Pages

Sunday, February 27, 2011

Brunei Berminat Membeli Ranpur dan Persenjataan dari Indonesia

JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi mengatakan, pemerintah Brunei Darussalam berminat untuk membeli dan menggunakan kendaraan tempur dan beberapa jenis senjata buatan Indonesia.

"Mereka akan menggunakan produk-produk dalam negeri kita, khususnya kendaraan-kendaraan tempur dan persenjataan," kata Sudi Silalahi kepada wartawan setelah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerja di Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (27/2) sore.

Sudi mengatakan, kerja sama pertahanan dengan Brunei itu adalah salah satu dari beberapa hasil kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono ke Brunei Darussalam pada 24 Februari 2011, atau sehari sebelum presiden berkunjung ke Kepulauan Riau.


Angkatan Darat Brunei saat ini mengoperasikan VAB 4x4 : 26 dibeli pada tahun 1996, dan 17 dibeli pada tahun 2001 (photo : Military Vehicle)
Menurut Sudi, kerja sama pertahan dengan Brunei itu sudah dinyatakan dalam penandatanganan nota kesepahaman.

Namun demikian, Sudi tidak menjelaskan jumlah dan spesifikasi alat pertahanan buatan Indonesia yang akan diekspor ke Brunei. Dia juga tidak menyebutkan tenggat waktu pelaksanaan kerja sama itu.

Pernyataan bersama Presiden Yudhoyono dan Sultan Hassanal Bolkiah yang disampaikan secara tertulis menyatakan, kedua negara juga sepakat untuk membentuk dan meningkatkan peran komite kerja sama pertahanan.

Kedua kepala negara optimistis, komite itu akan meningkatkan dan memperkuat kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Brunei Darussalam.

Sumber : ANTARA

Panser ANOA (Tipe APC dan Tipe Canon)
ArsamLagi.comPanser Anoa Tipe APC dan Tipe Canon adalah dua jenis panser buatan PT. PINDAD (Persero) salah satu perusahaan kebangaan bangsa Indonesia. Sebagaimana nama dari kendaraan tempur ini yakni Panser Anoa. Panser ini betul-betul sudah menjadi bukti kemajuan bangsa dan sebagai salah satu tanda penghargaan terhadap kekayaan bangsa yakni dengan menggnakan nama Anoa mamalia khas Pulau Sulawesi pada panser tersebut. ArsamLagi.comPanser Anoa didesain agar tahan serangan. Rodanya padat, antipeluru, antiranjau darat, dan tentu saja tak bisa pecah. Selain itu, kendaraan tersebut dilengkapi alat jamming frekuensi. ArsamLagi.comFungsinya menghalangi gelombang yang sering digunakan untuk mengoperasikan bom dari jarak jauh menggunakan telepon seluler. Selain itu, tampilannya jugatidak kalah sangar dengan panser sejenis dari Eropa. Itulah sosok Anoa, panser beroda 6 hasil karya anak bangsa. Kendaraan tempur (Ranpur) ini mampu melaju hingga kecepatan 90 km per jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. ArsamLagi.comUntuk urusan bodi, Anoa dilapisi lapisan baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 dijamin tidak bakal tembus. Suspensi juga terbilang empuk jenis Independent Modular dan Torsion Bar. Pada sistem navigasi, panser ini menggunakan sistem navigasi generasi terbaru ditambah alat komunikasi anti jamming yang juga melengkapi interior ranpur ini.

http://coretanarsam.wordpress.com/page/2/

Saturday, February 26, 2011

UAE, Russia sign $74-million contract on modernization of amphibious vehicles

15:25 24/02/2011
The United Arab Emirates and Russian state arms exporter Rosoboronexport signed a $74-million contract on the modernization of 135 Russian BMP-3 (amphibious infantry fighting vehicle), UAE Armed Forces official spokesman Major-General Obaid Al Hairi Salem Al Ketbi said on Thursday. Russia sent its delegation to IDEX 2011, an international defense exhibition in Abu Dhabi, the capital of the United Arab Emirates, on February 20-24.
Thirty-three Russian defense industry enterprises took part in IDEX 2011, including Rosoboronexport and the state corporation Russian Technologies.
According to the exhibition website, IDEX is the largest defense and security event in the Middle East and North African region.

