Pages

Tuesday, August 10, 2010

TNI AL Kerjasama AL Singapura Luncurkan Radar Surpic


10 Agustus 2010

Radar Surpic (photo : beta-TNI AL)

JAKARTA (Pos Kota) – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut Republik Singapura Rear Admiral Chew Men Leong, Selasa (10/8) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur. Kunjungan kehormatan tersebut untuk meningkatkan hubungan kerja sama Angkatan Laut kedua negara sekaligus menyaksikan demo radar Surveillance Picture (Surpic) 2 Initial Launching.

Dalam demo yang mendapat sambutan meriah dari segenap undangan itu, diskenariokan dengan dua insiden yang terjadi di dua tempat yang berbeda. Insiden pertama, kapal kargo Singapura MV Sanuki kejadian pada 10 Agustus 2010 pukul 08.00 waktu setempat pada posisi 01 14.36N – 104 09.20E, bahwa sebuah perahu kecil mendekat dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan laporan tersebut, kemudian Information Fusion Centre (IFC) melaporkan melalui Surpic 2 dan diterima oleh Puskodal Batam yang juga dimonitor oleh Mabes TNI AL. Selanjutnya informasi tambahan tentang MV Sanuki melalui Acces 2 diteruskan ke unsur TNI AL yang tengah berpatroli, yakni KRI Boa-807 untuk melakukan penyelidikan. Beberapa waktu kemudian terjadi insiden kedua, di mana kapal tanker MV Laut Adriatik berbendera Liberia melaporkan telah mendeteksi sebuah perahu mencurigakan mendekati kapal pada tanggal 10 Agustus 2010 pukul 08.30 waktu setempat pada posisi 01 09.27N 103 42.38E. IFC kemudian juga melaporkan melalui Surpic II yang diterima oleh Puskodal Batam dan diteruskan ke Maritime Security Task Force (MSTF) sehingga dapat menggerakkan unsur Angkatan Laut Singapura RSS Dauntless.

Di sela-sela demo dan peluncuran radar tersebut, Kadispenal mengatakan bahwa Surpic 2 ini dapat difungsikan secara maksimal operasionalnya oleh TNI AL dan RSN pada medio Desember 2010. Surpic merupakan instrumen atau instalasi elektronika radar modern yang dapat memonitor perkembangan situasi di perairan Selat Malaka secara real time.

Acara yang ditandai dengan penekanan tombol Launching oleh Asops Kasal Laksda TNI Ignatius D.Surarto bersama Commander of Maritime Security Task Force Rear Admiral Jackson Chia, Irjenal Mayjen TNI Junaidi Jahri, Pangarmabar Laksda TNI Marsetio, M.M. serta sejumlah pejabat teras TNI Angkatan Laut lainnya. (dispenal/syamsir)

Gugat Israel, 42 Lawyer Dari Berbagai Negara Berkumpul di Turki


Aprizal Rahmatullah - detikNews

Istanbul - Sebanyak 42 pengacara dari berbagai negara berkumpul di Turki. Mereka berencana menyatukan sikap untuk menggugat Israel pasca insiden penyerangan ke Kapal Mavi Marmara.

"Pertemuan dibuka pada pukul 09.00 WIB waktu setempat oleh Tuan Rumah Turki yang diwakili pengacara Turki, Ramazan Ariturk," kata Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim Mahendradatta dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (15/7/2010.

Menurut Mahendra, pertemuan tersebut dilakukan untuk menyamakan visi misi para pengacara korban penyerangan Israel terhadap misi kemanusiaan Freedom Flotila khususnya kapal Mavi Marmara. Seperti diketahui insiden tersebut menewaskan 9 orang relawan mayoritas WN Turki dan melukai puluhan relawan lainnya antara lain Surya Fachrizal.

"Pertemuan direncanakan akan membicarakan tentang beberapa isu antara lain Laporan kerugian masing-masing korban dari setiap negara peserta, Perkembangan persiapan tuntutan baik kriminal maupun perdata yang sedang disiapkan pengacara-pengacara Turki, Spanyol, Inggris, Belgia dan tak terkecuali Amerika Serikat dan di dalam negeri Israel sendiri oleh pengacara-pengacara Israel yang juga hadir dipimpin oleh Aldalla," jelas Mahendra.

Saat ini, kata Mahendra, para peserta rapat sedang mendengarkan laporan dari Pusat Pelaporan Korban di Turki. Termasuk pemaparan soal tindakan keji tentara Israel kepada korban.

"Selain yang sudah diketahui umum tentang kekejaman Israel membunuh, menyiksa, melecehkan para korban, ternyata seluruh barang-barang pribadi milik korban termasuk uang tunai dan credit card juga diambil tentara Israel dan tidak dikembalikan lagi," imbuh mantan pengacara Muchdi PR ini.

