Pages

Wednesday, February 23, 2011

Beginilah Cara Israel Menghasud Dunia



Bersamaan dengan bergaungnya gema kebangkitan Islam dan munculnya transformasi baru di Timur Tengah, AS dan rezim zionis Israel berusaha menyesatkan opini publik dengan menyuguhkan beragam analisa dan tafsiran menyimpang soal akar persoalan dan penyebab munculnya perkembangan akhir di kawasan. Pernyataan tak berdasar Presiden Rezim Zionis Israel Shimon Peres yang menuding Iran menciptakan unit-unit teror di Timur Tengah dan Amerika Latin merupakan salah satu contoh nyata dari upaya penyesatan opini tersebut. Peres saat melakukan lawatan resmi ke Spanyol, juga sempat menuding Hizbullah Lebanon dan Hamas sebagai gerakan teroris dan mengklaim Iran mengirim bantuan persenjataannya guna menyokong kedua gerakan muqawama itu.
Tak hanya itu saja, presiden rezim zionis bahkan mengaku gembira dengan terjadinya transformasi di dunia Arab belakangan ini. Pasalnya, ia menilai bahwa transformasi tersebut bakal membantu memperluas arus demokrasi di kawasan dan bisa menjadi peluang bagi Tel Aviv untuk menghidupkan kembali perundingan damai dengan Palestina. Tak ketinggalan seperti biasanya, isu nuklir Iran pun tak luput dari perhatian Peres. Kali ini seperti sebelumnya, ia pun kembali menegaskan bahwa progam nuklir Iran bukan hanya menjadi ancaman bagi rezim zionis tetapi juga bagi perdamaian global.
Masih menyangkut soal Iran, sejumlah petinggi rezim zionis Israel juga memanfaatkan isu pengiriman kapal perang Iran menuju Laut Mediterania melewati Terusan Suez. Isu tersebut seakan menjadi amunisi bagi Tel Aviv untuk menebar ketakutan soal Iran. Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu menyebut pelayaran dua kapal perang Iran melalui Terusan Suez sebagai aksi provokatif. Senada dengan Benjamin, Deputi PM Israel, Moshe Yalon juga melontarkan hasudan serupa seraya menyatakan, "Jika kita melihat ke Timur Tengah, kita saksikan bahwa tiap kali ada orang-orang Iran, situasi tidak pernah membaik".
Melihat realitas yang ada, tampaknya negara-negara arogan berusaha memanfaatkan gerakan kebangkitan rakyat di Mesir dan Tunisia untuk kepentingannya. Sebab mereka juga sadar bahwa apa yang terjadi Afrika Utara dan negara-negara Arab merupakan imbas dari fenomena kebangkitan Islam yang dipelopori oleh Revolusi Islam Iran. Munculnya reaksi pasif AS dan rezim zionis Israel terhadap perkembangan akhir di Timur Tengah juga mengindikasikan bahwa mereka merasa kecolongan dan terkejut dengan apa yang terjadi. Pasalnya prediksi dan analisa AS dan Israel soal Timur Tengah selama ini benar-benar gagal sehingga memaksa mereka untuk menyusun ulang strategi dan berusaha memanfaatkan situasi yang ada untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin.
Yang jelas skala kebangkitan rakyat di dunia Islam sudah terpampang nyata di depan mata dan menjadi saksi nyata penentangan mereka terhadap rezim-rezim otoriter yang selama ini hanya menjadi boneka bagi kepentingan AS dan sekutu-sekutunya. Karena itu, AS dan rezim zionis sebagai biang utama persoalan di kawasan juga tak luput menjadi sasaran utama protes dan penentangan rakyat Timur Tengah. (IRIB/LV/NA)

