Pages

Monday, January 31, 2011

Rusia Ajak Indonesia 'Main Perang-perangan'


0diggsdigg

Ist

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Militer Rusia mengajak Indonesia ikut dalam latihan bersamanya dengan Australia yang akan digelar April 2011. Hal itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov saat mengadakan kunjungan kehormatan kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, latihan bersama militer Rusia dan Australia sudah lama dilaksanakan. "Dan kami berharap Indonesia bisa ikut serta dalam latihan tersebut," kata Ivanov.

Menanggapi itu, Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkannya secara matang. Dalam pertemuan tertutup tersebut, dibicarakan pula pengadaan alat utama sistem senjata TNI yang diadakan dari Rusia.

Di era 1960-an sebagian besar alat utama sistem senjata diadakan dari Rusia seperti pesawat tempur dan kapal selam. Terakhir Indonesia membeli 10 pesawat tempur jet Sukhoi dan berencana melakukan pembelian enam unit pesawat sejenis secara bertahap.

Sumber: REPUBLIKA

Terjadi Peningkatan Pelanggaran Militer Malaysia Di Nunukan


0

Selama tahun 2010, deteksi TNI AL terhadap aktivitas militer Malaysia khususnya yang beroperasi di sekitar perbatasan RI-Malaysia di Nunukan antara lain Sebatik, perairan Karang Unarang dan sekitarnya, terjadi peningkatan terutama unsur Udara. Demikian penjelasan Komandan Lanal Nunukan Letkol Laut (P) Rachmad Jayadi yang dimuat disalah satu group Jawa Pos surat kabar Kaltim Radar Tarakan (Berita utama dan hal 7 kolom 1, Rabu, 26/1), pada tahun 2010 tercatat 192 kali unsur laut dan 56 kali unsur udara, Bila dibanding tahun 2009 deteksi unsur laut sebanyak 206 kali dan 30 kali unsur udara.

Sementara pelanggaran wilayah (Garwil) sepanjang 2009 adalah 14 kali unsur laut dan 10 kali unsur udara, Ini cenderung turun dari segi pelanggaran wilayah, namun intensitas Pesawat udara Malaysia cenderung mengalami peningkatan, sementara untuk tahun 2010, pelanggaran wilayah terjadi sebanyak 14 kali unsur laut dan 7 kali unsur udara, deteksi kontak maupun pelanggaran wilayah tersebut kata pria melati dua dipundak tersebut, ini diperoleh dari deteksi dan pengamatan Posal Satrad Sei Pancang yang berada di Sebatik, maupun hasil patroli sepanjang tahun yang digelar TNI AL di bawah Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim). Baik itu berupa kapal perang maupun pesawat udara intai maritim.

Untuk mengantisipasi pelanggaran wilayah maupun tindakan negatif lainnya yang dilakukan Malaysia di wilayah Perbatasan maka TNI AL di bawah Komando Gugus Tempur Laut Armatim semakin giat meningkatkan intensitas gelar unsur KRI dan pesawat yang beroperasi di perairan perbatasan RI-Indonesia.

Lebih lanjut perwira AAL lulusan tahun 1991. “Kita akan terus tingkatkan pengawasan dan patroli di kawasan perbatasan RI – Malaysia selain itu laporan dari peran serta masyarakat juga dinantikan ini bentuk partisipasi aktif Masyarakat maritim Indonesia, khususnya yang berada di sekitar perairan karang Unarang agar melaporkan segera apabila melihat dan menemukan kegiatan pihak Malaysia dalam bentuk apapun di perairan Indonesia sebagai bentuk deteksi dini, selain itu info juga bisa di dapatkan dari nelayan yang kebetulan melaut di sekitar perbatasan”.

Sumber: TNI

TNI Siagakan Hercules Evakuasi WNI di Mesir



31 Januari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia menyiagakan pesawat angkut berat C-130 Hercules untuk membantu evakuasi Warga Negara Indonesia yang tengah terjebak kisruh politik di Mesir.

Juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro kepada ANTARA di Jakarta Senin mengatakan, pihaknya belum memastikan berapa Hercules yang akan disiapkan.

"Berapa pesawat yang akan disiapkan, sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi di sana," katanya.

Terkait itu, TNI Angkatan Udara akan mengirim Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Seokirno, Komandan Pusat Polisi Militer AU Marsekal Pertama TNI Soedipo, dan Kolonel Pnb Yuyu Sutisna sebagai tim pendahulu ke Mesir.

"Mereka akan berangkat pada malam ini," kata Bambang.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat terbatas membahas perkembangan situasi di Mesir meminta instansi terkait untuk melakukan evakuasi udara bagi WNI yang berada di Mesir.

