Pages

Thursday, September 22, 2011

Pemerintah Bahas Kredit Ekspor Alutsista


Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjawab sejumlah pertanyaan wartawan sebelum mengikuti rapat terbatas bidang politik, hukum dan keamanan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9). Rapat terbatas tersebut mengagendakan pembahasan lanjutan soal rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI dengan pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/11)

19 September 2011, Jakarta (Jurnas): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono memimpin Rapat Kabinet Terbatas Bidang Polhukam di Kantor Presiden, Senin (19/9) sejak pukul 11.00 WIB. Rapat membahas rencana pengadaan alutsista TNI dengan Pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri tahun 2010-2014.

Sebelum Rapat Kabinet, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pengadaan alutsista dengan pinjaman luar negeri lebih diarahkan pada kredit ekspor. "Kami merapatkan kredit ekspor saja," kata Agus. Saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor, tapi akan diarahkan ke industri dalam negeri.

Dari anggaran yang ada, jika bisa diadakan di dalam negeri, akan dialihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri itu yang akan diarahkan ke kredit ekspor. "Nah, rapat ini mudah-mudahan akan diputuskan mana yang melalui kredit ekspor," katanya.

Beberapa alutsista yang belum bisa diproduksi di dalam negeri, misalnya helikopter AKS, F-16, dan Sukhoi. "Suku cadang ada yang beberapa yang bisa (diadakan di dalam negeri) dan ada juga yang belum. Sangat tergantung dari lisensi pabrik. Mudah-mudahan siang ini ada keputusan," kata Panglima TNI.

Panglima TNI: Semua Angkatan Butuh Modernisasi 

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (19/9/2011), menyatakan, semua angkatan di TNI memerlukan modernisasi. Alat utama sistem senjata yang dimiliki Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sudah berusia tua.

"Setiap angkatan butuh modernisasi. Tank A ngkatan Darat tua-tua . Angkatan Laut juga sama," ujar Agus sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden.

Rapat yang dimulai pukul 11.00 itu membahas rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam rapat, Presiden Susilo Bambang Yudh oyono dan sejumlah menteri terkait, seperti Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, akan mengambil keputusan pengadaan alutsista yang menggunakan kredit ekspor. "Mana yang akan disetujui Pak Presiden untuk kredit ekspor," ucap Agus.

Menurut Pangima TNI, saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor. Maka, pengadaan alutsista pun diarahkan pada industri dalam negeri. "Jadi, dari anggaran yg ada, mana yang bisa diadakan di dalam negeri, akan kita alihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri akan diarahkan ke kredit ekspor," ujarnya.

Dalam RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan merupakan satu dari tujuh kementerian/ lembaga yang mendapat alokasi anggaran sangat besar, yakni di atas Rp 20 triliun. Alokasi tersebut diprioritaskan bagi upaya modernisasi alutsista.

Saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2012 beserta Nota Keuangannya, Agustus lalu , Presiden mengumumkan, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun.

Sumber: Jurnas/KOMPAS

Wednesday, September 21, 2011

KODAM TUNGGU KEPUTUSAN PUSAT SATA_ GANTI ALUTSISTA


Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad
Medan, Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan menunggu keputusan pusat satuan tempur mengenai pergantian sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah tidak layak pakai.

"Pada dasarnya, kami hanya menerima," kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk Paulus usai upacara serah terima jabatan dari Mayjen TNI Leo Siegers di Makodam I Bukit Barisan di Medan, Rabu.

Pangdam mengatakan, setiap pusat satuan di lingkungan TNI-AD memiliki kewenangan dalam menentukan pergantian alutsista, terutama yang sudah tidak layak pakai.

Ia mencontohkan, persenjataan di Batalyon Infanteri lebih ditentukan dari pertimbangan Pusat Infanteri di Mabes TNI.

Demikian juga dengan satuan lain seperti Batalyon Kavaleri, Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), dan Artileri Medan (Armed).

Dengan kewenangan itu, kepastian perlu tidaknya pergantian alutsista tersebut sangat tergantung pada pusat satuan yang ada di TNI-AD tersebut.

Meski tidak membantah tentang kemungkinan untuk mengajukan usulan, tetapi hal itu hanya menjadi pertimbangan mengenai kondisi persenjataan di Kodam I Bukit Barisan.

Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu menegaskan pihaknya menerima segala keputusan yang dikeluarkan pusat satuan tempur tersebut.

