Pages

Tuesday, April 26, 2011

Apache attack helicopters to field ground fire-detection system

Apache attack helicopters to field ground fire-detection system


Apache attack helicopters will soon field a new, high-tech Ground Fire Acquisition System, which uses cameras and infrared sensors to instantly identify the source location of ground fire, service officials said.
"GFAS (Ground Fire Acquisition System) detects ground fire. It allows us to take information about incoming fire, get our sensors on it and identify and prosecute ground targets," said Maj. Justin Highley, Assistant product manager for the Longbow Apache.
The infrared sensors built into the GFAS system detect muzzle flashes from the ground, allowing Apache pilots to get their sensors on potential targets and immediately know the location, and distance of ground fire, Highley explained.
Next spring, 1-101 Aviation out of Fort Campbell will become the first unit equipped with GFAS, he said.
The cameras on the aircraft detect the muzzle flash from ground fire - and move the information through an Aircraft Gateway Processor into the cockpit so pilots will see an icon on their display screen, said Lt. Col. Jeff Johnson, product manager, Longbow Apache.
"The beauty of this system is that we are not changing the aircraft software. We are not adding displays. It's integrated through an Aircraft Gateway Processor," he said.
Upon receiving the information about the ground fire on their display screens, the aircraft crew can move their Modernized Target Acquisition Designation Sight/Pilot Night Vision Sensors, or MTADS/PNVS, onto the target at the touch of a button, Johnson said.
"The crew sees the point of origin where the muzzle flash was detected,"
he said. "It is not just about the aircraft, but about getting information to guys on the ground who are in the fight. Apache has led the way for other platforms with net-centric operations and situational awareness."
The GFAS effort - called an Early User Evaluation - has undergone a range of key tests at places such as Mesa Ariz., and Yuma Proving Ground, Ariz., Johnson explained.
Pending successful outcome of the User Evaluation, the Apache Program Manager will look at expanding GFAS' capabilities, including integrating the technology with Blue Force Tracker display screens, Johnson said.
"Crews often return from missions in Afghanistan with small-arms damage to the aircraft," Johnson explained. "GFAS is an offensive targeting system. It is not a piece of aircraft survivability equipment. It helps us fulfill our mission of closing with and destroying the enemy."
"How many of those forces who've been trying to shoot down our helicopters with small arms would have been eliminated by now if we had been able to pinpoint their locations?" Johnson said. "A recent historical example of why we need GFAS is the battle for Camp Keating in October 2009. We lost eight Americans and and had 24 wounded in one day because we could not locate an attacking enemy during the daytime."
"Medevac could not extract our wounded until (9 p.m.), when it was dark and those small-arms weapons had finally been located and destroyed -- after 8 or 9 hours of fighting," Johnson said. "To me, that's unacceptable. Our Soldiers deserve better."
 

Latihan Pertahanan Udara di Lanud Sultan Iskandar Muda


BLANGBINTANG - Pesawat tempur jenis HAWK 100/200 diperiksa para teknisi mesin sebelum melakukan latihan pertahanan udara dan tampak juga pesawat yang mendarat usai latihan pertahanan udara di angkasa Lanud Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Senin (25/4). TNI AU mengerahkan empat pesawat tempur jenis HAWK 100/200 dalam latihan tempur dan sekaligus patroli udara di wilayah pantai barat dan timur provinsi Aceh. FOTO ANTARA/Ampelsa/ss/ama/11



Monday, April 25, 2011

Kamboja: Serangan Thailand Rusak Kuil Bersejarah


PDF Cetak Email
Bangkok, (Analisa).

 Kendaraan lapis baja Kamboja berjaga-jaga dekat kawasan perbatasan yang dipertikaikan antara Kamboja dan Thailand di pemukiman Ampel, propinsi Udor Meanchey.

Kambajo mengatakan, Senin (25/4), serangan Thailand telah merusak kuil-kuil hutan yang menjadi pusat sengketa perbatasan kedua negara. Dua belas tewas dan puluhan ribu penduduk desa kedua negara melarikan diri dari desa mereka akibat pemboman artileri sehingga menggagalkan gencatan senjata informal yang bertahan sejak Pebruari setelah Dewan Keamanan PBB menyeru gencatan senjata permanen. Bentrokan terjadi lagi pada Senin sore dengan penembakan beberapa peluru, tegas kedua belah pihak, sebagaimana biasa saling menyalahkan atas terjadinya tindak kekerasan tersebut.

Tiga hari baku tembak antara Thailand dan Kamboja di perbatasan kedua negara itu telah menyebabkan 11 orang tewas, dengan satu tentara lagi tewas di sisi Thailand, demikian menurut beberapa pejabat, Senin. Enam warga Kamboja dan lima tentara Thailand tewas ketika kedua negara bertetangga itu tembak-menembak artileri dan senjata kecil di perbatasan hutan mereka.

