Pages

Sunday, August 22, 2010

Bushehr Beroperasi, AS Bertekuk Lutut

Media Amerika Serikat menyebut pengoperasian reaktor nuklir Bushehr Iran sebagai simbol kegagalan kinerja Washington. Seperti dilaporkan IRNA, media AS mereaksi luas pernyataan Ketua Badan Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi dan Ketua Badan Atom Rusia (Rosatom), Sergei Kiriyenko. Menurut media massa ini, di saat AS selama bertahun-tahun menentang pembangunan reaktor nuklir Bushehr, kini reaktor tersebut telah dioperasikan oleh Iran.
Televisi CBS melaporkan, reaktor nuklir Bushehr hari Sabtu (21/8) telah resmi dioperasikan padahal AS berharap mampu mencegah Iran melanjutkan program nuklirnya. Masih menurut sumber ini, meski AS dan sekutunya menentang keras program nuklir Iran, Tehran malah menyatakan akan membangun 10 pusat pengayaan uranium.
Fox News dalam laporannya menyebutkan, kemampuan Iran terkait siklus bahan bakar nuklir membuat AS kian khawatir. Namun demikian, televisi ini mengakui bahwa reaktor nuklir Bushehr tidak berbahaya, khususnya ancaman meluasnya radiasi karena berdasarkan kontrak sisa-sisa bahan bakar akan dikirim kembali ke Rusia untuk didaur ulang.
Sementara itu, Associated Press menyebutkan bahwa AS dan sekutunya secara berhati-hati menyikapi pengoperasian reaktor nuklir Bushehr. AS dan sekutunya menurut sumber ini menerima dan mengakui reaktor nuklir Bushehr adalah program damai.
CNN menyebut pengoperasian reaktor ini sebagai kemenangan besar bangsa Iran. CNN menambahkan, Iran telah melakukan pengisian pertama bahan bakar nuklir Bushehr dan hal ini merupakan keberhasilan besar seluruh rakyat Iran. (IRIB/IRNA/MF/SL)

Vahidi: Iran Produksi Pesawat Karrar dan Rudal Fateh

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Ahmad Vahidi, mengkonfirmasikan dimulainya pengoperasian program penting pertahanan Iran di hari Industri Pertahanan. Hari ini (Ahad 22/8) di Iran dirayakan sebagai hari Industri Pertahanan. Vahidi dalam kesempatan ini menyinggung bahwa hari Industri Pertahanan adalah hari kemandirian, kepercayaan diri dan simbol kekuatan bangsa Iran.
Ditambahkannya, Rudal baru Fateh generasi ketiga hari ini, akan diuji coba dan program pembuatan dua kapal perang termasuk kapal cepat yang dilengkapi roket serta kapal bermisil akan resmi dibuka.
Menurut Vahidi, pada hari ini juga akan dipamerkan pesawat tanpa awak Karrar, peresmian program kapal perang Siraj generasi baru serta kapal Dzulfikar.
Sementara itu, Iran pada hari Jum'at lalu berhasil menguji coba rudal dari darat ke darat Qiam-1. (IRIB/MF/AR)

irib

Ahmadinejad Luncurkan Pesawat Pembom Tanpa Awak


Ramadhian Fadillah - detikNews





 
ilustrasi
Tehran - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad meluncurkan pesawat pembom terbaru Iran. Pesawat bernama Karar ini mampu mengebom pada target dengan kecepatan tinggi dan terbang tanpa awak.

Pesawat ini mampu membawa banyak bom dengan daya jelajah tinggi. AFP mengutip kantor televisi pemerintah Iran, Minggu (22/8/2010), menjelaskan pesawat tersebut berukuran pendek. Dicat dengan warna hijau militer dengan tulisan pesawat pembom di sisinya.

Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi, menjelaskan Karar adalah buah karya industri pertahanan Iran.

Iran terus membangun kekuatan militernya. Negara ini sebelumnya melakukan uji coba misil serang darat ke darat, Qiam. Dalam waktu dekat, Iran juga mengembangkan misil Fateh 110 yang bisa mencapai sasaran dengan jarak 150 km hingga 200 km.