"TNI-AD memiliki pertimbangan mana yang harus diprioritaskan," katanya.

Menurut catatan, pemerintah menganggarkan sekitar Rp99 triliun untuk biaya perawatan dan pembelian sjumlah alutsista hingga tahun 2014.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, alokasi anggaran itu merupakan salah satu hal yang dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ini program nasional yang langsung di bawah koordinasi Presiden," katanya.


Sumber : Antara

MENHAN: INDONESIA AKAN KONFIRMASI MALAYSIA TERKAIT PEMBAJAKAN



KRI CLURIT 641


Jakarta, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pihaknya akan bekoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, terkait penangkapan enam WNI oleh otoritas maritim Malaysia karena melakukan pembajakan sebuah kapal niaga di Selat Malaka.

"Kita akan konfirmasi terlebih dulu tentang pembajakan yang melibatkan enam WNI itu. Dan kita akan konfirmasi otoritas maritim apa yang menangani mereka apakah kepolisian laut, tentara laut Malaysia," katanya, saat dikonfirmasi ANTARA usai meninjau pembangunan rumah susun sewa TNI/PNS TNI di Jatisari (Bekasi) dan Ciangsana (Bogor), Rabu.

Ia menambahkan,"Yang jelas Indonesia dan Malaysia telah melakukan patroli terkoordinasi rutin secara bilateral dan trilateral bersama Singapura untuk mengamankan Selat Malaka. Ini dilakukan tidak saja di laut tetapi juga melakukan pengawasan melalui udara yakni "Eye in The Sky".

"Jadi, atas dasar kerja sama itu, kami akan mencari kepastian tentang kejadian tersebut," kata Purnomo.

Seperti dilansir "The New Straits Times", saat ditangkap Senin (19/9), mereka berusaha membajak sebuah kapal dagang di lepas pantai Tanjung Piai, Pontian. Enam WNI tersebut juga disinyalir terlibat sejumlah pembajakan di kawasan itu.

Kepala Polisi Maritim Malaysia Laksamana Zulkifli Abu Bakar mengatakan, para petugas patroli maritim Malaysia (MMEA) memantau mereka sejak Minggu (18/9) pagi di wilayah selatan Johor, dekat Singapura. Petugas memergoki para perompak itu berusaha memanjat kapal sasaran. Sadar bahwa aksi tersebut diketahui, para perompak lalu berusaha kabur.

Patroli Terkoordinasi Indonesia dan Malaysia kembali menggelar Operasi Patroli Terkoordinasi Malaysia Indonesia (Patkor Malindo) 113/2011 sejak 15 September 2011 dengan melibatkan unsur-unsur dari TNI Angkatan Laut antara lain KRI-Clurit dan KRI Sigurot dan dari unsur Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) melibatkan unsur-unsur dari KD Pendekar dan KD Gempita.

Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Bambang Soesilo mengatakan kegiatan patroli terkoordinasi "Malindo" merupakan kegiatan patroli terkoordinasi antara TNI Angkatan Laut dengan TLDM untuk mengamankan perairan Selat Malaka dari berbagai ancaman dan gangguan keamanan di laut antara lain, perompakan, penyelundupan, pencemaran dan lain-lain.

Selain itu Patkor Malindo 113/2011 dilaksanakan untuk memberikan dampak situasi yang kondusif bagi masyarakat internasional pengguna jalur laut perairan Selat Malaka dan meningkatkan citra yang baik khususnya keamanan jalur laut Internasional Selat Malaka dimata masyarakat dunia, untuk itu kerja sama antaVa unsur laut TNI Angkatan Laut dengan Armada TLDM dalam bentukrpatroli terkoordinasi terus menerus dibina secara lebih intensif dan efektif.


