Pages

Monday, August 16, 2010

Iran Konfirmasikan Peluncuran Pusat Pembangkit Tenaga Nuklir

Iran Konfirmasikan Peluncuran Pusat Pembangkit Tenaga Nuklir
Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi. (tehranbureau.com)
Teheran (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi Jumat membenarkan peluncuran pusat pembangkit tenaga nuklir pertama negara itu pekan depan.

"Kami bersiap-siap untuk mentransfer bahan bakar pusat pembangkit Tenaga Bushehr ke lokasi tempat penampungan dekat pusat reaktor pekan depan," kata Salehi seperti dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.

Ia mengatakan, proyek itu akan dilakukan tujuh atau delapan hari.

Perusahaan Energi Atom Rusia (Rosatom) mengatakan kemarin bahwa peluncuran Pabrik Tenaga Nuklir Bushehr di Iran telah ditetapkan pada 21 Agustus.

Sehari sebelumnya, kepala bengkel kerja pabrik tenaga nuklir Bushehr Mahmoud Jafari mengatakan, pengujian utama dan inspeksi ke pabrik negara itu telah dilakukan berkali-kali selama enam bulan.

Salehi pada 7 Juli mengatakan, pabrik tenaga nuklir Bushehr akan mulai beroperasi pada bulan Iran Sharivar (23 Agustus-22 September).

Bushehr terletak di salah satu dari distrik terpanas Iran di pantai Teluk Persia.

Pembangunan pabrik itu dimulai pada 1970-an oleh beberapa perusahaan Jerman, yang dipulangkan menyusul embargo AS terhadap pasokan teknologi tinggi kepada Iran setelah Revolusi Islam 1979.

Rusia menandatangani kontrak dengan Irran untuk menyelesaikan konstruksi pabrik pada 1998.

Tanggal pembukaan mulai telah ditunda sampai beberapa kali. Sebenarnya dijadwalkan pada September 2007, namun ditunda karena gawatnya keuangannya yang langka.

Rusia telah membantu Iran membangun pabrik sejak pertengahan -1990s. Perdana Menteri Vladimir Putin telah berjanji bahwa Rusia akan memulai reaktor di pabrik Bushehr pada musim manas ini.(*)
(Uu-H-AK/R009)

antara

Pasukan Israel Bunuh Pejuang Palestina di Perbatasan Gaza

Yerusalem (ANTARA News/Reuters) - Pasukan Israel membunuh seorang pejuang Palestina di perbatasan dengan Jalur Gaza setelah tembak-menembak Senin yang mencederai ringan seorang prajurit, kata militer.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan militer mengatakan, pasukan patroli melihat sejumlah gerilyawan Palestina memasang bahan peledak di dekat pagar keamanan di Jalur Gaza bagian selatan.

"Pasukan melepaskan tembakan ke arah para tersangka, satu militan tewas," kata seorang juru bicara militer.

Pejuang Palestina menyatakan, mereka menembakkan granat roket ke arah pasukan Israel selama kontak tembak itu.

Beberapa warga Palestina di dekat kota Khan Younis mengatakan, mereka mendengar tembakan senapan di daerah itu dan satu orang tidak diketahui nasibnya setelah insiden tersebut, namun belum ada mayat yang ditemukan.

Insiden-insiden kekerasan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza berkurang sejak perang tiga pekan di Jalur Gaza berakhir pada Januari 2009. Sepanjang bulan ini sudah dua pejuang Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza hampir dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Jumlah serangan roket dari Gaza ke Israel dikabarkan berkurang secara berarti sejak Israel meluncurkan perang di wilayah kantung pesisir yang dikuasai Hamas itu pada akhir 2008.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (M014/K004)

antara

Korsel-AS Gelar Latihan Militer Besar

Korsel-AS Gelar Latihan Militer Besar
Latihan perang AS-Korsel/ilustrasi. (ANTARA/REUTERS/South Korean Navy)
Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menggelar lanjutan latihan perang pada Senin, menurunkan puluhan ribu tentara, walau mendapat ancaman dari Korea Utara (Korut).

Latihan militer terkomputerisasi 10 hari tersebut merupakan satu dari beberapa latihan yang dilaksanakan oleh Korsel -- secara mandiri atau bersama dengan AS -- setelah kapal perangnya karam pada Maret tahun ini, sebagaimana dikutip dari AFP.

Pyongyang mengingatkan pada Minggu bahwa pasukan militer dan rakyatnya akan memberi "serangan balasan tanpa ampun" kepada AS dan Korsel atas latihan perang tersebut.

Kegiatan tersebut melibatkan sekitar 30.000 tentara AS dan 56.000 tentara Korsel dimulai pada Senin, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel kepada AFP.

