Pages

Tuesday, April 19, 2011

China Uji Terbang Pesawat Tempur Siluman

J-20 Fighter Aircraft - China
FOTO DEFENCE TALK    ,...China Uji Terbang Pesawat Tempur Siluman
PDF Cetak Email
Beijing, (Analisa)
China dilaporkan melakukan uji terbang kedua pesawat tempur siluman terbarunya, lapor suratkabar pemerintah China, Selasa (19/4). Bila benar ini akan menjadi langkah lanjutan China untu mengejar kemampuan militernya dari Amerika Serikat (AS).
Foto purwarupa pesawat tempur siluman J-20 disebarkan dalam jaringan forum militer, kata harian "Global Times", namun tidak menyebutkan mengenai penerbangan atau keaslian foto itu.
Surat kabar populer corong Partai Komunis China "Harian Rakyat" itu menunjukkan foto pesawat tempur abu-abu dan keterangan, yang menyebutkan bahwa "satu purwarupa J-20 bersiap tinggal landas" dari bandar udara Chengdu, provinsi Sichuan barat daya.
"Pesawat itu beberapa kali melintas dan menggoyangkan sayapnya untuk memberi salam kepada kerumuman di dekat landasan pacu," kata "Global Times" mengutip keterangan seorang tak disebutkan namanya.
Kementerian Pertahanan China belum memberikan tanggapan.
Laporan uji terbang pertama J-20 pada awal Januari disebarkan secara luas di "blog" China dan laman, termasuk milik "Global Times", sebelum pemerintah memastikan bahwa penerbangan itu dilakukan saat kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates.
Pernyataan keberhasilan uji terbang kedua pesawat tempur canggih tersebut dinyatakan setelah peringatan China pada akhir Maret bahwa pihaknya menghadapi kawasan Asia, yang mudah berubah, tempat Amerika Serikat memperluas jejak strategisnya.
Beberapa pengulas mengatakan foto pertama J-20 menunjukkan bahwa China mungkin membuat kemajuan lebih cepat dari yang diperkirakan dalam mengembangkan saingan untuk pesawat F-22 Raptor buatan perusahaan Lockheed Martin, satu-satunya pesawat tempur siluman di dunia, yang dapat mengelak dari jangkauan radar.
Gambar terakhir memperlihatkan makin bertambah kekhawatiran mengenai pengembangan kapasitas militer China, termasuk kemungkinan penerjunan kapal induk dan peluru kendali balistik anti-kapal pertamanya pada 2011, yang dianggap ancaman bagi kapal induk Amerika Serikat.
Sumber militer dan politik China mengatakan Beijing akan meluncurkan kapal induk pertamanya pada 2011, setahun lebih cepat daripada perkiraan pengulas Amerika Serikat. (Ant/Rtr)

HARIAN ANALISA

J-20,Perpaduan Teknologi AS dan Rusia


China tak bisa dipandang sebelah mata dalam teknologi pesawat siluman.Ini setelah dua hari yang lalu China dilaporkan menguji coba pesawat perdana mereka. Beijing telah menunjukkan taringnya dengan sukses menguji coba pesawat jet tempur berteknologi siluman, yakni J-20.

Pesawat tempur itu menjadi andalan China dalam mempertahankan teritorialnya. Dengan suksesnya uji coba J- 20,musuh bebuyutan Negeri Panda, Amerika Serikat (AS) langsung bersikap waspada dengan perkembangan teknologi militer Negeri Tirai Bambu itu yang dinilai sangat pesat. Informasi yang tidak diragukan menyebutkan teknologi J-20 hampir sama seperti pesawat siluman terbaru AS, yakni F-22 Raptor dan B-2 Spirit.

Baik J-20 dan pesawat siluman lainnya memiliki teknologi yang membuat mereka tidak dapat dipantau radar musuh dan mampu menghindari sinar laser. Menteri Pertahanan AS Robert Gates pun terkagum-kagum atas teknologi yang dikembangkan China.“ Menurut saya, yang telah kita saksikan adalah mereka (China) bisa jadi sudah lebih maju dari yang diperkirakan intelijen kami dalam membuat pesawat itu,” papar Gates. J-20 itu terbang dari pangkalan udara di Chengdu selama 15 menit pada Selasa (11/1).

Jet tempur siluman China memiliki bodi lebih besar dari jet siluman yang sudah ada. J-20 dikemudikan satu orang,dua mesin,serta lebih berat dan besar dari Sukhoi T-50 milik Rusia dan F-22.Menurut Ted Galen Carpenter, seorang ahli pertahanan di Institut Cato,Washington, mengatakan bahwa pesawat tempur China ini tidak akan membawa perubahan.

