Pages

Thursday, February 3, 2011

Sustainment for Australian MH-60R Multi-Mission Helicopters

Air Force News — By US Defense Security Cooperation Agency on February 4, 2011 4:57 am 

 The Defense Security Cooperation Agency notified Congress Feb. 1 of a possible Foreign Military Sale to Australia of a 10-year Through-Life-Support (TLS) for 24 MH-60R Multi-Mission Helicopters, and associated equipment, parts, and logistical support for an estimated cost of $1.6 billion.
The Government of Australia has requested a possible sale of ten year Through-Life-Support (TLS) for (24) MH-60R Multi-Mission Helicopters. The sustainment effort will include spare and repair parts provisioning, support and test equipment, publications and technical documentation, U.S. Government and contractor engineering, technical and logistics support services, and other related elements of logistical and program support. The estimated cost is $1.6 billion.



Sustainment for Australian MH-60R Multi-Mission Helicopters
MH-60R Multi-Mission Helicopter


Australia, one of our most important allies in the Western Pacific, contributes significantly to ensuring peace and economic stability in the region. Australia’s efforts in peacekeeping and humanitarian operations in Iraq and in Afghanistan have served U.S. national security interests.
The proposed sale will provide Australia the resources necessary to properly maintain its 24 MH-60R helicopters. Australia, which already has S-70B helicopters in its inventory, will have no difficulty performing the actions necessary to properly sustain these additional helicopters.
The proposed sale of this equipment and support will not alter the basic military balance in the region.
The principal contractors will be Sikorsky Aircraft Corporation of Stratford, Connecticut; Lockheed Martin of Owego; New York; GE of Lynn, Massachusetts; and the Raytheon Corporation of Portsmouth, Rhode Island. There are no known offset agreements proposed in connection with this potential sale
Implementation of this proposed sale will require temporary assignment of approximately 20 U.S. Government and contractor representatives to Australia on an intermittent basis over the life of the case.
There will be no adverse impact on U.S. defense readiness as a result of this proposed sale.
This notice of a potential sale is required by law and does not mean the sale has been concluded.

DEFENCE TALK

Pangarmatim: Peran Lantamal Sangat Penting Dalam Tugas Pokok TNI AL



Peran Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) sangatlah penting di dalam pencapaian tugas pokok TNI AL, karena operasi laut tidak akan berjalan dengan optimal tanpa diimbangi oleh aspek dukungan yang baik dan memadai.
Penegasan tersebut disampaikan dalam amanat Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksmana Muda TNI Bambang Suwarto pada saat memimpin upacara serahterima jabatan Komandan Lantamal V dan Komandan Lantamal IX yang berlangsung di Lapangan Mako Lantamal V Surabaya, Jumat (4/2).
Komandan Lantamal V diserahterimakan dari Brigjen TNI (Mar) Halim A, Hermanto kepada penggantinya Laksma TNI M. Atok Urrahman. Sedangkan Komandan Lantamal IX diserahterimakan dari Laksma TNI DR. Dadang S. Wirasuta kepada penggantinya Kolonel Laut (P) Rahardjo Dwi Prihanggono, SH.
Dikatakan Pangarmatim, guna menempatkan kedudukan Lantmal yang proporsional, maka peran maupun fungsi pangkalan sebagai tempat penangkalan, pembekalan, penyelenggarakan pemeliharaan  dan perbaikan unsur-unsur operasional TNI Angkatan Laut serta perawatan personel harus terus ditingkatkan kemampuannya.
Sebagai representasi TNI AL di daerah, lanjut Pangarmatim, Lantamal juga mempunyai peranan yang sangat strategis. Kedudukan Lantamal yang berada di daerah merupakan  kepanjangan tangan dari Koarmatim dalam mendukung unsur-unsur operasional. Sampai saat ini tindak pelanggaran di laut masih cukup tinggi, seperti,  permasalahan di perbatasan dengan negara tetangga, kejahatan lintas negara (perampokan, human trafficking, illegal logging, illegal fishing dan kegiatan illegal lainnya), pelanggaran wilayah, dan jaminan keamanan jalur perhubungan laut internasional.
“Untuk itu, Lantamal harus mampu berperan di baris terdepan dalam mempertahankan wilayah perairan yurisdiksi nasional dan ikut bertanggung jawab dalam memberikan jaminan keamanan laut di wilayahnya. Disamping itu, tugas Lantamal yang tidak kalah penting adalah perannya dalam memberikan kontribusi sebagai motivator dan dinamisator dalam pembangunan kelautan di daerah,”kata Pangarmatim.
Masih menurut Pangarmatim, untuk menindaklanjuti hasil Rapim TNI/TNI AL 2011 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu terhadap evaluasi kekuatan dan kemampuan TNI Tahun 2010, analisa ancaman dan tugas TNI, maka kebijakan Panglima TNI yang perlu ditindaklanjuti meliputi kebijakan pembinaan kekuatan dan kemampuan, reformasi birokrasi TNI, optimalisasi peran TNI, kesejahteraan prajurit dan PNS TNI, pengawasan dan tertib administrasi serta kebijakan growth and right sizing.
Adapun arah kebijakan program dan anggaran Tahun 2012, kata Pangarmatim, tetap melanjutkan kesinambungan pembinaan kekuatan/kemampuan dan pembangunan kekuatan agar tercapaianya sasaran pada tahun ke tiga Renstra 2010-2014. (Dispenarmatim). 