IRIB

Malta Tolak Pendaratan Pesawat Putri Gaddafi



Seorang pilot Angkatan Udara Libya, setelah mendarat di Malta
Sebuah pesawat yang mungkin membawa putri Gaddafi ditolak untuk mendarat di Malta dan dikirim kembali ke Libya setelah terbang di atas wilayah udara negara itu dalam penerbangan terjadwal. Bandara Internasional Malta menolak hak pendaratan pesawat Libya Airlines yang dilaporkan membawa putri Muammar Gaddafi, Aisya Gaddafi pada hari Rabu (23/2). Pesawat berputar-putar selama 20 menit sebelum kembali ke Libya. Demikian dilansir Reuters.
Sementara itu, dunia mulai menyerukan sanksi kepada Libya. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi, menyusul penumpasan berdarah terhadap demonstrasi anti-pemerintah di Libya.
"Saya meminta menteri luar negeri untuk mengusulkan kepada partner di Uni Eropa agar mengadopsi sanksi konkret sehingga semua yang terlibat dalam kekerasaan yang sedang terjadi mengetahui bahwa mereka harus menerima konsekuensi dari tindakan mereka," ujar Sarkozy dalam sidang kabinet, Rabu (23/3).
Ia juga mengusulkan pembekuan kerja sama dengan Libya di bidang ekonomi, komersial, dan keuangan. Sarkozy mengutuk tindakan represif brutal dan berdarah terhadap rakyat yang memprotes kekuasaan Muammar Gaddafi. Ia mengatakan komnunitas internasional tak bisa hanya tinggal diam.
Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengatakan dirinya menginginkan sanksi atas Libya, jika tak juga menghentikan penggunaan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. (IRIB/Republika/RM)

IRIB

Mesir Setuju Kapal Perang Iran Lintasi Terusan Suez



Kantor berita resmi Mesir menyatakan bahwa Kairo, Jumat (18/2) menyetujui dua kapal perang Angkatan Laut Republik Islam Iran untuk melewati Terusan Suez dan memasuki Laut Mediterania. Sebagaimana dilaporkan IRNA, kantor berita AFP selain menginformasikan berita tersebut, juga melaporkan bahwa para pejabat Terusan Suez terkait hal ini mengatakan, ini adalah yang pertama kali pasca Revolusi Islam Iran bahwa kapal perang negara itu melewati Terusan Suez.
Kantor berita MENA melaporkan bahwa dalam permohonan izin dua kapal perang Iran disebutkan kapal itu tidak mengangkut senjata nuklir dan kimia. Tanggal pasti ketibaan kapal tersebut di Pelabuhan Said di ujung utara Terusan Suez belum diketahui.
Sebelumnya, rezim Zionis Israel mengembuskan kabar mengenai perkiraan jalan lintasan dua kapal perang Iran ke Mediterania. Kapal perang Iran telah merencanakan menyeberang melalui Terusan Suez ke Laut Mediterania dan mencapai Suriah.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Mesir sebelumnya mengatakan bahwa permintaan Iran telah dikirim ke departemen pertahanan untuk dipelajari.
Dua kapal Iran yang dinamakan Alvand dan Kharg, adalah kapal perang dan pendukung operasi dengan bobot masing-masing 1.500 ton dan 33 ribu ton. Kapal perang Kharg mengangkut 250 pelaut dan dapat membawa tiga unit helikopter serta dilengkapi dengan torpedo dan rudal anti-kapal. (IRIB/RM)