“Keseimbangan kekuatan dunia tidak akan berubah dalam 10 tahun mendatang.Namun, secara psikologi dan simbol memang penting,” tutur Carpenter. China selama ini terganggu dengan kehadiran militer Amerika di halaman belakang mereka. Sebelumnya, para analis memperkirakan J-20 bakal dirilis pada 2019 mendatang.Yang membuat miris pada pakar pertahanan adalah J-20 memadukan antara teknologi Rusia dan AS.Kekurangan teknologi pesawat siluman AS dan Rusia ditutupi J-20.Rentang sayap dengan lebar 14 meter dan berbobot 36.000 kg membuat pesawat tersebut sangat kokoh.

Dengan bangganya, Beijing mengklaim bahwa teknologi J-20 merupakan buatan anak dalam negeri. Sementara itu, Matthew Buckley, pilot jet tempur Angkatan Laut AS menyebutkan bahwa J-20 memiliki kemampuan siluman.“Pesawat F-18 yang saya terbangkan seperti truk besar dalam radar. Pesawat itu ada kemungkinan sama sekali tidak tampak,”tuturnya. Disisilain,menurutKerryBrown, dari lembaga Chatham House,J-20 menunjukkan kemampuan riset militer China.

“Namun,kemampuan Beijing masih jauh di belakang AS,” ujarnya. Kemampuan J-20 hanya untuk kepentingan pertahanan China dan menekan Taiwan. Sementara itu, Richard Fisher, senior fellowhubungan militer Asia di International Assessment and Strategy Center,lembaga keamanan di Washington menyatakan bahwa pejabat China mengaku program itu bertujuan menandingi F- 22 Raptor. “Pesawat itu memiliki potensi besar mengalahkan F-22 dan jauh lebih unggul dibanding F- 35,”paparnya.



Spesifikasi resmi J-20 memang belum dirilis ke publik secara detail. Jika dibandingkan F-22 Raptor milik AS, J-20 tidak kalah saing.Khusus F-22 Raptor,awalnya diperuntukkan menyaingi pesawat tempur Rusia. Kelebihan utama F-22 salah satunya adalah radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan,menggunakan apertur aktif dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun.

AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik.Ini membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar tersebut juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan dan membuat pesawat lawan mengalami gangguan. Dalam hal kemampuan senjata, F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya.

Pesawat ini juga bisa membawa bom,misalnya, Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small- Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Untuk senjata cadangan, F- 22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat. Meriam ini membawa 480 butir peluru dan akan habis bila ditembakkan secara terusmenerus selama sekitar lima detik.

Pesawat siluman AS lainnya adalah Northrop Grumman B-2.B-2 berteknologi siluman yang kerap digunakan untuk mengebom. B-2 digunakan dalam tiga peperangan AS,yakni Perang Kosovo pada 1999 saat pesawat siluman tersebut menghancurkan 33% target pengeboman Serbia dalam delapan pekan.B-2 juga menjatuhkan bombom pada rakyat Afghanistan dengan dukungan pengisian bahan bakar di udara.Dalam perang Irak, B-2 juga turut diterjun dalam operasi tempur udara. Karakteristik B-2 sangat khas.


Pesawat itu mampu melakukan penetrasi ke wilayah musuh tanpa terdeteksi sedikit pun karena mampu meredam radar yang dipancarkan melalui visual atau pun suara. Mesin-mesinnya tertanam di dalam sayap.Namun, sebagian besar spesifikasitidakdiumumkanke publik. Selain B-2,AS juga memiliki F- 35 yang memiliki kemampuan siluman. Pesawat tersebut memiliki kursi tunggal, mesin tunggal, dan merupakan generasi kelima pesawat tempur yang mampu melakukan serangan darat dengan efektif.

Pesawat itu didesain tim industri penerbangan antariksa yang dipimpin Lockheed Martin dan pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Rusia pun tidak kalah. Rusia berusaha menandingi superioritas Amerika Serikat dalam hal kecanggihan pesawat tempur militer berteknologi siluman.Rusia ingin mengangkat kedigdayaan pesawat tempur seperti pada zaman Uni Soviet.Awal tahun lalu, Rusia menguji coba T-50 setelah dua dekade F22-Raptor milik AS menjadi raja di udara.