Tunggu Instruksi, TNI AL Siapkan Kapal Jemput TKI Terlantar

Jumat, 04 Februari 2011, 14:08 WIB
Smaller  Reset  Larger

KRI Dipenegoro-365 (photo : Kaskus Militer)
 

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) telah menyiapkan tiga armada kapal perang, untuk menjemput ribuan tenaga kerja Indonesia yang kini terlantar di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto, kepada wartawan di Surabaya, Jumat (4/2) mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat dan Mabes TNI AL untuk memberangkatkan kapal tersebut.

"Kami punya tiga kapal perang jenis LPD ("Landing Platform Deck") yang mampu mengangkut banyak penumpang. Kalau memang ada perintah penjemputan TKI, kapal tersebut siap diberangkatkan," ujarnya.

Ditemui usai memimpin upcara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya dan Lantamal IX Ambon, Pangarmatim menjelaskan ketiga kapal LPD itu adalah KRI Surabaya, KRI Banjarmasin dan KRI Makassar.

Ketiga kapal perang tersebut biasanya digunakan TNI AL untuk mengangkut pasukan dalam kegiatan operasi atau latihan perang.

"Yang jelas, kami turut prihatin dengan nasib para TKI yang kini terlantar di luar negeri. Kapanpun, TNI AL siap membantu memulangkan mereka, jika ada instruksi dari pemerintah," ujar Bambang Suwarto.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Irgan Chairul Mahfiz, juga meminta pemerintah segera memulangkan seluruh TKI yang terlantar di luar negeri, terutama di negara-negara kawasan Timur Tengah.

"Pulangkan semua," katanya ketika bersama sejumlah anggota Komisi IX DPR meninjau Kelompok Berlatih Calon TKI Berbasis Masyarakat (KBBM) di Sumedang, Jawa Barat, Kamis (3/2).

Irgan mencontohkan ratusan TKI yang terlantar di Jembatan Kandara, Arab Saudi, harus sudah dipulangkan ke daerah asalnya di Tanah Air sebelum Maret 2011.