ABU DHABI, February 24 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

RAF May Retire Tornados Early to Save Money

RAF May Retire Tornados Early to Save Money


The U.K. Ministry of Defence is scrambling to find GBP1 billion ($1.62 billion) in cost savings prior to the end of the current fiscal year on March 31. Adding to the challenge, the cost-cutting options presented represent politically difficult choices that may see Britain transition from Tier 1 military status to Tier 2.
The options include cutting 20,000 troops from the Army from 2015 onward (this would shrink the British Army to its smallest size since the 1820s due to a downsizing at the end of the Napoleonic Wars) and withdrawing more ships from an overextended, under-strength Royal Navy.
But the option being considered most carefully seems to center on the Royal Air Force's fleet of Tornado ground attack aircraft. With the release of the U.K. Strategic Defense and Security Review last fall, the Tornado emerged as a big winner in a MoD review that pitted the aircraft against the Harrier GR7/GR9 fleet in what evolved into a battle royal for which platform remained in service. Due to its continued use in the Afghan theater, the Tornado made the cut and the last Harriers were withdrawn from service earlier this year.
Now the Tornados operating in Afghanistan could fall victim to budgetary cutbacks, as officials are considering the immediate withdrawal of the RAF's eight Tornados deployed in that theater. This move would be followed by the retirement of the remaining Tornado fleet of roughly 100 aircraft within as short a timeframe as three years.
In their stead, the MoD would seek to expedite the rate at which Eurofighter Typhoons are being brought into service, a task that may be facilitated by the dissipation of a potential sale of 24 Typhoons from the British Royal Air Force's Tranche 1 Block 5 stocks to Oman.
 

TNI Akan Perkuat Radar di Wilayah Barat

Sabtu, 26 Februari 2011 22:35 WIB
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono. (ANTARA)
Pontianak (ANTARA News) - TNI akan memperkuat radar pengamatan di wilayah barat Indonesia, guna menambah kekuatan pengamanan daerah perbatasan darat dan laut di wilayah itu, kata Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana TNI Agus Suhartono.

"Kita masih menghadapi kendala dalam mengamankan perbatasan darat dan laut di wilayah barat. Kita belum punya radar pengamatan," katanya, di Pontianak, Sabtu.

Ditemui usai melakukan kunjungan ke Skuadron Udara 1 Pangkalan Udara Supadio, ia mengatakan selama ini untuk pengamatan wilayah perbatasan dibantu radar sipil di Pontianak dan radar militer di Ranai.

"Padahal kerawanannya cukup tinggi, apalagi wilayahnya dekat dengan Laut China Selatan," katanya.

Agus menilai unsur-unsur tempur TNI, baik laut maupun udara di wilayah barat cukup memadai untuk mengawasi ancaman kedaulatan di perbatasan.

"Hanya saja, kita masih terkendala dengan belum memadainya radar pengamatan. Jika radar ini ada, penanganan ancaman kedaulatan di perbatasan bisa lebih maksimal," katanya.

Selama di Kalimantan Barat, Panglima TNI meninjau pos pengamanan perbatasan darat RI-Malaysia.

Dengan menggunakan helikopter Mi-17, Panglima TNI menyusuri perbatasan darat Kalbar-Serawak, dan tiba di Pos Jagoi Babang di Kabupaten Benkayang.

Selanjutnya Panglima TNI juga meninjau Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Aruk di Kabupaten Sambas.(*)

(T.R018/M008)


ANTARA

Friday, February 25, 2011

KRI Kelabang Gagal Kan Perompakan MV Lucky Star - 8


1 29th, 2011 by Ardava
KRI Kelabang-826
KRI Kelabang-826.
KRI Kelabang (KLB - 826) yang dikomandani Mayor Laut (P) Bambang Wasito berada berhasil menggagalkan perompakan terhadap MV Lucky Star - 8 berbendera Indonesia di perairan internasional utara Pulau Bintan, Kepulauan Riau, baru baru ini.
Kejadian bermula sejak MV Lucky Star - 8 berangkat dari Dumai Propinsi Riau mengangkut rempah-rempah dan barang dagangan lain dengan tujuan Songklak, Thailand. Saat diperairan Internasional utara Pulau BIntan para perompak dengan menggunakan perahu mesin tempel dan membawa senjata tajam merapat kemudian menguasai kapal berbobot 200 ton.
Pada saat KRI KLB - 826 di bawah Satuan Kapal Patroli ( Satrol ) Koarmabar sedang melaksanakan patroli di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI ) I, menerima informasi dari Markas Komando Armada RI Kawasan Barat tentang adanya usaha perompakan terhadap MV Lucky Star - 8 pada posisi 01 17 30 U - 104 07 24 T dekat suar hosburg selat Singapura. Selanjutnya KRI KLB - 826 menuju sasaran, kemudian menemukan kapal tersebut , dan berhasil melumpuhkan perompak yang berjumlah 9 orang serta mengamankan13 kru kapal. Dari pemeriksaan awal KRI KLB - 826, diketahui dari 9 orang perompak, tujuh orang diantaranya adalah warga Negara Indonesia, sedangkan yang lainnya berkewarganegaraan Malaysia dan Singapura.
Selanjutnya para perompak dan ABK kapal beserta barang bukti dibawa menuju Pangkalan Angkatan Laut ( Lanal ) Batam untuk diadakan pemeriksaan lebih lanjut.

