Pages

Sunday, August 15, 2010

Robot PENS-ITS Siap Berlaga di Mesir

Surabaya (ANTARA News) - Robot "Mio rEi" dari Politeknik Elektronika Negeri (PENS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1945 (ITS) Surabaya siap berlaga dalam kontes robot internasional di Mesir pada 20 September.

"Robotnya sudah kami kirim lewat kargo ke Mesir pada pekan lalu, tapi sebelumnya kami sudah berlatih setiap hari," kata anggota tim robot PENS-ITS, Putus Dadar Gumilang, kepada ANTARA di Surabaya, akhir pekan ini.

Menurut dia, anggota tim robot "Mio rEi" dari PENS-ITS Surabaya yang berjumlah enam orang akan berangkat menyusul sekitar seminggu setelah Idul Fitri atau pada tanggal 16 September.

"Sebelum robot dikirim ke Mesir, kami sudah berlatih dengan kecepatan terakhir yang dapat kami capai untuk robot otomatis adalah 31 detik, namun informasinya tim China mampu mencapai 25 detik," katanya.

Anggota tim mekanik dari robot "Mio rEi" itu menyatakan tim dari China dan Vietnam merupakan rival terberat, namun semuanya bergantung kepada anggota tim yang mengemudikan robot manual.

"Jadi, kami tetap menargetkan untuk menjadi juara dunia, asalkan kami tidak bertemu tim-tim berat di awal dan kami dapat menerapkan strategi yang tepat pada robot manual," katanya.

Menanggapi target itu, dosen pembimbing tim robot PENS-ITS Surabaya Endra Pitowarno menilai target juara dunia itu tergolong realistis karena kecepatan robot otomatis masih dapat ditingkatkan.

"Tapi, saya kira peluangnya akan banyak ditentukan strategi yang diterapkan untuk robot manual, sebab kalau pengemudi robot manual tidak memiliki strategi untuk mengalahkan lawan, maka akan sulit menjadi juara," katanya.

Tim robot "Mio rEi" dari PENS-ITS Surabaya berhak mewakili Indonesia dalam kontes robot internasional itu setelah menjuarai Kontes Robot Indonesia (KRI) 2010 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 20 Juni lalu.

Dalam KRI 2010, PENS-ITS menjadi juara setelah membantai Tim TRUI dari Universitas Indonesia (UI) dengan skor 120-0, karena mampu mencapai "Pharaoh" (nilai sempurna).

Saat itu, tim PENS-ITS mampu membangun tiga piramid yaitu Khufuu, Khafraa, Mankaura dengan sempurna atau mencapai "Pharaoh", meski sempat melakukan "retry" berkali-kali.

Selain itu, robot "Putu Ayu" dari PENS-ITS juga mampu menyabet juara dalam Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) 2010, setelah di final berhasil mengalahkan robot Dewi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
(E011/D007)

ANTARA

439 Anak Bertarung Dalam Indonesian Robotic Olympiad

439 Anak Bertarung Dalam Indonesian Robotic Olympiad
Sejumlah peserta menguji coba robot buatannya pada ajang kompetisi Indonesian Robotic Olimpiad (IRO) 2010 di Gedung BPPT, Jakarta,Sabtu, (14/8). (ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 439 anak usia Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas bertarung dalam Indonesian Robotic Olympiad (IRO) 2010, suatu ajang kompetisi mengadu kreativitas dalam merancang dan membuat robot dengan bahan baku Lego.

"Jumlah peserta ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu kompetisi ini diikuti 270 peserta," kata Managing Director Mikrobot Bambang Rusli kepada wartawan di sela kompetisi merancang robot, Indonesian Robotic Olympiad (IRO) di Gedung BPPT, Jakarta, Sabtu.

Para peserta dibagi dalam empat kategori yakni Regular Category, yang terdiri dari tiga kategori yakni untuk anak SD (Elementary), untuk anak SMP (Junior) dan untuk anak SMA atau SMK (Senior).

Kompetisi regular ini mengedepankan keseluruhan pengetahuan akan robotika baik di bidang "Programming" maupun "Constructing". Pemenangnya akan ditentukan dari kemampuan robot menyelesaikan meja "track" robot.

Selain itu, kategori Road Runner diperuntukkan bagi anak SD yang mengedepankan pengetahuan mekanika dimana pemenangnya ditentukan dari kecepatan robot yang dibuat untuk bertanding di arena balapan.

Sedangkan Open Category merupakan kategori yang siapa saja bisa ikut tanpa batasan umur dengan tema turisme. Kreasi robot ini diharapkan dapat mempromosikan wisata Indonesia dimana penilaian berdasarkan kreativitas, fungsionalitas, desain, dan hasil presentasi tim.

