Dinas Rahasia Rezim Zionis Israel, Mossad dalam menjalankan operasi rahasianya melakukan segala macam cara dan bahkan aneh. Kali ini Mossad memanfaatkan seekor burung nazar, burung pemakan bangkai untuk memata-matai Arab Saudi.
Sebagaimana diberitakan oleh Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA) mengutip surat kabar trans-regional Alquds al-Arabi menyebutkan, surat kabar Israel Maariv menulis, burung nazar ini mendarat di dekat rumah seorang sheikh di daerah Arab Saudi dalam keadaan terluka. Warga daerah itu lalu menangkapnya dan akhirnya memahami ada alat yang menempel di tubuh burung nazar tersebut.
Harian Alquds al-Arabi menulis, alat itu adalah sebuah piranti GPS (Global Positioning System) dan begitu juga sebuah cincin yang berada di kakinya burung nazar tersebut tertulis nama Universitas Tel Aviv.
Setelah itu warga kemudian menyerahkan burung nazar itu kepada pihak keamanan Arab Saudi.
Pihak keamanan Arab Saudi meyakini bahwa burung nazar itu dipakai oleh Mossad untuk melakukan aksi mata-mata. Karena ketika mereka hendak memegangnya, burung ini melakukan gerakan-gerakan khusus untuk melindungi dirinya yang membuktikan burung nazar ini bukan burung biasa tapi terlatih dengan baik.
Koran Maariv menyebutkan bahwa para pejabat lingkungan hidup Israel mengumumkan bahwa burung ini masih hidup hingga kini dan alat GPS yang berada di tubuhnya tidak diperuntukkan untuk aksi spionase.
Sebelum ini banyak dipublikasikan mengenai aksi spionase Mossad di perairan Teluk Persia dengan memanfaatkan ikan hiu. (IRIB/SL/MZ)
irib
Wednesday, January 5, 2011
Pangeran Khaled Pastikan Pembelian Senjata 60 Milyar Dolar dari AS Terealisasi
5 Januari 2010 -- (Berita HanKam): Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khaled bin Sultan menegaskan pembicaraan tahap akhir pembelian senjata dalam jumlah besar dengan Amerika Serikat masih berjalan, saat diwawancarai harian lokal the Saudi Gazette, Selasa (4/1).
Pemerintah Arab Saudi mengajukan pembelian senjata senilai 60 milyar dolar pada pemerintah AS. Pembelian ini merupakan terbesar dalam sejarah penjualan senjata AS.
Kongres AS telah menyetujui penjualan senjata ini. Boeing memperkirakan paket pembelian ini akan menciptakan sedikitnya 77.000 pekerjaan di 44 negara bagian.
Arab Saudi akan membeli 84 jet tempur baru F-15, upgrade 70 F-15 milik AU Arab Saudi, pembelian tiga jenis helikopter meliputi 70 helikopter serbu Apaches, 72 helikopter angkut Black Hawks dan 36 helikopter intai Little Birds. Pejabat AS sedang merundingkan potensial pembelian paket peningkatan kemampuan AL Arab Saudi senilai 30 milyar dolar. Serta menawarkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Defense (THAD) untuk mengurangi ancaman roket Iran, nilainya belum diketahui.
Pangeran Khaled menegaskan juga skuadron jet tempur Eurofighter Typhoon akan lengkap dalam dua tahun mendatang. Pembicaraan pembelian Typhoon sempat dihentikan beberapa minggu, setelah insiden jatuhnya satu Typhoon di Spanyol menewaskan satu penerbang AU Saudi. Pangeran mengatakan “kerusakan pada pesawat telah diperbaiki dan sekarang fungsi lebih baik dibandingkan yang lalu.”
Arab Saudi sedang merundingkan juga pembelian tank Leopard dari Spanyol serta sejumlah senjata berat dari Rusia.
Sumber: the Saudi Gazette
Kapal selam tipe 214
Kapal Selam U-214 Jerman, dalam pertemuan kedua delegasi pengadaan Kapal Selam untuk TNI AL juga dibahas
Kapal selam tipe 214 adalah salah satu kapal selam konvensional yang terlaris di dunia, dan Indonesia mempertimbangkan untuk memilikinya.