KOMANDAN KRI FRANS KAISIEPO-368 HADIRI UPACARA PENGUKUHAN KOMANDAN MARITIME TASK FORCE/UNIFIL



Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 yang sekaligus Komandan Satgas Maritime Task Force KONGA XXVIII-B/UNIFIL, Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST menghadiri upacara pengukuhan Komandan Maritime Task Force/UNIFIL. Upacara yang berlangsung di gladak heli TCG Yildirim F243(Turki) pada pukul 11.00-12.00 LT tersebut dihadiri oleh seluruh komandan unsur Maritime Task Force/UNIFIL antara lain: Komandan TCG Yildirim F243 Capt (N) Aydin Sezenoglu, Komandan FGS Donau A516 CDR Alexander Wulf (Jerman), Komandan FGS Zobel P6125 CDR Oliver Ertel (Jerman), FGS Hyane P6130 LTCDR Jan Fitjen (Jerman), Komandan HS Starakis P29 CDR John Panagiotou (Yunani), Komandan BNS Osman F18, Capt Mozzomel Haque (Bangladesh), Komandan BNS Madhumati CDR Afzalul Haque (Bangladesh), Komandan LAF-Navy Admiral Nazih Baroudi, Duta Besar Republik Indonesia H.E Dimas Samodra Rum, Pjs.Wakil Komandan FHQSU Letkol Laut(T) Erwin C. Gora, serta Duta Besar dan Atase Pertahanan negara-negara sahabat.
 
Force Commander UNIFIL Major General Alberto Asarta Cueves (Spanyol) bertindak sebagai Inspektur Upacara mengukuhkan jabatan Komandan Maritime Task Force/UNIFIL kepada Rear Admiral Luiz Henrique Caroli (Brasil) yang selama ini mengalami kekosongan.
 
Dalam amanatnya beliau menjelaskan bahwa Maritme Task Force dibentuk atas permintaan Pemerintah Lebanon yang sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701(Th.2006). Sejak dibentuk tahun 2006, Maritime Task Force telah melaksanakan tugasnya yaitu melaksanakan Maritime Interdiction Operation (Operasi Pengamanan Maritime) sepanjang 180 km sepanjang garis pantai Lebanon untuk membantu LAF-Navy (Lebanese Armed Force Navy) dalam mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya yang masuk perairan Lebanon sertamelatih LAF-Navy. Hal ini patut diperhatikan bahwa pengiriman Satgas Maritime ini merupakan pertama kali dalam misi perdamaian PBB.
 
Sejak mulai operasinya tahun 2006, MTF telah melaksanakan Hailing 35.000 kapal dan menyerahkan 865 kapal yang dicurigai masuk wilayah perairan Lebanon untuk diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Tak satupun kapal yang dicari ditemukan berisi senjata yang dilarang atau aset dan personel yang tidak resmi yang sesuai menurut Resolusi 1701. Melalui kegiatan monitor termasuk pengawasan wilayah udara, MTF telah memainkan peranan yang sangat penting. MTF telah menangkal upaya-upaya lalu lintas senjata illegal dan mencegah incident di perbatasan. Kehadiran MTF juga mempunyai dampak positif terhadap lalu lintas perdagangan di wilayah tersebut.
 
