Pages

Tuesday, September 20, 2011

Presiden Medvedev belum berikan konfirmasi untuk "EAS" 2011


POLITIK DUNIA:

Selasa, 20 September 2011 19:07 WIB | 893 Views
Presiden Rusia Dmitry Medvedev (FOTO REUTERS/Mikhail Klimentyev/RIA Novosti/Kremlin/ox/11.)

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Federasi Rusia Dmitry Medvedev hingga kini belum memberikan konfirmasi kehadirannya pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ke-16 Asia Timur (East Asia Summit/EAS) pada November mendatang di Bali.

"Pemerintah Rusia sudah menerima undangan untuk hadir dalam KTT tersebut, namun Presiden Medvedev belum memberikan konfirmasinya," kata Atase Pers Kedutaan Besar Rusia di Indonesia Dmitry A. Solodov usai menghadiri penyematan penghargaan "Medal for Strengthening Combat Fraternity" dari Pemerintah Rusia kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Selasa.

KTT ke-16 Asia Timur menurut rencana akan dihadiri 18 kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara kawasan termasuk dua negara besar yang baru menjadi mitra bagi Asia Timur yakni Amerika Serikat dan Rusia. Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah memastikan kehadirannya pada kegiatan tersebut.

Berdasar Deklarasi Kuala Lumpur pada 2005, KTT tersebut akan melanjutkan pembahasan mengenai beberapa isu geopolitik dan strategis untuk mewujudkan kawasan stabilitas bersama (common stability), keamanan bersama (common security) dan kesejahteraan bersama (common prosperity).

Pertemuan puncak tersebut juga dijadwalkan membahas kehadiran AS dan Rusia sebagai mitra baru.

Meski AS secara geografis tidak masuk sebagai bagian dari komunitas Asia Timur, namun kehadirannya merupakan elemen penting untuk membangun komunitas Asia Timur secara politis.

Rusia saat ini merupakan produsen minyak terbesar dunia yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan tiga negara di Asia Timur yakni Korea Utara, Jepang dan China.

Secara geopolitik, kenyataan itu sangat penting bagi Asia Timur sebagai bagian dari rantai ketahanan energi.

Hal itu semakin nyata dengan dibangunnya pipa minyak Eastern Siberia Pacific Ocean (ESPO) pada Januari 2011 yang digunakan Rusia untuk mengekspor minyak mentahnya ke Asia Pasifik khususnya Jepang, China, dan Korea Selatan.

Sumber Antara

Bangun Skuadron Udara di Kaltim



(Foto: Kemhan)

20 September 2011, Jakarta (SINDO): Kementrian Pertahanan mencanangkan untuk membangun sedikitnya tiga skuadron udara baru menyusul akan ada penambahan pesawat tempur dalam jumlah besar.

Salah satu daerah yang diproyeksikan adalah di wilayah Kalimantan Timur. Saat ini Kemhan telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mendukung program tersebut serta sejumlah perencanaan lain menyangkut penguatan pertahanan di perbatasan. Nota kerja sama ditandatangani antara Sekjen Kemhan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Erris Heryanto dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di Kantor Kemhan,Jakarta,kemarin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, besar kemungkinan akan dibangun satu skuadron udara di wilayah Kalimantan Timur. Saat ini Indonesia telah memiliki skuadron Hawk di Pekan Baru dan Kalimantan Barat, Sukhoi di Makassar,dan F-16 di Madiun.“Kita akan punya baby F-16 yaitu T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan, kemudian Super Tucano untuk counter insurgency.

Ini akan kita tata karena memang salah satu flash point yang kita waspadai adalah daerah perbatasan,” ungkapnya seusai penandatanganan nota kerja sama kemarin. Meskipun akan fokus di daerah perbatasan, skuadron itu tidak akan berada pada jarak yang terlalu dekat dengan negara lain.“Kalau terlalu dekat juga tidak baik.Tapi,kita bisa menjangkau dengan cepat.

Seperti tadi di lapangan terbang yang terletak di tengah antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Timur yang setiap saat bisa dipakai tidak hanya pesawat tempur, tapi juga pesawat transportasi untuk pembangunan infrastruktur,” urainya. Purnomo mengaku telah memperhitungkan berapa jumlah skuadron udara yang akan dibangun dan di mana saja lokasinya. Namun, mantan Menteri ESDM ini enggan untuk menerangkan secara lebih detail.“Tidak pas untuk disebutkan di sini.

