Pages

Tuesday, September 20, 2011

TNI AL Segera Tambah Tank Amfibi BMP-3f



Jakarta (ANTARA) - Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan TNI Angkatan Laut segera menambah armada tempurnya yakni tank amfibi BMP-3F dari Rusia hingga menjadi satu batalyon. 
"Akan segera kita tambah armadanya hingga menjadi satu kekuatan penuh, sekitar 54 unit," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA usai membuka Lomba Pembinaan Satuan Korps Marinir di Markas Komando Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta, Senin. 
Laksamana Madya Marsetio mengemukakan penambahan tank BMP-3F itu akan dilakukan secara bertahap sesuai rencana srategis TNI Angkatan Laut hingga 2024 dalam kerangka pembangunan kekuatan pokok minimum. 
"Tentu kita lakukan bertahap pengadaannya, sesuai rencana strategis TNI Angkatan Laut," katanya. 
Wakasal menuturkan Korps Marinir merupakan salah satu komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain kapal perang, pesawat udara dan pangkalan TNI Angkatan Laut. 
"Karena itu, Korps Marinir juga memerlukan perkuatan baik dari segi personel maupun persenjataan," katanya. 
"Pembinaan SDM terus dilakukan baik secara fisik maupun jasmani. Persenjataannya pun perlu terus ditingkatkan. Sehingga prajurit-prajurit marinir siap ditempatkan di mana pun, dalam waktu relatif singkat dalam kondisi apapun," ujar Marsetio. 
Korps Marinir Indonesia telah mengoperasikan 17 unit tank amfibi BMP-3F dari Rusia sejak 11 Desember 2010. Kendaraan tempur infantri itu bahkan ikut dikerahkan pada operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus di Somalia pada April 2011. BMP-3F merupakan ranpur terkuat yang dimiliki angkatan bersenjata Indonesia dibandingkan PT-76 dan BVP-2 bahkan lebih mematikan dari tank yang dimiliki Angkatan Darat.&nbs_;/div>
Semula Indonesia pada tahap pertama akan membeli 20 unit tank amfibi BMP-3F dengan anggaran Rp445 miliar pada 2009. Namun karena penyusutan nilai kurs rupiah maka dengan anggaran sebesar itu, Indonesia baru bisa membeli 17 unit. 

Sumber : yahoo

Pemerintah kembali membeli Sukhoi-27 , F16 dan MBT untuk memperkuat alutsista
































JAKARTA. Pemerintah terus memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) tanah air.
 Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mendatangkan pesawat tempur buatan Rusia yaitu Sukhoi.
"Setidaknya kami akan mendatangkan satu skuadron Sukhoi," ungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoto seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (19/9).
Satu skuadron tersebut terdiri dari 16 pesawat Sukhoi baru jenis Su27. 
Selain pesawat Sukhoi, pesawat tempur yang bakal didatangkan kembali yakni pesawat F16 buatan Amerika Serikat (AS).
Purnomo menegaskan pembelian pesawat tempur mutakhir tersebut merupakan rangkaian program modernisasi alutsista 2010 sampai 2014. Pemerintah sudah menetapkan alokasi anggaran mencapai Rp 99 triliun yang terdiri dari Rp 32,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan (harwat)dan sisanya Rp66,5 triliun untuk belanja modal alutsista.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menambahkan beberapa persenjataan yang bakal dibeli di antaranya minimum battle tank. "Ini tank-tank utama yang mempunyai kaliber 120 mm," katanya.
Pemerintah juga bakal menambah jumlah tank amphibi serta sejumlah kapal perang untuk memperkuat TNI Angkatan Laut. "Kita juga mempersiapkan untuk membeli kapal pengganti Dewa Ruci karena sudah tua. Diganti dengan kapal kelas yang sama tetapi lebih besar," katanya

Sumber : KONTAN.

Panglima TNI: Semua Angkatan Butuh Modernisasi





KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWANPanglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono

JAKARTA, KOMPAS.com
 - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (19/9/2011), menyatakan, semua angkatan di TNI memerlukan modernisasi. Alat utama sistem senjata yang dimiliki Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sudah berusia tua.
"Setiap angkatan butuh modernisasi. Tank A ngkatan Darat tua-tua . Angkatan Laut juga sama," ujar Agus sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden.
Rapat yang dimulai pukul 11.00 itu membahas rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam rapat, Presiden Susilo Bambang Yudh oyono dan sejumlah menteri terkait, seperti Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, akan mengambil keputusan pengadaan alutsista yang menggunakan kredit ekspor. "Mana yang akan disetujui Pak Presiden untuk kredit ekspor," ucap Agus.
Menurut Pangima TNI, saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor. Maka, pengadaan alutsista pun diarahkan pada industri dalam negeri. "Jadi, dari anggaran yg ada, mana yang bisa diadakan di dalam negeri, akan kita alihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri akan diarahkan ke kredit ekspor," ujarnya.
Dalam RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan merupakan satu dari tujuh kementerian/ lembaga yang mendapat alokasi anggaran sangat besar, yakni di atas Rp 20 triliun. Alokasi tersebut diprioritaskan bagi upaya modernisasi alutsista.
Saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2012 beserta Nota Keuangannya, Agustus lalu , Presiden mengumumkan, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun.

sumber : KOMPAS

Monday, September 19, 2011

Pencairan Anggaran Kemhan Ditinjau Ulang


Proses pemasangan rudal Yakhont di KRI Oswald Siahaan-354. (Foto: Koarmatim)

19 September 2011, Jakarta (KOMPAS): Mekanisme pencairan anggaran kepada Kementerian Pertahanan dilaporkan unik dan menyalahi prosedur umum yang diterapkan dalam pencairan anggaran kepada kementerian dan lembaga yang lain. Atas dasar itu, prosedur pencairan anggaran kepada Kementerian Pertahanan akan ditinjau ulang oleh Kementerian Keuangan.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Senin (19/9/2011) saat berbicara dalam Rapat Kerja dengan Komisi 1 DPR RI.

Menurut Anny, pencairan anggaran pada Kementerian Pertahanan dilakukan secara bulanan dan rutin sebesar 1/12 kali total pagu anggaran yang dialokasikan untuk Kementerian Pertahanan. Ini jauh berbeda dengan pencairan anggaran kepada kementerian dan lembaga lain yang harus berjuang mendapatkan anggaran setelah melaporkan hasil kinerja penggunaan anggaran sebelumnya.

"Kementerian lain mendapatkan pencairan anggaran tergantung pada kinerja. Sementara Kementerian Pertahanan mendapatkan otomatis anggaran 1/12 setiap bulan," ujarnya.

Dana yang dialokasikan untuk Kementerian Pertahanan yang ditetapkan pada APBN 2011 mencapai Rp 47,987 triliun. Lalu dengan adanya anggaran belanja tambahan sebesar Rp 2,05 triliun, maka dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2011 akan mencapai Rp 50,033 triliun.

Belum Jelas, Rp 2 Triliun untuk Pertahanan

Kementerian Keuangan masih menunggu kelengkapan dokumen sebelum menetapkan anggaran tersebut dijadikan sebagai anggaran belanja tambahan Kementerian Pertahanan dalam APBN Perubahan atau APBN Perubahan atau APBN-P 2011.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Senin (19/9/2011), saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR.

Menurut Anny, dana yang dialokasikan untuk Kementerian Pertahanan yang ditetapkan pada APBN 2011 mencapai Rp 47,987 triliun. Lalu dengan adanya anggaran belanja tambahan sebesar Rp 2,05 triliun, maka dalam APBN-P 2011 akan mencapai Rp 50,033 triliun.

"Pada saat kami membahas anggaran belanja tambahan untuk APBN-P 2011, kami menerima usul tambahan anggaran dari kementerian dan lembaga sebesar Rp 20 triliun," ujarnya.

Anny mengatakan, Kementerian Keuangan sudah mendapatkan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp 50,033 triliun. Namun, surat RKA itu belum dilampiri persetujuan Komisi I DPR. Dengan demikian, RKA dan termasuk tambahan anggaran Rp 2,05 triliun sama sekali belum diproses Kementerian Keuangan.

"Jadi, kami masih menunggu kesepakatan antara Kementerian Pertahanan, TNI, dan Komisi I DPR," ujarnya.

Sumber: KOMPAS

Latihan Menembak Indobatt dan Kontigen Perancis



17 September 2011, Ebel Al Saki (ANTARA News): Seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) menjelaskan tentang senjata SS-1 Vi kepada sejumlah prajurit Prancis sesaat sebelum melakukan latihan menembak di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan, Sabtu, (17/9). Selain latihan menembak, juga dilaksanakan patroli bersama dan pengenalan kesenjataan kontingen Prancis, dengan tujuan meningkatkan kerjasama antara kedua kontingen dalam mengemban misi sebagai peacekeeper di Lebanon.(woto: ANTARA/HO-Sertu Marinir Kuwadi/ed/mes/11)

