Pages

Sunday, September 5, 2010

Indonesia dan Malaysia Memulai Perundingan


Didit Tri Kertapati - detikNews


Jakarta - Ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia yang dipicu oleh perbatasan kedua negara memasuki babak baru. Kedua belah pihak akan memulai perundingan untuk menyelesaikan sengketa batas wilayah tersebut, Senin (6/9/2010) ini.

Pertemuan antar menteri luar negeri (joint ministry commission) Indonesia-Malaysia ini akan berlangsung di Kinabalu, Malaysia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah memastikan agenda bilateral ini tidak berubah.

"Dari Indonesia dipimpin langsung oleh Menlu, Marty Natalegawa, dan juga ikut hadir bersama jajaran kementrian terkait," ujarnya saat dihubungi detikcom, Minggu (5/9/2010), kemarin, malam.

Menurut Faiz, perundingan nanti akan membahas hal-hal yang bersifat teknis. Sementara itu, yang akan jadi bahan perundingan adalah batas laut kedua negara.

"Ada empat segmen yang akan dirundingkan, antara lain Selat Singapura, Laut Cina Selatan dan Selat Sulawesi," jelas Faiz.

Sedangkan, mengenai batas darat antar kedua negara tidak akan diangkat pada perundingan nanti. Alasanya mengenai batas darat sudah dianggap selesai.

"Perbatasan darat sebenarnya sudah kita anggap selesai. Semuanya sudah berjalan dengan baik," tukas Faiz.

Perundingan yang akan digelar ini tercatat sebagai perundingan yang ke-16 antara Indonesia dan Malaysia menyangkut batas wilayah. Kedua negara telah mengadakan perundingan sebanyak 15 kali sejak tahun 2005 hingga Oktober 2009 pada tingkat teknis dan serangkaian pertemuan informal.

Perundingan terakhir dipicu oleh insiden penangkapan 3 petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di Perairan Bintan, Kepulauan Riau, oleh Marine Police Malaysia, 13 Agustus lalu. Menlu telah mengirimkan nota protes kepada Malaysia, namun hal itu tidak menimbulkan kepuasan di dalam negeri.

Aksi protes di Kedubes Malaysia serta kota-kota lain di Indonesia merebak. Aksi balasan juga dilakukan oleh elemen masyarakat di negeri jiran. Situasi pun kian memanas.

Namun, pemerintah RI tetap pengupayakan jalur diplomasi untuk menyelesaikan persoalan kedua negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengirimkan surat kepada PM Malaysia Datuk Seri Tun Najib Razak untuk mempercepat dilakukannya perundingan mengenai batas wilayah.

Akankan perundingan ini membuahkan hasil? Kita tunggu. (ddt/irw)

DETIK NEWS 

Matra Laut Harus Diperkuat



04 September 2010, Jakarta -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto,menyatakan Indonesia sebagai negara maritim harus memperkuat kekuatan pertahanan di laut.

Penguatan pertahanan laut harus menjadi prioritas untuk tahun-tahun mendatang. ”75% wilayah kita adalah laut. Jadi, kita harus mempertegas kembali kekuatan angkatan laut,” ujarnya dalam diskusi ”Indonesia Negara Kepulauan: Tantangan dan Potensinya”di Jakarta,kemarin. Dia mengakui, selama ini Indonesia cenderung melupakan pembangunan pertahanan lautnya. Ini diakibatkan tidak adanya kesadaran sebagai bangsa maritim.”Lama kita tidak menyadari posisi kita sebagai bangsa bahari,”katanya. Selain itu, perjanjian dengan landas batas dengan negara-negara tetangga harus segera dituntaskan.

Meskipun disadari tidak akan mudah karena semua negara akan bertahan dengan garis batas masing-masing.”Tidak akan mudah karena tiap negara akan mempertahankan habis-habisan.Tinggal berani atau tidak,”katanya. Sementara itu,mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmaja,mengatakan kesadaran publik dan pemerintah soal negara maritim belum berakar. ”Konsep negara maritim belum berakar. Kita masih bergelut dengan persepsi lama bahwa kita merupakan negara agraris,”ujarnya. Padahal Indonesia memiliki laut yang seharusnya dapat dimaksimalkan potensinya.

Untuk itu, diperlukan perubahan paradigma yang radikal.Karena selama ini perekonomian sangat tergantung pada sektor agraris.Padahal wilayah darat sendiri lanjut Sarwono ke depannya akan sangat terbatas untuk menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat. ”Harus ada perubahan paradigma yang radikal. Melihat laut sebagai potensi yang sangat kaya,”ujarnya.