Cukup banyak, lebih dari tiga skuadron,” kata dia. Gubernur Awang Faroek mengungkapkan, pihaknya siap dan merasa wajib untuk membantu penguatan pertahanan di Kalimantan Timur karena wilayah ini berbatasan langsung dengan negara lain, Malaysia. Ada tiga kabupaten dengan total 15 kecamatan di provinsi tersebut yang berbatasan dengan luar negeri.

“Panjang perbatasan 1.038 kilo meter. Sudah menjadi tekad kita bersama daerah perbatasan itu menjadi beranda NKRI.Namanya beranda, harus dibuat bagus,” katanya. Awang menyebut ada tiga landasan yang dibenahi agar bisa digunakan untuk mendaratkan pesawat dengan ukuran besar seperti Hercules milik TNI.Landasan itu juga diharapkan bisa mencapai panjang 2.500-3.000 meter agar dapat dijadikan landasan bagi pesawat tempur TNI Angkatan Udara.

“Dana untuk tiga landasan itu lebih dari Rp40 miliar di Kerayan, Rp8 miliar di Long Nawan, dan nilai serupa di Datah Dawai,”ungkap dia. Selain untuk mendukung pesawat-pesawat milik TNI Angkatan Udara, landasan itu juga diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi wilayah setempat. Selama ini minimnya infrastruktur membuat harga-harga di sana melambung tinggi dan banyak komoditi yang akhirnya dijual ke Malaysia karena akses ke negeri jiran itu lebih baik.

“Jadi, arus barang dan jasa bisa semakin baik. Proses sudah dimulai tahun ini kita sudah anggarkan melalui APBD dan usulkan ada TMMD (tentara manunggal membangun desa) berskala besar,”paparnya. Selain landasan, Pemprov Kalimantan Timur juga akan membeli sejumlah helikopter yang akan dihibahkan bagi TNI.

“Untuk helikopter saja dananya Rp120 miliar. Jenis helikopter yang dibeli kita sesuaikan dengan standar kepentingan TNI. Tim sudah memilih Heli Bell-412 sesuai standar TNI.Kebetulan TNI juga pesan helikopter sejenis,” urai Awang.

Menhan Saksikan Penandatanganan Kerja Sama Hibah Aset Daerah Dengan Kaltim

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menyaksikan penandatanganan Kesepakatan Kerja dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur di Gedung Bhinneka Tunggal Ika, Jakarta, Senin (19/8), tentang Hibah dan Pinjam Pakai Barang Milik Negara atau Daerah untuk pemenuhan kebutuhan Markas Komando dan daerah latihan TNI.

Kesepakatan Kerja Sama yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk ancaman, maupun gangguan yang berasal dari luar atau yang mungkin timbul dari dalam negeri, ditandai dengan penandatanganan oleh Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Heryanto dan Gubernur Provinsi Kaltim Drs. H. Awang Faroek Ishak MM. M.Si

Kemudian tahapan berikutnya yang akan direalisasikan setelah penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama ini adalah, dilaksanakan pembuatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada tingkat Markas Besar (Mabes) Angkatan dengan tingkat Pemda setempat.

Sementara sejumlah kerjasama yang hingga kini sudah terlaksana antara TNI dengan Pemda Kaltim diantaranya, TNI mendapatkan hibah dan pinjam pakai tanah serta bangunan, diantaranya lahan seluas 100 ha dari Pemkab Berau yang ditempati Yon Armed -18/Berau Kaltim, lahan 100 ha dari Pemkab Malinau yang ditempati Yonif 614/RJP Malinau Kaltim, lahan seluas 150 ha dan bangunan dari Pemda Bulungan yang ditempati Brigif-24/BC dan Yonkav Kaltim, lahan seluas 160 ha dari Pemda Kutai Timur yang ditempati Yonif 612/MDG di Sangatta Kaltim dan Yon Zikon 11, lahan seluas 50 ha dari Pemda Berau untuk Skuadron Lap Helly Berau, lahan seluas 0,8 ha dari Pemda Kutai Timur yang ditempati Lanal Sangatta Lantamal VI, lahan seluas 0,6 ha dari Kabupaten Nunukan dan kota Tarakan untuk ditempati Lantamal VII dan Lanal Tarakan serta lahan seluas 117,687 ha dari Pemkot Tarakan untuk Lanud Tarakan Tipe C.

Dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama ini, kedua belah pihak berharap tercapainya tertib administrasi sesuai Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku serta legalitas penggunaan lahan maupun bangunan yang digunakan TNI di Provinsi Kaltim.

Acara Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama antara Kemhan dengan Pemda Provinsi Kaltim dihadiri Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kasad, Kasau, Wakasal serta sejumlah pejabat dari Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Sumber: SINDO/DMC

Indonesia-AS akan perkuat kerja sama pertahahan



Selasa, 20 September 2011 17:30 WIB | 744 Views
Purnomo Yusgiantoro. (ANTARA/Yudhi Mahatma)

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan memperkuat dan memperluas kerja sama pertahanan dan militer, dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis regional dan global, kata Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Purnomo Yusgiantoro.

Usai menerima penghargaan "Medal for Strengthening Combat Fraternity" dari Pemerintah Rusia di Jakarta, Selasa, ia mengatakan kepada ANTARA News bahwa peningkatan dan perluasan kerja sama pertahanan antarkedua negara akan menjadi bahasan utama dalam kunjungan Menteri Pertahanan AS, Leon Edward Panetta, ke Indonesia medio Oktober 2011.

"Kerja sama pertahanan dan militer kedua negara selama ini telah berjalan cukup baik, dan akan terus kita bina dan tingkatkan," katanya.

Kerja sama militer kedua negara mengalami penurunan sejak memuncaknya kasus Timor-Timur yang berakhir dengan pemisahan diri Timtim dari Republik Indonesia melalui referendum pada September 1999. Setelah itu, sebagian kalangan di AS, terutama pihak Kongres, meminta Pemerintah AS untuk tidak meneruskan kerjasama militer-militer tersebut.

Hal tersebut tercantum dalam Amandemen Leahy, sebuah amandemen yang pembuatannya dimotori oleh Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Kongres AS saat itu, Patrick Leahy. Namun, di tengah kerasnya sikap Kongres AS dalam hal ini, pemerintah AS berusaha membujuk kongres untuk membuat kelonggaran. Berbagai pembicaraan dilakukan dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai jalan terbaik.

Setelah melalui jalan berliku, AS pun membuka kembali hubungan militer-militer dengan Indonesia termasuk memberikan kembali pelatihan bagi Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) meski masih dilakukan bertahap.

Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis baik regional maupun internasional, termasuk terorisme dan perkembangan di Laut China Selatan mau tidak mau membuat AS harus memperkuat hubungan bilateral serta multilateral dengan sejumlah negara termasuk ASEAN, khususnya Indonesia.

"Kita akan rumuskan dan formulasikan kerja sama kedua negara yang telah berjalan baik, agar lebih baik lagi," kata Purnomo.

Sumber Antara

RI-Rusia Gelar Latihan Militer Tahun Depan




Sejumlah pasukan angkatan laut Rusia melakukan penyergapan terhadap perompak di Perairan Makassar, Sulsel, Jumat (27/5). Simulasi latihan gabungan antara TNI AL dengan angkatan laut Rusia tersebut dilakukan untuk melatih kemampuan masing-masing pasukan dalam menghadapi perompak di laut. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/nz/11)
D


Jurnas.com | KAPAL perang Rusia akan berlabuh di Indonesia, tepatnya di Surabaya pada 2012 untuk melakukan latihan bersama militer antara Indonesia-Rusia. Hal ini merupakan lanjutan kerja sama kedua negara yang telah disepakati sejak 2003.

“Kerja sama konkrit dengan Rusia adalah dengan melakukan latihan bersama dengan didatangkannya kapal perang Rusia ke Surabaya,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menerima medali kehormatan untuk peningkatan kerja sama bidang pertahanan kedua negara di Kedubes Rusia di Jakarta, Selasa (20/9).

Menhan menjelaskan, kerja sama yang dilakukan di bidang pertahanan tak selalu jual beli alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Tapi juga berupa tukar menukar perwira untuk pelatihan atau pendidikan. Karena Rusia negara besar dan kekuatan pertahanannya bisa kita jadikan pelajaran,” kata dia.

Selain itu, Rusia telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan kerja sama pembangunan alutsista dengan skema transfer of technology.

