"Syukur Alhamdullillah ! Demikan itulah memang Bangsa Indonesia ! Bewust! Bewust! Sadar! Ia tidak boleh masa-bodoh. Ia tidak seperti rumput. Ia selalu "gito-gito lir gabah den interi". Kalbunya senantiasa bergelora. Fikirannya selalu bergerak. Jiwanya senantiasa "kranjingan".
Kranjingan seperti ditiup Malaikat! Kranjingan dengan cita-cita. Kranjingan dengan idee. Kranjingan dengan tujuan perjoangan. Kranjingan dengan kemerdekaan. Kranjingan dengan idee masyarakat adil dan makmur. Kranjingan dengan hapusnya "exploitation de l'homme par l'homme". Kranjingan dengan lenyapnya "exploitation de nation par nation". Kranjingan dengan benci mati-matian kepada imperialisme dan kolonialisme. Kranjingan dengan hidup berjoang. Kranjingan, ya kranjingan, maka karena itulah ia selalu sibuk dalam aksi". (Kutipan pidato Bung Karno dari Dibawah Bendera Revolusi - DBR, halaman 592. Kranjingan berarti tergila-gila)
Kemerdekaan bangsa Indonesia sudah menginjak tahun ke-65. Umur setengah abad lebih bukanlah waktu sebentar. Akan tetapi apakah yang sudah diraih oleh bangsa Indonesia selama ini?
Di awal kemerdekaan Indonesia, bangsa negara ini patut bangga. Apalagi kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi bangsa-bangsa lain untuk memproklamasikan kemerdekaan di belahan dunia lainnya. Semangat juang para pejuang saat itu benar-benar menggelora hingga melintasi benua. Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini juga menangkap pesan para pejuang Indonesia itu. Imam Khomeini dalam salah satu pidatonya sebelum revolusi menyinggung perjuangan Mantan Presiden Ahmad Soekarno dan mengapresiasinya. Beliau mengatakan, Soekarno adalah salah satu presiden yang menyusun pemerintah di penjara. Dalam pidato itu, Imam Khomeini ingin menegaskan bahwa penjara tidak akan menghalanginya untuk berjuang dan mencontohkan Soekarno.
Pernyataan dan gerakan revolusioner mudah ditangkap oleh para pejuang revolusioner di belahan dunia manapun. Nama presiden Ahmad Soekarno begitu dikenang di Timur Tengah. Bahkan warga di Iran, Irak, Suriah dan Mesir selalu mengindentikkan Indonesia dengan Soekarno yang juga dikenal sebagai presiden yang berani menentang anti-kolonialisme dan kapitalisme. Soekarno patut dikagumi karena mampu menyuarakan revolusi rakyat. Presiden pertama Indonesia ini saat itu, berani menyatakan "Tidak Barat dan Tidak Timur." Pernyataan itu juga kembali diserukan oleh Imam Khomeini dalam gerakan revolusi Islam Iran.
Sejumlah analis menilai pernyataan "Tidak Barat dan Tidak Timur" terlalu cepat disuarakan Soekarno, sehingga Barat menekan Indonesia sedemikian rupa. Akan tetapi pada dasarnya, kata kebenaran tidak pernah mengenal keterlambatan. Pernyataan itu terus terngiang di telinga para pejuang revolusi sebenarnya di seluruh belahan dunia. Para pejabat Indonesia yang sudah kelewat batas menjual tanah air Indonesia ini kepada pihak-pihak asing, tidak dapat tidur nyenyak karena pernyataaan Soekarno itu.
Pernyataan Soekarno itu adalah kata hati nurani seluruh rakyat Indonesia yang menghendaki independensi sebenarnya. Tidak ada kata terlambat untuk mengungkapkan suara hati nurani. Dengan pernyataan itu, Soekarno hingga kini masih hidup. Semua pejuang di dunia, khususnya di Indonesia, merasa berhutang pada Soekarano karena belum bisa mengimplimentasikan cita-cita bangsa Indonesia.