Sementara itu kategori First Lego League (FLL) merupakan kategori baru yang dikompetisikan yang mengedepankan strategi dan perencanaan dengan tema sistem transportasi.

Para peserta bisa terdiri dari beberapa anak (tim) dan mereka yang menjadi pemenangnya akan mewakili Indonesia di ajang internasional yakni World Robotic Olympiad (WRO) 2010.

Saat dimulai kompetisi para peserta tampak sibuk membongkar peti plastik Legonya masing-masing dan kemudian menyusun dan memasangnya menjadi sebuah robot yang bisa berjalan dan melakukan fungsi tertentu.

Para peserta berasal dari beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Serang, Bandung, Bogor, Solo, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, Denpasar, Lampung dan Pekan Baru.

IRO telah berlangsung tujuh kali dimana IRO pertama diselenggarakan di Medan pada 2004 oleh Mikrobot, distributor produk Lego Education.
(D009/Z003)

ANTARA

Indonesia Segera Tegur Malaysia

Indonesia Segera Tegur Malaysia
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan teguran atau nota diplomatik kepada Pemerintah Malaysia terkait insiden pelanggaran batas dan penembakan oleh Marine Police Malaysia terhadap Pengawas Perikanan Satker Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di wilayah perairan Bintan, Kepulauan Riau.

"Tiga langkah yang dilakukan pemerintah kita untuk menyelesaikan masalah ini, hal pertama Menteri Luar Negeri akan segera membuat teguran atau istilah diplomatiknya nota diplomatik pada Pemerintah Malaysia bahwa mereka (polisi Malaysia) telah melewati batas Indonesia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu malam.

Langkah kedua, ia mengatakan, pemerintah akan sesegera mungkin mengembalikan tiga Satker Pengawas Perikanan KKP yang ditahan Malaysia ke Indonesia. Ketiga, Pemerintah Indonesia akan meminta pihak Malaysia tidak mengulangi kejadian serupa di masa dekan.

Namun demikian, ia menegaskan, sesuai arahan Presiden maka penyelesaian kasus ini dapat diselesaikan secara diplomatik dan menghindari konflik, sehingga tidak terjadi ketegangan baru antara kedua negara.

Insiden pelanggaran batas oleh nelayan Malaysia dan China hingga saat ini, menurut Fadel, telah terjadi sebanyak 10 kali. Sedangkan di tahun 2009 lalu pelanggaran batas oleh kapal pencari ikan Malaysia 14 kali.

Solusi jangka panjang yang akan diambil pemerintah terhadap negara-negara yang sering melakukan pencurian ikan di wilayah Indonesia, menurut Fadel, yakni kerjasama ekonomi.

"Kerjasama ekonomi menjadi solusi ke depan supaya mereka tidak lagi mencuri ikan kita. Apakah nanti akan bagi hasil atau apa yang penting ada kerjasama," jelas Fadel.

Dalam mengurangi insiden pelanggaran batas yang sama, ia mengatakan bahwa pemerintah berencana memperkuat TNI AL dan Polair untuk mengamankan perbatasan.

"Kami di Kementerian tentu memiliki keterbatas personel, peralatan. Sehingga kerjasama dengan TNI AL dan Polair sangat diperlukan," lanjutnya.

Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Aji Sularso mengatakan, telah ada pembicaraan Kapolda Riau dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia dengan Kepolisian Diraja Malaysia agar tidak ada perlakuan buruk terhadap ketiga pengawas perikanan KKP.

"Tapi semuanya akan diserahkan ke Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Hari Senin (16/8) mereka (dua Kementerian) akan melakukan penyelesaian," ujar dia.

Ia menjelaskan bahwa tiga titik rawan pelanggaran perbatasan oleh nelayan Malaysia adalah Natuna, Selat Malaka, perairan Bintan, Kepulauan Riau.

Sebelumnya pada Jumat malam (13/8), tiga Pengawas Perikanan Satker KKP ditahan Polisi Perairan Diraja Malaysia yakni Asriadi (40), Erwan (37), Seivo Grevo Wewengkang (26) saat melakukan adhoc lima kapal pencuri ikan Malaysia di perairan Bintan.

Kepolisian Malaysia yang berada di perairan Indonesia juga sempat melepaskan dua tembakan peringatan kepada dua kapal pengawas perikanan KKP sehingga akhirnya barang bukti berupa ikan hasil pencurian nelayan Malaysia yang tadinya akan dibawa ke pelabuhan terdekat dibawa Kepolisian Malaysia.