Sumber : Jurnas

Rusia Lakukan Transfer of Technology dengan RI



 
WAHYU WENING / Jurnal Nasional
Jurnas.com | RI-Rusia akan melakukan kerja sama dibidang pertahanan dengan melakukan join production alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Rencana kerja sama ini sudah disusun dalam draft perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan negosiasi industri pertahanan Indonesia. Kerja sama ini salah satunya akan dilakukan dengan PT Pindad. "Kami sedang melakukan negosiasi dengan PT Pindad dan akan segera menandatangani MoU. Kami juga akan bekerja sama dengan industri pertahanan lainnya yang ada di Indonesia, tapi sekarang baru sekadar draf. Negosiasi satu langkah, dan kami berharap segera ada deal,"kata Duta Besar Rusia Alexander A. Ivanov usai penyematan medali kehormatan yang diberikan pemerintah Rusia pada Menteri Pertahanan RI di Wisma Kedutaan Besar Rusia di Jakarta,Senin (20/9).

Selain itu, tutur Ivanov, Rusia sedang melakukan negosiasi dengan PT PAL dan PT DI untuk melakukan overwhole Helikopter Mi-35.

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengaku kaget atas rencana Rusia tersebut. Karenanya dia mengagumi keputusan tersebut dan menyambut dengan baik. "Saya kaget mereka mau berbicara transfer of technology dengan Pindad. Saya cukup kagum mereka ingin memproduksi bersama,"katanya.

Menhan mengharapkan, kerja sama kedua negara bisa terjalin tidak hanya dalam bidang pengadaan alutsista. Harapan terjadinya pertukaran perwira dalam bidang pendidikan dan pelatihan dalam waktu dekat akan terealisasi. "Mereka akan menerima taruna akademi militer kita. Kedua, kita akan kerja sama dalam bidang latihan bersama,"kata Menhan.

Menhan menambahkan, Rusia meminta secara khusus kerja sama dalam bidang pemberantasan terorisme. Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan (wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, kerja sama join production pembangunan rudal C-705 China-indonesia melalui PT Pindad akan terealisasi tahun ini. "Tahun ini realisasinya produksi bersama,"kata dia.

sumber : jurnas

Indonesia Siapkan Rp 99 T untuk Alutsista TNI

Senin, 19/09/2011 17:33 WIB 

Kontrak pembuatan kapal selam diprediksikan USD 1.08 miliar (photo : asiatoday)

Luhur Hertanto - detikNews
Jakarta - Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 99 triliun untuk percepatan peremajaan dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang sebagian berasal dari pinjaman luar negeri. Penggunaannya antara lain pengadaan tiga kapal selam TNI AL, tank TNI AD serta pesawat tempur Sukhoi TNI AU.


Demikian keputusan rapat kabinet terbatas rencana pengadaan alutsista TNI dengan pembelanjaan pinjaman luar negeri 2010-2014. Rapat berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/9/2011).


"Sampai 2014 yang dibicarakan menyangkut anggaran sekitar Rp 99 triliun sebagai anggaran yang sudah masuk kedalam dateline dari RPJMN 2010-2014," ujar Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.


Dana sebesar Rp 99 trilyun itu terdiri dari Rp 32,5 trilyun untuk pemeliharaan dan perawatan. Sedangkan Rp 66,5 trilyun sisanya untuk belanja modal. Pencairan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut akan berlangsung secara bertahap mulai tahun ini hingga 2014 mendatang.


"Penetapan mulai sekarang, sehingga tiap tahun dialokasikan melalui mekanisme RAPBN dan APBN. Itu akan dimulai tentu mulai tahun ini, 2012 sampai 2014," ujar Armida.


Untuk keperluan pengawasan sekaligus percepatan pelaksaan proyeknya dibentuk High Level Commission (HLC) yang terdiri dari BPKP, Kemenkeu, LKPP, Kemenhan dan Bappenas. Komisi tersebut akan dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan, Syafrie Syamsuddin.


"HLC itu akan ditetapkan melalui keputusan presiden dalam waktu dekat ini," papar Menhan Poernomo Yosgiantoro pada kesempatan sama.


Apa saja alutsista baru yang akan dibeli untuk TNI?


"Misal kapal selam, kita pesan 3 dan akan dibuat di PT PAL. Untuk udara, seperti helikoper angkut, helkopter serbu, pesawat sukhoi dan pengganti pesawat Bronco. Untuk darat, seperti tank. Kita juga lihat untuk kondisi di Kalimantan dan Papua cocoknya alutsista yang bagaimana," jawab Menhan.


Sumber : Detik 

BERITA POLULER