Sumber : Antara

Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia 2011



21 September 2011, Kubu Raya (ANTARA News): Komandan Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Letkol Penerbang Deni Hasoloan Simanjuntak (ten_aW depan), bersama sejumlah penerbang dari TNI AU dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) berfoto bersama sebelum upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia (Malindo), di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Latma Elang Malindo yang diikuti anggota TNI AU dan TUDM tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi bersama dan merupakan rangkaian dari kerjasama dua negara yang telah terjalin selama ini. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/pd/11)


Sejumlah anggota TNI AU membopong anggota Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang jatuh pingsan saat mengikuti upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malindo di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Tidak diketahui penyebab yang mengakibatkan anggota TUDM itu jatuh pingsan dan kemudian membentur aspal. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/pd/11) 

Tentara RI dan Malaysia Akur Antisipasi Teroris



Danlanud Supadio, Kolonel Penerbang Kustono (kiri), didampingi Ketua Staf Operasi Marka I Division Udara Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Brigjen Abdul Muthalib bin Abdul Wahab memeriksa pasukan saat upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia (Malindo) ke-24 di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Latma Elang Malindo yang diikuti anggota TNI AU dan TUDM tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi bersama dan merupakan rangkaian dari kerjasama dua negara yang telah terjalin selama ini. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/pd/11)

21 September 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Tentera Udara Di Raja Malaysia menggelar latihan bersama guna mengantisipasi gerakan teroris di kedua negara.

"Latihan tahun ini lebih kita arahkan untuk untuk mengantisipasi ancaman teroris di negara Malaysia dan Indonesia," kata Direktur Latihan sekaligus Komandan Lanud Supadio Kolonel Penerbang Kustono di Sungai Raya, Rabu.

Kedua belah pihak melakukan latihan bersama dalam program Elang Malindo XXIV/2011 yang dipusatkan di Lanud Supadio, 21- 28 September.

Selain antisipasi teroris, tujuan utama latihan adalah menjadi sarana menjalin kerja sama dan meningkatkan kualitas personel serta memantapkan koordinasi operasi udara antarkedua Angkatan Udara.

"Serta selalu memperlihatkan suasana persahabatan sebagai negara serumpun, namun tetap didasari dan kesungguhan berdasarkan prosedur tetap yang telah disepakati bersama," tuturnya.

Sumber: ANTARA News

Komisi I Tunda Hibah F-16



F-16 TNI AU. (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

21 September 2011, Jakarta (Jurnas.com): Komisi I DPR RI masih menunda persetujuan hibah pesawat F-16 yang akan diberikan Amerika Serikat. Komisi I masih akan melakukan pendalaman prioritas pembelian pesawat baru atau menerima hibah tersebut.

“Kami belum bisa memberikan keputusan. Rapat ini kami tunda dulu sampai ada keputusan di Komisi I,” kata Wakil Ketua Komisi 1 Tubagus Hasanuddin, saat memimpin rapat dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Gedung DPR, Rabu (21/9).

Penundaan ini, kata Tubagus, agar memberi waktu pada Komisi I DPR RI untuk mengkaji untung rugi hibah pesawat tersebut. Beberapa anggota Komisi I memang lebih mengusulkan pembelian pesawat baru. “Kami perlu melakukan pendalaman berapa biaya pasti pembelian pesawat hibah ini,”katanya.

Selain itu, pendalaman Komisi I juga untuk mengkaji waktu kedatangan dan biaya perawatan pesawat hibah F-16 tersebut.

KSAU: Hibah F-16 Lebih Baik

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, selain membutuhkan dana lebih besar, pembelian pesawat baru juga membutuhkan waktu yang lama.

“Kalau baru harganya mahal, dan deliverynya paling cepat lima tahun karena beli pesawat tak seperti beli kacang,”kata dia usai mengikuti rapat Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Gedung DPR, Rabu (21/9).

Menurut dia, perusahaan senjata Amerika Lockheed Martin menawarkan satu skadron pesawat F-16 baru seharga US$1.400 juta. Sedangkan paket pesawat F-16 dengan sparepart dan pelatihan pilotnya dihargai US$1.600 juta. “Jadi satu pesawat US$100 juta,”kata KSAU.

Sedangkan pesawat hibah yang ditawarkan Amerika dihargai US$430 juta “untuk 30 pesawat, 24 plus enam,”tambahnya.

Pesawat yang dihibahkan ini adalah pesawat F-16 blok 25 yang kemudian akan diupgrade menjadi blok 32 oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Hal ini dipertanyakan Komisi I DPR karena blok terbaru adalah blok 52. Menurut KSAU, pesawat hibah ini tidak mungkin diupgrade menjadi blok 52 karena engine-nya berbeda. Lagipula, mengutip penjelasan US National Guard, blok 32 lebih baik dari blok 52.

Pesawat F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, pesawat ini telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Indonesia pernah memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU yang terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B.

