Pages

Wednesday, April 20, 2011

KSAU Tinjau Satuan Pemeliharaan Pesawat Lanud Husein Sastranegara


JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., beserta staf melakukan kunjungan kerja di Satuan Pemeliharaan (Sathar) 15 Lanud Husein Sastranegara dalam kesiapan memelihara Alutsista TNI AU, Rabu. (20/4).

Dijelaskan Komandan Depo Pemeliharaan (Depohar) 10 Kolonel Tek. Taufiq S. Arif, Depohar 10 adalah pelaksana Koharmatau yang bertugas melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar, pemeliharaan komponen, alat uji serta produksi materiil.

Dikatakan Kolonel Tek. Taufiq S. Arif, Depohar 10 membawahi lima Sathar yaitu Sathar 11 yang melaksanakan perbaikan tingkat berat pesawat angkut sedang, ringan dan latih seperti pesawar F-27, F-28, Boeing 737-200, Cn-235, T-34 Charlie, AS-202 Bravo, Cessna, dan KT-1B.

Sedangkan Sathar 12 melaksanakan kegiatan pelapisan, pengecatan, fabrikasi dan pengelasan. Sathar 13 melaksanakan pemeliharan komponen engine, propeller, hydraulik, listrik dan komponel instrument, serta klibrasi AUP dan memeriksaan materiil.

Sathar 15 melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan tingkat berat terhadap pesawat C-130 Hercules, serta Sathar 16 melaksanaka perbaikan tingkat berat helikopter jenis Bell G-47 Solloy, SA-330 Puma, NAS-332 Super Puma, dan EC-120 Colibri.

Sumber : POSKOTA.CO.ID

TNI Uji Coba Howitzer Korea di Lumajang


20 April 2011

Howitzer KH-178 buatan Korea Selatan (photo : PusdikArmed)

Pasca Bentrok Kebumen, Uji Coba Meriam TNI Dipindah ke Lumajang

Surabaya - Bentrok antara aparat TNI dengan warga di Kebumen, Jawa Tengah yang dipicu penolakan uji coba Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) milik TNI AD berupa meriam Howitser, berdampak pada pengalihan lokasi pengujiannya.

Mabes TNI AD kemudian memutuskan untuk memindahkan lokasi uji coba dari Kebumen ke kawasan Air Shooting Range (lapangan tembak udara) di wilayah Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

Uji coba ini sendiri dilaksanakan, Selasa (19/4/2011) siang, yang dihadiri sejumlah Perwira Tinggi dari Mabes TNI AD di Jakarta bersama sejumlah konsultan Alutsista yang terbang langsung ke kawasan air shooting range Desa Pandanwangi, dengan menggunakan sebuah helikopter milil TNI AD.

Dalam rombongan Perwita Tinggi Mabes TNI AD ini, terdapat Asisten Operasional (ASSOPS) KSAD Mayjend Hariyadi Soetanto bersama Panglima Divisi 2 Kostrad, Asrena KSAD. Wadan Pusen Armed dan sejumlah konsultan dalam negeri yang menghubungkan dengan pabrik Alutsista di Korea Selatan yang khusus mendatangkan meriam Howitser keliber 105 yang diuji-cobakan kali ini.

Dalam uji coba ini, Mayjend Hariyadi Soetanto kepada detiksurabaya.com menyampaikan, pemilihan areal Air Shooting Range di Desa Pandanwangi ini, dipilih karena memang merupakan daerah latihan untuk dicoba untuk senjata.

”Yang ideal memang uji coba meriam Howitser yang baru kami datangkan dari Korea Selatan ini dilaksanakan di sini. Kalau di Kebumen, jangkauan tembaknya tidak mencapai jarak ideal 11,8 kilometer. Tadinya memang mau diuji-cobakan di Kebumen, tapi jaraknya tidak sampai. Sedangkan kalau di lapangan tembak Pandanwangi, bisa mencapai jarak ideal 11,8 kilometer,” bebernya.

Dikatakan lebih lanjut oleh ASSOPS KSAD ini, alutsista jenis Howitser 105 yang diberi dari Korea Selatan ini berjumlah 18 pucuk. Sedianya yang ujicobakan di kawasan Air Shooting Range Desa Pandanwangi, sebanyak 6 pucuk yang dipilih secara random.