Rakyat Indonesia di awal kemerdekaan benar-benar dicerahkan dengan pidato-pidato Ahmad Soekarno. Saat itu, rakyat Indonesia sudah berani mengecam anti-AS dengan slogan " Seterika AS, mampus kolonialisme..." Lebih lengkapnya, lihat di tautan berikut ini (http://www.youtube.com/watch?v=bJ-rhWRJD00&feature=related.) Soekarno dalam pidatonya mengatakan, "Saudara-saudara, musuh kita yang terbesar yang selalu merusakkan keselamatan dan kesejahteraan Asia dan juga merusakkan keselamatan dan kesejahteraan Indonesia ialah Amerika dan Inggris. Oleh karena itu, di dalam peperangan Asia Timur Raya ini, maka segenap kita punya tenaga, segenap kita punya kemauan, segenap kita punya tekad harus kita tujukan kepada hancur-leburnya Amerika dan Inggris itu. Selama kekuasaan dan kekuatan Amerika dan Inggris belum hancur-lebur, maka Asia dan Indonesia tidak bisa selamat. Karena itu, semboyan kita sekarang ini ialah, Hancurkan kekuasaan Amerika. Hancurkan kekuasaan Inggris. Amerika kita setrika, Inggris kita linggis!" (Pidato Bung Karno dari Jawa News, No. 2 April 1943)
Kesadaran politik saat itu begitu mengakar sehingga bangsa Indonesia sangat optimis akan mencapai kemandirian yang tentunya akan menjadi kiblat baru di dunia internasional. Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang ditakuti. Asing sama sekali tidak berani bersikap sewenang-wenang terhadap Indonesia. Apalagi suara bangsa Indonesia saat itu sangat diperhitungkan di tingkat internasional, hingga berhasil membentuk Gerakan Non Blok (GNB) melalui Konferensi Asia -Afrika di Bandung. Inilah Indonesia dulu!!!
Indonesia Jauh dari Cita-Cita
65 tahun merdeka, Indonesia malah semakin jauh dari cita-cita yang diharapkan. Dalam pembukaan UUD 45 tercantum , "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Bangsa Indonesia kini berada dalam kondisi terpuruk. Para pemuda yang semestinya menjadi tulang punggung negara, telah kehilangan identitas. Para pejabat saat ini sudah kelewat melupakan bangsa. Kondisi itu semakin parah dengan mental para pejabat yang bermental budak dan antek. Para pejabat bukan lagi pelayan rakyat, tapi malah mereka minta dilayani rakyat. Pengertian republik di negeri ini sudah kehilangan bentuk. Republik hanyalah make-up, bahkan rakyat menjadi ajang perbudakan.
Indonesia bukanlah negara miskin, tapi negara terkaya di dunia. Pada saat yang sama, masyarakat miskin mudah ditemukan di negara, bahkan kini sudah ada busung lapar di nusantara. Kondisi paradoks ini sangat kentara di tanah air. Kemudian kemanakah kekayaan negara ini? Masyarakat Indonesia semestinya adalah rakyat yang paling makmur di dunia. Akan tetapi pada kenyataannya, Indonesia tergolong negara miskin.
Sebagai contoh, potensi tanah Papua memang tidak diragukan lagi. Dan sebagian besar saham Freeport Indonesia dimiliki oleh Freeport McMoran Copper & Gold Inc, dan sisanya dimiliki oleh raksasa pertambangan Inggris/Australia Rio Tinto; Rio Tinto sendiri hak 40% atas pemberdayaan Grasberg (laporan tahunan Freeport dapat diakses melalui www.fcx.com; situs Rio Tinto adalah www.riotinto.com).
Menurut penulusuran Lia Suntoso, peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta, Papua merupakan daerah yang kini menjadi perebutan antara tiga kekuasaan. Yang satu adalah negara adidaya Amerika Serikat, dua lainnya Inggris dan Australia. Ini semua berawal dari keberadaan Freeport di Papua yang memulai operasi pada tahun 1967. Kini, gejolak politik di sana sudah bergerak terlalu jauh dari inti permasalahan sesungguhnya. Pelanggaran HAM, pencemaran lingkungan, dan korupsi yang merajalela di tanah Papua seringkali membuat kita lupa untuk mengkaji ulang apa sebenarnya yang membuat harga Papua begitu mahal bagi NKRI.
Berbagai teori geologi pecahan lempeng menyebut benua Australia, Pulau Papua (Papua Nugini dan Irian Jaya), dan Timor Timur adalah satu daratan. Jelas bukan mustahil Papua adalah sumber potensial, readily available, uranium bagi Amerika Serikat. Uranium terbentuk dalam supernova, jauh sebelum zaman Pangaea. Berlanjut dengan terpisahnya lempeng Australia yang sekarang dikenal sebagai benua Australia dan Pulau Papua, endapan mineral yang terkandung dalam lempeng tersebut kemungkinan besar sama.