"Melakukan evakuasi udara dari Mesir kembali ke tanah air," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan resmi di Kantor Presiden.

Untuk itu, pemerintah telah membentuk satuan tugas yang dipimpin oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hassan Wirajuda.

Sejumlah perwakilan juga tergabung dalam satgas, antara lain dari kementerian perhubungan dan kementerian kesehatan.

Rencananya, tim akan menggunakan pesawat angkut komersil dan militer untuk memulangkan warga negara Indonesia. "Kalau bisa berangkat malam ini, berangkat kita," kata Presiden menegaskan.

Dari Kairo dilaporkan, perwakilan pemerintah RI di negara itu tengah mendata jumlah WNI yang berada di negara itu.

Kepala Bagian Penerangan, Sosial dan Budaya Iwan Widjaya Mulyatno., mengatakan,"Atase Pertahanan sedang mendata siapa saja yang akan dievakuasi lebih awal," kata Iwan kepada korespondedn ANTARA Munawar Saman Makyanie di Kairo.

Menurut dia, pesawat yang digunakan untuk evakuasi itu akan dikirim dari Jakarta.

Iwan menambahkan,KBRI sedang mempertimbangkan untuk mengevakuasi WNI dari kawasan antara lain Kairo, Mansyurah, Iskandariah.

Sebanyak 5.000 WNI saat ini berada di Mesir, yang sebagian besar adalah mahasiswa. Mereka umumnya bertempat tinggal di luar kota-kota besar.

Sejumlah negara berencana mengevakuasi para warganya ke luar Mesir yang sepekan terakhir dilanda aksi hura-hara yang merenggut lebih 100 nyawa dan melukai ribuan lainnya.

Aksi warga Mesir itu menuntut Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun untuk mundur.

Sumber: ANTARA News

Peningkatan Kekuatan Militer Asing Ancam Indonesia


F-15SG AU Singapura, jet tempur tercanggih di kawasan Asteng. (Foto: DID)

1 Februari 2011, Jakarta -- (Jurnas): Peta kekuatan militer asing saat ini sudah tidak bisa dianggap sepele. Dari berbagai informasi, peningkatan kekuatan militer asing yang berpotensi mengancam kedaulatan NKRI yang berada dekat di seputar wilayah Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini disampaikan oleh Kapten Sus Ardhianto dalam acara paparan Intelijen yang diprakarsai oleh Asintel Kosekhanudnas I Kolonel Sus Abriyanto Datu Indarwan di Aula Iskandar Kosekhanudnas I, Jakarta, Senin (31/1).

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah kedaulatan yang sangat luas dibandingkan dengan negara lain. Namun, kekuatan militer yang dimiliki negara kita tidak sebanding dengan luasnya wilayah yang harus dipertahankan," kata Ardhianto.

Ia mencontohkan, Singapura, negara kecil tetapi memiliki kekuatan udara dengan sejumlah pesawat tempur generasi terbaru. "Tentu menjadikan negara tersebut percaya diri dan sekaligus menjadi ancaman yang potensial bagi Indonesia," ujarnya.

Diakhir paparan, Asintel Kosekhanudnas I juga berpesan agar sebagai prajurit TNI AU harus selalu memiliki sense of intelijen dengan selalu mengetahui informasi terkini dalam perkembangan dunia dengan harapan dapat memahami apa yang harus diperbuat dalam kondisi dan situasi apa pun yang berkembang secara profesional.

Sumber: Jurnas

Industri Pertahanan Indonesia Sekarat


JAKARTA - Industri strategis Indonesia sekarat. Setelah 13 tahun reformasi bangsa, kondisi industri strategis termasuk bidang pertahanan malah semakin terpuruk. Lemahnya anggaran pertahanan memperburuk proses revitalisasi industri yang sebelumnya dicanangkan untuk go internasional pada 2015.

"Saat ini sepuluh industri strategis dalam keadaan sakaratul maut, padahal dulu pernah dalam kondisi maju," ujar Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Mahfudz Siddiq, di sela-sela Rapat Dengar Pendapat Umum di Komisi I DPR, Senin (31/1).

Dia mengatakan, UU belum menjadi payung hukum yang kuat dalam revitalisasi industri statregis, salah satunya industri pertahanan, sehingga kondisinya sekarat. Padahal konsep revitalisasi tersebut bukan gagasan baru dan direncanakan akan mencapai hasil optimal pada 2015.

"Secara gagasan pikiran sudah dimulai oleh Pak Habibie yang referensinya jelas, doktrin politik Bung Karno. Maka kita undang untuk memberikan masukan pemikiran untuk kita masukan ke UU nanti," ujar Mahfudz.