”Setelah nanti dipastikan semuanya telahd iujicobakan dan berfungsi baik, maka akan ditempatkan sebagai alutsista untuk Armed Kostrad di Purwakarta. Selanjutnya, TNI AD akan mengembangkan penambahan meriam Howitser dari Korea Selatan ini, sampai jumlah keseluruhan 54 pucuk,” urai Mayjend Hariyadi Soetanto.

Dalam ujicoba meriam Howitser yang dilajksanakan di areal tertutup untuk umum ini, dinyatakan ASSOPS KSAD berjalan bagus.

”Tadi uji-cobanya bagus. Amat sangat layak untuk kemudian ditindaklanjuti sebagai bagian untuk memenuhi Alutista Angkatan Darat. Tadi, 78 butir peluru kaliber 105 yang ditembakkan dari meriam Howitser yang didatangkan dari Korea Selatan. Akurasinya bagus, dan berkisar antara 21 meter saja. Dan untuk tembakan armed itu sangat bagus. Sejauh ini memang ada kerjasama dengan korea selatan. Untuk alutsista TNI AD, 18 pucuk dengan keseluruhan 54 pucuk meriam dari Korea Selatan ini,” sambungnya.

Seputar insiden bentrok antara aparat TNI AD dengan warga di Kebumen, Mayjend Hariyadi Soetanto berpendapat, sangat mungkin dalam peristiwa itu ada kelompok-keompok tertentu yang mempunya kepentingan hingga menyebabkan bentrokan tersebut terjadi. ”Kan wilayah itu tanah TNI AD. Tapi, saya tidak begitu tahu siapa orang atau kelompok-kelompok itu,” pungkas Mayjend Hariyadi Soetanto.

(Detik)

Menhan Batal Saksikan Uji Coba Senjata Strategis


KRI Oswald Siahaan-354 menembakkan rudal Yakhont dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Rudal Yakhont buatan Rusia tersebut memiliki jangkauan tembak 300 km, (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)

21 April 2011, Bengkulu (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4), dengan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma akibat cuaca buruk.

Tak hanya Menhan Purnomo Yusgiantoro saja yang rencananya akan hadir untuk menyaksikan uji coba tersebut, tetapi juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah anggota DPR dari Komisi I.

Rencananya para pejabat dan petinggi TNI menggunakan dua helikopter dan mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 12 juta dollar Amerika/unit, rombongan VIP tak kunjung datang.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan, bahwa para petinggi TNI tidak bisa hadir untuk menyaksikan uji coba senjata strategis yang dilaksanakan di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.

"Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik dan Helikopter sudah setengah perjalanan untuk menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter terbang akhirnya helikopter kembali lagi ke Jakarta," katanya.

Kendati demikian, acara uji coba dapat berjalan dengan baik, meski tanpa kehadiran pejabat dan petinggi TNI.

Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, menambahkan, dua unit helikopter yang ditumpagi rombongan VIP terpaksa kembali ke Jakarta akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Samudera Hindia sejak Rabu pagi.

"Rombongan sudah terbang selama satu jam dari Bandara Halim Perdanakusuma. Namun karena cuaca buruk, maka saya sarankan agar kembali demi keselamatan," tuturnya.

Uji coba enam senjata strategis itu, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.

Dalam uji coba itu, Rudal Yakhont yang ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk akan menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.

Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.

Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).

"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujar Kapuspen.

Sumber: ANTARA News

Uji Coba Senjata Strategis TNI AL Sukses


20 April 2011, Jakarta (ANTARA Foto): KRI Imam Bonjol menembakkkan roket jenis RBU 6000 dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan formasi tempur laut tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)


Sebuah Rudal Sea Cat yang sudah dimodifikasi milik TNI AL, ditembakkan dari buritan KRI Oswald Siahaan-354 (KRI OWA-354), saat berlayar di Selat Sunda, Selasa (19/4). Penembakan Rudal Sea Cat buatan Inggris yang memiliki spesifikasi kecepatan tembak 228,60 m per detik, panjang 154,8 Cm dan jarak tembak maksimum 5 Km tersebut, dalam rangka Operasi Jala Perkasa. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)


Seri uji coba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/11)

Sumber: ANTARA News

Formasi Tempur



20 April 2011, Jakarta (ANTARA Foto): KRI Imam Bonjol-383 bersama KRI Teuku Umar-385, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-386 melakukan formasi tempur laut di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)

Sumber: ANTARA News

Enam Senjata Strategis TNI Diuji Coba


Ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg, ketinggian (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/hm/11)

21 April 2011, Bengkulu (ANTARA News): TNI Angkatan Laut melakukan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4).