Tenggelamnya Cheonan, kapal perang jenis korvet, pada Maret yang menewaskan 46 pelaut meningkatkan secara tajam ketegangan di Semenanjung Korea, dengan penyelidikan multinasional menetapkan penyebabnya karena torpedo Korut.

Pyongyang menyangkal dengan keras keterlibatan dalam kejadian tersebut dan mengancam akan balas menyerang untuk latihan militer pada pekan ini, yang dianggap sebagai persiapan melakukan "invasi besar".

Dalam pesan yang ditulis pada jejarang militer AS, Jenderal Walter Sharp yang memimpin sekitar 28.500 tentara AS di Korsel, berpendapat bahwa latihan tersebut sebagai salah satu latihan bersama terbesar di dunia.
(ANT/A024)

antara

TNI AL Periksa Lokasi Penangkapan Petugas DKP Kepri


Ramadhian Fadillah - detikNewsFoto Terkait

Jakarta - Tim TNI AL sedang memeriksa titik lokasi penangkapan 3 petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepulauan Riau oleh aparat Malaysia. Pemeriksaan lokasi diperluan sebagai bagian upaya diplomasi yang pemerintah jalankan.

"Tim dari TNI AL sedang melihat lokasinya. Ada daerah-daerah di mana garis perbatasan laut memang belum selesai diputuskan. Sekarang kita pastikan dulu tempat kejadian perkara di mana," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro di sela peluncuran pembangunan kapal kawal rudal di Kantor Kemhan, Jl Medan Merdeka Barat, Senin (16/8/2010).

Menurut Purnomo, hingga kini masih simpang siur siapa yang melanggar batas teritorial. Dia pun meminta agar ada data tempat kejadian perkara yang pasti terlebih dahulu sebelum menentukan sikap lebih lanjut.

Apalagi perairan Selat Malaka memang wilayah sensitif karena merupakan perairan beberapa negara. "Kita harus hati-hati posisi TKP-nya sebelum mengambil langkah," tambah dia.

Lebih lanjut Poernomo menekankan, permasalahan ini tidak perlu dibesar-besarkan lagi. Pemerintah kedua negara telah melakukan langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan insiden ini.

"Yang saya tahu ini sudah bisa diselesaikan dengan kekonsuleran. Bisa diselesaikan secara diplomatik," tegasnya.

(rdf/lh)

detik news

Sunday, August 15, 2010

TNI AU Pertimbangkan Tawaran Jet Tempur F-16 dari AS





Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan mempertimbangkan tawaran Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli jet tempur Block 52 F-16 Fighting Falcon C/D multi role dan pesawat angkut berat 130-J Hercules.

"Kita akan pertimbangkan untuk pengadaan 2010-2014," kata Komandan Komando Pemeliharaan Material TNI AU (Koharmatau) Marsekal Muda Soenaryo kepada ANTARA News, usai mendampingi Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Madya Soebandrio bertemu pejabat AS, Under Secretary of The Air Force For International Affair Bruce S. Lemkin, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, pengadaan F-16 varian terbaru dari AS itu penting untuk meningkatkan daya mampu dan efek tangkal dari TNI AU mengingat telah banyak pesawat tempur TNI AU yang mendekati usai pakai.

Selain itu, pengadaan F-16 Fighting Falcon varian baru itu sesuai dengan program perampingan tipe pesawat TNI AU untuk menghemat biaya pemeliharaan dan perawatan pesawat selama 2008-2019.

F-16 Fighting Falcon multifungsi dapat menggantikan F-5E Tiger yang telah dimiliki TNI AU dan sudah beroperasi hampir seperempat abad.



Pesawat angkut taktis Hercules C-130J

"Kemungkinan TNI AU akan mengadakan satu skuadron F-16 varian terbaru tersebut, secara bertahap pada TA 2010-2014, dan pengadaaannya akan digodok dulu secara matang di tingkat Mabes TNI AU mengingat kondisi keuangan negara yang terbatas. Jika disetujui, akan kita ajukan ke Dephan untuk pengadaannya," tutur Soenaryo.

Selain menawarkan pesawat F-16 varian baru, dalam pertemuan itu ditegaskan kedua pihak sepakat untuk mengintensifkan kerja sama kedua negara, khususnya angkatan udara masing-masing negara khususnya dalam kerja sama pendidikan dan latihan serta pengadaan suku cadang.(*)

Sumber : ANTARA

Pilih F-16 Lagi atau JAS 39 Gripen?