Pesawat jet militer generasi kelima ini tidak dapat terlihat oleh radar, dan sistem penerbangan maupun sistem persenjataan yang canggih.Pesawat siluman itu juga mampu terbang dalam kecepatan superionik lebih dari 1.200 km/jam. Pesawat T-50 bakal menambah kemampuan pertahanan Rusia karena selama ini hanya AS yang memiliki pesawat jet sejenis. Ingin menjadi pesaing Washington, Moskow berjanji akan membuat 1.000 pesawat tempur siluman dalam empat dekade mendatang.

Rusia mengandalkan India sebagai pelanggan utama pesawat tempur Sukhoi. Ide awal pesawat siluman sebenarnya ditemukan seorang pakar dari Rusia. Ironisnya, kini, Rusia justru berada di belakang AS.Awalnya, ide pesawat siluman ditemukan Pyotr Ufimsev pada 1966 dengan hipotesis berjudul Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi.Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow. Ufimtsev mengalkulasikan cara- cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis.






Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan. Dia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar. Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi.




Hingga kemudian, pada 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar antipesawat terbang AS di Padang Pasir Nevada. Namun, pada 1976, salinan teknologi pesawat siluman tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke tangan AS. Dikembangkan Divisi Teknologi Angkatan Udara Amerika hingga mengembangkan teknologi siluman tersebut dengan hasil nyata,SR-71 Blackbird,F-117, dan B-2.

http://www.harycollection.co.cc/2011/01/j-20perpaduan-teknologi-as-dan-rusia.html

Rusia: NATO Langgar Amanat PBB

Selasa, 19 April 2011 21:39 WIB | 833 Views
Jet tempur Rafale Perancis bersiap mendarat di pangakalan udara Solenzara, Korsika, setelah operasi militer di Libya. (FOTO ANTARA/REUTERS/Jean-Paul Pelissier)
Berita Terkait
"Afrika tidak memerlukan pengaruh dari luar. Afrika harus mengelola sendiri urusannya," kata Obiang Nguema, yang juga presiden Guinea Khatulistiwa.(*)
 

Beograd (ANTARA News/AFP/Reuters) - Rusia menyebut upaya Barat menumbangkan Muammar Gaddafi melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Libya yang hanya memberi wewenang penggunaan kekuatan untuk melindungi warga.

"Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak pernah bertujuan menumbangkan penguasa Libya," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dan menambahkan, "Semua, yang sekarang memakai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu untuk tujuan tersebut, melanggar amanat PBB."

Karena kedudukan Barat seperti itu, lawan Libya menolak merundingkan gencatan senjata dengan penguasa di Tripoli, kata Lavrov. "Adalah penting mewujudkan gencatan senjata," katanya saat mengunjungi Beograd.

Inggris dan Prancis mendesak sekutu lain di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyumbang lebih banyak pesawat tempur yang mampu menghantam pasukan darat Gaddafi sesudah Washington mengurangi perannya di gerakan itu dan menyerahkan kepemimpinan kepada NATO pada 31 Maret.

Lavrov menyatakan lawannya di Yaman agaknya juga mengharapkan bantuan Barat seperti gerakan aliansi pertahanan Atlantik Utara NATO di Libya untuk menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh.

"Dengan kemungkinan memakai nalar sama, lawan di Yaman menolak kemungkinan duduk di meja perundingan dengan mengharapkan bantuan semacam itu dari luar negeri," kata Lavrov.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dijadwalkan bersidang Selasa malam untuk membahas Yaman, tempat Barat dan sekutu Teluk Arab-nya mengkhawatirkan ketegangan berkepanjangan memicu bentrok di antara satuan tentara bersaing di ibukota Sanaa dan tempat lain.

Ketua Uni Afrika Teodoro Obiang Nguema mengutuk campur tangan tentara asing di Pantai Gading dan Libya dengan mengatakan bahwa Afrika harus dibolehkan mengelola urusannya.


ANTARA

TNI AU dan TUDM Gelar OP Malindo



Pesawat Hawk TNI AU.
MEDAN, KOMPAS.com — Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III bekerja sama dengan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) menggelar Operasi Petir Malindo, Selasa (19/4 /2011). Komando Pengendali TNI AU berada di Kosek Hanudnas III, Medan, sementara Komando Pengendali TUDM berada di Buterworth, Malaysia.


"Operasi ini untuk mengamankan wilayah udara Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka dari ancaman pihak asing," kata Panglima Kosek Hanudnas III Marsekal Pertama TNI Bonar Hutagaol di Medan.
Operasi tersebut juga untuk memantapkan prosedur operasi pertahanan udara kedua angkatan udara, baik Indonesia maupun Malaysia. Dalam operasi yang berakhir pada 20 April ini, Indonesia mengerahkan tiga pesawat jenis tempur sergap Hawk 100/200.
Disinggung mengenai pengamanan terkait banyaknya nelayan Indonesia yang ditangkap pemerintah Diraja Malaysia dan sebaliknya, Bonar mengatakan, pihaknya memiliki kewenangan dalam hal itu. Meskipun TNI AU juga harus mengambil tindakan, tetapi itu ditangani divisi lain.

