Pages

Thursday, January 13, 2011

ARINC Wins $63.7 Million Retrofit Program to Modernize Indonesian C-130B Transports


14 Januari 2011

C-130 hercules TNI AU (photo : Stefendy-Gaero)

Annapolis, Maryland—ARINC Engineering Services, LLC today announced it has won a $63.7 million (USD) contract to modernize five C-130B transport aircraft of the Indonesian Air Force. ARINC won the work in December in competitive bidding.

The program includes structural and electronic modifications to retrofit the 30-year-old C-130B airframes with more recent capability and technology. The work will be performed by ARINC and selected subcontractors on site at customer facilities in Indonesia. Work will begin in Q1 of 2011 and is expected to take from 32 to 36 months. ARINC’s customer is the Indonesian Air Force.

This is the second contract ARINC has received recently for work on aircraft of the Indonesian Air Force. In July 2010, the company received a U.S. Air Force Foreign Military Sales (FMS) contract to perform Programmed Depot Maintenance on a C-130H transport used by Indonesia for disaster relief and humanitarian aid. That aircraft is currently being serviced at ARINC’s
aircraft modification facility in Oklahoma City.

"ARINC is delighted to start this vital work very soon, to help the Indonesian government modernize their C-130B fleet for humanitarian purposes," said Michael Young, ARINC Vice President, Aerospace Systems Engineering & Support. “We look forward to playing a key role in enhancing the airlift capabilities of the Indonesian Air Force, and in helping them to meet their overall operational and mission goals.”

“This contract award demonstrates ARINC’s range of capabilities, as well as our determination to be a leader in military aircraft support,” said Rob Moore, ARINC Aerospace Systems Senior Business Development Director. “ARINC has dedicated some 18 months to bringing this project to fruition.”

Wednesday, January 12, 2011

J-20,Perpaduan Teknologi AS dan Rusia


PDF Print




J-20 CINA

Thursday, 13 January 2011
BEIJING(SINDO) – China tak bisa dipandang sebelah mata dalam teknologi pesawat siluman.Ini setelah dua hari yang lalu China dilaporkan menguji coba pesawat perdana mereka. Beijing telah menunjukkan taringnya dengan sukses menguji coba pesawat jet tempur berteknologi siluman, yakni J-20.

Pesawat tempur itu menjadi andalan China dalam mempertahankan teritorialnya. Dengan suksesnya uji coba J- 20,musuh bebuyutan Negeri Panda, Amerika Serikat (AS) langsung bersikap waspada dengan perkembangan teknologi militer Negeri Tirai Bambu itu yang dinilai sangat pesat. Informasi yang tidak diragukan menyebutkan teknologi J-20 hampir sama seperti pesawat siluman terbaru AS, yakni F-22 Raptor dan B-2 Spirit.


                                         (F-22 Raptor) USA

Baik J-20 dan pesawat siluman lainnya memiliki teknologi yang membuat mereka tidak dapat dipantau radar musuh dan mampu menghindari sinar laser. Menteri Pertahanan AS Robert Gates pun terkagum-kagum atas teknologi yang dikembangkan China.“ Menurut saya, yang telah kita saksikan adalah mereka (China) bisa jadi sudah lebih maju dari yang diperkirakan intelijen kami dalam membuat pesawat itu,” papar Gates. J-20 itu terbang dari pangkalan udara di Chengdu selama 15 menit pada Selasa (11/1).

                                         (F-35A Lightning II) USA

Jet tempur siluman China memiliki bodi lebih besar dari jet siluman yang sudah ada. J-20 dikemudikan satu orang,dua mesin,serta lebih berat dan besar dari Sukhoi T-50 milik Rusia dan F-22.Menurut Ted Galen Carpenter, seorang ahli pertahanan di Institut Cato,Washington, mengatakan bahwa pesawat tempur China ini tidak akan membawa perubahan.