Mar 28, '10 3:37 AM
for everyone

TNI AU harus segera memikirkan apa pengganti F-15E/F Tiger II Skadron Udara 14 yang akan segera (baca: harus) pensiun beberapa tahun mendatang. Paling tidak ya tahun 2012 atau dua tahun lagi, menurut hemat saya TNI AU harus sudah mengantongi keputusan final, calon mana yang akan diajukan ke pemerintah (Kemhan). Berdasakan kajian menyeluruh, apakah akan menguntungkan bila kita melanjutkan penggunaan F-16,sebagaimana telah sukses ditunjukkan oleh Skadron Udara 3? Ataukah kita pilih dan gunakan pesawat format baru berteknologi terkini?

KSAU menyebut, tim pengkaji pesawat untuk pengganti F-5 kemungkinan akan menjajaki penempur ringan multirole JAS 39 Gripen buatan Swedia (wawancara dengan Angkasa, Maret 2010). Soal mana nanti yang akan dipilih, tentu harus merupakan hasil kajian ditinjau dari berbagai aspek menyeluruh tadi. Ia pun mengaku tidak berani langsung main tunjuk dan asal pilih. Dan yang jelas, pemerintah pula yang akhirnya akan memilih dan memutuskan.

Mengenai JAS 39 Gripen, patut kiranya sosok pesawat tempur ringan ini dicermati. Gripen masuk kategori andalan karena, misalnya, pesawat ini mampu membawa beragam persenjataan maut buatan AS maupun buatan Eropa. Pesawat juga punya kemampuan multirole atau swingrole yaitu mampu melakukan peran tugas Air-to-Air (Jakt), Air-to-Ground (Attack), dan Reconnaisance (Spaning) --disingkat JAS. Amat cocok untuk patroli udara, patroli darat, maupun patroli lautan. Tak salah bila pihak pembuat kemudian mengampanyekan penempur ini sebagai: Wings of Your Nation.

Persenjataan yang bisa dibawa Gripen meliputi AIM-9/IRIS-T, AIM-120/MICA, Skyflash/Meteor, Rb.75, KEPD.350, Paveway, Rbs-15 Antiship Missile, Cluster Bomb, Mk.82, dll. Lengkap dan dapat diandalkan.

Soal harga, mungkin harus dikonfirmasi dan dikomparasi ulang. Pada awal terbit, JAS 39 disebut-sebut punya harga lebih murah dari harga F-16. Namun, untuk seri Gripen C/D atau NG (Next Generation yang menggunakan mesin pesawat F/A-18E/F Super Hornet), harganya berkisar di 40-60-an juta dolar. Apakah betul? Artinya setara dengan harga satu unit penempur kelas berat Sukhoi Su-30?

Akan tetapi, tetap ada beda hitungan bila dibandingkan dengan Sukhoi atau F-16 sekalipun. Dalam hal operating cost misalnya, Gripen pasti lebih murah karena hanya menggunakan satu mesin, yang artinya biaya untuk suku cadang, perawatan, dan operasional juga akan setengah dari budjet pesawat dua mesin. Itu sebabnya, satu literatur asing pernah menjelaskan bahwa, dengan kemampuan sekelas F-16, Gripen punya biaya operasional/perawatan setengah dari biaya yang dibutuhkan oleh F-16. Tim pengkaji jelas harus membuktikan secara detail klaim tersebut.

Dari segi populasi maupun jaminan pemeliharaan yang sudah worldwide, F-16 jelas lebih menjanjikan. Untuk masalah perawatan atau suku cadang, pesawat ini tidak perlu melulu ke Amerika. Namun ke negara-negara yang sudah di-approve oleh Amerika dan itu jumlahnya banyak. Tapi pada kenyataannya, toh kita juga tak bisa berbuat apa-apa manakala diembargo oleh Amerika selaku negara penjual. Apakah embargo militer akan kembali terulang untuk negara kita? Tidak tahu. Sementara kalau kita pakai Gripen, artinya kita akan mulai dengan sistem baru. Mulai dari pelatihan mekanik, pelatihan pilot, penyediaan sistem pemeliharaan, dan sebagainya. Mungkin ini tidak akan jadi masalah bila kita mau bertekad untuk itu. Toh punya Sukhoi juga merupakan sistem baru buat kita setelah kurang lebih empat dekade kita tidak mengoperasikan pesawat Rusia lagi.

Penggunaan pesawat lightweight fighter berkemampuan ekstra dalam hal kemampuan bawa senjata dan performa terbang, merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan oleh negara kepulauan seperti indonesia. Untuk mengejar musuh, Gripen masih bisa diandalkan karena mampu melesat pada Mach 2 dan mencapai ketinggian terbang maksimum 50.000 kaki. Jarak jelajah Gripen juga terbilang besar yakni mencapai 3.200 km (dengan drop tank), lebih-lebih pesawat ini juga punya alat untuk air refueling.