Sejalan dengan perkembangan waktu, LAF-Navy meskipun dengan keterbatasanya telah menunjukan profesionlismenya dalam menjaga perairan Lebanon. Hal ini terkait erat dengan kemitraanya dengan MTF. Pada tahun 2010, Organisasi Radar Pantai Lebanon secara efektif dikoordinasikan oleh Pusat Operasi Markas Besar LAF-Navy dengan sukses dan memenuhi tugasnya selama tujuh hari dalam seminggu diatas wilayah perairan Lebanon. Mulai diselenggarakanya latihan gabungan dalam Maritime Interdiction Operation (Operasi Pengamanan Maritime) bersama unsur-unsur MTF, LAF-Navy telah meneruskan pelatihan sendiri (on The Job Training). Perkembangan Satuan Reaksi Cepat LAF-Navy telah terbukti dalam mengambil keputusan secara baik.
 
Unsur kapal MTF sekarang ini terdiri dari delapan kapal yang berasal dari Jerman, Turki, Bangladesh, Indonesia, dan Yunani. Untuk itu MTF membantu LAF-Navy dalam membentuk aset maritime dan mencetak kepemimpinan yang penting dimasa yang akan datang. Upaya-upaya yang telah dilakukan MTF ini akan menjadi momentum dalam mencapai tujuan selama ini. Major General Alberto Asarta Cueves sangat percaya bahwa perdamaian di Lebanon Selatan akan tercapai. Untuk itulah beliau menegaskan kembali dan mengharapkan bahwa MTF akan meneruskan melakukan tugas sepenuhnya, terus bekerja bersama dengan LAF termasuk LAF-Navy untuk menjaga perdamaian dan stabilitas Lebanon Selatan baik di darat maupun di laut. Beliau mengharapkan kepada semua pihak untuk meneruskan kerja sama dengan baik dalam melaksanakan tugas ini dibawah Resolusi 1701 kedepan. Beliau yakin bahwa semua personel MTF akan meneruskan tugas mereka dengan profesional.(Pen Satgas MTF)
 
TNI AL

TIGA PENERBANG “BLACK PANTHER” LULUS TERBANG SOLO

Pentak Lanud Pbr - 25/02/2011

Tampak pada gambar, kadisops selaku palakhar danlanud pbr, letkol pnb azhar aditama melaksanakan penyiraman air kembang saat pelaksanaan tradisi terbang solo kepada tiga penerbang skadron udara 12 lanud pekanbaru
Tiga penerbang tempur “Black Panther” Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru sukses melaksanakan terbang solo menggunakan pesawat tempur Hawk 200. ketiga penerbang muda tersebut adalah, Lettu Pnb Martono, Lettu Pnb Yuda Anggara Seta dan Lettu Pnb Arie Prasetyo. Keberhasilan ketiga fighters tersebut ditandai dengan pelaksanaan acara “tradisi terbang solo” berupa pemecahan telur dan penyiraman air kembang oleh Kadisops selaku Palakhar Danlanud Pekanbaru, Letkol Pnb Azhar Aditama, di pelataran parkir Mako Lanud Pekanbaru, Kamis (24/2).
Dalam sambutannya Palakhar Danlanud Pbr menyampaikan bahwa, Keberhasilan seorang pilot “terbang solo” menggunakan pesawat tempur Hawk 200 merupakan momentum titik awal seorang penerbang tempur dalam pengabdiannya kepada Negara dan bangsa. “Duduk di kursi single pesawat tempur merupakan tahapan yang sangat penting bagi seorang penerbang, segala tindakan dan keputusan dalam melaksankan misi penerbangan ditentukan sendiri, oleh karenanya momentum tersebut wajib disyukuri dan dijadikan bekal dalam melaksanakan setiap misi penerbangan”, demikian disampaikan Palakhar Danlanud
Pada kesempatan yang sama Komandan Skadron Udara 12, Letkol Pnb Prasetya Halim menyampaikan bahwa, dengan berhasilnya ketiga penerbang tempur menerbangkan pesawat tempur Hawk 200 secara mandiri (terbang solo) maka kekuatan Fighter Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru bertambah, sekaligus para penerbang akan mengikuti pendidikan lanjutan setelah lulus sebagai siswa penerbang transisi yang telah mereka tempuh sejak bulan Juli tahun 2010 yang lalu.
Ketiga penerbang Skadron Udara 12 yang berhasil melaksanakan terbang solo dengan pesawat Hawk 200 merupakan siswa Transisi Angkatan XIII Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru. Turut hadir pada acara tersebut seluruh Kepala Dinas dan Komandan Satuan serta segenap perwira jajaran Lanud Pekanbaru.

TNI AU

BERITA POLULER