Selasa, 22 Februari 2011 23:45 WIB | 497 Views
Saya sangat senang bisa ke Mesir untuk perawatan anak saya"
Terminal tersebut ditutup untuk semua lalu lintas setelah unjukrasa menentang pemerintah di Mesir, namun dibuka kembali bagi warga Mesir yang akan menuju Gaza, Jumat, sehingga warga Palestina yang terjebak, bisa kembali ke tanah air mereka.
Minggu, sejumlah pejabat dari pemerintah Hamas mengatakan terminal tersebut akan dibuka hari Selasa bagi warga Palestina yang akan menyeberang ke Mesir, termasuk orang sakit dan mahasiswa.
"Terminal kini dibuka untuk warga Palestina, dengan tingkat penggunaan 300 kali sehari," kata pejabat terminal tersebut, Ayoub Abu Shaar, pada Selasa.
"Lebih dari 3.000 orang terdaftar untuk menyeberang," tambahnya seraya menyampaikan harapan terminal itu akan dibuka 24 jam sehari, walaupun kini masih dibuka antara pukul 11.00 hingga pukul 16.00 waktu setempat.
Jalur penyeberangan yang merupakan jalan ke dunia luar bagi warga Palestina di Gaza itu ditutup pada 30 Januari ketika unjukrasa menentang pemerintah Mesir mulai merambat cepat.
Mohammed Al Awda berencana pergi ke Mesir dengan anak perempuannya yang berusia 10 tahun dan mengidap masalah ginjal.
"Saya sangat senang bisa ke Mesir untuk perawatan anak saya. Kami memiliki dokumen kesehatan dari pemerintah Palestina dan kami memiliki semua dokumen resmi lain," katanya.
"Kami telah mendaftarkan diri untuk menyeberang selama beberapa hari dan kami menerima izin pensahan kemarin," katanya.
Rami Abu Hassira, mahasiswa berusia 25 tahun di Universitas Yordania, terjebak di Gaza setelah menyeberang dari Rafah pada 27 Januari untuk kunjungan keluarga.
"Tadinya, saya berencana tinggal beberapa hari sebelum kembali ke Yordania untuk melanjutkan sekolah saya, tapi kami terjebak di sini, karena perbatasan ditutup," katanya kepada AFP.
KR-PPT/B002
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011
COPYRIGHT © 2011
ANTARA