                                Penerbangan pertama prototipe Sukhoi Pak Fa T-50 Russia
 “Keseimbangan kekuatan dunia tidak akan berubah dalam 10 tahun mendatang.Namun, secara psikologi dan simbol memang penting,” tutur Carpenter. China selama ini terganggu dengan kehadiran militer Amerika di halaman belakang mereka. Sebelumnya, para analis memperkirakan J-20 bakal dirilis pada 2019 mendatang.Yang membuat miris pada pakar pertahanan adalah J-20 memadukan antara teknologi Rusia dan AS.Kekurangan teknologi pesawat siluman AS dan Rusia ditutupi J-20.Rentang sayap dengan lebar 14 meter dan berbobot 36.000 kg membuat pesawat tersebut sangat kokoh.

Dengan bangganya, Beijing mengklaim bahwa teknologi J-20 merupakan buatan anak dalam negeri. Sementara itu, Matthew Buckley, pilot jet tempur Angkatan Laut AS menyebutkan bahwa J-20 memiliki kemampuan siluman.“Pesawat F-18 yang saya terbangkan seperti truk besar dalam radar. Pesawat itu ada kemungkinan sama sekali tidak tampak,”tuturnya. Disisilain,menurutKerryBrown, dari lembaga Chatham House,J-20 menunjukkan kemampuan riset militer China.

“Namun,kemampuan Beijing masih jauh di belakang AS,” ujarnya. Kemampuan J-20 hanya untuk kepentingan pertahanan China dan menekan Taiwan. Sementara itu, Richard Fisher, senior fellowhubungan militer Asia di International Assessment and Strategy Center,lembaga keamanan di Washington menyatakan bahwa pejabat China mengaku program itu bertujuan menandingi F- 22 Raptor. “Pesawat itu memiliki potensi besar mengalahkan F-22 dan jauh lebih unggul dibanding F- 35,”paparnya.

Spesifikasi resmi J-20 memang belum dirilis ke publik secara detail. Jika dibandingkan F-22 Raptor milik AS, J-20 tidak kalah saing.Khusus F-22 Raptor,awalnya diperuntukkan menyaingi pesawat tempur Rusia. Kelebihan utama F-22 salah satunya adalah radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan,menggunakan apertur aktif dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun.

AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik.Ini membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar tersebut juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan dan membuat pesawat lawan mengalami gangguan. Dalam hal kemampuan senjata, F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya.

Pesawat ini juga bisa membawa bom,misalnya, Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small- Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Untuk senjata cadangan, F- 22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat. Meriam ini membawa 480 butir peluru dan akan habis bila ditembakkan secara terusmenerus selama sekitar lima detik.

Pesawat siluman AS lainnya adalah Northrop Grumman B-2.B-2 berteknologi siluman yang kerap digunakan untuk mengebom. B-2 digunakan dalam tiga peperangan AS,yakni Perang Kosovo pada 1999 saat pesawat siluman tersebut menghancurkan 33% target pengeboman Serbia dalam delapan pekan.B-2 juga menjatuhkan bombom pada rakyat Afghanistan dengan dukungan pengisian bahan bakar di udara.Dalam perang Irak, B-2 juga turut diterjun dalam operasi tempur udara. Karakteristik B-2 sangat khas.

Pesawat itu mampu melakukan penetrasi ke wilayah musuh tanpa terdeteksi sedikit pun karena mampu meredam radar yang dipancarkan melalui visual atau pun suara. Mesin-mesinnya tertanam di dalam sayap.Namun, sebagian besar spesifikasitidakdiumumkanke publik. Selain B-2,AS juga memiliki F- 35 yang memiliki kemampuan siluman. Pesawat tersebut memiliki kursi tunggal, mesin tunggal, dan merupakan generasi kelima pesawat tempur yang mampu melakukan serangan darat dengan efektif.

Pesawat itu didesain tim industri penerbangan antariksa yang dipimpin Lockheed Martin dan pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Rusia pun tidak kalah. Rusia berusaha menandingi superioritas Amerika Serikat dalam hal kecanggihan pesawat tempur militer berteknologi siluman.Rusia ingin mengangkat kedigdayaan pesawat tempur seperti pada zaman Uni Soviet.Awal tahun lalu, Rusia menguji coba T-50 setelah dua dekade F22-Raptor milik AS menjadi raja di udara.