Dibandingkan dengan F-16 dalam beberapa hal kemampuan Gripen memang masih kalah tipis. Masalahnya dibandingkan dengan F-16 varian yang mana? Kalau dengan F-16 yang kita punya sekarang ini, ya jelas Gripen lebih unggul. Bila mengukur kemampuan keuangan negara (seperti yang digembar-gemborkan), kemungkinan besar TNI AU juga tidak akan diberi F-16C/D tercanggih Block 52/60 seperti Singapura atau UEA. Amat jauh lah. Namun bisa jadi paling banter adalah tipe C/D Block 30 bekas pakai. Seberapa lama bekas pakainya? Tentu juga harus dipertimbangkan karena nanti kita akan kena beban perpanjangan usia dsb.

Lebih-lebih, bila misalnya beli F-16 C/D juga tidak lengkap satu paket dengan persenjataannya. Ketika negara lain sudah melengkapi diri dengan senjata-senjata BVR (beyond visual range), kita masih mengandalkan Sidewinder yang masuk kategori rudal udara ke udara jarak pendek. Lebih baik beli pesawat brand new yang ditawarkan lengkap dengan persenjataannya satu paket. Baru setelah itu kita hitung, mampunya kita beli berapa? Yang ideal sih cara hitungnya dibalik saja. Kita butuh berapa banyak, baru setelah itu disediakan anggarannya sesuai kebutuhan itu.

Thailand merupakan negara yang akhirnya memutuskan memilih JAS 39 Gripen sebagai pengganti armada F-5 mereka dengan membeli 12 Gripen. Selain digunakan oleh Thailand, Gripen lebih dulu sudah digunakan oleh Swedia, Rep. Czech, Hungaria, Afrika Selatan, dan juga Inggris beberapa unit untuk pesawat latih. Sebanyak 236 Gripen telah dipesan hingga tahun 2008. Pesawat yang prototipenya terbang pertama kali tahun 1988, lalu diperkenalkan kepada umum tahun 1996, dan mulai dikembangkan untuk varian ekspor sejak tahun 2005 ini memang patut untuk dikaji. Bolehlah TNI AU bermimpi dulu sebelum diputuskan akan diberi atau tidak anggarannya oleh pemerintah. (RS,280310)

Perbandingan Performa:

F-16

(General Characteristics)

  • Crew: 1
  • Length: 49 ft 5 in (15.06 m)
  • Wingspan: 32 ft 8 in (9.96 m)
  • Height: 16 ft (4.88 m)
  • Wing area: 300 ft² (27.87 m²)
  • Airfoil: NACA 64A204 root and tip
  • Empty weight: 18,900 lb (8,570 kg)
  • Loaded weight: 26,500 lb (12,000 kg)
  • Max takeoff weight: 42,300 lb (19,200 kg)
  • Powerplant:F110-GE-100 afterburning turbofan
    • Dry thrust: 17,155 lbf (76.3 kN)
    • Thrust with afterburner: 28,600 lbf (127 kN)

Performance

Armament

Avionics

-o0o-


JAS 39 Gripen

(General characteristics)

  • Crew: 1 (2 for JAS 39B/D)
  • Length: 14.1 m (46 ft 3 in)
  • Wingspan: 8.4 m (27 ft 7 in)
  • Height: 4.5 m (14 ft 9 in)
  • Wing area: 30.0 m² (323 ft²)
  • Empty weight: 5,700 kg (14,600 lb)
  • Loaded weight: 8,500 kg (18,700 lb)
  • Max takeoff weight: 14,000 kg (31,000 lb)
  • Powerplant:Volvo Aero RM12 afterburning turbofan
    • Dry thrust: 54 kN (12,100 lbf)
    • Thrust with afterburner: 80.5 kN (18,100 lbf)
  • Wheel track: 2.4 m (7 ft 10 in)
  • Length (two-seater): 14.8 m (48 ft 5 in)

Performance

Armament

http://ronisontani.multiply.com/journal/item/34/Pilih_F-16_Lagi_atau_JAS_39_Gripen

Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) & Malaysian Institute of Microelectronic System (MIMOS) Tandatangani MoU


GB
Usai penandatanganan MoU, rektor UNISSULA Prof. DR. Laode M. Kamaluddin berjabat tangan dengan President MIMOS Dato' Abdul Wahab Abdullah. (Muhammad Qomaruddin).
icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_full icon_star_full

Foto Lain

  • Slide #1
  • Slide #2
  • Slide #3

Sebagai langkah untuk mengembangkan technology TDMB, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang melakukan kerjasama dengan Malaysian Institute of Microelectronic System (MIMOS). Penandatanganan berlangsung di main office MIMOS, Techno Park Bukit Jalil Malaysia.

DETIK FOTO


BERITA POLULER