Seorang prajurit Prancis membantu sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) dalam melakukan latihan menembak dengan menggunakan senjata Famas milik Kontingen Prancis di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan, Sabtu, (17/9). (Foto: ANTARA/HO-Sertu Marinir Kuwadi/ed/mes/11)

Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) meakukan demo menembak dengan menggunakan pistol disaksikan sejumlah prajurit Prancis saat melakukan latihan menembak di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan, Sabtu, (17/9). (Foto: ANTARA/HO-Sertu Marinir Kuwadi/ed/mes/11)

Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) dan sejumlah prajurit Prancis sesaat setelah melakukan latihan menembak dengan menggunakan senjata Famas milik Kontingen Prancis di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan, Sabtu, (17/9). (Foto: ANTARA/HO-Sertu Marinir Kuwadi/ed/mes/11)

Latihan Penyergapan dengan Heli



(Foto: Koarmatim)

19 September 2011, Surabaya (Koarmatim): Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dan US Navy Seal melaksanakan latihan penyergapan dengan Helly ( Air Assault Force), yang bertempat di Tower Badan SAR Nasional (Basarnas) Surabaya, Jumat (16/9). Latihan ini merupakan rangkaian kegiatan Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET yang digelar selama 27 hari mulai tanggal 12 September sampai dengan 07 Oktober 2011.

Operasi penyergapan dengan Helly dilaksanakan dalam latihan Fast Roping dan Rappling melalui Tower kantor Basarnas Surabaya. Dalam operasi tempur yang sesungguhnya Fast Rope dapat digunakan di medan yang sulit ditembus melalui media lain seperti hutan belantara, kapal serta gedung-gedung yang tinggi. Sedangkan dalam operasi peperangan laut khusus (Naval Special Warefare) Maritime Interdiction Operation (MIO) Fast Rope dilakukan oleh Tim Visit Boarding Search And Seizure (VBSS) untuk dropping pasukan secara cepat ke atas kapal yang dikuasi oleh musuh.

Dalam situasi tertentu Kopaska menggunakan teknik Rappling jika medan yang dihadapi berupa ketinggian Vertikal seperti tebing dan gedung. Rappling dapat dilaksanakan dengan Helly maupun melalui gedung atau tebing yang tinggi. Teknik ini dilakukan secara diam-diam untuk menghancurkan lawan yang berada di dalam gedung. Dropping pasukan dengan senyap tersebut dapat memberi efek kejut yang tinggi, sehingga dapat melemahkan jantung pertahanan musuh. Guna mengikis sisa-sisa kekuatan musuh dilaksakan operasi lanjutan berupa pertempuran dalam ruang tertutup Close Quarters Combat (CQC) dan pertempuran jarak dekat Close Quarters Battle (CQB).

Latihan Rappling dan Fast Roping dilaksanakan oleh personel Kopaska TNI AL dan US Navy Seal baik bersenjata maupun tanpa senjata. Latihan ini bertujuan untuk memantapkan kemampuan danmengasah naluri tempur sebagai Naval Special Warfare. Selain itu juga untuk saling mempelajari dan tukar menukar ilmu serta tehnik yang digunakan oleh kedua Pasukan Khusus tersebut.

Sumber: Koarmatim

Sunday, September 18, 2011

Negara - Negara Anggota dari CSTO Melakukan Latiahan Bersama di Pusat Latihan Militer Strategis




Pusat latihan militer strategis 2011 negara-negara anggota  dari CSTO (Oganisasi Keamanan Regional ) di mulai hari Senin di Rusia, Kazakhstan,Tajikistan dan Kirgistan, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan.
Latihan akan menjadi indikator kunci dari tingkat pelatihan militer angkatan bersenjata Rusia 'sebagai bagian dari reformasi militer yang sedang berlangsung. Mereka akan melibatkan 12.000 prajurit, 100 tank, 50 pesawat terbang dan sepuluh kapal perang .
Fase aktif latihan akan berlangsung hingga 26 September, kata kementerian tersebut. Latihan akan disimpulkan pada 27 September di tanah Chebarkul di Ural.
Latihan Militer  akan diselenggarakan di bawah kepemimpinan Kepala Staf Umum Rusia Nikolai Makarov  Jenderal  Angkatan Darat ,ini sebagai pembuktian Negara-negara CSTO  dan  Presiden Rusia Dmitry Medvedev akan mengawasiacara tersebut.
CSTO adalah organisasi keamanan regional. Yang mempunya 7 negara Anggota diantaranya  Rusia, Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan.

Akankah CSTO bisa mengimbangi Nato ?

Sumber : INDONESIA DEFENCE/ RIA NOVOSTI

BERITA POLULER