Pesawat jet militer generasi kelima ini tidak dapat terlihat oleh radar, dan sistem penerbangan maupun sistem persenjataan yang canggih.Pesawat siluman itu juga mampu terbang dalam kecepatan superionik lebih dari 1.200 km/jam. Pesawat T-50 bakal menambah kemampuan pertahanan Rusia karena selama ini hanya AS yang memiliki pesawat jet sejenis. Ingin menjadi pesaing Washington, Moskow berjanji akan membuat 1.000 pesawat tempur siluman dalam empat dekade mendatang.

Rusia mengandalkan India sebagai pelanggan utama pesawat tempur Sukhoi. Ide awal pesawat siluman sebenarnya ditemukan seorang pakar dari Rusia. Ironisnya, kini, Rusia justru berada di belakang AS.Awalnya, ide pesawat siluman ditemukan Pyotr Ufimsev pada 1966 dengan hipotesis berjudul Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi.Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow. Ufimtsev mengalkulasikan cara- cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis.

Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan. Dia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar. Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi.

Hingga kemudian, pada 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar antipesawat terbang AS di Padang Pasir Nevada. Namun, pada 1976, salinan teknologi pesawat siluman tersebut akhirnya bocor dan jatuh ke tangan AS. Dikembangkan Divisi Teknologi Angkatan Udara Amerika hingga mengembangkan teknologi siluman tersebut dengan hasil nyata,SR-71 Blackbird,F-117, dan B-2. (AFP/Guardian/ andika hm)  
sumber : SINDO
                                          F33 sebelumnya KFX 201 (indonesia- korsel) 
Tidak kalah dengan AS,Russia, dan Cina , Negara kita indonesia bersama sahabat kita Korsel sedang membangun Jet tempur generasi kelima speknya dibawah F35 diatas F16 yang bernama F33 sebelumnya KFX, mudah mudahan dengan begitu RI akan bangkit seperti Korsel dan Cina , mandiri dalam pengadaan alutsistanya dan memberdayakan Industri pertahannnya kusunya PT DI. adapun info F33 adalah sebagai berikut

F-33 (sebelumnya KF-X)
 Tipe Pesawat tempur multifungsi
 Produsen KAI dan Dirgantara Indonesia
 Diperkenalkan direncanakan 2020
 Status Dalam pengembangan
 Pengguna Korea Selatan dan Indonesia

F-33 (sebelumnya KF-X) adalah sebuah program Korea Selatan dan Indonesia untuk mengembangkan pesawat tempur multi-fungsi canggih untuk Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) dan Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI-AU)[1], program ini dipelopori oleh Korea Selatan dengan Indonesia sebagai mitra utama. Negara-negara lain seperti Turki telah menunjukkan minat dalam kerjasama pengembangan dan produksi pesawat. Ini adalah program pengembangan pesawat tempur kedua Korea Selatan setelah KAI FA-50.
Proyek ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Korea Selatan Kim Dae-Jung pada upacara wisuda di Akademi Angkatan Udara pada Maret 2001. Meskipun persyaratan operasional awal untuk program KF-X seperti yang dinyatakan oleh ADD (Badan Pengembangan Pertahanan) adalah untuk mengembangkan pesawat ber kursi-tunggal, ber mesin jet kembar dan dengan kemampuan siluman (stealth) yang lebih baik dibanding Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon, tapi masih kurang stealth dibanding Lockheed Martin F-35 Lightning II, fokus dari program tersebut telah bergeser untuk memproduksi pesawat tempur dengan kemampuan lebih tinggi dari pesawat tempur kelas KF-16 pada tahun 2020. [2][3]



WIKIPEDIA/INDONESIA DEFENCE

Presiden Tiongkok akan Pidato tentang Hubungan Tiongkok-AS


Presiden Hu Jintao akan menyampaikan pidato mengenai hubungan Tiongkok-AS dan pembangunan ekonomi Tiongkok dalam kunjungannya ke AS.
Menhan AS Robert Gates (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao di Beijing, Selasa, 11 Januari 2011.
Foto: Reuters
Menhan AS Robert Gates (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao di Beijing, Selasa, 11 Januari 2011.