Negara – Negara
Yang Mengoperasikan Kapal selam tipe 2141. Korea Selatan. Republik of Korean Navy telah memesan sembilan kapal selam Tipe 214, yang diberi nama sebagai kelas Son Won-Il, yang akan dibangun di Korea oleh Galangan kapal Hyundai Heavy Industries dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME). Tiga kapal selam pertama telah beroperasi sejak 2007, dan enam kapal selam berikutnya akan dibuat mulai tahun 2012. Son Won-Il juga dilengkapi Radar yang sama dengan Papanikolis yaitu SPHINX-D Radar System buatan Thales Defence Deutschland GmbH dan mampu membawa makanan, air bersih dan bahan bakar untuk 84 hari operasi.
Kapal Selam Pertama kedua ketiga dan kelima dibuat di Galangan Kapal Hyundai dan rencananya untuk kapal selam kempat dan ke enam dibuat di Galangan kapal DSME. Pada bulan Maret 2008, surat kabar terbesar di Korea, Chosun Daily, melaporkan bahwa jenis kapal selam pertama 214 (Son Won Il) yang telah diserahkan kepada Angkatan Laut Republik Korea pada Desember 2007 memiliki beberapa masalah penting berkaitan dengan tingkat kebisingan (Noise Level) yang berlebihan. Namun masalah tersebut diklaim oleh pihak angkatan laut dapat diselesaikan dengan baik oleh galangan kapal Hyundai, HDW dan pihak angkatan Laut Korea. Masalah tersebut menurut salah satu perwira kapal selam Angkatan Laut Korea berada pada sistem kemudi horisontal belakang dan propeler. Keseimbangan kapal terutama saat berada di permukaan juga mengalami masalah (diidentifikasi masalah yang sama terjadi pada kapal selam Yunani; Papanikolis).
Untuk fasilitas pangkalan pihak HDW juga menyediakan untuk pengisian H2 untuk Sistem AIP di pangkalan angkatan laut di Jinhae, namun saat pengisian diharapkan temperatur air laut tidak lebih dari 32°C. Khusus untuk loading torpedo yang sebelumnya dilaksanakan melewati geladak dilaksanakan modifikasi sehingga loading torpedo dilaksanakan melalui peluncur torpedo (petor). Karena dianggap lebih efisien sama dengan kapal selam mereka sebelumnya yaitu 209 yang juga melalui petor.
2. Yunani. Kontrak untuk membangun tiga Kapal selam untuk Angkatan Laut Yunani/Hellenic Navy telah ditandatangani 15 Februari 2000 dan 4 kapal selam akan dibangun pada bulan Juni 2002. Kapal pertama kelas Papanikolis dibangun di HDW di Kiel, Jerman dan sisanya di Hellenic Shipyards Co di Skaramangas Yunani.
Kelas Papanikolis dilengkapi dengan antena radar yang tidak menembus badan tekan. Di bagian atas tiang radar pemancar radar diinstal pemancar dari Sistem Radar Sphinx dipasok oleh Thales Deutschland GmbH di Kiel. Sensor radar transceiver FMCW dinyatakan tidak dapat dideteksi oleh sistem ESM dalam jarak menengah. Teknologi ini disebut LPI (Low Probability of Intercept). Kekuatan transmisi dari radar ini lebih rendah dari kekuatan transmisi telephone selular tetapi resolusi yang dihasilkan lebih akurat dibandingkan dengan radar daya pulse tinggi. Radar Thales Sphinx adalah radar taktis yang dirancang khusus untuk kapal selam 214.
Kapal selam kedua yang dibuat di Yunani, Pipinos, secara resmi diluncurkan Pebruari 2007 dan uji coba penerimaan pelabuhan Yunani di Piraeus. Pada tanggal 21 September 2009 TKMS mengumumkan bahwa kontrak dengan Angkatan Laut Yunani untuk keempat kapal selam telah dibatalkan karena tunggakan negara lebih dari 520.000.000 Euro. Pihak TKMS sedang menempuh mahkamah arbitrasi untuk menyelesaikan masalah ini. Pada tanggal 27 Oktober 2009, Departemen Pertahanan Yunani secara resmi menyatakan bahwa mereka berniat menerima tiga kapal yang dibangun di Yunani namun Kapal pertama (Papanikolis) yang dibangun di Kiel tidak akan diterima, dan akan ditawarkan untuk dijual. Hasil dari penjualan akan digunakan untuk membayar hutang kepada TKMS.
