Jerman (photo : Brunei Mindef)

MUARA, - Kapal Diraja Brunei DARULAMAN tiba di Jeti Pangkalan Tentera Laut Diraja Brunei, Muara. Ketibaan Kapal Diraja Brunei DARULAMAN telah disambut oleh Dato Paduka Haji Mustappa bin Haji Sirat, Timbalan Menteri Pertahanan, Pegawai-Pegawai dan anggota-anggota Tentera Laut Diraja Brunei serta keluarga.

Pada hari Jumaat 7 Oktober 2011, Kapal Diraja Brunei DARULAMAN memulakan pelayaran bersejarah yang pertamanya “The Maiden Voyage” daripada Pelabuhan Lemwerder, Jerman menuju balik ke tanah air Negara Brunei Darussalam. Kapal-kapal ini telah mengharungi Lautan Atlantik, Lautan Mediterranean, Teluk Suez, Teluk Aden, Lautan Hindi, Selat Melaka dan Laut China Selatan.

Pelayaran pertama ini telah mengambil masa kira-kira 48 hari. Tempat-tempat yang menjadi persinggahan semasa perlayaran ini adalah seperti berikut:

• Toulon (Perancis) Tiba: 16 Okt 2011 Bertolak: 19 Okt 2011
• Akzas Naval Base (Turkey) Tiba: 24 Okt 2011 Bertolak: 28 Okt 2011
• Port Said (Egypt) Tiba: 30 Okt 2011 Bertolak: 4 Okt 2011
• Muscat (Oman) Tiba: 13 Nov 2011 Bertolak: 16 Nov 2011
• Colombo (Sri Langka) Tiba: 23 Nov 2011 Bertolak: 26 Nov 2011
• Changi (Singapura) Tiba: 2 Dis 2011 Bertolak: 5 Dis 2011

Semasa dalam pelayaran, anggota-anggota kapal telah menjalankan beberapa latihan bagi meningkatkan lagi keupayaan dan profesionalisme anggota-anggota kapal seperti latihan kebakaran, latihan menembak senjata ringgan, latihan pemantauan, latihan pelancaran 'Rigid Inflatable Craft', latihan navigasi dan latihan 'Officer of the watch manuevers'.

Perkuat Alutsista dengan Kerja Sama Multinegara

DUMAI--MICOM: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia akan bekerja sama dengan banyak negara untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) dan agar tidak tergantung hanya pada satu negara.

Kerja sama multinegara tersebut juga untuk antisipasi embargo dari satu negara. "Kerja sama dengan luar negeri prinsip kita adalah kepentingan negara. Dari pengalaman, kita tidak ingin hanya bergantung dari salah satu sumber," ujar Purnomo seusai membuka pameran alutsista dalam rangka memperingati hari Nusantara XII di Dumai, Provinsi Riau, Senin (12/12).

Bekerja sama dengan banyak negara seperti AS, Rusia, Korea, Inggris dan negara lain, lanjut Purnomo, merupakan strategi Indonesia untuk bisa tetap meningkatkan alutsista saat salah satu negara melakukan embargo. Indonesia masih bisa menjalankan sistem pertahanan bila diembargo oleh salah satu negara dengan tetap bekerja sama dengan beberapa negara.

Persoalannya, bekerja sama mendatangkan alutsista dengan multinegara mengharuskan Indonesia menyediakan SDM yang cukup. Namun, menurut Menhan, kendala tersebut bukan tantangan berat.

Dalam beberapa kejadian, Indonesia sudah mempraktikkan penggunaan pesawat tempur yang berbeda dari beberapa negara. Misalnya, sukoi dari Rusia, F16 dari AS, dan Hawk dari Inggris. "Itu bisa kita atasi. Prinsip kita adalah tidak tergantung pada satu negara. Dengan demikian, tidak heran di masa mendatang kita akan gunakan berbagai teknologi dari beberapa negara," ujarnya.

Namun, ujar Purnomo, Indonesia saat ini tetap menginginkan peningkatan industri pertahanan untuk kesejahteraan. "Contohnya saja pada panser buatan Pindad dan penggunaannya sudah dilakukan di Indonesia. Kita ingin alutsista kita kembangkan dan itu juga bisa membangun perekonomian negara," ujarnya.

BERITA POLULER