Pages

Wednesday, January 12, 2011

TNI Ingin Latihan Bersama dengan India 0diggsdigg

Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, pihaknya menginginkan kerja sama bidang latihan dan operasi bersama militer India dapat ditingkatkan di masa mendatang.

"Kami mengharapkan kerja sama antara kedua negara di bidang latihan dan operasi yang selama ini telah terjalin dengan baik khususnya di angkatan laut kedua negara dapat ditingkatkan," katanya, saat menerima Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Nirmal Kurma Verma di Jakarta, Rabu.

Kepala Dinas Penerangan Umum Mabes TNI Kolonel Minulyo Suprapto menambahkan, angkatan laut kedua negara telah lama melakukan latihan bersama terutama di wilayah batas perairan kedua negara.

"Diharapkan kerja sama latihan bersama dan operasi antara angkatan laut kedua negara dapat ditingatkan menjadi lebih luas lagi di masa mendatang," katanya.

Selama kunjungan empat harinya di Indonesia, Laksamana Verma selain mempererat kerja sama militer kedua negara, juga berkeinginan menjajaki kerja sama industri pertahanan antara kedua pihak.

Selain melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Verma juga dijadwalkan mengunjungi Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya.

Tidak itu saja, Laksamana Verma juga akan melakukan penjajakan ke beberapa Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL.

Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio usai pertemuan, mengatakan, industri pertahanan India lebih maju dibandingkan Indonesia terutama dalam industri kimia, elektronika, mekanika, dan perbekalan.

"Bahkan, mereka sudah mampu membuat rudal, kapal selam dan kapal induk. Kita masih menjajaki apa yang bisa dikerjasamakan untuk industri pertahanan kedua negara," katanya.

Kemungkinan kerja sama pertahanan RI-India telah dilakukan sejak beberapa tahun silam yang selanjutnya dikukuhkan melalui ratifikasi nota kesepahaman kerja sama kedua negara bidang pertahanan yang diwujudkan dalam Joint Defence Committee.

Sumber: ANTARA

TNI AL Janji Tak Ada Pulau Milik RI Yang Hilang Lagi 0diggsdigg

0diggsdigg


Jakarta - TNI AL terus melakukan pengamanan di 12 pulau terluar. TNI AL berjanji tidak akan ada lagi pulau-pulau milik Indonesia yang hilang atau berpindah kepemilikan.

"Yakinlah, pulau-pulau terluar itu tidak akan lepas lagi," kata KSAL Laksamana TNI Soeparno dalam jumpa pers di Wisma Elang Laut, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2010).

Soeparno menjelaskan personel marinir telah lama berjaga di 12 pulau terluar itu. TNI AL juga terus melakukan patroli rutin di pulau-pulau lain yang yang tidak dijaga secara permanen.

"Sampai sekarang kita terus beraksi bahwa pulau-pulau terluar itu penting," ujarnya.

Mengenai Pulau Sipadan dan Ligitan yang lepas, Soeparno menilai setelah proses yang panjang, Indonesia memang harus merelakan pulau-pulau tersebut hilang. Hal ini diharapkan tidak terulang lagi.

"Pulau yang lepas itu memang prosesnya, artinya harus dilepas. Karena proses yang panjang dan sebagainya sehingga tidak melihat kronologis asal muasalnya sehingga ada keputusan yang membuat pulau-pulau di Mahkamah Internasional ini lepas," papar Soeparno.

Sumber: DETIK

KF-X Motivasi Indonesia Bangun Pesawat Tempur

F33- sebelumnya KFX 201
JAKARTA (Suara Karya): Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio menyatakan, kerja sama pembangunan pesawat tempur Korean Fighter eXperimental (KF-X) antara Indonesia dengan Korea Selatan bisa memotivasi produsen dalam negeri untuk membangun pesawat tempur secara mandiri.

"Keinginan kita (pemerintah dan TNI-Red), bagaimana Indonesia mampu membuat pesawat itu," ujar Wayan Midhio kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (12/1).

Indonesia dan Korsel telah sepakat membangun KF-X generasi 4,5, yakni pesawat berteknologi setingkat di atas F-16 buatan Amerika Serikat. Indonesia akan mengeluarkan dana 20 persen sampai tahun 2020. "Itu bagian proyek yang akan diproduksi mulai tahun 2020. Kalau kita ambil bagian, kita bisa buat di Indonesia," ujar Wayan. Proses kerja sama untuk pengadaan pesawat tempur KFX sudah pada tahap pembahasan MoU dan kekayaan intelektual. Selain Indonesia, beberapa negara juga berminat menanamkan investasi pembangunan KF-X.