3. Portugal. Pemerintah Portugal menandatangani kontrak di Lisbon dengan Konsorsium Submarine Jerman (GSC) untuk pembangunan dua kapal selam kelas 214 optional tambahan untuk satu kapal selam. Kontrak senilai 800.000.000 € telah ditandatangani bersama dan kedua kapal selam tersebut akan diserahkan ke Angkatan Laut Portugal Januari 2010 dan Oktober 2010.
Kapal selam pertama S167 Tridente dilluncurkan pada tanggal 15 Juli 2008 dan resmi masuk Angkatan Laut Portugal pada Januari 2010, sementara kapal kedua S168 Arpao diluncurkan pada bulan Mei 2001 dan akan resmi bergabung dengan Angkatan Laut Portugal pada bulan Oktober 2010.
4. Turki dan Pakistan (Penandatanganan Kontrak). Pada bulan November 2008, Pakistan telah menandatangani Kontrak untuk pengadaan 3 kapal selam tipe 214 yang semuanya akan dibuat di Pakistan. Pihak HDW menyatakan penyerahan kapal selam pertama untuk Pakistan akan dilaksanakan 64 bulan setelah penandatanganan kontrak.
Pada bulan Juli 2009, Turki telah menandatangani kontrak pengadaan 6 kapal selam tipe 2140. Sesuai dengan kontraknya pihak HDW akan memberikan seluruh material untuk membangun keenam kapal selam tersebut di Galangan Gölçük Naval Shipyard (GNSY) di Turki. Semua kapal selam tersebut dilengkapi dengan sistem AIP.
Kesimpulan. Indonesia perlu mempertimbangkan lagi untuk pengadaan kapal selam jenis ini mengingat permasalahan yang terjadi di banyak negara serta mahalnya biaya operasional AIP. Taktik dan strategi pertahanan negaralah yang seharusnya menjadi pertimbangan utama selain faktor deterrence effect tentunya.
Data Teknis Kapal selam tipe 214
· Displacement: 1,690 t surfaced / 1,860 t submerged
· Dimensions: length 65 m / beam 6.3 m / draught 6 m
· Pressure hull: HY-80/HY-100 High Tensile steel
· Persenjataan: 8 x 533 mm Peluncur, 4 Petor mampu meluncurkan Sub Harpoon
· Propeller : low noise skew back propelle/ Sabit
· Diesel engines: 2 x MTU 16V-396 (3.96 MW)
· Charging generators: 2 x Piller Ntb56.40-10 0.97 MW
· Sistem AIP : 2 x HDW PEM fuel cell module BZM120 (120 kW x 2)
· Electric motor: 1 x Siemens Permasyn (2.85 MW)
· Kecepatan: 12 kt surfaced / 20 kt submerged
· Kecepatan deangan fuel cells: 2-6 kt estimated
· Jarak Jangkau Permukaan: 12,000 miles (19,300 km)
· Jaraj Jangkau Menyelam: 420 nmi @ 8 kt (780 km @ 15 km/h)
· Jarak Jangkau dengan fuel cells: 1,248 nmi @ 4 kt (2,310 km @ 7 km/h)
· Mission endurance: 12 Minggu
· Menyelam Tanpa Snorkeling: 3 minggu
· Kedalaman Operasi: Lebih dari 250 m officially, 400 m estimated
· Awak Kapal: 5 Periwra + 22 crew
· Radar navigasi : SPHINX-D with 4Kw pulse and Tactical LPI radar sensor (Thales Deutschland Kiel)
sumber: http://wira96.multiply.com/
Amur class submarine
Class overview | |
---|---|
Builders: | Rubin Design Bureau, Admiralty Shipyard, Saint Petersburg. |
Operators: | Russian Navy |
Preceded by: | Lada class |
Cost: | $100,000,000 |
Planned: | ~11 |
Completed: | 0 |
Active: | 0 |
General characteristics | |
Type: | Submarine |
Displacement: | 950 long tons (970 t) surfaced |
Length: | 58.8 m (192 ft 11 in) |
Beam: | 5.65 m (18 ft 6 in) |
Height: | 6.4 m (21 ft 0 in) |
Speed: | 20 knots (23 mph; 37 km/h) |
Range: | 350 nmi (650 km) AIP 3,000 nmi (5,600 km) Snorkel |
Endurance: | 45 days |
Test depth: | 250 m (820 ft) |
Complement: | 18 |
Armament: | • 4 × 533 mm (21 in) torpedo tubes • 16 torpedoes • 10 VLS cells |
The new vessel is the 4th generation submarine with the capability of striking salvo missile blows at different targets. The sonar signature level of the submarines of this class is several times lower in comparison with “Kilo” class submarines. These submarines are equipped with radio-electronic weapons of the newer generation created on the basis of the latest achievements in the field of radio-electronics. These submarines can be outfitted with AIP fuel cells, considerably improving submerged endurance and range. AIP capability can be added as hull extension plug either during new build construction or as a refit existing ships.