Korban terakhir itu adalah seorang anggota pasukan keamanan Thailand yang tewas Senin malam, kata seorang juru bicara militer Thailand di wilayah perbatasan tersebut, Kolonel Prawit Hookaew.
Itu adalah ledakan permusuhan serius pertama sejak Februari ketika 10 orang tewas dalam bentrokan di dekat candi Preah Vihear, mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan gencatan senjata yang kekal.

Kedua negara bertetangga itu telah terlibat serangkaian baku tembak mematikan dalam beberapa tahun belakangan ini di hutan dekat candi kuno di perbatasan tersebut, yang tidak pernah didemarkasi, sebagian karena tempat itu dipenuhi ranjau darat.(AFP/es)

harian analisa

AS Tak Perlu Adili Sjafrie Sjamsuddin dengan Cekal

Senin, 25 April 2011 18:50 WIB | 614 Views
Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Shiddiq. (ANTARA/Ismar Patrizki)
Ini kan masalah kepercayaan saja. Tuduhan itu tidak benar sama sekali, makanya sudah saat cekal terhadap Sjafrie dicabut
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, Amerika Serikat tak perlu mengadili Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin dengan cara mencekalnya untuk berkunjung ke AS.

"AS perlu menghargai kedaulatan kita sendiri. AS sebaiknya mencabut cekal tersebut," kata Nurhayati di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, apa yang dituduhkan kepada Sjafrie terkait pelanggaran HAM dalam kasus Tragedi Semanggi tidak terbukti sama sekali. "Ini kan masalah kepercayaan saja. Tuduhan itu tidak benar sama sekali, makanya sudah saat cekal terhadap Sjafrie dicabut," ujar dia.

Oleh karenanya, dalam kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke AS tanggal 6 hingga 13 Mei 2011 mendatang, Komisi I akan meminta pemerintah AS mencabut cekal tersebut.

"Tidak hanya cekal Sjafrie Sjamsuddin yang dicabut, tapi Komisi I DPR RI akan meminta pemerintah AS mencabut cekal terhadap yang lainnya," kata Nurhayati.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq mengatakan, kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Amerika Serika membawa misi untuk meminta kepada pemerintah Amerika Serikat agar mencabut "cekal" terhadap Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin.

"Memang tidak khusus. Tapi anggota Komisi I DPR RI akan melobi pemerintah AS agar mencabut cekal Sjafrie Sjamsuddin," kata Mahfud kepada antaranews.com, Jakarta, Senin.
(zul)


ANTARA

Produksi Alutsista Lokal Dikembangkan



26 April 2011, Jakarta (SINDO): Pemerintah sedang mengembangkan produksi alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri. Targetnya, industri senjata nasional bisa memenuhi kebutuhan persenjataan.

”Dengan begitu, perusahaan-perusahaan seperti PT Pindad Persero, PT PAL,atau PT LEN bisa mengembangkan industrinya untuk memenuhi pasokan persenjataan di dalam negeri,” ungkap Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta kemarin. MenurutAgus,dalam waktu dekat pemerintah akan merevisi PP Nomor 38/2003 tentang Pembebasan Bea Masuk Bahan Baku Impor Alutsista Bersifat Umum.Semula hanya amunisi dan senjata, tapi kelak akan meluas ke kendaraan tempur, pesawat, radar, kapal laut, dan alat optik.

“Sejauh ini memang belum dibahas, tapi fokus kita akan mengembangkan industri persenjataan dalam negeri,” ungkapnya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pembangunan industri pertahanan dalam negeri sudah ditetapkan oleh pemerintah. Termasuk pagu yang bisa dipakai untuk alokasi pendanaan, dan jumlahnya cukup besar dalam mendukung industri persenjataan.

Sekarang masih dalam proses penyusunan bluebook di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Setelah jadi dan ditetapkan oleh Menkeu, ke depan akan menjadi pegangan bagi kita untuk pembelanjaan alutsista,”tuturnya. Purnomo menjelaskan, lima tahun lalu pagu alokasi pinjaman baru dipakai sebagian dan sebagian lagi bisa di carry over untuk dipakai dan dengan jumlah yang cukup besar.

“Lima tahun lalu baru terpakai 40–50%,ditambah untuk pagu pinjaman saat ini,”ujarnya. Di tempat terpisah,PT Bank Mandiri Tbk memberikan pembiayaan kepada PT Palindo sebesar Rp65,97 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan dua unit kapal cepat rudal tipe 40 yang akan memperkuat armada TNI Angkatan Laut.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, satu unit kapal cepat rudal KRI Clurit dengan nomor lambung 641 telah selesai dibangun dan diresmikan oleh Menteri Pertahanan di Dermaga Batu Ampar, Batam. “Bank Mandiri ingin terus meningkatkan peran aktif dalam pengembangan teknologi alutsista,”katanya.