SINDO

Rusia Lanjutkan Pasok Rudal ke Suriah


0diggsdigg

illustrasi

MOSKOW--MI: Rusia tetap teguh dengan kewajiban internasionalnya dan tidak memiliki rencana untuk menghentikan kesepakatan senjata dengan Suriah, kata seorang pembantu Kremlin, Sabtu (28/8).

Sergei Pridkhodko mengatakan, laporan-laporan belakangan ini di beberapa media Israel menyalah-artikan sikap Rusia mengenai kerja samanya dengan Suriah.

Surat kabar Haaretz Jumat melaporkan, bahwa Israel bekerja untuk "menghalangi kesepakatan penjualan senjata Rusia dengan Suriah" dan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta timpalannya dari Rusia, Perdana Menteri Vladimir Putin, untuk menghentikan penjualan rudal-rudal jelajah supersonik P-800 Yakhont.

"Kemudian, beberapa media Israel dengan secara aktif menyebarkan informasi yang memutar-balik sikap Rusia tentang pelaksanaan kewajibannya terhadap Suriah itu, termasuk di bidang kerja sama teknik dan kemiliteran," kata Prikhodko.

"Saya ingin menegaskan bahwa Federasi Rusia menghormati semua perjanjian yang ditandatangani sebelumnya antara Rusia dan Suriah," tegasnya.

Dia mengatakan, kebijakan kerja sama militer Rusia bahkan dipertajam oleh presiden dan tidak ditujukan terhadap negara ketiga.

Sumber: MEDIA INDONESIA

Pemerintah Palestina Meradang Terhadap Pernyataan Ahmadinejad

Ramallah, Wilayah Palestina (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Palestina Sabtu meradang terhadap pernyataan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengenai peluncuran kembali perundingan perdamaian langsung Israel-Palestina.

Presiden Iran, "yang tidak mewakili rakyat Iran, yang memalsukan pemilu dan mengambil alih kekuasaan dengan penipuan tidak memiliki hak untuk berbicara tentang Palestina, presiden atau wakil-wakilnya," kata juru bicara Pemerintah Palestina Nabil Abu Rodeina dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Palestina Wafa.

"Kami membela hak-hak nasional dan kepentingan-kepentingan kami" dan tidak akan mengizinkan siapapun untuk "mengancam kami atau mempertanyakan keabsahan Organisasi Pembebasan Palestina" yang dipimpin oleh Presiden Mahmud Abbas, kata Rodeina.

Menyebut Abbas didukung negara-negara Barat adalah sandera Israel, Ahmadinejad mengatakan, perundingan-perundingan yang dimulai Kamis dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, kurang sah karena pemimpin Palestina tidak punya hak untuk mendapatkan mandat atas nama rakyat Palestina.

"Apa yang mereka inginkan dalam perundingan itu? Siapa yang mereka wakili? Apa yang mereka perjuangkan dalam perundingan tersebut?" kata Ahmadinejad mengenai tim perunding Abbas dalam aksi unjuk rasa Jumat di Teheran.

"Siapa yang memberikan kepada mereka hak untuk menjual sepotong bumi Palestina? Rakyat Palestina dan rakyat di kawasan itu tidak akan mengizinkan mereka untuk menjual, bahkan seincipun bumi Palestina kepada musuh. Perundingan-perundingan itu lahir langsung mati dan dikutuk."

Iran tegas menentang perundingan-perundingan baru dan memberikan dukungan kuat kepada gerakan Hamas, yang melakukan dua serangan terhadap para pemukim Israel di wilayah Tepi Barat yang negara Yahudi duduki, yang menewaskan empat orang dan melemparkan selubung peluncuran kembali perundingan itu.(*)
(Uu.H-AK/M016/R009)
 
antara

Rusia Sukses Uji Coba Dua Rudal Antarbenua


0diggsdigg



Moskow (ANTARA News) - Rusia telah melakukan uji coba yang berhasil dua rudal balistik antarbenua yang diluncurkan oleh kapal selam, kata seorang jurubicara kementerian pertahanan sebagaimana dikutip oleh kantor berita Interfax.

Kedua rudal Sineva (NATO mengenalinya sebagai SS-N-23) itu diluncurkan Jumat oleh kapal selam nuklir Tula dari Laut Barents ke arah tempat uji coba peluncuran peluru kendali Kura di semenanjung Kamkhatka di Rusia Timur Jauh.