Presiden Hu Jintao akan memberi pidato penting mengenai hubungan Amerika-Tiongkok dalam kunjungan kenegaraannya di Amerika Serikat pekan depan.
Demikian menurut keterangan pers dari Asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok Cui Tiankai pada hari Rabu, yang mengatakan pidato tersebut juga akan menanggapi anggapan Amerika Serikat dan masyarakat internasional mengenai pembangunan damai Tiongkok. Ia mengatakan tanggal dan tempat yang pasti bagi pidato pidato tersebut belum ditetapkan.
Cui mengatakan masalah ekonomi akan dibicarakan dalam pertemuan Hu dengan Presiden Amerika Barack Obama pada tanggal 19 Januari. Amerika Serikat sedang mendesak Tiongkok agar membiarkan nilai mata uangnya meningkat dengan lebih cepat, tetapi Cui mengemukakan bahwa Tiongkok juga mempunyai keprihatinan  akan keamanan asetnya di Amerika Serikat.
Ia mengatakan kedua Presiden akan merundingkan cara meningkatkan pemulihan ekonomi dunia yang berimbang dan mampu bertahan.

BBC

Menhan AS Dorong Beijing Pererat Hubungan Militer AS-Tiongkok

Robert Gates berada di Beijing untuk meyakinkan militer Tiongkok supaya membuka jaringan komunikasi yang stabil dengan Amerika.
Foto: ASSOCIATED PRESS
Menhan AS Robert Gates saat tiba di bandara internasional Beijing, Minggu 9 Januari 2010.

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates tiba di Beijing untuk kunjungan tiga hari guna memperkuat hubungan antar-militer antara kedua negara.
Gates dilaporkan akan berusaha sekali lagi untuk meyakinkan militer Tiongkok supaya membuka jaringan komunikasi yang stabil dengan Amerika untuk mencegah kesalah-pahaman yang bisa memicu konfrontasi.
Kata Gates kepada wartawan kemarin, ia prihatin atas persenjataan Tiongkok yang paling mutakhir. Tiongkok, katanya, agaknya telah mendapat kemajuan besar dalam membangun pesawat silumannya yang pertama. Gates juga menyebut, kemajuan militer Tiongkok dalam membangun sistem peluru kendali anti-kapal, suatu hal yang mencemaskan.
Kata Gates lagi, Tiongkok jelas punya kemampuan untuk menantang kekuatan militer Amerika dan Amerika harus memperhatikan hal ini serta menanggapinya dengan programnya sendiri.
Angkatan bersenjata Tiongkok memulihkan hubungan terbatas dengan angkatan bersenjata Amerika tahun lalu, setelah memutuskan hubungan itu karena Amerika menjual senjata bernilai miliaran dolar kepada Taiwan.

BBC

Gates Optimis Hubungan AS-Tiongkok akan Lebih Harmonis


Menhan AS Robert Gates puas hasil kunjungannya ke Tiongkok, yang dimaksudkan untuk memulihkan kontak langsung antara kubu militer kedua negara
Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates (kiri) bertemu dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao di Beijing, Selasa, 11 Januari 2011.
Foto: DoD
Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates (kiri) bertemu dengan Presiden Tiongkok Hu Jintao di Beijing, Selasa, 11 Januari 2011.

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates mengatakan dirinya mendapati para pemimpin sipil dan militer siap untuk membawa hubungan Amerika-Tiongkok ke tingkat berikutnya. Demikian menurut Gates yang baru saja merampungkan kunjungan empat harinya di Tiongkok
Pada hari kunjungan terakhirnya hari ini, Gates berkunjung ke Pusat Komando Nuklir Tiongkok dan Tembok Besar di sebelah utara Beijing. Gates akan bertolak ke Jepang hari ini juga dan akan mengunjungi Korea Selatan hari Jumat.