Wayan menyatakan, kerja sama pembangunan KF-X memakan waktu 10 tahun, mulai 2010 - 2020. Hingga saat ini, Kemhan belum membicarakan dana yang akan dikeluarkan. "Jadi belum ada deal apapun, cuma dalam bentuk MoU bagaimana kerja sama dilakukan. Keinginan kita, bagaimana Indonesia mampu membuat pesawat itu. Saya kira detilnya masih dalam proses kerja sama pengadaan," ujarnya.

Karena itu, menurut dia, rencana kerja sama pembangunan KF-X masih pada level teknis sehingga belum perlu dibahas di parlemen. "Proses kerja sama belum pada tahap alokasi anggaran," kata Wayan.

Konflik Korea

Sebelumnya, Komisi I DPR meminta Kemhan menimbang kembali rencana kerja sama pembuatan KF-X. Pasalnya, kerja sama itu bisa mempengaruhi hubungan politik bebas aktif Indonesia dengan Korea Utara.

"Secara politik, kerja sama pembuatan pesawat tempur Indonesia dengan Korea Selatan bisa mengganggu hubungan Indonesia dengan Korut. Jadi kerja sama itu sebaiknya ditimbang ulang untuk saat ini," ujar wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin.

Ia mengakui kerja sama pembuatan KF-X Indonesia dan Korea Selatan pada awalnya bersifat teknis sebagai bagian pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Namun, munculnya ketegangan antara Korsel dan Korut, mau tak mau memengaruhi Indonesia, khususnya menyangkut pembuatan pesawat tersebut.

"Dalam rencana kerja sama itu DPR sama sekali tidak diberitahu karena itu menyangkut teknis. Tapi, kondisinya sekarang berbeda karena menyangkut hubungan politik internasional. Indonesia harus berada di posisi netral tanpa embel-embel kerjasama pembangunan pesawat tempur Korsel-Indonesia," ujar dia.

Hasanuddin menambahkan, proyek pembangunan pesawat tempur KF-X generasi 4,5 mulai tahun 2012 dipimpin Korsel, meskipun melalui urunan dana kedua negara. Indonesia menanamkan saham 20 persen.

Anggota Komisi I DPR Nurhayati Ali Assegaf, menyatakan dukungan terhadap upaya pemerintah dan TNI membangun kekuatan pertahanan melalui pembenahan kekuatan tempur.

Pemerintah Bentuk Badan Urusi Industri Pertahanan


Meriam buatan PT. PINDAD. (Foto: Berita HanKam)

11 Januari 2011, Jakarta -- (TEMPO Interaktif): Kementerian Pertahanan membentuk satu badan baru, yakni Badan Sarana Pertahanan (Ranahan). Badan ini hasil restrukturisasi yang dilakukan Kementerian tahun ini, yang sebelumnya bernama Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan.

"Badan Sarana Pertahanan dibentuk untuk intensifkan industri pertahanan agar fokus ke dalam negeri," kata Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI I Wayan Midhio, dalam konferensi pers di Ruang Wartawan Kementerian Pertahanan, Selasa 11 Januari 2011.

Kementerian, kata Wayan, berupaya untuk menggunakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari hasil produksi dalam negeri. "Meskipun tidak bisa menutup pengadaan alutsista dari luar, karena keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia," ujarnya.

Menurut dia, Badan Ranahan yang nantinya akan dipimpin oleh seorang Kepala Badan ini akan beralih kewenangan dari sebelumnya membuat kebijakan, menjadi pelaksana kebijakan. Salah satu wewenangnya adalah tentang pengadaan alutsista.

"Kalau melihat kesibukan (anggota Badan Ranahan), memang tidak mungkin merancang kebijakan, karena sepenuhnya operasional. Jadi, tugas mereka sekarang makin banyak koordinasi dengan angkatan (TNI) dan perusahaan-perusahaan yang membuat persenjataan," imbuhnya.