Ketiga satker Pengawas Perikanan KKP yang memang berada di tiga kapal pencuri ikan Malaysia ikut dibawa ke Johor. Sementara tujuh ABK kapal pencuri ikan yang telah diamankan di kapal pengawas perikanan KKP dan saat ini ditahan Kepolisian Resot Batam.

Antara

Pemuda Kutai Timur Nyatakan Perang Dengan Malaysia

Sangata (ANTARA News) - Penangkapan 3 Pegawai Kepentrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia oleh Tentara Diraja Malaysia, Minggu 15/8, membuat marah sejumlah Pemuda di Kutai Timur Kalimantan Timur.

"Malaysia kembali menginjak-injak martabat bangsa Indonesia dan tidak boleh dibiarkan," kata Ketua Umum Angkatan Muda Demokrat Indonesia (AMDI), Syeh Maulana, Minggu malam.

"Hanya satu kata dari pemuda Indonesia 'Perang' itulah satu-satunya jalan untuk menghentikan kebrutalan Negara Malaysia," tegas Syeh Maulana kepada ANTARA, usai melaksanakan sholat tarawih

Menurut Syeh Maulana, Malaysia tidak menghargai Indonesia sebagai Negara tetangga dan Negara sahabat sesama ASEAN. Apalagi bangsa Indonesia dua hari lagi akan memperingati HUT RI Ke 65, tepatnya Selasa 17 Agustus 2010. Justru mereka kembali memperlihatkan kebrutalannya

"Maka dari itu hanya melalui perang martabat bangsa Indonesia tidak di injak-injak oleh negara lain, terutama Malaysia," tegas Syeh Maulana mantan Ketua Majlis Pemuda Pancasila MPC-PP Kutai Timur.

Jika terjadi perang Indonesia-Malaysia, pemuda Kalimantan Timur khususnya Kutai Timur siap tampil di garda terdepan untuk menyerang, kata Syeh Maulana didampingi Sekretaris Ikatan Pemuda Demokrat Indonesia (IMD) Kutai Timur H. Agus Aras.

Sebagai ketua umum AMDI Kutai Timur saya menghimbau pemerintah Republik Indonesia khususnya presiden SBY dan Panglima TNI dan Menkopolkam serta Menteri Luar Negeri RI supaya tegas terhadap Malaysia.

"Jangan lembek terus sehingga Negara lain semena-mena masuk mengganggu kedaulatan Negara dan rakyat Indonesia," katanya.

Tentara Malaysia itu biar mereka yang salah tetap saja menyalahkan petugas Indonesia, buktinya pegawai KKP Indonesia yang melakukan patroli di wilayah sendiri mereka ditangkap dan diseret ke Johor itu karena kita lemah.

"Indonesia harus mempunyai pendirian tegas terhadap negara lain termasuk Malaysia. Kibarkan merah putih dan serang Malaysia," katanya.(ANT/K004)

antara

Polisi Malaysia Menolak Bebaskan Petugas DKP



15 Agustus 2010, Jakarta -- Negoisasi antara Polisi Air (Polair) Indonesia dengan polisi Malaysia untuk membebaskan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) telah dilakukan. Hasilnya, polisi Malaysia menolak mengabulkan.

Seperti dikatakan Direktur Polisi Air (Polair) Polda Kepri AKBP M Yasin Kosasih saat dihubungi okezone, Minggu (15/8/2010), sejauh ini polisi air Indonesia dan polisi Diraja Malaysia telah bernegoisasi untuk meminta tiga petugas DKP agar dibebaskan.

“Namun polisi Diraja Malaysia mengaku itu sudah bukan kewenangan polisi lagi, tapi merupakan masalah antar dua negara,” tandasnya.

Dia menambahkan, polisi Malaysia beralasan bahwa persoalan ini sudah diserahkan ke pemerintah Malaysia. Untuk itu, polisi Malaysia tidak berani melepaskan tiga WNI tersebut.

“Kami hanya menjalankan tugas saja,” ucap Yasin meniru ucapan polisi Malaysia.

Sebelumnya, tiga petugas DKP Provinsi Kepulauan Riau ditangkap pihak Diraja Malaysia di Perairan Tanjung Berakit, Kepulauan Bintan. Ketiganya ditangkap saat melakukan tugas menangkap tujuh nelayan Malaysia yang sedang mencuri ikan di perairan tersebut.

Kronologi penangkapan petugas KKP versi pemerintah

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menceritakan kejadian terkait dengan penahanan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Jumat (13/8) pekan lalu oleh polisi Malaysia.

