im COE Unifil untuk yang ketiga kalinya menggelar ORI (Operastional Readiness Inspection) terhadap peralatan maupun perlengkapan operasional Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt di Libanon Selatan. Pelaksanaan inspeksi ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 7-8 September 2011. Satu persatu peralatan yang dimiliki Indobatt diperiksa oleh tim COE Unifil. (Puspen TNI).
Thursday, September 22, 2011
Tim COE Unifil Periksa Peralatan Indobatt
im COE Unifil untuk yang ketiga kalinya menggelar ORI (Operastional Readiness Inspection) terhadap peralatan maupun perlengkapan operasional Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt di Libanon Selatan. Pelaksanaan inspeksi ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 7-8 September 2011. Satu persatu peralatan yang dimiliki Indobatt diperiksa oleh tim COE Unifil. (Puspen TNI).
Tidak Ada Anggaran Yang Digelapkan oleh Kemhan
22 September 2011, Jakarta (DMC): Pada tanggal 14 September 2011, Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI memenuhi undangan Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI membahas rincian APBN-P Kemhan/TNI Tahun Anggaran 2011. Dua hari sesudahnya pada tanggal 16 September 2011 beberapa Media Cetak Nasional memberitakan sejumlah hal yang dibicarakan dalam rapat tersebut diantaranya terkait perubahan jumlah alokasi anggaran dalam APBN-P Kemhan/TNI 2011 yang dianggap dilakukan sepihak oleh Kemhan dan dugaan penggelapan anggaran Kemhan.
Menanggapi pemberitaan tersebut Kemhan melalui Pusat Komunikasi Publik (Puskom Publik) memandang perlu untuk meluruskannya. Pada Kesempatan ini Menteri Pertahanan PurnomoYtsgiantoro menegaskan, jelas bahwa tidak ada anggaran yang digelapkan oleh Kemhan sebagaimana yang diberitakan di media massa.
Pembahasan alokasi APBN-P 2011 diawali melalui Raker Komisi I DPR RI dengan Menhan dan Panglima TNI pada tanggal 6 Juli 2011 yang menyimpulkan bahwa Kemhan direncanakan mendapat alokasi anggaran dalam APBN-P 2011 sebesar Rp. 2,485 T.
Sedangkan, berdasarkan dari hasil Raker Banggar DPR RI dengan Pemerintah tanggal 5 s.d 22 Juli 2011, Kemhan mendapat tambahan dari optimalisasi sebesar Rp. 50 Milyar untuk Alat Kesehatan Rumah Sakit KRI dr. Suharso.
Sementara itu, pada rapat kerja antara Kemkeu dengan Komisi I DPR tanggal 19 September 2011 dimana Kemkeu diwakili Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menjelaskan, bahwa Rp. 443 M dari alokasi anggaran dalam APBN-P 2011 sebesar Rp. 2,485 T dialokasikan untuk menampung luncuran Pinjaman Dalam Negeri TA 2010. Sehingga untuk alokasi APBN-P Kemhan 2011 menjadi sebesar 2,041 T ditambah dengan tambahan dari optimalisasi sebesar Rp. 50 M untuk Alat Kesehatan Rumah Sakit KRI dr. Suharso, sehingga total keseluruhan menjadi Rp. 2.091 T.
Terakhir, karena Rp. 41 M untuk KRI Soeharso dan sedang dilaksanakan kegiatannyaberdasarkan DIPA UO TNI AL No: 0005/012-23.1.01/00/2011 Revisi II tanggal 30 Mei 2011, maka pengusulan daftar kegiatan dan anggaran percepatan MEF dan Non MEF melalui APBN-P TA 2011 menjadi sebesar Rp. 2,050 T.
Dengan penjelasan dari Wamenkeu terkait perubahan alokasi anggaran Kemhan tersebut, Komisi I DPR/RI menyatakan agar proses administrasi diperbaiki dan lebih ditata serta melibatkan Komisi I dalam pengambilan keputusan, untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dalam hal penggunaan anggaran negara.
Sumber: Kemhan
Indonesia terpilih sebagai anggota dewan gubernur IAEA
London (ANTARA News) - Indonesia terpilih secara aklamasi sebagai Anggota Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) periode 2011-2013, mewakili kawasan Asia Tenggara dan Pasifik dan mengesahkan Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja, Utusan Tetap Indonesia untuk IAEA, sebagai Gubernur Indonesia di IAEA pada periode tersebut.
Keputusan tersebut diambil oleh Konferensi Umum ke- 55 Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada pertemuannya di Wina, 22 September 2011, demikian Sekretaris I KBRI/PTRI Wina Kedutaan Besar/Perwakilan Tetap RI Wina, Austria, Dr. Lalu M. Iqbal kepada Antara London, Kamis.
Terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Dewan Gubernur IAEA melalui aklamasi menunjukkan kepercayaan yang besar komunitas internasional, dari berbagai kelompok kawasan, terhadap peran dan leadership Indonesia dalam isu-isu pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai dan keamanan intenasional.