It is expected that these vessels can operate in all areas of the World Ocean except the areas with solid ice cover, in all weather conditions, in shallow and deep water areas.[1]
WIKIPEDIA
Kapal selam kelas Kilo
Kilo adalah nama kelas yang diberikan NATO untuk kapal selam militer bertenaga diesel buatan Rusia. Versi asli dari kapal selam ini di Rusia dikenal dengan nama Project 877. Kapal selam kelas ini juga memiliki versi yang lebih baru yang dikenal dengan nama Improved Kilo dan di Rusia dikenal dengan Project 636.
Berfungsi sebagai anti kapal permukaan dan anti kapal selam dan beroperasi di perairan dangkal. Kapal selam kelas Kilo mampu beroperasi dengan tenang. Project 636 dikenal sebagai salah satu kapal selam yang menghasilkan suara terlemah di dunia.
Kapal selam pertama kelas Kilo untuk Angkatan Laut Uni Soviet beroperasi pada tahun 1982. Angkata Laut Rusia masih memiliki kapal selam kelas ini, dan per tahun 2000 dilaporkan memiliki 14 buah kapal selam kelas ini termasuk 7 cadangan. 21 buah diekspor ke beberapa negara :
Berfungsi sebagai anti kapal permukaan dan anti kapal selam dan beroperasi di perairan dangkal. Kapal selam kelas Kilo mampu beroperasi dengan tenang. Project 636 dikenal sebagai salah satu kapal selam yang menghasilkan suara terlemah di dunia.
Kapal selam pertama kelas Kilo untuk Angkatan Laut Uni Soviet beroperasi pada tahun 1982. Angkata Laut Rusia masih memiliki kapal selam kelas ini, dan per tahun 2000 dilaporkan memiliki 14 buah kapal selam kelas ini termasuk 7 cadangan. 21 buah diekspor ke beberapa negara :
- Aljazair (2 kelas Kilo)
- Republik Rakyat Cina (2 kelas Kilo, 2 kelas Improved Kilo, dan 8 kelas Improved Kilo dalam pesanan)
- India (10 kelas Kilo)
- Iran (3 kelas Kilo)
- Polandia (1 kelas Kilo - ORP Orzeł (kelas Kilo)
- Rumania (1 kelas Kilo, dalam keadaan tidak operasional)
Ada beberapa varian kelas Kilo sehingga spesifikasi berikut mungkin tidak cocok untuk semua varian. Berikut adalah spesifikasi secara kasar.
- Bobot :
- 2.300-2.350 ton ketika mengapung.
- 3.000-4.000 ton ketika menyelam.
- Dimensi :
- Panjang : 70-74 meter.
- Beam: 9.9 meter.
- Draft: 6.2-6.5 meter.
- Kecepatan maksimum
- 10-12 knot ketika mengapung.
- 17-25 knot ketika menyelam.
- Sistem propulsi : Diesel elektrik.
- Kedalaman maksimum : 300 meter (operasional : 240-250 meter).
- Ketahanan
- 400 mil ketika menyelam dengan kecepatan 3 knot.
- 6.000 mil ketika mengapung dengan kecepatan 7 knot (7.500 mil pada kelas Improved Kilo).
- 45 hari di laut.
- Persenjataan
- Pertahanan udara : 8 roket permukaan ke udara SA-N-8 Gremlin atau SA-N-10 Gimlet.
- Torpedo : 18 torpedo atau 24 ranjau, enam buah tabung torpedo 533mm.