Gates mengatakan ia mampu berbicara dengan terus terang dengan para komandan di markas besar peperangan nuklir tersebut, termasuk saat berbicara mengenai strategi nuklir Tiongkok. Gates mengatakan komandan sarana di Qinghe, di luar Beijing, telah menerima undangan untuk berkunjung ke markas besar Komando Strategis Amerika Serikat di negara bagian Nebraska, Amerika.

Gates mengatakan kepuasannya dengan hasil kunjungannya, yang dimaksudkan untuk memulihkan kontak langsung antara kubu militer kedua negara dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan miskalkulasi. Gates mengatakan dirinya yakin pertemuan-pertemuannya telah melapangkan jalan untuk membawa hubungan militer-ke-militer ke tingkat yang baik.

BBC

Menhan Gates: AS Khawatirkan Senjata Baru Tiongkok

Robert Gates mengatakan Tiongkok membuat kemajuan lebih dari perkiraan, dengan membangun pesawat jet tempur siluman yang pertama.
Foto: Wikipedia
Pesawat siluman Tiongkok, J-20 "Black Eagle".

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates hari Sabtu menyatakan keprihatinannya tentang persenjataan teknologi modern terbaru Tiongkok.

Berbicara kepada wartawan dalam perjalanannya ke Beijing untuk tiga hari perundingan, Gates mengatakan, Tiongkok tampaknya telah membuat kemajuan yang lebih dari yang diperkirakan sebelumnya dalam membangun pesawat jet tempur siluman pertama.
Selain itu, Gates juga menyebut berbagai kemajuan militer Tiongkok lainnya, termasuk rudal anti-kapal yang mengkhawatirkan.

Menteri Gates mengatakan "Tiongkok jelas memiliki potensi untuk membuat beberapa kemampuan militer Amerika dalam resiko dan kami harus mengawasi mereka dan menanggapi secara tepat dengan program-program sendiri."

Selagi di Beijing, Gates akan bertemu dengan Presiden Hu Jintao dan para pejabat lainnya. Ia juga berencana melakukan upaya lain untuk meyakinkan militer Tiongkok agar meningkatkan komunikasi yang stabil dengan Amerika untuk mencegah kesalahpahaman yang bisa memicu konfrontasi.

Kunjungan Menhan Robert Gates dilakukan seminggu sebelum rencana kunjungan Presiden Hu Jintao ke Washington.

bbc

Angkatan Udara RI-AS Mantapkan Kerja Sama










Ilustrasi
Jakarta: TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) akan terus memantapkan kerja sama terutama dalam bentuk pendidikan dan latihan bersama. Pemantapan kerja sama itu terungkap dalam kunjungan kehormatan Atase Udara AS untuk Indonesia, Kolonel Kevin A Booth ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Rabu (12/1).

Dalam pertemuan dengan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI M. Nurullah, Booth menyampaikan keinginannya untuk dapat terus menjalin kerja sama yang makin erat dengan TNI Angkatan Udara yang telah berjalan baik selama ini. Pertemuan yang berlangsung tertutup itu juga membahas rancangan kerja sama dalam bentuk latihan bersama antarkedua pihak yang telah rutin dilakukan.

Kepala Penerangan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Mayor Sus Ali Umri Lubis mengatakan, salah satu latihan bersama yang rutin dilaksanakan adalah "Teak Iron" yang melibatkan pesawat angkut kedua angkatan udara. "Materi latihan bersama itu antara lain teknik penerjunan dan distribusi logistik, menggunakan pesawat angkut berat C-130 Hercules," katanya.

Di bidang pendidikan, kedua angkatan udara juga kerap melakukan pertukaran perwira untuk belajar di sekolah staf dan komando di masing-masing angkatan udara.

Sumber: METRO TV

BERITA POLULER