Indonesia terakhir menjadi Anggota Dewan Gubernur IAEA pada periode 2005-2007. Pada periode tersebut Indonesia telah menunjukkan sikap obyektif dan mengedepankan prinsip bebas aktifnya dalam mengambil berbagai keputusan politik penting yang terkait dengan isu-isu nuklir.
Selain Indonesia, negara lainnya yang juga terpilih sebagai Anggota Dewan Gubernur IAEA pada periode ini adalah Kuba, Meksiko, Italia, Swedia, Bulgaria, Hungaria, Saudi Arabia, Korea Selatan dan Tanzania.
Sementara itu, Mesir terpilih sebagai Anggota Dewan Gubernur IAEA dari kawasan Afrika pada periode yang sama melalui proses pemungutan suara.
Sebagai Anggota Dewan Gubernur, Indonesia akan ikut dalam pembahasan intensif berbagai isu internasional yang terkait dengan nuklir, mulai pada Sidang Dewan Gubernur hari Senen 26 September ini.
Dalam kapasitasnya sebagai Anggota Dewan Gubernur, Indonesia juga akan menentukan proses pengambilan keputusan-keputusan strategis dalam isu-isu tersebut. Dewan Gubernur IAEA sendiri melakukan pertemuan 5 kali setiap tahunnya, ditambah 3 kali pertemuan Komite.
Dewan Gubernur juga melakukan pertemuan luar biasa untuk isu-isu yang sangat penting dan mendesak. Pertemuan Dewan Gubernur IAEA luar biasa terakhir dilakukan pada bulan Juni 2011, guna memberikan arahan bagi langkah-langkah darurat tambahan yang perlu diambil IAEA terkait dengan kecelakaan nuklir di Fukushima.
Indonesia adalah salah satu dari 23 negara pertama yang menjadi Anggota IAEA pada tahun 1957 dan sekaligus menjadi salah satu dari Anggota Dewan Gubernur IAEA pertama.
Sejak awal Indonesia secara aktif memberikan kontribusi positifnya terhadap perkembangan IAEA dan terhadap upaya mempromosikan pemanfaatan tenaga nuklir untuk maksud-maksud damai.
Indonesia diakui sebagai negara paling maju di kawasannya dalam riset dan aplikasi teknologi nuklir untuk berbagai aspek pembangunan berkelanjutan.
Indonesia juga merupakan negara di kawasan yang memiliki paling banyak aktivitas dan fasilitas penelitian dan pengembangan nuklir. Berbagai fasilitas nuklir yang dimiliki Indonesia antara lain 3 reaktor riset, dimana salah satunya (Reaktor Kartini di Yogyakarta) adalah sepenuhnya hasil karya putera-puteri Indonesia.
Di bawah payung IAEA, Indonesia secara aktif memberikan kesempatan pelatihan, di fasilitas nuklir Indonesia dan oleh para pakar Indonesia, bagi para pakar nuklir dari negara-negara berkembang lain.
Dalam skala yang lebih luas, Indonesia adalah salah satu negara yang selalu berada di garda terdepan di dunia internasional dalam memperjuangkan pemusnahan senjata nuklir. Hingga saat ini, Indonesia selalu menjadi Koordinator Perlucutan Senjata bagi Gerakan Non-Blok (GNB). (ZG)
sumber : Antara
Pemerintah Bahas Kredit Ekspor Alutsista
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjawab sejumlah pertanyaan wartawan sebelum mengikuti rapat terbatas bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9). Rapat terbatas tersebut mengagendakan pembahasan lanjutan soal rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI dengan pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/11)
19 September 2011, Jakarta (Jurnas): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono memimpin Rapat Kabinet Terbatas Bidang Polhukam di Kantor Presiden, Senin (19/9) sejak pukul 11.00 WIB. Rapat membahas rencana pengadaan alutsista TNI dengan Pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014.
Sebelum Rapat Kabinet, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pengadaan alutsista dengan pinjaman luar negeri lebih diarahkan pada kredit ekspor. "Kami merapatkan kredit ekspor saja," kata Agus. Saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor, tapi akan diarahkan ke industri dalam negeri.
Dari anggaran yang ada, jika bisa diadakan di dalam negeri, akan dialihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri itu yang akan diarahkan ke kredit ekspor. "Nah, rapat ini mudah-mudahan akan diputuskan mana yang melalui kredit ekspor," katanya.
Beberapa alutsista yang belum bisa diproduksi di dalam negeri, misalnya helikopter AKS, F-16, dan Sukhoi. "Suku cadang ada yang beberapa yang bisa (diadakan di dalam negeri) dan ada juga yang belum. Sangat tergantung dari lisensi pabrik. Mudah-mudahan siang ini ada keputusan," kata Panglima TNI.
Panglima TNI: Semua Angkatan Butuh Modernisasi
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (19/9/2011), menyatakan, semua angkatan di TNI memerlukan modernisasi. Alat utama sistem senjata yang dimiliki Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sudah berusia tua.
"Setiap angkatan butuh modernisasi. Tank A ngkatan Darat tua-tua . Angkatan Laut juga sama," ujar Agus sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden.