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, uji coba beberapa senjata strategis itu sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan dan tegaknya NKRI.

"TNI AL sebagai salah satu pertahanan negara dituntut berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara," katanya.

Penembakan uji coba itu bertujuan untuk mengetahui kehandalan, akurasi sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta untuk meningkatkan kemampuan anggota TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.

Uji coba enam senjata strategis, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000 itu tanpa disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan anggota Komisi I DPR RI, yang rencananya akan hadir.

Dalam uji coba itu, rudal Yakhont saat ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk langsung melesat ke atas menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.

Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.

Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).

"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujarnya.

Alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, kata Iskandar, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont bisa memenuhi standar geografi di Indonesia.

"Rudal ini kita sudah dibeli dan di uji coba," katanya yang enggan menyebutkan berapa jumlah rudal yang telah dibelinya tersebut.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tri Prasodjo, mengatakan, uji coba senjata strategis itu untuk menguji kehandalan dan akurasi senjata terhadap sasaran.

Menurut dia, beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua mach atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer. Harga satu rudal Yakhont mencapai 12 juta dollar Amerika.

"Sebagai TNI yang siap bertempur kita harus melengkapi persenjataan, kapal perang kita harus dilengkapi dengan senjata yang cocok dan canggih," kata Tri.

Menurut dia, sekitar 1000 orang personil dilibatkan dalam latihan tersebut dengan kapal perang sebanyak 12 unit dan pesawat intai maritim.

Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji coba rudal Yakhont, KRI OWA-354 berada pada posisi 250 kilometer dari sasaran.

"Dengan jarak seperti itu hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit hingga mencapai sasaran," katanya.

Sulaeman mengatakan, TNI AL melibatkan sekitar 19 kapal perang dan empat unit helikopter untuk melakukan uji coba itu.

Menurut dia, rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki TNI AL sejak tahun 2007, namun baru bisa melakukan uji coba rudal Yakhont karena untuk mengintegrasikan kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.

"Rudal Yakhont tidak didesain untuk menenggelamkan kapal, tapi hanya untuk melumpuhkan kapal," kata Sulaeman seraya menambahkan masa pakai rudal bisa mencapai 20 hingga 30 tahun, namun perlu dikaji kembali, mana yang lebih pas.

Sumber: ANTARA News

Istana Bantah Pemerintah Tak Tegas Soal Perompak Somalia


Pembajakan Sinar Kudus Timbulkan Trauma Eksportir
FOTO:Metro TV

Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Proses negosiasi dengan perompak Somalia yang membajak KM Sinar Kudus belum juga selesai meski telah memasuki waktu kurang lebih satu bulan. Pemerintah pun dianggap kurang tegas dalam menghadapi para pembajak ini. Namun anggapan tersebut dibantah Istana.

"Tidak benar kalau ada anggapan kita tidak tegas, atau pemerintah tidak melakukan upaya yang jelas dan tegas untuk membebaskan WNI kita yang ditawan perompak Somalia," kata Juru Bicara Presiden Bidang Dalam Negeri Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (19/4/2011).

Yang bisa dilakukan oleh pemerintah, menurut Julian adalah mencoba mengedepankan apa yang sepatutnya pemerintah lakukan.

"Tapi tidak dalam konteks bernegosiasi. Pemerintah tidak pernah bernegosiasi dengan perompak dalam arti menawar untuk pembebasan sandera," ujarnya.

"Jadi saya ingin meluruskan persepsi yang berkembang bahwa pemerintah bernegosiasi atau mencoba melakukan bargaining position dengan para perompak somalia. Itu bukan esensi yang ingin dicapai," kata mantan Wakil Dekan Fisip UI ini.

Bahwa kalau pun terjadi negosiasi atau tawar menawar dalam upaya pembebasan, menurut Julian hal itu dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah mendukung agar semuanya bisa berjalan demi keselamatan para WNI yang ditahan oleh perompak Somalia.

DETIK

BERITA POLULER