Pages

Monday, February 7, 2011

Israel Takut Lahirnya Revolusi Ala Iran di Mesir



Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu menyuarakan keprihatinan bahwa pemberontakan Mesir dapat menyebabkan lahirnya sebuah revolusi ala Iran, karena pengunjuk rasa masih terus menuntut lengsernya Presiden Hosni Mubarak. "Di tengah kekacauan, sebuah kelompok Islam terorganisir dapat mengambil alih negara. Itu terjadi di Iran dan juga di tempat lain," kata Netanyahu dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin (31/1).
Netanyahu mengeluarkan pernyataanya saat rezim Mesir tengah bergulat dengan gelombang protes anti-pemerintah yang belum pernah terjadi di negara itu. Ratusan ribu demonstran menuntut Mubarak meletakkan jabatannya dan keluar dari Mesir.
Lebih dari 10 ribu pemprotes berkumpul di Tahrir Square pada hari Selasa untuk menekan Mubarak pada hari kedelapan protes.

"Setiap orang berharap bahwa ini akan diselesaikan secara damai, stabilitas dapat dikembalikan dan perdamaian bisa dipertahankan," ujar Netanyahu. Ia menambahkan bahwa dirinya aktif mengikuti perkembangan di Mesir setiap setengah jam.
Sebelumnya pada hari Ahad, Netanyahu mengatakan bahwa upaya Israel difokuskan pada pemeliharaan "stabilitas dan keamanan" di kawasan. Ia juga memerintahkan menterinya untuk tidak membuat komentar mengenai perkembangan di Mesir yang tengah dilanda krisis.
"Perdamaian antara Israel dan Mesir telah ada selama lebih dari tiga dekade dan tujuan Zionis adalah "untuk memastikan bahwa hubungan itu tetap eksis," kata Netanyahu.
Israel sangat prihatin tentang kemungkinan perubahan rezim di Mesir yang dapat membahayakan perjanjian damai yang ditandatangani antara kedua belah pihak pada tahun 1979.
Kekhawatiran yang sama juga dirasakan oleh Presiden Israel Shimon Peres. Ia mengatakan. "Kita selalu dan akan selalu menghormati sekali Presiden Mubarak." "Saya tidak menyebut segala apa yang dilakukannya baik, namun dia melakukan sesuatu yang membuat kita semua harus berterimakasih kepadanya, yaitu menciptakan perdamaian di Timur Tengah," tambahnya. (IRIB/RM)

IRIB

Iran Hadapi Kapal Induk AS dengan Perahu Cepat



Menteri Pertahanan Iran Brigjend Ahmad Vahidi mengatakan, Iran merupakan salah satu negara produsen perahu cepat di dunia dan mengakui peran mereka dalam strategi pertahanan Republik Islam Iran. Vahidi menambahkan bahwa selama perang Irak-Iran, AS tampil di kawasan dengan sejumlah kapal induk dan kapal perang serta kapal selam dengan teknologi nuklir, yang memungkinkan mereka untuk tetap bertahan di bawah air selama berbulan-bulan.
"Kami menghadapi kapal-kapal besar musuh dengan perahu cepat," kata Vahidi. "Terlepas dari realita bahwa musuh awalnya meremehkan konsep itu, namun kini mereka terpaksa mengakui ketangguhannya," tambahnya.
"Sekarang, Iran menjadi salah satu negara produsen perahu cepat di dunia yang dapat membawa senjata maupun personil militer," jelasnya seperti dikutip IRNA.
Pada April 2010, Iran meluncurkan sebuah kapal berkecepatan tinggi yang mampu menembakkan roket dan senapan mesin berat sambil melaju dengan kecepatan 70 knot.
Iran telah menyelesaikan sejumlah proyek besar pertahanan dalam beberapa tahun terakhir, meski sanksi Dewan Keamanan PBB telah menargetkan militer, sektor energi dan keuangan negara Islam ini. (IRIB/RM)

IRIB

AS Kirim Kapal Perang dan Ratusan Pasukan ke Mesir

 Amerika Serikat mengirimkan kapal-kapal perang termasuk satu kapal dengan 800 pasukan, dan berbagai aset militernya ke Mesir.
Para pejabat di Washington telah menyatakan bahwa langkah ini dipersiapkan jika suatu saat warga Amerika harus dievakuasi dari Mesir.
Pentagon membantah asumsi bahwa Washington tengah mempertimbangkan intervensi militer di Kairo. Ditegaskan pula bahwa tujuan dari pengiriman armada perang itu semata-mata untuk mengevakuasi warga AS jika situasi di Mesir semakin memburuk.
Secara terpisah, sebuah kapal induk AS diinstruksikan membatalkan misi dan tetap berada di Mediterania.
Langkah ini dilakukan setelah bulan lalu militer AS menempatkan pasukannya di Semenanjung Sinai, Mesir, guna membantu Pasukan dan Pengawas Multinasional yang menjaga perjanjian damai Mesir-Israel.
Pada hari Ahad (6/2), para penentang Mubarak, termasuk kelompok oposisi utama Mesir, Ikhwanul Muslimin, berunding dengan Wakil Presiden Omar Suleiman, sebagai bagian dari upaya untuk keluar dari kebuntuan politik.
Meski demikian, Ikhwanul Muslimin tetap menolak usulan reformasi seraya menyatakan bahwa demonstran tidak akan menerima apa pun kecuali pengunduran diri Mubarak.
Di lain pihak, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dalam mereaksi perundingan tersebut mengusulkan pembentukan pemerintahan representatif di Mesir, menyusul kedua pihak gagal mempersempit perbedaan mereka.
Jutaan warga Mesir turun ke jalan-jalan kemarin (6/2) dalam rangka menghormati ratusan pengunjuk rasa yang gugur syahid selama 13 hari terakhir. Menurut laporan PBB setidaknya 300 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam demonstrasi di Mesir.(IRIB/MZ/SL)