WIKIPEDIA
China Perkenalkan Prototype Pesawat Tempur Siluman Terbarunya
BEIJING - Tak mau tertinggal dari Rusia dan India yang tengah mengembangkan pesawat tempur siluman PAK-FA, Cina ternyata telah menyelesaikan sebuah prototip pesawat tempur siluman pertamanya. Hal itu dilaporkan harian Asahi Shimbun Rabu (5/1), sebagai sorotan utama atas modernisasi militer Beijing beberapa hari menjelang lawatan Menteri Pertahanan Amerika Serikat.
Foto-foto yang dilansir di internet dan sumber-sumber militer Cina yang dikutip oleh media jepang itu menunjukkan sebuah model jet tempur J-20 telah rampung dan tengah di ujicoba membawa beban pekan lalu dan uji terbang di sebelah barat daya Cina.
Menurut Asahi Shimbun yang mengutip sumber-sumber di militer Cina, Beijing berencana memulai tes terbang penuh J-20 bulan Januari ini, dan rencana produksi diharapkan paling cepat pada 2017.
Penempur siluman China itu bakal dilengkapi dengan rudal-rudal terbaru buatan perusahaan lokal dan mampu terbang hingga pulau Guam tanpa pengisian di udara, meskipun penyempurnaannya bakal butuh waktu 10 hingga 15 tahun lagi untuk menyamai jet tempur siluman Amerika Serikat F-22.
“Ketika upaya-upaya penguatan untuk memajukan samudera terbuka, militer Cina mempercepat modernasisasi kekuatan udaranya,” tulis Asahi Shimbun. “Manuver itu mungkin berdampak pada perimbangan militer di Asia Timur.”
Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM
India seeks Indian Ocean supremacy with warship research
India launched a new naval research centre for warships on Tuesday, part of efforts by the South Asian giant to build its sea defences and counter the perceived threat of China in the Indian Ocean.
Defence Minister A.K. Antony laid the foundation stone for the National Institute for Research and Development in Shipbuilding (NIRDESH) in the southern state of Kerala, which will be built at a cost of six billion rupees (133 million dollars).
The facility, which will be up and running in two years, will help develop technology for "drawing board to delivery" of warships for India, a naval official said.
The Kerala unit will work independently of the national Defence Research and Development Organisation, with the aim of reducing India's dependence on military imports, which mostly come from Russia.
The 136-vessel navy said in a statement that NIRDESH would ensure India's maritime security.
"This would empower Indian navy, coastguard and other maritime security agencies in a manner befitting the country's stature and influence in the region," it said.
The facility would "ensure that the country would be self-reliant in this crucial area of defence technology," Antony added.
New Delhi is wary of growing Chinese influence around the Indian Ocean, where Beijing has funded or plans to invest in major infrastructure projects, including ports in Sri Lanka, Bangladesh and military-ruled Myanmar.
In August, two Chinese warships raised eyebrows in Delhi when they sailed to adjoining Myanmar for a rare visit to promote ties between the two allied countries.
Retired admiral Arun Prakash, a former Indian naval chief, recently warned that the Chinese navy will have more warships than the United States within a decade and urged India to speed up naval procurement.
Analysts say India falls behind China in naval firepower, but the country should strive for supremacy in the strategic Indian Ocean, a vital shipping lane connecting Asia to Europe and the Middle East.
"Just because we cannot compete with China does not mean we do not defend our interests in the Indian Ocean where we want naval supremacy," retired Indian navy rear admiral Raja Menon told AFP.
India has already begun strengthening its military presence in the Andaman archipelago, which lies south of Myanmar, as part of plans to protect its interests in the ocean.
Delhi, which wants to boost its 14-strong submarine fleet, launched its first nuclear-powered submarine in 2009 and has invested in its military shipyards to start building an aircraft carrier and stealth frigates.
It also plans to buy eight long-range maritime spy planes by 2015 besides six Franco-Spanish Scorpene submarines for which orders were placed in 2006.
According to the Stockholm International Peace Research Institute, China's military spending was the second-largest in the world, after the United States, in 2009.
KPMG consultancy firm estimates India plans to spend 112 billion dollars on defence hardware between now and 2016.
India hiked its 2010-2011 military spending by four percent to 32 billion dollars but analysts like Menon warn that the navy's share of 16 percent of the defence allocation is insufficient for funding its expansion plans.
India and China fought a brief border war in 1962 and still have unresolved territorial disputes
DEFENCE TALK
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...