Kewenangan lain dari Badan Ranahan antara lain sebagai pusat pengadaan alutsista, pusat kelaikan alutsista (pengujian senjata), pusat kodifikasi terhadap produk-produk yang diproduksi industri dalam negeri, dan pusat barang-barang milik negara.

Sumber: TEMPO Interaktif

Tuesday, January 11, 2011

Dubes: India-Indonesia Belum Punya Kesepakatan Nuklir

Jakarta (ANTARA News) - India saat ini belum memiliki kesepakatan mengenai pengalihan teknologi nuklir dengan Indonesia, kata Duta Besar India untuk Indonesia Biren Nanda di Jakarta, Selasa.

"Kerja sama energi kedua negara lebih banyak pada ekspor batu bara ke India, meski tidak menutup pada minyak fosil dan minyak kelapa sawit," kata Biren dalam wawancara dengan ANTARA mengenai hubungan bilateral India-Indonesia dan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke India pada 24-26 Januari nanti.

Bahkan, jelas Biren, ada beberapa perusahaan swasta India yang melakukan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia.

India sedang mengembangkan energi bersih dan menargetkan produksi pembangkit energi nuklir sebesar 16.000 megawat pada 2015.

"Sekarang kami hanya bisa menciptakan 4.000 megawatt energi nuklir, diharapkan pada 2015 kami bisa mencapai 16.000 megawatt," kata Dubes Biren.

Ia menjelaskan India masih terbatas dalam pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) secara mandiri.

Menurut dia, India masih bergantung dengan energi batu bara, dan terfokus dengan energi bersih yang tidak mengontribusikan pemanasan global, seperti energi matahari, angin, nuklir dan air.

India baru memiliki lebih 20 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dibangun sendiri.

Dalam hal pembangkit listrik tenaga angin, katanya, India menghasilkan 12.000 megawatt listrik, yang merupakan penghasil terbesar ketiga dunia.

Pada bagian lain Biren menyinggung perdagangan kedua negara yang terus meningkat.

"Terjadi peningkatan 10-20 persen pertumbuhan perdagangan keduanya," tambahnya.

Data-data yang ada pada ANTARA, nilai total perdagangan Indonesia dengan India diperkirakan mencapai 12 miliar dolar AS selama 2010, lebih besar dari 2009 maupun 2008 sebelum terjadi krisis global.

Perkiraan itu dinilai realistis mengingat nilai total perdagangan antara kedua negara sempat menurun sedikit menjadi 9,6 miliar dolar AS pada 2009 akibat krisis global, dan menunjukkan peningkatan bermakna selama 2010.

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan antara Indonesia dan India sepanjang Januari-September 2010 sudah mencapai 9,3 miliar dolar AS.

Selain itu, pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan India (ASEAN India Free Trade Agreement/AIFTA) juga sedikit banyak ikut mendorong peningkatan perdagangan antara kedua negara.

Indonesia mulai memberlakukan AIFTA pada 1 Oktober, tapi penggunaan fasilitas preferensi AIFTA sudah cukup banyak.

Menurut data Kementerian Perdagangan nilai Surat Keterangan Asal (SKA) preferensi AIFTA sudah mencapai 120 juta dolar AS.

Ekspor Indonesia ke India, yang jumlah penduduknya mencapai 1,17 miliar dan ekonominya pada 2010 tumbuh 8 persen, cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan dengan India," kata Dubes Biren.

Nilai ekspor Indonesia ke India yang pada 2005 mencapai 2,9 miliar dolar AS naik menjadi 3,4 miliar dolar AS pada 2006, dan bertambah menjadi 4,9 miliar dolar AS pada 2007. Tahun 2008, nilai ekspor Indonesia kembali naik menjadi 7,1 miliar dolar AS dan naik lagi menjadi 7,4 miliar dolar AS pada 2009.

Selama Januari-Agustus 2010, ekspor Indonesia ke India mencapai enam miliar dolar AS atau meningkat 34,7 persen jika dibandingkan periode yang sama 2009.

Surplus perdagangan Indonesia ke India selama kurun waktu itu mencapai 4,6 miliar dolar AS.

Dalam hal ini komoditas ekspor terbesar Indonesia ke India antara lain minyak sayur, minyak sawit mentah, batu bara, biji tembaga, kacang mete, kertas koran, mesin dan elektronik, produk kimia, karet alam, balata, barang dari kaca dan bubur kertas.