Iran juga menunjukkan telah memiliki 2 buah kapal cepat yang mampu digunakan untuk membawa misil. Dua buah kapal itu dinamai Seraj dan Zolfaqar. Angkatan Laut Iran juga telah diperkuat dengan 4 buah kapal selam yang berteknologi siluman.

detik news

Saturday, August 21, 2010

TNI AL Ujicoba Pelumas Kapal Perang Buatan Dalam Negeri


21 Agustus 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut telah memiliki beberapa kapal perang baru berteknologi canggih, diantaranya dari jenis korvet kelas Sigma buatan Belanda atau kapal perang kelas KRI Diponegoro-365. Untuk meningkatkan perawatan sejumlah kapal perang tersebut, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan uji coba dan penelitian penggantian minyak pelumas pada motor pokok kapal perang yang berteknologi siluman ini dari produksi impor menjadi produk dalam negeri.

Untuk melaksanakan ujicoba dan penelitian minyak pelumas motor pokok kapal perang kelas KRI Diponegoro-365 ini, TNI Angkatan Laut bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) yang diwujudkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Rachmad Lubis dengan Direktur Utama Vice Presiden Unit Pelumas PT. Pertamina (Persero), Supriyanto di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (3/8).

Menurut Kadismatal bahwa lingkup kerja sama dalam Perjanjian Kerja Sama ini mencakup dimensi yang cukup luas, diantaranya adalah uji coba dan penelitian pelumas pokok KRI Kelas Diponegoro milik TNI Angkatan Laut.

TNI Angkatan Laut memahami bahwa emban tugas, baik pada aspek penegakan kedaulatan dan keamanan di laut, maupun dalam menunjang pembangunan nasional senantiasa terkait erat dengan komponen-komponen bangsa yang lain dalam tatanan sistem nasional. Menyadari hal ini, TNI AL berupaya mencari terobosan baru, antara lain mengembangkan pola kerja sama dan koordinasi dengan berbagai komponen bangsa, baik dari institusi pemerintah maupun swasta yang pencapaiannya diarahkan untuk tujuan dan kepentingan nasional secara menyeluruh serta implementasinya dirumuskan dalam batas-batas yang proporsional dan profesional, ujar Laksma TNI Ir. Rachmad Lubis.

“Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah kerja sama dalam pertukaran data dan informasi yang diperlukan kedua belah pihak, dengan tetap memperhatikan faktor-faktor kerahasiaan dan kepentingan negara,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Kadismatal bahwa faktor kemudahan dalam proses pembekalan, memutuskan ketergantungan terhadap produk luar negeri, sekaligus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Efisiensi anggaran juga merupakan hal yang menjadi perhatian. Sebelumnya, KRI kelas Diponegoro-365 menggunakan minyak pelumas jenis Shell Sirius X40 yang merupakan produk dari luar negeri (Shell). “Kita akan melaksanakan uji coba dan penelitian terhadap KRI Diponegoro menggunakan produk dalam negeri yaitu Salyx 415. Perjanjian uji coba ini berlaku sejak ditandatanganinya sampai dengan waktu berakhirnya Market Test selama seribu jam putar motor pokok atau sampai satu tahun, mana yang dicapai terlebih dahulu,” jelasnya.

Dalam jangka waktu tersebut, TNI AL akan menyediakan sarana atau fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan uji coba, sedangkan pihak Pertamina yang akan melaksanakan uji coba dengan menyediakan pelumas untuk kebutuhan operasional KRI dan bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan teknis pada mesin yang digunakan pada market test.

Dispenal

Iran Sukses Uji Rudal Qiam 1



21 Agustus 2010 -- Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengumumkan di kampus Universitas Tehran, rudal Qiam 1 sukses diluncurkan dan mengenai sasaran, Jumat (20/8).

Rudal Qiam 1 merupakan rudal permukaan-permukaan generasi baru Republik Islam, berbahan bakar cair dan segera diproduksi di dalam negeri.