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara

REPUBLIKA

KEKUATAN PILOT F-5 BERTAMBAH


Pentak Lanud Iwj - 2/02/2011

Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi , Kolonel Pnb Andyawan M.P. saat menyiramkan air kembang diatas kepala Letda Pnb I Gede Ngurah Satrya Wibawa, sebagai tanda upacara tradisi selesai melaksanakan terbang solo dengan pesawat F–5 E Tiger II di Lanud Iswahjudi Rabu (2/2). (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)
Satu lagi pilot tempur dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi berhasil terbang solo, Rabu (2/2) yaitu Letda Pnb I Gede Ngurah Satrya Wibawa dengan pesawat F-5E/Tiger II. Momen penting tersebut ditandai dengan acara tradisi pemecahan telur di kepala yang bersangkutan, oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Andyawan M.P.
Dengan berhasilnya I Gede Ngurah Satrya Wibawa menerbangkan pesawat tempur F-5 secara mandiri (terbang solo), maka kekuatan pilot Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, bertambah, sekaligus sebagai bukti bahwa proses regenerasi terus berjalan, meskipun ditengah kondisi jumlah kesiapan dan jam terbang pesawat yang terbatas.
Letda Pnb Ngurah putra kelahiran Badung 24 tahun yang lalu merupakan lulusan AAU (Akademi Angkatan Udara) Th 2008, Sekbang (Sekolah Penerbang) angkatan 80 tahun 2009 ini adalah putra kedua dari pasangan I Gede Putu Yasa dan Ni Luh Gede Sukerni. Sebelum berhasil terbang solo dengan F-5 juga pernah menerbangkan pesawat AS-202/Bravo dan T-34/Charlie, saat ini ia telah mengantongi 210 jam terbang.
Saat terbang solo Ngurah yang saat ini masih menempuh pendidikan terbang Transisi F-5/Tiger Angkatan ke-29 yang dibuka sejak bulan Oktober 2010 lalu,i menggunakan pesawat tempur F-5/Tiger II dengan nomor registrasi TS-0502 di Training Area Lanud Iswahjudi, , pada ketinggian 15000 feet, kecepatan 350 Knots (mill per jam), dipantau oleh Pasiops Skadron Udara 14 Arief Adi Nugroho, dengan jenis pesawat yang sama nomor TS-0516.
Terbang solo merupakan momen penting bagi seorang pilot pesawat tempur. Guna mengenang peristiwa tersebut, setiap pilot yang berhasil terbang solo disambut dengan acara tradisi berupa pemecahan telur ayam dikepalanya dan penyiraman air kembang usai mendarat.
Acara pemecahan telur dan penyiraman air kembang berlangsung penuh khitmat, yang dilangsungkan di Shelter Skadron Udara 14, dipimpin langsung oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi, disaksikan sejumlah pejabat dan para penerbang lainnya.

TNI AU

KRI Teluk Manado Angkut Kendaraan Operasional Kemhan


2 Februari 2011, Jakarta -- (detikFoto): KRI Teluk Manado-537 mengangkut material kendaraan operasional Kemhan, Mabes TNI untuk satuan TNI yang bertugas di Kupang. Barang-barang tersebut diberangkatkan dari dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok Jakarta, Selasa (1/2). KRI Teluk Manado mengangkut material kendaraan operasional Kemhan, Mabes TNI untuk satuan TNI yang bertugas di Kupang. (Foto: Agus Cahyono)

Selain dilaksanakan embarkasi logistik dan material, diangkut pula bantuan ribuan buku-buku bacaan, peralatan permainan edukatif serta peralatan komputer dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. (Foto: Agus Cahyono)

Menurut Komandan KRI Teluk Manado-537, muatan kapal akan ditambah dengan mengangkut kendaraan panser dua buah milik Kodam IX/Udayana yang akan digunakan untuk menambah kekuatan salah satu batalyon Kodam IX/Udayana yang bertugas di Kupang dalam rangka mendukung kegiatan pengamanan. (Foto: Agus Cahyono)

Sumber: detikFoto

TNI Harapkan PT DI Tepat Waktu


Helikopter NBELL 412 EP produksi PT Dirgantara Indonesia diserahkan kepada TNI AD yang diterima Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen J Suryo Prabowo (kanan) di Pusat Penerbangan Angkatan Darat Skuadron 21 TNI AD, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Rabu (2/2). Helikopter berdaya angkut 15 ton tersebut dapat mengangkut 15 orang, termasuk kru. Helikopter tersebut akan ditempatkan di Skuadron 31 Semarang. (Foto: Kompas/Riza Fathoni)

4 Februari 2011, Jakarta --(Kompas): PT Dirgantara Indonesia sebagai salah satu industri pertahanan diharapkan dapat tepat waktu dan meningkatkan kualitas produksinya. Hal ini penting untuk tertib administrasi dan peningkatan kemampuan pertahanan.

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen Johanes Suryo Prabowo saat menerima serah terima satu unit helikopter NBell 412 Extra Performance di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Rabu (2/2).