Menurutnya, DPR ingin merancang strategi revitalisasi sebagai kelanjutan dari kebijakan sebelumnya yang sudah dibangun BJ Habibie.

Presiden ke-3 itu mengatakan, dirinya kecewa terhadap pemerintah yang menganaktirikan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pertahanan ketimbang perusahaan-perusahaan swasta. Menurutnya, perlu ada UU yang secara tegas mengatur BUMN.

"BUMN sakit dibiarkan mati. BUMN yang sehat dimatikan. Kalau swasta yang sakit disubsidi, yang benar saja, to?" seru Habibie di hadapan para anggota Komisi I DPR.


Pesawat N-250, perkembangannya terhenti akibat intervensi asing pada BUMN Nasional

Menurutnya karyawan industri pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia sebelum reformasi berjumlah 15.651 orang, sedangkan saat ini tinggal 2.988 orang. Perusahaan yang telah menghasilkan pesawat Indonesia pertama itu, menurutnya, tinggal menunggu waktu saja hingga ditutup. Sama dengan penutupannya ketika masih bernama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 2002.

Idealnya, ujar Habibie, industri strategis adalah industri yang bisa membangun bangsa. Bukan hanya industri yang dibangun dan dimanfaatkan untuk pertahanan. Revitalisasi, ujarnya, tidak akan cukup, jika hanya mengandalkan, anggaran pertahanan yang ada.

"Tidak akan cukup. Untuk operasional latihan saja, untuk terbang butuh biaya berapa. Kalau tidak cukup, lalu beli dari luar negeri saja? Yang benar saja. Kalau begitu, bagaimana mau mandiri? Katanya mau mandiri," tuturnya.

Habibie percaya, di antara 240 juta WNI, tidak mungkin tak ada orang yang memiliki kemampuan produksi setara dengan ahli di luar negeri. "Masak tidak ada 100 juta, 1 juta, atau bahkan 100 orang yang sama dengan orang- orang luar negeri?" ujarnya.

Senada dengan Habibie, anggota Komisi I dari Fraksi Golkar, Fayakhun Adriadi mengatakan, langkah lain yang perlu dikaji selain UU adalah matriks produksi alutsista. Menurutnya, Indonesia telah mampu memproduksi namun tetap masih mengimpor alutsista dari luar.

"Jangan sampai PT Pindad bisa membuat panser, tapi usernya, TNI, memesan dari luar. Sudah bisa membuat bom yang dicantelkan di pesawat tempur, tapi tidak satu pun bom terjual. Teknologi radar, negara ini negara besar yang miskin radar, kami yakin Indonesia sudah mampu membuat radar," ujarnya.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Rusia Tak Akan Embargo Alutsista untuk Indonesia


0diggsdigg

BMP 3F Marinir Buatan Rusia.


Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Rusia menjamin tidak akan melakukan embargo terhadap alutsista yang pengadaannya dari Rusia. Jaminan ini disampaikan Duta besar Rusia untuk Indonesia H.E. Mr. A. Ivanov, saat bertemu Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, (Senin 31/1), seperti disampaikan dalam siaran pers Mabes TNI yang diterima redaksi Liputan6.com.

Dalam pertemuan itu Dubes Rusia H.E. Mr. A. Ivanov didampingi oleh Atase Pertahanan Colonel Vladimir Afanasenkof dan Mr. Vadim Varaksin dari Rosoboronexport. Sebelum bertemu dengan Panglima TNI, Dubes H.E. Mr. A. Ivanov disambut dengan upacara jajar kehormatan di Plasa Mabes TNI.

Dalam kunjungan tersebut H.E. Mr. A. Ivanov juga menyampaikan ajakan kepada TNI untuk ikut dalam latihan militer bersama antara Rusia dan Australia, yang rencananya akan diselenggarakan pada pertengahan April 2011. Menjawab ajakan itu Panglima TNI menyatakan akan mempertimbangkannya.

Sumber: LIPUTAN6

Indobatt Hadiri Peringatan Hari Republik India

 
GB
Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/UNIFIL Letkol Inf Hendy Antariksa tiba di lokasi peringatan Hari Republik India di UN POSN 4 2 Ebel Essaqi, Libanon. (Puspen TNI).
icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_full

Foto Lain

  • Slide #1
  • Slide #2
  • Slide #3
  • Slide #4
  • Slide #5
  • Slide #6
  • Slide #7
Komandan Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-E/UNIFIL Letkol Inf Hendy Antariksa menghadiri upacara peringatan Hari Republik India. Peringatan itu berlangsung di Markas Batalyon India UN POSN 4 2 Ebel Essaqi, Libanon, Rabu, (26/1/2011).

DETIK FOTO

BERITA POLULER