Djoko mengatakan, ada penangkapan oleh kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap kapal nelayan Malaysia yang mencari ikan di perairan Indonesia

"Tujuh awak kapal Malaysia ditangkap dan dipindahkan ke kapal kita sementara lima kapal Malaysia dikawal dan tiga orang awak dari KKP berada di kapal tersebut," kata Djoko, Jakarta, Minggu.

Lalu, kata Djoko, ada kapal polisi marine Malaysia yang mendekati lima kapal itu dan menembakkan peluru suar (tembakan peringatan) ke atas.

"Kemudian Polisi marine Malaysia menggiring ke Johor, jadi yang menggiring itu bukan tentara Malaysia," kata Djoko.

Sebagai Menkopolhukam, dirinya sejak kemarin sudah menginstruksikan Kemlu dan KKP untuk mengelola masalah ini.

"Kemenlu sudah saya minta hubungi kedutaan besar Malaysia. Saya terus ikuti perkembangannya," kata Djoko.

"Saat ini, tujuh orang awak kapal Malaysia itu diperiksa di Batam," tambahnya.

Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Aji Sularso membenarkan penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan tetapi membantah terjadi penembakan terhadap kapal patroli KKP oleh Polisi Diraja Malaysia.

"Benar ada penangkapan terhadap tiga petugas KKP. Saat ini kami tengah mengupayakan agar ketiga petugas itu dibebaskan," kata Aji.

Ia membantah terjadi penembakan terhadap kapal partoli KKP yang dilakukan oleh kapal Patroli Malaysia.

"Tidak ada penembakan terhadap petugas kita. Tapi hanya tembakan peringatan saja kepada petugas yang sedang berpatroli," katanya.

Ia mengatakan, tembakan peringatan oleh kapal patroli Malaysia terhadap petugas KKP tersebut terjadi ketika kapal patroli KKP tengah mengamankan kapal nelayan Malaysia yang melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia, tepatnya di perairan Bintan, Kepulauan Riau.

okezone/ANTARA News

KKP Benarkan Penangkapan Tiga Petugasnya



15 Agustus 2010, Jakarta -- Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Aji Sularso membenarkan adanya penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Namun, ia membantah adanya penembakan yang dilakukan oleh Polisi Diraja Malaysia terhadap petugas KKP di perairan Bintan. "Benar, ada penangkapan terhadap tiga petugas KKP. Saat ini kita tengah mengupayakan agar ketiga petugas itu dibebaskan," kata Aji saat dihubungi, Jakarta, Minggu.

Ia membantah adanya penembakan terhadap kapal partoli KKP yang dilakukan oleh kapal Patroli Malaysia.

"Tidak ada penembakan terhadap petugas kita. Tapi hanya tembakan peringatan saja kepada petugas yang sedang berpatroli," katanya.

Ia mengatakan, tembakan peringatan oleh kapal patroli Malaysia terhadap petugas KKP tersebut terjadi ketika kapal patroli KKP tengah mengamankan kapal nelayan Malaysia yang sedang melakukan penangkapan ikan di perairan Insonesia, tepatnya di perairan Bintan, Kepulauan Riau.

Petugas KKP lalu masuk ke kapal nelayan tersebut untuk melakukan pemeriksaan. Secara tiba-tiba, kata Aji, Kapal patroli Malaysia yang menggunakan senjata melihat hal tersebut lalu memberikan tembakan peringatan.

"Karena kapal patroli kita tidak punya senjata, mereka lari ke pangkalan. Tiga orang petugas KKP yang ada di dalam kapal nelayan Malaysia itu tidak sempat melarikan diri. Kapal nelayan Malaysia itu diambil alih oleh kapal patroli Malaysia dan serta merta menahan tiga petugas KKP," kata Aji.

Saat ini, kata Aji, pihaknya sudah mengirim dua direktur dan Kepala satuan Kerja Pengawasan KKP ke Malaysia untuk membebaskan tiga petugas tersebut.

Sementara, dari Kementerian Luar Negeri juga tengah melakukan pembicaraan dan pendekatan diplomatik dengan Malaysia.

"Sekarang tengah kita upayakan untuk membebaskan tiga petugas kita, baik dari KKP sendiri maupun dengan cara diplomatik," kata Aji.

Aji menambahkan, peristiwa penangkapan tiga petugas KKP itu sudah dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto.

Sebelumnya, diberitakan, tiga petugas KKP telah ditahan oleh Polisi Diraja Malaysia karena mereka menangkap nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia, tepatnya di daerah Bintan, Kepulauan Riau pada Jumat (13/8).

Insiden patroli Indonesia dan Malaysia jadi urusan negara

Tiga petugas dari Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kepulauran Riau yang ditahan polisi patroli Malaysia hingga kini masih berada ditahan di Johor Baharu, Malaysia.