Rapat yang dimulai pukul 11.00 itu membahas rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam rapat, Presiden Susilo Bambang Yudh oyono dan sejumlah menteri terkait, seperti Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, akan mengambil keputusan pengadaan alutsista yang menggunakan kredit ekspor. "Mana yang akan disetujui Pak Presiden untuk kredit ekspor," ucap Agus.
Menurut Pangima TNI, saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor. Maka, pengadaan alutsista pun diarahkan pada industri dalam negeri. "Jadi, dari anggaran yg ada, mana yang bisa diadakan di dalam negeri, akan kita alihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri akan diarahkan ke kredit ekspor," ujarnya.
Dalam RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan merupakan satu dari tujuh kementerian/ lembaga yang mendapat alokasi anggaran sangat besar, yakni di atas Rp 20 triliun. Alokasi tersebut diprioritaskan bagi upaya modernisasi alutsista.
Saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2012 beserta Nota Keuangannya, Agustus lalu , Presiden mengumumkan, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun.
Sumber: Jurnas/KOMPAS
19 September 2011, Jakarta (Jurnas): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono memimpin Rapat Kabinet Terbatas Bidang Polhukam di Kantor Presiden, Senin (19/9) sejak pukul 11.00 WIB. Rapat membahas rencana pengadaan alutsista TNI dengan Pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014.
Sebelum Rapat Kabinet, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pengadaan alutsista dengan pinjaman luar negeri lebih diarahkan pada kredit ekspor. "Kami merapatkan kredit ekspor saja," kata Agus. Saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor, tapi akan diarahkan ke industri dalam negeri.
Dari anggaran yang ada, jika bisa diadakan di dalam negeri, akan dialihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri itu yang akan diarahkan ke kredit ekspor. "Nah, rapat ini mudah-mudahan akan diputuskan mana yang melalui kredit ekspor," katanya.
Beberapa alutsista yang belum bisa diproduksi di dalam negeri, misalnya helikopter AKS, F-16, dan Sukhoi. "Suku cadang ada yang beberapa yang bisa (diadakan di dalam negeri) dan ada juga yang belum. Sangat tergantung dari lisensi pabrik. Mudah-mudahan siang ini ada keputusan," kata Panglima TNI.
Panglima TNI: Semua Angkatan Butuh Modernisasi
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (19/9/2011), menyatakan, semua angkatan di TNI memerlukan modernisasi. Alat utama sistem senjata yang dimiliki Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sudah berusia tua.
"Setiap angkatan butuh modernisasi. Tank A ngkatan Darat tua-tua . Angkatan Laut juga sama," ujar Agus sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden.
Rapat yang dimulai pukul 11.00 itu membahas rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam rapat, Presiden Susilo Bambang Yudh oyono dan sejumlah menteri terkait, seperti Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, akan mengambil keputusan pengadaan alutsista yang menggunakan kredit ekspor. "Mana yang akan disetujui Pak Presiden untuk kredit ekspor," ucap Agus.
Menurut Pangima TNI, saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor. Maka, pengadaan alutsista pun diarahkan pada industri dalam negeri. "Jadi, dari anggaran yg ada, mana yang bisa diadakan di dalam negeri, akan kita alihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri akan diarahkan ke kredit ekspor," ujarnya.
Dalam RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan merupakan satu dari tujuh kementerian/ lembaga yang mendapat alokasi anggaran sangat besar, yakni di atas Rp 20 triliun. Alokasi tersebut diprioritaskan bagi upaya modernisasi alutsista.
Saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2012 beserta Nota Keuangannya, Agustus lalu , Presiden mengumumkan, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun.
Sumber: Jurnas/KOMPAS
Wednesday, September 21, 2011
KODAM TUNGGU KEPUTUSAN PUSAT SATA_ GANTI ALUTSISTA
Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad
MENHAN: INDONESIA AKAN KONFIRMASI MALAYSIA TERKAIT PEMBAJAKAN
KRI CLURIT 641 |
Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia 2011
21
September 2011, Kubu Raya (ANTARA News): Komandan Skadron Udara 1 Lanud
Supadio, Letkol Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak (ten_aW depan),
bersama sejumlah penerbang dari TNI AU dan Tentara Udara Diraja Malaysia
(TUDM) berfoto bersama sebelum upacara pembukaan Latihan Bersama Elang
Malaysia Indonesia (Malindo), di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya,
Kalbar, Rabu (21/9). Latma Elang Malindo yang diikuti anggota TNI AU dan
TUDM tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan operasi bersama dan merupakan rangkaian dari kerjasama dua
negara yang telah terjalin selama ini. (Foto: ANTARA/Jessica
Wuysang/ss/pd/11)
Sejumlah anggota TNI AU membopong anggota Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang jatuh pingsan saat mengikuti upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malindo di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Tidak diketahui penyebab yang mengakibatkan anggota TUDM itu jatuh pingsan dan kemudian membentur aspal. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/pd/11)
Sejumlah anggota TNI AU membopong anggota Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang jatuh pingsan saat mengikuti upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malindo di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Tidak diketahui penyebab yang mengakibatkan anggota TUDM itu jatuh pingsan dan kemudian membentur aspal. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/pd/11)
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...