Suryo mengatakan, sesuai dengan komitmen pemerintah, TNI AD menyambut produksi dari industri pertahanan seperti PT DI untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan. Diharapkan produksi industri pertahanan bisa memiliki harga bersaing dan terus meningkatkan kualitas dan tepat waktu. ”Tepat waktu karena kita juga ada hubungan dengan pemeriksaan eksternal,” kata Suryo Prabowo.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, berkaitan dengan ketepatan waktu itu, untuk pembuatan Bell 412 EP ini, PT DI baru menerima kontrak pada Oktober 2010. Saat itu mereka sudah bekerja tanpa ada kepastian kontrak. Molornya penyelesaian heli ini juga karena ada penambahan spesifikasi. ”Masalahnya, anggaran baru keluar akhir tahun. Tapi, untungnya sekarang kebijakan bisa multi-years, jadi sudah ada perencanaan jangka panjang,” kata Budi.

Budi mengatakan, NBell 412 EP ini adalah varian terbaru Bell 412. Masih ada kontrak untuk 5-6 Bell lagi untuk TNI AD serta 3 buah maritime patrol untuk TNI AL. Dengan membeli produksi PT DI, banyak keuntungan yang diperoleh TNI. Misalnya, kalau membeli di luar negeri, seperti AS, pasti banyak pembatasan. Sementara dengan PT DI, minta apa saja akan dikasih. ”TNI juga dapat dukungan purnajual dan bisa tingkatkan kemampuan Indonesia, baik dalam pertahanan maupun lapangan kerja,” kata Budi.

Komandan Pusat Penerbangan TNI AD Brigjen N Wachju Rianto mengatakan, heli NBell 412 EP akan dipergunakan untuk heli angkut dan ditempatkan di Skuadron 31 Semarang. ”Nanti juga akan dilengkapi dengan senapan 30 mm di kiri dan kanan heli. Ini untuk pengamanan saat pendaratan,” ujar Wachju.

Asisten Logistik TNI AD Mayjen Wibowo mengatakan, heli NBell 412 EP berkapasitas mesin yang lebih besar serta semua peralatannya sudah digital. Heli ini juga bisa melakukan an auto-pilot hovering, yakni terbang stabil di udara secara otomatis.

Sumber: KOMPAS

Bonar Hutagaol Dilantik Jadi Pangkosekhanudnas Medan

Rabu, 2 Februari 2011 | 10:15 WIB

Pangkohanudnas Marsda TNI Eddy Suyanto, ST sedang menyematkan tanda jabatan kepada Kas Kohanudnas yang baru Marsma TNI Chaeruddin Ray . (Foto : Pen Kohanudnas).
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kolonel (Pnb) Bonar H Hutagaol dilantik menjadi Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III Medan menggantikan Marsekal Pertama TNI Chaeruddin Ray.
Pelantikan secara militer dilakukan di Lapangan Markas Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Makosekhanudnas) III Medan, Selasa (1/2), yang dipimpin Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto.

Sebelumnya, Kolonel (Pnb) Bonar H Hutagaol merupakan perwira menegah Staf Operasional TNI AU. Sedangkan Marsma TNI Chaeruddin Ray dipromosikan menjadi Kepala Staf Komando Pertahanan Udara Nasional Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Dalam amanatnya, Pangkosekhanudnas Marsda TNI Eddy Suyanto mengatakan, saat ini TNI AU memiliki empat sektor pertahanan udara nasional yakni Kosekhanudnas I di Jakarta, Kosekhanudnas II di Makassar, Sulawesi Selatan, Kosekhanudnas III di Medan, Sumatera Utara, dan Kosekhanudnas IV di Biak, Papua.

Ia menyebutkan, dalam upaya memperkuat pertahanan udara nasional, salah satu unsur yang paling penting adalah penguatan dan mengutamakan pengembangan infrastruktur radar. Hal itu disebabkan radar merupakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengetahui kemungkinan masuknya pesawat luar ke wilayah kedaulatan Indonesia.

Selain itu, keberadaan radar tersebut juga bermanfaat untuk memantau aksi terorisme di Tanah Air serta kemungkinan masuknya narkoba ke Indonesia. Pelantikan Pangkosekhanudnas III Medan itu dihadiri Wakil Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Leo Siegers, Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno, dan unsur muspida lainnya. (ant/em)
Tribun Medan
Kompas Gramedia

BERITA POLULER