"Hulu ledaknya menghantam sasarannya pada waktu yang diperkirakan," kata jurubicara tersebut.



Rudal Sineva mampu mambawa sebanyak 10 hulu ledak nuklir, menurut laman Internet GlobalSecurity.org, dan telah ditugasi oleh militer Rusia pada 2007.

Sumber: ANTARA

Ahmadinejad Nyatakan Zionis Tak Akan Bisa Serang Iran


Ahmadinejad Nyatakan Zionis Tak Akan Bisa Serang Iran
Mahmoud Ahmadinejad (ANTARA/REUTERS/Raheb Homavandi)
Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad Jumat mengatakan, bahwa "zionis dan majikan-majikan mereka tidak akan bisa menyerang Republik Islam Iran".

Saat menyampaikan sambutan pada khotbah salat Jumat bertepatan dengan demonstrasi Hari Palestina Dunia, Ahmadinejad mengatakan, zionis dan para majikan mereka tidak bisa menyerang bahkan satu incipun terhadap bumi Iran.

Dia mengatakan, negara-negara di kawasan itu bisa menghapus Israel dari peta dunia.

Dalam pidatonya, Presiden Ahmadinejad mengatakan referendum adalah masalah penting bagi Palestina.

"Kami memberikan solusi kami kepada pemerintah Barat dan AS, bahwa kaitan bangsa mereka, memiliki tujuan sama dengan Zionis: dasar harus Piagam PBB, yang telah anda buati. Mari lakukan referendum bebas di Palestina agar rakyat Palestina akan memutuskan nasib mereka sendiri."

Dia menyarankan Barat untuk menghentikan dukungan kepada Zionis.

"Cepat atau lambat, para pemimpin Zionis akan diadili bangsa-bangsa, mahkamah pengadilan."

Presiden Iran juga mengatakan rakyat Timur Tengah "mampu menyingkirkan rezim Zionis dari forum internasional."

"Jika para pemimpin di kawasan itu tak memiliki keberanian, rakyat kawasan itu mampu menyingkirkan rezim itu dari forum dunia," kata Ahmadinejad dalam pidatonya pada Hari Solidaritas Palestina di Teheran sementara massa berteriak "Bunuh Amerika !Bunuh Israel!."

Ahmadinejad mengatakan perundingan perdamaian langsung yang dilakukan Presiden Palestina Mahmud Abbas yang didukung Barat dengan Israel diselenggarakan di Washington Kamis setelah 20 bulan macet terancam gagal.

"Apa yang mereka ingin rundingkan?" kata Presiden Iran itu tentang pemimpin Palestina itu.

"Siapa yag memberikan hak kepada mereka untuk menjual tanah-tanah Palestina ? Rakyat Palestina dan rakyat kawasan itu tidak akan mengizinkan mereka menjual walaupun seinci tanah Palestina kepada musuh itu."

"Perundingan-perundingan itu gagal dan menemui ajal."

Iran menentang keras perundingan perdamaian baru itu dan memberikan dukungan kuat pada gerakan Hamas yang menguasai Gaza dan melancarkan dua serangan terhadap para pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki menjelang dimulainya perundingan itu, menewaskan empat orang dan mencederai dua lainnya.
(H-AK/M043)

India Uji Coba Rudal Jelajah Supersonik


0diggsdigg

Rudal Brahmos (Foto: acig.org)

Bhubaneswar, India (ANTARA News/AFP) - India, Minggu berhasil melakukan uji coba rudal jelajah supersonik darat ke darat versi BrahMos yang dikembangkannya bersama dengan Rusia, kata para pejabat.

Ruda itu ditembakkan dari sebuah peluncur bergerak 200 km timur laut Bhubaneswar, ibu kota negara bagian Orissa, India timur.

Uji coba rudal vesi BrahMos darat ke darat itu berhasil dan mencapai semua tujuan misi itu, kata diektur Lapangan Uji Coba Terpadu di Chandipur, S.P Dash kepada AFP.

Uji coba terakhir dilakukan 21 Maret, BrahMos memiliki jangkauan tembak 290km dan dapat membawa 300 kilogram hulu ledak konvensional.

Rudal itu mengambil nama Sungai Brahmaputra India dan Sungai Moskow Rusia.

Sumber: ANTARA

BERITA POLULER