Sementara komoditas ekspor terbesar India ke Indonesia antara lain benang nilon, bahan kimia organik, produk besi dan baja, tembaga dimurnikan, serat sintetis, kapas.(*)
(T.KR-IFB/R009)
ANTARA

Rp720 Miliar untuk Ganti Dewaruci

Rabu, 12 Januari 2011 13:08 WIB |
Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar TNI Angkatan Laut mengalokasikan anggaran sebesar Rp720 milliar, untuk pengadaan kapal layar tiang tinggi menggantikan kapal sejenis KRI Dewaruci.

"Usia KRI Dewaruci saat ini sudah 58 tahun, jadi sudah saatnya pensiun dan dengan dana sebesar itu. Kita harus dapat pengganti yang lebih baik," kata Kasal Laksamana TNI Soeparno di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, KRI Dewaruci dibuat pada 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan pertama kali diluncurkan pada 24 Januari 1953.

Pada Juli 1953, kapal tersebut dilayarkan dari Jerman ke Indonesia oleh taruna dan kadet AAL untuk menjadi kapal latih calon perwira TNI AL.

KRI Dewaruci dengan panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter, draft 4,50 meter, dan bobot mati 847 ton itu, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

Kapal tipe "Barquentin" ini memiliki tiga tiang utama dengan 16 layar. Selain itu, kapal ini dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

Hingga kini Mabes TNI AL masih melakukan penjajakan ke sejumlah negara yang mampu membuat kapal layar tiang tinggi seperti KRI Dewaruci.

Soeparno berharap pengganti KRI Dewaruci sudah dapat dioperasionalkan pada 2014.

"Nantinya, KRI Dewaruci tetap akan digunakan. Tetapi untuk misi-misi pelayaran yang tidak terlalu berat di dalam negeri," katanya.

Selain sebagai kapal latih bagi para kadet TNI Angkatan Laut, Dewaruci dalam rangkaian muhibahnya setiap tahun juga menjalankan misi diplomasi RI di mancanegara.
(R018/B010)

COPYRIGHT © 2011

ANTARA

SEBELUMNYA

KRI Dewaruci Raih Penghargaan di Yunani




Kapal latih TNI Angkatan Laut KRI Dewaruci dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) mendapat penghargaan di Yunani.
Penghargaan yang diberikan adalah ‘The Best Ships In Crew Parade’ dalam acara The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010. Selain itu KRI Dewaruci juga menyabet penghargaan ‘The Vurthest Distance’ atau peserta terjauh.
Bahkan kru KRI Dewaruci yang dipimpin komandan kapal Letkol Laut (P) Suharto dan 88 ABK mengikuti kirab di Kota Volos, Yunani pada Senin (10/5/2010) waktu setempat.
KRI Dewaruci mengarungi samudera selama 9 bulan PP dengan menempuh jarak 24.676 mil laut atau 45.650 km dan akan menyinggahi 25 negara di Eropa.
Selama melaksanakan pelayaran muhibah ke benua biru, KRI Dewaruci juga mengikuti beberapa kegiatan kejuaraan
layar bergengsi tingkat internasional yang pernah diraih seperti The Historical Seas Tall Ships Regatta 2010 dengan rute, Yunani-Bulgaria-Istambul (Turki) dan KRI Dewaruci mendapatkan penghargaan bergensi pada event itu.
Pada tanggal 13 Juli-7 Agustus 2010 mengikuti The Tall Ships Race 2010 dengan rute, Antwerp (Belgia)-Aalborg (Denmark)-Kristiansand (Norwegia)-Hartlepool (Inggris). Pada tanggal 20-23 Agustus mengikuti festival Sail Amsterdam di Belanda.
Tanggal 25-29 Agustus 2010 mengikuti Sail Brernerhaven 2010 di Jerman. Kemudian pada tanggal 8-13 September 2010 mengikuti Festival International Mediferraneo And Velieri di Cagliari (Italia).(penarmatim@yahoo.com)

Monday, January 10, 2011

Elang Hitam/J-20 STEALTH melakukan undergoing testing



BEIJING - Video Pesawat tempur siluman China, Chengdu J-20 saat melakukan ground-test yang diambil pada 9 Januari 2011 lalu. Credit for pengrong1000

you tube

BERITA POLULER