KOMPAS

Jalur Lintasan Selat Sunda di Amankan Dalam Rangka Uji tembak Rudal


JAKARTA - Kru KRI Surabaya-591 tengah mengamati jalur pelintasan saat perjalanan menuju Selat Sunda dalam rangka ujicoba penembakan beberapa rudal dari KRI TNI-AL di Banten, Selasa (19/4). KRI Surabaya-591 adalah kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan Korea Selatan yang mempunyai panjang 122 meter, lebar 22 meter dan mampu mengangkut 400 personel tempur, 22 tank, 3 helikopter serta dilengkapi senjata meriam boffors 40 mm. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/11





Uji Tembak Rudal Dilakukan Rabu Besok


JAKARTA - TNI akan menguji coba rudal Yakhont pada Rabu esok (20/4), lokasi pengujian ada di sebelah barat Selat Sunda, di Samudera Hindia. Rudal Yakhont memiliki jangkauan maksimal 300 kilometer, dengan hulu ledak 200 kilogram dan kecepatannya dua setengah kali kecepatan suara (2,5 mach).

"Sasaran tembaknya eks KRI Teluk Bayur-502" ujar Kadispen TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama, Tri Prasodjo saat berbincang di KRI Surabaya 591, Jakarta, Selasa (19/4).

Rudal asal Rusia itu dibeli dengan harga US$1,2 juta perunit. Namun Tri tidak menyebutkan berapa rudal Yakhont yang dibeli. "Yang jelas kita belinya lebih dari satu. Sehingga kalau satu ditembakkan masih punya lagi," kata dia.

Pembelian rudal asal Rusia itu kata Tri untuk melengkapi sistem persenjataan strategis TNI. Namun dia menegaskan, pembelian senjata strategis bukan diperuntukkan semata-mata untuk tujuan perang. Senjata canggih, kata Tri, harus dimiliki TNI untuk mempertahankan sistem pertahanan dan keamanan negara dari berbagai ancaman.


KRI Hasanuddin-366, juga akan melakukan ujitembak rudal Exocet MM-40 dan rudal SAM Mistral

"Sebagai angkatan perang tentunya KRI TNI-AL harus dilengkapi senjata sesuai dengan fungsi asasinya. Kapal perang kita tentunya harus dilengkapi dengan senjata-senjata yang cocok dan sesuai dengan kapal itu," tuturnya.

Uji coba rudal asal Rusia dan senjata lainnya, kata Tri bertujuan untuk memastikan senjata canggih yang dibeli TNI itu berfungsi baik. Dia menuturkan, uji coba juga merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI kepada publik. "Ini kan dibeli dengan anggaran negara, maka kita tunjukkan, inilah senjata yang kita memiliki untuk memperkuat sistem pertahanan kita," pungkasnya.

Selain akan menguji coba rudal Yakhont, TNI AL juga akan melakukan uji coba senjata strategis lainnya yakni, rudal Exocet MM-40, Torpedo SUT, rudal Mistral, Sea Cat dan RBU 6000.

Rudal Yakhont akan ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan-354, sedangkan rudal Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366. "Sementara torpedo SUT ditembakkan dari KRI Cakra-402. Rudal SAM' Sea Cat' ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBU 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien," jelas Tri.

Rencananya uji coba akan dihadiri sejumlah petinggi TNI, juga menteri. Dijadwalkan hadir Panglima TNI Laksama Agus Suhartono, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menkopolkam Djoko Suyanto, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Soeparno.

Sumber : VIVANEWS.COM

Kapal Perang Hibah dari Brunei Tiba di Pontianak


PONTIANAK - Dua kapal perang TNI AL, KRI Badau-642 dan KRI Salawaku-643, bersandar di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak di Sungai Kapuas, Pontianak, Kalbar, Senin (18/4). Dua kapal hibah dari Tentera Diraja Laut Brunei (TDLB) tersebut tiba pukul 08.00 yang berlayar langsung dari Brunei Darussalam, setelah bekal ulang di Pontianak kapal rencananya akan kembali berlayar menuju Pangkalan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Jakarta. Kedua KRI hibah dari Brunei tersebut dikawal oleh KRI Kala Hitam-828 sampai dengan Jakarta.FOTO ANTARA/Jessica Wuysang/ama/11


BERITA POLULER