Sumber: SINDO

TNI Siapkan Satgaspam KTT Asean 2011


Satu per satu persenjataan yang akan digunakan oleh Satgaspam VVIP untuk mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2011 dilihat oleh Kasum TNI. (Foto: Puspen TNI)

25 April 2011, Jakarta (ANTARA News): TNI menyiapkan Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) VVIP untuk mendukung pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN yang akan berlangsung di Jakarta, 4-8 Mei 2011.

"Satgaspam VVIP KTT ASEAN 2011, tidak saja terdiri atas personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tetapi juga terdiri atas pasukan khusus seperti Gultor Kopassus, Denjaka, Denbravo, termasuk Taipur Kostrad, Kizi Jihandak dan Nubika," kata Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Y. Surjo Prabowo di Jakarta, Senin.

Dalam pemeriksaan kesiapan Satgaspam VVIP KTT ASEAN 2011, ia menambahkan, satuan pengamanan VVIP KTT ASEAN juga melibatkan Tim Satwa, serta pasukan dari Polda Metro Jaya.

Pada gelar kesiapan Satgaspam VVIP KTT ASEAN 2011 tersebut diperlihatkan berbagai demonstrasi ditampilkan oleh anggota Satgas mulai dari pengawalan VVIP, mengatasi peledakan bom, aksi unjuk rasa, penghadangan di jalan hingga penyelamatan VVIP dari gedung bertingkat.

"Semua dilakukan seperti kejadian yang sebenarnya, tidak ada keraguan dalam bertindak termasuk aksi peledakan bom untuk menyelamatkan VVIP yang dilakukan oleh anggota Satgaspam VVIP meskipun harus rela mengorbankan diri sebagai tameng hidup," katanya.

Sebelumnya, Kasum TNI melaksanakan peninjauan static show yang terdiri dari alat-alat deteksi, komunikasi dan elektronika serta berbagai peralatan yang akan digunakan dalam rangka pengamanan KTT ASEAN.

Dalam pengarahannya, Kasum TNI menekankan kepada prajuritnya agar ilmu yang didapatkan dan dimiliki selama ini digunakan untuk pengamanan VVIP.

"Waktu yang ada agar digunakan untuk berlatih dan berlatih, serta saling mengenal satu sama lain. Pengamanan KTT ke-18 ASEAN jangan dianggap biasa, tetapi biasakan yang benar," ujar Surjo Prabowo.

Ia menambahkan, penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta, merupakan kehormatan dan harga diri bangsa untuk menunjukkan kepada dunia internasional Indonesia mampu menyelenggarakan KTT ASEAN dalam keadaan aman dan nyaman.

"Untuk menyukseskan terselenggaranya KTT tersebut diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kenyamanan kota Jakarta selama pelaksanaan KTT ASEAN," katanya.

Atraksi-atraksi yang ditampilkan antara lain, pengawalan VVIP, mengatasi peledakan bom, aksi unjuk rasa, penghadangan di jalan dan penyelamatan VVIP dari gedung bertingkat. (Foto: Puspen TNI)

Satgaspam VVIP yang akan mengamankan KTT Asean ini terdiri dari Paspampres, Gultor Kopassus, Denjaka, Denbravo, Taipur Kostrad, Kizi Jihandak, Nubika, Tim satwa, serta pasukan dari Polda Metro. (Foto: Puspen TNI)

Satgaspam VVIP menampilkan berbagai demonstrasi saat Kasum TNI melakukan pemeriksaan kesiapan di Mako Paspampres, Jakarta. (Foto: Puspen TNI)

Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Y Surjo Prabowo memeriksa persenjataan Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) VVIP (Very Very Important Person). (Foto: Puspen TNI)

Sumber: ANTARA News

Sejumlah prajurit TNI AL mengikuti peresmian KRI Clurit di Dermaga Batu Ampar, Batam,

foto kapal cepat ruda
BATAM, 25/4 - KAPAL CEPAT RUDAL. Sejumlah prajurit TNI AL mengikuti peresmian KRI Clurit di Dermaga Batu Ampar, Batam, Senin (25/4). KRI Clurit adalah kapal perang jenis kapal cepat rudal buatan dalam negeri, Bank Mandiri melakukan pembiayaan yang diberikan melalui PT Palindo senilai Rp 65,95 miliar guna membuat dua unit kapal cepat rudal. FOTO ANTARA/Maha Eka Swasta/mes/11

foto kapal cepat ruda
BATAM, 25/4 - KAPAL CEPAT RUDAL. Dari kiri ke kanan Dirut Palindo Marine Hermanto , Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini, Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri , Sunarso berbincang seusai peresmian KRI Clurit di Dermaga Batu Ampar, Batam, Senin (25/4). KRI Clurit adalah kapal perang jenis kapal cepat rudal buatan dalam negeri, Bank Mandiri melakukan pembiayaan yang diberikan melalui PT Palindo senilai Rp 65,95 miliar guna membuat dua unit kapal cepat rudal. FOTO ANTARA/Maha Eka Swasta/mes/11

ANTARA

BERITA POLULER