IRIB

Pilot Sadis Penyerang Demonstran, Ternyata Bukan Orang Libya

 Sejumlah pejabat dan diplomat regional menyatakan bahwa para pilot pesawat tempur yang membombardir para demonstran di ibukota Libya, Tripoli dan sejumlah kota, ternyata memang bukan warga Libya.
Kantor berita Fars melaporkan (23/2), para pilot pesawat tempur yang membantai massal para demonstran ternyata berwarganegara Ukraina. Berita ini juga dikutip oleh majalah analisa Amerika Stratfor menyinggung keterangan sejumlah diplomat di kawasan.
Para pilot profesional Ukraina itu dibayar oleh Presiden Libya, Muammar Gaddafi, untuk menerbangkan pesawat tempur Mig dan menembaki para demonstran.
Sumber itu menambahkan bahwa kelompok-kelompok mafia Italia juga ikut membantu rezim Gaddafi, dalam mengendalikan kapal-kapal tempur Libya untuk membombardir para demonstran di Tripoli dan Benghazi. Kedua kota itu berada di pesisir laut Mediterania.
Demonstrasi massif di Libya dimulai tanggal 17 Februari di seluruh kota besar negara ini. Adapun represi rezim Gaddafi terhadap para demonstran hingga kini telah merenggut nyawa ratusan orang. Menurut sejumlah media, jumlah korban bahkan telah mencapai angka 1.000 orang. (IRIB/MZ/SL)

IRIB

Militer Iran Berhasil Patahkan Ancaman Barat



Angkatan Laut Republik Islam Iran menyatakan telah berhasil mengubah ancaman berupa sanksi yang dikenakan Barat menjadi peluang. Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibbollah Sayyari memuji perjalanan baru-baru ini dua kapal perang Iran di Laut Mediterania melalui Terusan Suez dan selanjutnya menuju Suriah.
"Kehadiran angkatan laut kita di kawasan strategis ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa Republik Islam Iran punya kemampuan industri dan sains yang canggih," kata Sayyari seperti dilaporkan ISNA pada hari Rabu (23/2).
Kapal Kharg dan Alvand saat ini tengah berlabuh di dekat Suriah untuk menggelar latihan di tengah upaya Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel yang menyebut misi itu sebagai penyebab kekhawatiran.
Pada kesempatan itu, Sayyari menyinggung pernyataan Pemimpin Tertingi Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei tahun lalu tentang pentingnya memperkuat Angkatan Laut Iran.
"Setelah pernyataan itu, maka kami perlu untuk memodifikasi perspektif Angkatan Laut Iran pada subdivisi yang berbeda, yaitu kecerdasan, persenjataan dan operasi," jelasnya.
"Sebelumnya medan operasi Angkatan Laut Iran hanya 400 kilometer persegi, namun kini telah meningkat menjadi 2.000 kilometer. Sekarang, pelatihan dilakukan sesuai dengan standar internasional dan di pusat-pusat pelatihan militer, prajurit memperoleh berbagai keterampilan untuk misi angkatan laut jangka panjang," tambah Sayyari. (IRIB/RM)

IRIB

Tuesday, February 22, 2011

PTDI -EADS siap bikin pesawat militer C295




OnPublished On: 23 February 2011
JAKARTA: PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) kembali berkongsi dengan pabrikan pesawat asal Eropa, European Aeronautic Defence and Space Company (EADS)-CASA untuk membuat pesawat militer C295.

Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan saat ini pihaknya telah siap membuat pesawat C295, dan untuk tahap pertama perseroan membidik proyek pengadaan pesawat di lingkungan TNI.

“Seperti diketahui, TNI ada proyek penggantian pesawat Fokker 27, dan kami membidik proyek tersebut dengan menawarkan pesawat C295. Pembuatan akan dilaksanakan bila kontrak telah diperoleh,” ujarnya, hari ini.

Menurut Budi Santoso, komponen lokal dalam pesawat C295 lebih dari 40%, sehingga perseroan berpotensi ditunjuk langsung oleh pemerintah. Permodalan akan disediakan oleh EADS, dan PTDI akan mengerjakan pembuatan pesawatnya.

“Untuk profit sharing dengan EADS, kami masih membahasnya. Kerja sama ini kami jalin dengan EADS setelah sebelumnya sempat mengalami kerenggangan ketika pemerintah tidak melibatkan Cassa dalam proyek N250,” lanjut Budi Santoso.

C295 merupakan pesawat kemiliteran yang mampu menjalankan berbagai fungsi, terutama untuk keperluan patroli maritim. Di lingkungan NATO, pesawat ini dilengkapi dengan sistem misil terbaru antikapal selam dan kapal permukaan.