Di daerah yang begitu miskin, mungkin rakyat Papua sendiri tidak menyadari apa yang berada di bawah kaki mereka. Karena itu, sudah waktunya, ada atau tidaknya kekayaan alam yang tersembunyi, pemerintah kita melakukan survei untuk memperjelas kepentingan-kepentingan luar negeri yang dapat dikatakan tendensius seputar Papua, untuk mempertahankan aset negara, sesuai dengan versi asli UU Nomor 1 (1967).
Selama ini banyak kekayaan alam yang seharusnya dapat menjadi pemasukan negara dan dapat mensejahterakan rakyat diambil alih oleh pihak asing. Mereka cenderung mengeksploitasi sumber daya alam kita untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Revolusi Rakyat, Satu-Satunya Solusi
Revolusi Rakyat yang dimaksud adalah Revolusi Rakyat menurut ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, yang diangkat oleh MPRS menjadi Pemimpin Besar Revolusi (PBR).
Seperti yang sudah ditunjukkan dengan gamblang sekali oleh sejarah bangsa kita, Revolusi yang dianjurkan Bung Karno adalah untuk memperkuat Negara Republik Indonesia, dan bukan untuk memperlemah negara dengan adanya permusuhan antarsuku, antaragama, antarwarganegara dan antarkelompok politik untuk melawan segala macam bahaya yang mengancam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pengalaman selama pemerintahan di bawah Bung Karno membuktikan bahwa Revolusi yang digerakkan dengan ajaran-ajaran revolusionernya melawan segala macam anarki, segala kekerasan yang bersifat kriminal, segala pertumpahan darah yang tidak perlu, dan pelanggaran- pelanggaran HAM yang sewenang-wenang.
Revolusi Rakyat yang berkobar-kobar pada waktu itu justru melindungi kepentingan rakyat, dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dan membela keadilan bagi semua. Artinya, selama pemerintahan di bawah Bung Karno, Revolusi Rakyat dengan nyata-nyata sekali menghormati dan menjaga dan melindungi serta menjunjung tinggi-tinggi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 45.
Revolusi Rakyat pernah digerakkan dan dikobarkan di bawah ajaran dan pimpinan Bung Karno puluhan tahun, kemudian dimatikan atau dilumpuhkan secara khianat oleh Soeharto bersama jenderal-jenderalnya Melihat kondisi Indonesia yang carut marut, Revolusi Rakyat sekarang perlu dihidupkan dan dikobarkan lagi, untuk mengadakan pembersihan mental-mental pejabat dan masyarakat secara besar-besaran.
Untuk menghidupkan dan menggelorakan Revolusi Rakyat ini, berbagai macam aksi seperti demontrasi atau kegiatan sosial-politik yang dilakukan beragam organisasi dan komponen masyarakat adalah bagian penting dari pemupukan kesadaran politik dan kesadaran perjuangan revolusioner, yang merupakan salah satu di antara syarat-syarat penting untuk dilancarkannya Revolusi Rakyat. Aksi-aksi lainnya yang berkaitan dengan sosial-ekonomis dan politik yang dilancarkan oleh kalangan pemuda, mahasiswa, buruh, tani, penganggur, rakyat miskin dan komponen masyarakat lainnya adalah sebuah urgensi untuk mengantar aspirasi rakyat menghadapi masalah-masalah kongkret.
Berbagai macam aksi untuk membongkar kasus Bank Century dan persoalan korupsi yang pernah menggelora di seluruh negeri perlu dikobarkan lagi bersama-sama. Ditambah sekarang ini dengan masalah kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) dan makin membubungnya harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari, dan persoalan-persoalan hangat lainnya. Semua macam aksi tuntutan sosial-ekonomi dan politik yang digelorakan beragam masyarakat ini bisa mendekatkan rakyat dengan Revolusi Rakyat yang harus dikobarkan lagi untuk diteruskan.
Sekali lagi, dan untuk kesekian kalinya perlu diulangi lagi bahwa Revolusi Rakyat menurut ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah satu-satunya jalan untuk membersihkan negara dan menyehatkan bangsa kita dari segala macam penyakit dan kebusukan. Tidak ada jalan lain!!! (IRIB/AR)
http://indonesian.irib.ir/index.php/politik/opini/24460.html