Sumber: Jurnas

Satelit 5 Ton yang Akan Jatuh ke Bumi, Lintasi Indonesia Sore Ini





Jakarta - Satelit milik AS yang telah menjadi sampah angkasa diperkirakan jatuh ke Bumi pekan ini. Track-It milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah mendeteksi keberadaan satelit berbobot tak kurang dari 5 ton itu. Sore ini satelit itu bakal melintasi wilayah Indonesia.

Satelit yang akan jatuh ke bumi itu adalah Upper Atmospheric Research Satellite (UARS). Setelah melewati atmosfer Bumi, satelit ini bisa jatuh di mana saja, antara 57 derajat utara dan 57 derajat selatan ekuator.

"Sebenarnya sejak kemarin sudah mulai terlihat di Track-It, tapi ketinggian satelit masih di atas 200 km. Diperkirakan pukul 17.00 WIB akan melintasi Nusa Tenggara dan Sulawesi dengan ketinggian di bawah 200 km," ujar peneliti bidang matahari dOnEantariksa LAPAN, Abdul Rahman, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (21/9/2011).

Track-It adalah program untuk memudahkan pemantauan pada benda buatan yang mengitari Bumi dan berpotensi jatuh bila ketinggiannya cukup rendah. Benda-benda di angkasa yang mengelilingi bumi dan berpotensi jatuh, umumnya adalah sampah antariksa. Sampah-sampah itu antara lain satelit atau perangkat. Sampah antariksa yang jatuh apabila jatuh tidak dapat diatur kapan dan di mana jatuhnya.

Berapa ketinggian pastinya, Anda bisa ikut mengamati pemantauan benda jatuh angkasa melalui situs http://foss.dirgantara-lapan.or.id/orbit/mypages/report.htm. Dari peta yang ditampilkan, ada garis berwarna hijau yang menunjukkan bahwa UARS berada di ketinggian 150-200 km. Peta ini menunjukkan pemantauan sejak 1 jam yang lalu hingga 1 jam ke depan.

Jika gambar di peta menunjukkan warna kuning, artinya benda antariksa itu berada di ketinggian 122-150 km. Menurut LAPAN, pada umumnya suatu benda dikatakan jatuh jika ketinggiannya mencapai 122 km. Tapi suatu benda antariksa dikatakan dalam posisi membahayakan penduduk Indonesia jika pantauan garisnya menunjukkan warna merah, di mana ketinggiannya sudah mencapai 90-122 km.

"Meski melintas di Indonesia nanti tapi itu tidak mengindikasikan apa-apa tentang waktu dan lokasi jatuhnya. Hanya pertanda awal bahwa UARS berpotensi jatuh ke Indonesia," sambung Abdul.

"Harap dipahami, kalau sudah warna merah, nah itu kita perlu waspada," imbuhnya.

Menurut bbc.co.uk pada Jumat (16/9), para ilmuwan telah mengidentifikasi kemungkinan ada 26 serpihan yang akan jatuh setelah melewati atmosfer bumi. Serpihan satelit itu bisa menghujani area dengan luas 400-500 km.

Ilmuwan NASA berupaya membuat prediksi akurat tentang di mana satelit ini akan jatuh pada dua jam sebelum sampah itu memasuki atmosfer Bumi. Kepada reporter NASA menyebut, belum pernah ada seseorang yang terluka akibat benda yang masuk ke Bumi lagi dari luar angkasa.

Jika menemukan serpihan satelit itu, masyarakat tidak diperkenankan untuk menyimpannya atau menjualnya di eBay. Sebab satelit itu merupakan properti yang dimiliki Pemerintas AS.

UARS diluncurkan pada 1991 oleh pesawat ulang alik Discovery dan dinonaktifkan pada 2005. UARS ini lebih kecil daripada Skylab, satelit yang kembali memasuki atmosfer Bumi pada 1979. Skylab ini lebih berat 15 kali dari UARS. Satelit tersebut jatuh di Australia Barat, dan AS harus membayar biaya bersih-bersih pada pemerintah Australia.

Sedangkan Sputnik 2 jatuh ke Bumi pada 1958. Benda ini terbakar habis saat masuk kembali ke bumi. Peristiwa masuknya Sputnik 2 kembali ke Bumi dapat dilihat banyak orang lantaran meninggalkan jejak bunga api berwarna cerah di belakangnya.

detik

BERITA POLULER