IRIB

Russia to unveil new air defense system at Indian air show

Igla missileIgla missile

A Russian firm will disclose information about a new mobile short-range air defense system based on the Strelets launcher at the upcoming Aero India 2011 air show.
"The [Kolomna-based] Engineering Design Bureau will present for the first time details of a new ultra short-range air defense system based on the Strelets launcher for the portable Igla missiles," Russia's Federal Service for Military-Technical Cooperation said in a statement on Friday.
The Strelets multiple launcher unit was developed for use with the 9M39 Igla (NATO SA-18 "Grouse") and Igla-1 (NATO SA-16 "Gimlet") missiles. It provides an automatic remote launch capability in either single-round or salvo modes when mounted on various launch platforms.
Aero India-2011, which will be held in the southern city of Bangalore on February 9-13, will attract the record number of over 600 manufacturers, vendors and suppliers from 63 countries.
Russia will be represented by 35 companies, including MiG, Sukhoi, Almaz-Antei and Engineering Design Bureau.
MOSCOW, February 4 (RIA Novosti)

RIA NOVOSTI

Marty Dijadwalkan Bertemu Menlu Kamboja dan Thailand

Menlu Indonesia RM Marty M Natalegawa. (ANTARA)
Saya kira masalah yang sangat kompleks, bilateral sifatnya, jadi tidak mungkin ASEAN memaksakan kehendak dan pilihannya karena masalah ini seharusnya diselesaikan oleh kedua negara
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dijadwalkan bertolak pada Senin (7/2) ke Kamboja untuk bertemu dengan menlu Kamboja dan Thailand terkait aksi saling tembak kedua negara pada pekan lalu.

"Hari ini saya dan rombongan akan bertolak menuju Kamboja, dan rencananya tiba di Pnom Penh sekitar pukul 17.00 waktu setempat (pukul 17.00 WIB)," kata Menlu Marty Natalegawa di Jakarta pada Senin.

Menlu dijadwalkan akan langsung mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong.

"Keesokan harinya pukul 10.00 waktu setempat, kami akan bertolak menuju Bangkok untuk mengadakan pertemuan dengan menlu Thailand," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa tindakannya tersebut adalah hasil pembicaraan pada akhir pekan lalu semenjak terjadinya insiden saling tembak antara Kamboja dan Thailand pada terjadi Jumat dan Sabtu pekan lalu.

Pertempuran kedua negara meletus pada Jumat (4/2) dekat lokasi kuil Preah Vihear, kuil yang menurut keputusan Mahkamah Internasional pada 1962 dimiliki Kamboja namun tanah seluas 4,6 km persegi di sekitar kuil itu diklaim kedua negara.

Kamboja mengatakan dua tentaranya dan seorang warga sipil tewas dalam bentrokan senjata Jumat, sementara Thailand mengatakan seorang penduduk desa di dalamperbatasnanya juga tewas, sekitar 8.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di dalam perbatasan Thailand.

"Kami akan menyampaikan keprihatinan, khususnya Indonesia sebagai ketua ASEAN mengenai insiden tersebut dan menawarkan kesiapan untuk mendengar apa yang menjadi permasalahan dan mencoba untuk menstabilkan situasi," kata Marty.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mencoba untuk mencari tahu apa kontribusi yang dapat diberikan oleh ASEAN.

"Saya kira masalah yang sangat kompleks, bilateral sifatnya, jadi tidak mungkin ASEAN memaksakan kehendak dan pilihannya karena masalah ini seharusnya diselesaikan oleh kedua negara tersebut," jelas Marty.

Namun di lain pihak, menurutnya ASEAN dapat memberikan kontribusi dengan memberikan iklim kondusif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Iklim kondusif itulah yang akan kita tampilan agar kedua pihak dapat menyelesaikan masalah bersama," jelasnya.

Tindakan Menlu Marty Natalegawa senada dengan pernyataan Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan yangmengatakan bahwa kedua negara harus melakukan perundingan secepatnya.

"Saya sangat khawatir mengenai situasi di perbatasan antara Thailand dan Kamboja, kedua pihak harus segera melakukan perundingan secepatnya," kata Surin lewat pernyataan persnya yang diterima oleh ANTARA pada Sabtu (5/2).

Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan kontak dengan Menlu Kamboja Hor Namhong dan Menlu Thailand Kasit Piramya untuk meminta kedua pihak saling menahan diri dan agar membolehkan ASEAN membantu mereka menurunkan ketegangan.

"Situasi saat ini dapat memicu konflik terbuka dan tentu akan berdampak pada pembangunan ekonomi, kepercayaan kepada kawasan, kondisi pariwisata dan investasi," tambah Surin yang juga mantan menlu Thailand tersebut.

Surin juga berharap Indonesia sebagai ketua ASEAN dapat melakukan usaha diplomatik untuk menjembatani kedua negara mendapatkan solusi sementara sebelum akhirnya menyepakati batas demarkasi di wilayah konflik.

Kamboja dan Thailand adalah anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama dengan Indonesia, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura dan Vietnam.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011
ANTARA

Sunday, February 6, 2011

Di Yogyakarta, Habibie Sebut Kebangkitan Teknologi Indonesia


Minggu, 06 Februari 2011 16:36 WIB
BJ Habibie (ANTARA/Regina Safri)
Berita Terkait
Yogyakarta(ANTARA News) - Mantan Presiden Republik Indonesia BJ Habibie memintah tempat wisata edukasi Taman Pintar Yogyakarta  terus menyempurnakan diri dengan menambah informasi mengenai kebangkitan teknologi di Indonesia.

"Sudah ada informasi mengenai kebangkitan nasional Indonesia, dan sebaiknya ada pula informasi mengenai kebangkitan teknologi di Indonesia yang bisa ditampilkan di Taman Pintar," kata Habibie saat mengunjungi Yogyakarta, Minggu.

Menuru dia, kebangkitan teknologi di Indonesia tersebut penting untuk diinformasikan ke masyarakat luas, karena era tersebut menunjukkan manusia Indonesia memiliki kemampuan penguasaan teknologi yang sama dengan bangsa lain di seluruh dunia.

Salah satu contoh kebangkitan teknologi di Indonesia adalah keberhasilan rekayasa pembuatan pesawat terbang yang ditandai dengan terbangnya Pesawat Gatotkaca N-250 pada Hari Kemerdekaan Indonesia 1995.

"Sudah ada informasi mengenai pesawat, tetapi masih kurang informasi mengenai rekayasanya," katanya.

Ia mengatakan, sumber daya manusia yang unggul merupakan ujung tombak pembangunan dan masa depan bangsa Indonesia.

Selama mengunjungi Taman Pintar, Habibie disertai dua orang cucu kembarnya dan juga kerabatnya, Adri Subono yang selama ini dikenal sebagai promotor kegiatan musik di Indonesia.

Habibie pun mengunjungi pameran kreasi ilmu pengetahuan dan teknologi dari sejumlah sekolah menengah atas dan kejuruan.  Dia terlihat antusias mendengarkan penjelasan para siswa.(*)

E013/H008
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

ANTARA

Prajurit Thailand-Kamboja Baku Tembak Lagi


Prajurit Kamboja duduk diatas BTR-60 dekat kuil Preah Vihear. (Foto: Getty Images)

7 Februari 2011 -- (Berita HanKam): Prajurit Thailand dan Kamboja baku tembak lagi Senin pagi (7/2) disepanjang garis perbatasan yang disengketakan.

Diberitakan artileri berat dan senapan ringan terdengar di Si Sa Ket distrik Kantharalak, dan penduduk setempat berlindung di tempat perlindungan sementara.
Dua puluh tiga sekolah sementara diliburkan.

Pejabat Thailand akan mengunjungi para korban baku tembak kedua negara tersebut hari ini.

Dua atau tiga prajurit Thailand terluka saat baku tembak dengan prajurit Kamboja pada Jumat siang (4/1) di perbatasan Thailand-Kamboja. Insiden terjadi sekitar pukul 15.20 waktu setempat dekat kuil Preah Vihear.

Menurut Letnan Jenderal Tawatchai Samutsakhon komandan AD ke-2, prajurit Kamboja yang memulai menembak.

Pada September 2010, Angkatan Bersenjata Kamboja menerima hampir 100 kendaraan lapis baja terdiri dari Ukrainan, dari 50 tank T-55 dan 44 ranpur pengangkut pasukan BTR-60. Kendaraan tersebut digunakan AB Kamboja dalam insiden baku tembak ini.

Prajurit Kamboja menyandang senjatanya dekat kuil Preah Vihear sepanjang garis perbatasan dengan Thailand, Minggu (6/2). Latar belakang kendaraan lapis baja BTR-60 yang baru dibeli dari Ukraina. Prajurit Thailand dan Kamboja baku tembak di daerah perbatasan. (Foto: Reuters)

Seorang prajurit Kamboja mengambil posisi di belakang senjata mesin yang. (Foto: Reuters)

Dua orang prajurit Kamboja mempersiapkan senjatanya diposisi dekat kuil Preah Vihear. (Foto: Reuters)

Prajurit Kamboja awak tank berjaga di jalan dekat kuil Preah Vihear. (Foto: Reuters)

Sumber: Reuters/Getty Images/Bangkok Post
Berita Hankam

BERITA POLULER