Menurut Kapolda Kepri Brigjen Pudji Hartanto, kepada Media Indonesia, Minggu (15/8), insiden perairan Tanjung Berakit, Bintan, Kepri, sudah diserahkan kepada pusat untuk ditangani. Sebab, lanjut dia, Polisi Diraja Malaysia ketika dikonfirmasi mengenai insiden di laut Indonesia itu mengatakan bahwa hal ini telah diserahkan kepada pemerintah kedua negara.

"Menurut mereka kejadian itu bukan urusan antar kepolisian lagi. Tetapi sudah antara dua pemerintahan, dan selanjutnya akan di bahas oleh Menteri Luar Negeri masing-masing," ujar Pudji.

Kronologi insiden tersebut berawal ketika 10 orang petugas KKP menangkap basah sekelompok nelayan Malaysia yang melakukan penangkapan ikan di laut teritorial Indonesia, tepatnya di perairan Tanjung Berakit, Bintan, Kepri. Petugas mendapatkan informasi kapal nelayan berbendera Malaysia mencuri ikan di perairan tersebut.

Rombongan KKP dengan kapal Dolphin 15 milik instansi tersebut langsung meluncur ke perairan yang diinformasikan itu. Mereka memergoki lima kapal Malaysia sedang melakukan aktivitas di laut yang bukan teritorial Malaysia. Ke lima kapal tersebut lalu digiring ke markas Polairud di pelabuhan Sekupang, Batam, Kepri, termasuk tujuh nelayan Malaysia.

Di tengah perjalanan kapal Dolphin 15 dicegat secara mendadak oleh kapal patroli Malaysia, padahal perairan itu berdasarkan peta yang ada pada KKP adalah di wilayah NKRI, mereka langsung merapat dengan menyuruh kapal berhenti dengan acungan senjata ke arah kapal.

"Petugas KKP dengan kepala dingin menjelaskan kepada mereka bahwa perairan ini adalah perairan Indonesia, bukan Malayia, dan petugas KKP berhak melakukan penahanan untuk selanjutnya di bawa ke markas Polairud di Batam, namun mereka tidak terima, lantas terjadi letusan senjata oleh petugas polisi laut Malaysia," kata Kapolda Kepri.

Kapal patroli Malaysia tersebut datang ketika salah seorang nelayan Malaysia meminta bantuan dari mereka, dan mereka langsung datang ke tempat kejadian. Padahal, kata dia, berdasarkan data KKP wilayah itu adalah territorial laut Indonesia.

Namun, tidak ada korban yang dilaporkan dalam kejadian letusan tembakan tersebut. Karena takut insiden tersebut melebar, tiba-tiba petugas patroli kapal Malaysia itu menculik tiga awak KKP, dan langsung menyuruh ketiga awak KKP itu secara paksa naik ke kapal patroli mereka, dan langsung tancap gas. Petugas KKP sempat melawan ketika tiga rekan mereka diculik oleh polisi Malaysia tersebut. Namun, mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena polisi laut Malaysia membidikan senjata ke arah mereka. "Kami hanya pasrah saja dan secepatnya melapor ke markas Polairud di Sekupang," katanya.

Di tempat terpisah, salah seorang nelayan Malaysia yang diamankan di kantor Polairud di Sekupang Razali, 45, mengatakan bahwa mereka tidak tahu sudah berada di perairan Indonesia ketika menangkap ikan, sebab katanya, pihaknya sering melaut di perairan tersebut sudah sejak lama.

"Kami tidak tahu itu adalah perairan Indonesia, karena takut kami lalu menghubungi polisi Malaysia untuk minta bantuan." Katanya.

ANTARA News/MI.com

Saturday, August 14, 2010

Boeing Siap Ubah F-16 Menjadi Drone QF-16


Saturday, July 17, 2010

F-16 pertama yang akan dijadikan drone QF-16 terbang di atas Jacksonville. (Foto: Boeing)

17 Juli 2010 – Boeing menerima jet tempur F-16 pertama yang akan dijadikan drone QF-16. Perayaan penyerahan disaksikan Senator Florida, pemerintah daerah dan pemuka masyarakat, Jumat (9/7) di lapangan terbang Cecil, Jacksonville.

Boeing memenangkan kontrak senilai 69,7 juta dolar dari AU AS Maret tahun ini untuk mengubah 126 F-16 menjadi QF-16. QF-16 sebagai drone dapat diterbangkan oleh atau tanpa pilot. Penyerahan QF-16 dijadwalkan mulai 2014.

Boeing/Berita HanKam

BERITA POLULER