Pesawat ini juga bisa berfungsi sebagai pesawat angkut ringan, yang mampu mengangkut personil militer hingga 70 orang. Sejauh ini pesawat C295 telah dipakai di berbagai negara. NATO menggunakan pesawat ini untuk operasi militer di Irak dan Afganistan.

Budi Santoso mengatakan EADS merelokasi pabrik pesawat Casa 212 yang sebelumnya berada di Spanyol. Hal ini lantaran biaya produksi di Eropa jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Indonesia.

“Seluruh pabrik pembuatan pesawat itu sekarang berada di Bandung. Produksi Casa 212 dikirim ke Thailand serta Vietnam,” katanya.

PTDI memiliki kapasitas produksi sebesar 12 unit setahun untuk setiap jenis pesawat yang diproduksi.

Sejauh ini pesawat-pesawat yang diproduksi PTDI adalah N-2130, N-250, NC-212, CN-235, N-219. Pada awal berdirinya, BUMN ini menghasilkan pesawat Sikumbang, Belalang, Kunang, serta Gelatik (diproduksi dengan lisensi dari CEKOP Polandia yang sekarang dikenal dengan nama PZL).

Untuk helikopter, produksi PTDI a.l. NBO 105 (lisensi dari MBB Jerman), NBK 117, NBell 412 (lisensi dari Bell Helicopter, AS), NAS 330 Puma (lisensi dari Aerospatiale, Prancis), NAS 332 Super Puma yang merupakan pengembangan dari Puma,serta Tailboom.(er)

Kemhan Komit Lanjutkan Pembangunan Pesawat Tempur KF-X di Korsel

JAKARTA - Insiden pencurian laptop di Seoul, tidak mengganggu hubungan kerjasama pertahanan antara RI dan Korea Selatan (Korsel). Indonesia dan Korsel masih akan terus mengembangkan pembangunan pesawat tempur KF-X.

"Untuk kerjasama jangka panjangnya, targetnya KF-X. Jadi idenya kita ingin memperkuat kekuatan udara kita," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat launching Jurnal Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (23/2).

Purnomo menjelaskan, pesawat ini direncanakan rampung pada tahun 2022. Dengan proses alih teknologi, nantinya Indonesia tidak perlu lagi membeli pesawat tempur dari luar negeri. Pesawat KF-X sendiri merupakan pesawat tempur generasi 4,5 yang lebih modern dari F-16 dan Sukhoi.

"Tapi baru bisa terjadi 2022. Untuk membangun itu harus ada skuadron tempurnya," terang Purnomo.

Selain itu pihak RI dan Korsel juga telah membangun 4 kapal LPD (Landing Platform Dock) dimana pembangunan kapal ini dilakukan dengan sistem transfer teknologi. Dua kapal dibangun di Korsel dan dua kapal di Indonesia.

"Sekarang sudah selesai, tinggal satu yang belum rampung. Kerjasama ini kita lakukan dengan maksud untuk membangun industri pertahanan," lanjutnya.

Sedangkan mengenai rencana pembelian pesawat tempur ringan T-50 Golden Eagle, Purnomo menjelaskan hal itu masih dalam tahap tender. Sudah ada beberapa pihak yang mengajukan, tapi pemerintah RI secara resmi belum mengambil keputusan.

"Masih berupa hasil tender dan belum diputuskan," terangnya.

Purnomo juga menegaskan kembali soal pencurian data di Seoul, bahwa kasus laptop yang dicuri bukan milik kementerian pertahanan. Tidak ada data-data militer yang dibawa ke Seoul dalam kunjungan itu. Laptop itu pun sama sekali tidak berisi data-data pertahanan.

"Dari kita itu jelas tidak ada yang kehilangan, karena itu kejadiannya di lantai 19 dan 20. Sedangkan kami di lantai 30. Sudah saya sampaikan, tidak ada data militer yang hilang," ujarnya.

Sumber : DETIKNEWS.COM

BERITA POLULER