Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sedang menyusun konsep penanganan terorisme khususnya untuk kawasan Asia Tenggara. "Dalam penanganan terorisme di Asia Tenggara, tengah menyusun konsep penanganan terorisme yang akan ditawarkan dan dibahas lebih lanjut," kata Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Puguh Santoso, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, rancangan penanganan terorisme yang disusun RI-AS itu secara umum mencantumkan hal-hal yang boleh dan tidak dilakukan menyangkut soal kedaulatan negara. "Artinya, jangan sampai penanganan terorisme malah mengintervensi serta mengganggu hubungan antarnegara," kata Puguh.
Ia menambahkan, "Misalnya, kita tidak boleh mencampuri urusan ke dalam, kecuali melakukan kajian-kajian bagaimana terorisme ke depan, bagaimana dengan perkembangan teknologinya. Kemudian model pelatihan bagi prajurit dalam menghadapi terorisme dengan mengedepankan HAM,".
Selain itu, alat-alat apa saja yang harus disediakan bagi satuan-satuan dalam menghadapi terorisme ke depan. "Dengan begitu, ada kejelasan mana yang boleh dan tidak boleh. Ini masih dalam konteks yang ditawarkan oleh Indonesia dan Amerika Serikat," kata Puguh. Ia menuturkan, konsep itu akan ditawarkan terlebih dulu dengan sembilan negara ASEAN dan selanjutnya dengan negara-negara mitra ASEAN.
"Kita akan tawarkan dalam forum pertemuan Menhan se-ASEAN (ADMM) pada 22-24 Februari di Surabaya. Baru kita tawarkan ke negara-negara mitra ASEAN," ungkap Puguh. Menurutnya, bila ASEAN menyetujui konsep yang ditawarkan akan dibicarakan lagi dengan mitra dari delapan negara lainnya (ASEAN+8). "Pasti akan ada perdebatan. China juga ikut. Belum tentu konsep ini akan diterima begitu saja," kata Puguh.
Ia mengatakan, penanganan ancaman terorisme juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan itu harus seimbang, sebab terorisme juga memiliki acuan dalam penggunaan peralatan serta teknologi. "Contoh penggunaan satelit dan kemungkinan nuklir. Ini harus diantisipasi. Kita tidak bisa menganggap teroris itu begini-begini saja. Mereka kan terus berkembang," kata Puguh. (Ant)
SUMBER : Harian Analisa Medan