Vahidi mengklaim rudal dirancang tidak dapat dilacak oleh sistem anti rudal. Rudal tidak mempunyai sayap, lebih kecil dan mempunyai banyak kekuatan taktis. Rudal dilengkapi sistem sasaran, membutuhkan waktu persiapan peluncuran lebih sedikit serta mampu melumatkan sasaran dengan presisi tinggi.










MNA/Berita HanKam

Jaga Kedaulatan, Kapal Korvet Segera Beroperasi


20 Agustus 2010, Palu -- TNI Angkatan Laut tengah menyiapkan kapal Korvet Kelas Sigma (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) V. Kapal yang dibuat bekerja sama dengan PT PAL ini akan dioperasikan untuk memperkuat sistem pertahanan matra laut.

“Saat ini dalam proses penyelesaian, Insya Allah dalam waktu dekat ini sudah dioperasikan,” kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso kepada wartawan di Palu, Sulawesi Tengah seusai buka puasa bersama dengan jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan petinggi TNI setempat.

Menurut Djoko, Korvet Sigma berteknologi terkini, kapal ini dapat menjadi jembatan transformasi dan standardisasi teknologi kapal-kapal kombatan TNI AL. Sehingga akan terjadi efisiensi dalam pengadaan, pemeliharaan dan perawatan alat utama sistem senjata TNI AL, termasuk pada aspek logistik, pendidikan, dan pelatihan personel pengawaknya.

Djoko mengatakan, percepatan proyek kapal Korvet ini akibat tingginya kasus insiden antara aparat keamanan Indonesia dan petugas perairan negara lain seperti Malaysia, yang terjadi diatas perbatasan atau di wilayah perairan Indonesia.

Soal kasus ketegangan Malaysia dan Indonesia di Selat Malaka belakangan ini, Djoko menyatakan sudah ada kesepahaman antara Indonesia, Singapura dan Malaysia bahwa bila ada sengketa yang terjadi di selat itu diselesaikan dengan jalan dialog. “Kapal ini bukan untuk persiapan perang,”katanya.

Djoko berharap dengan bertambahnya armada penjaga perbatasan khususnya di kawasan perairan, akan menambah semangat anggotanya dalam menjalankan tugas dan menjadi penjaga wilayah Indonesia saat negara lain mencoba menganggu wilayah kedaulatan Indonesia.

TEMPO Interaktif

Srinti, Pesawat Bikinan Anak Negeri


Saturday, August 21, 2010

Pesawat tanpawak srinti diperkenalkan dalan R&D Ritech 2010 (21/08/2010). Pesawat ini rencananya akan digunakan kementerian kelautan dan perikanan untuk pengawasan laut indonesia. (Foto: KOMPAS/Remigius Septian)

21 Agustus 2010, Jakarta -- Srinti, pesawat tanpa awak hasil ciptaan putra Indonesia, diperkenalkan pada R&D Ritech Expo 2010, Sabtu (21/8/2010). Menurut Teguh, salah seorang engineer dari BPPT, Srinti adalah pesawat kelima yang telah dibuat BPPT.

"Ini pengembangan yang kelima, sebelumnya ada Pelatuk, Wulung, Gagak, dan Alap-alap. Namun, walaupun sudah lima pesawat yang diciptakan, baru Srinti yang akan diberdayagunakan oleh pemerintah. Belum ada yang dipakai, baru Srinti ini yang rencananya akan dipakai pemerintah," ujar Armanto, salah seorang engineer lainnya.

Rencananya, pada bulan November nanti Srinti akan digunakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan zona laut terluar Indonesia. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi lagi penerobosan kapal-kapal asing.

"Kita akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan laut terluar indonesia," ujar Armanto lebih lanjut.

Srinti berbahan bakar methanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Srinti adalah 45 km. Pengendalian pesawat menggunakan Ground Control Station (GCS).

GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat. Saat di udara, Srinti bergerak autonomus, sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer. Pergerakan peswat ini menggunakan software Dynamic c# dengan prosesor Rabbit 4000 yang telah dikembangkan oleh tim BPPT.

KOMPAS

BERITA POLULER