Mahendra menjelaskan, peserta yang hadir makin kaget mendengar laporan terbaru bahwa credit card para korban yang disita tentara Israel ternyata dikemudian hari dilaporkan dipakai secara ilegal untuk membeli barang-barang online yang minta dikirim ke berbagai kota di Israel. "Ternyata selain kejam, Israel juga rampok," tutupnya. (ape/van)
DETIK

Relawan Indonesia Bangun Sumber Air Bersih di Gaza


Khairul Ikhwan - detikNews

Dok Dompet Dhuafa
Gaza - Tim Relawan Indonesia dari Dompet Dhuafa (DD) membangun tiga sumber air bersih di di Gaza, Palestina. Fasilitas senilai Rp 1 miliar tersebut diharapkan dapat beroperasi pada bulan Ramadan mendatang dan dapat mengurangi ketergantungan warga terhadap Israel dalam pasokan air dan makanan.

General Manager Program Sosial DD, Bambang Suherman menyatakan, ketiga sarana air bersih itu masing-masing berkapasitas 80 ribu liter per jam. Fasilitas ini akan memberikan manfaat besar bagi upaya pemandirian warga.

Gaza hingga saat ini masih terus berjuang untuk memenuhi
kebutuhan dasar pangan mereka dari kemampuan mereka sendiri.

"Air bersih ini bermanfaat untuk mendukung upaya reviltalisasi kawasan perkebunan dan pertanian di Gaza sehingga warga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri," kata Bambang Suherman melalui telepon kepada detikcom di Medan, Sabtu (24/7/2010).

Disebutkan Bambang, hingga sekarang warga di sana masih berupaya
merevitalisasi lahan pertanian di bekas lahan lama yang dulu dihancurkan Israel. Rusaknya lahan pertanian ini membuat warga memiliki ketergantungan yang besar terhadap Israel untuk keperluan pangan, seperti sayur dan buah-buahan.

Areal pertanian yang rencananya akan direvitalisasi tersebut luasnya mencapai 1.500 ekar (atau sekitar 607 hektar) yang terpisah di beberapa tempat.

Untuk mendukung upaya tersebut, dibutuhkan sumber air yang cukup banyak. Saat ini hanya ada empat sumber air bersih yang mampu mengairi lahan seluas 400 ekar. Dua di antaranya berkapasitas 30 ribu liter per jam dan dua unit lagi berkapasitas besar 80 ribu liter per jam. Dengan adanya pembangunan tiga sarana air bersih yang bersumber dari donasi warga Indonesia itu, maka areal yang akan direvitalisasi bertambah.

"Mungkin bertambah sekitar 300 ekar atau sekitar 121 hektar. Tentu saja air tersebut juga bermanfaat bagi keperluan sehari-hari
keluarga-keluarga yang ada di Gaza," kata Bambang.

Ketiga sumber air bersih yang dibangun DD tersebut terletak di
Rafah-Gaza, berbatasan dengan daerah Khan Yunis. Menurut Bambang, di
kawasan ini masih terlihat bangunan-bangunan permanen bekas tempat
tinggal yang sudah dihancurkan.

Dalam pembangunan sarana air bersih tersebut, yang dimulai sejak 17 Juli lalu, DD bekerjasama dengan lembaga Jama'ah al-Khairiyah al-Ijtima'iyyah yang dipimpin DR Fuad al-Nahl. Selain fokus pada bidang pertanian, lembaga ini juga juga memiliki organisasi intermediator untuk program pendidikan, kesehatan, dan rehabilitasi korban serangan Israel.

"Begitu MoU-nya ditandatangani, maka pembangunan langsung dimulai.
Secara teknis pengerjaan itu mereka yang kelola, tetapi komunikasi untuk mengetahui perkembangan proyek kerjasama itu tetap berlangsung.
Diperkirakan, pada Ramadan ini, atau sebelum musim dingin ketiga sarana air bersih tersebut dapat beroperasi," kata Bambang.

Jika sumber air itu bisa dioperasikan dan bisa menyuburkan lahan
pertanian di sana, maka warga Gaza tidak perlu membeli sumber pangan
seperti sayur dan buah-buahan dari luar, baik dari Mesir apalagi Israel.

Hanya kebutuhan listrik yang sampai saat ini masih bergantung kepada
Mesir dan Israel, kata Bambang.
(rul/mad)

detik

AS Serukan Israel & Libanon Menahan Diri Usai Pertempuran


Rita Uli Hutapea - detikNews

Foto: EPA/BGNES
Washington - Israel dan Libanon kembali terlibat pertempuran di perbatasan. Dalam peristiwa yang mengingatkan kembali akan perang pada tahun 2006 tersebut, mengakibatkan 5 orang tewas.

Pemerintah AS menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri. Seruan itu disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS P.J. Crowley. Dikatakan Crowley, pemerintah AS melakukan kontak dengan pemerintah Israel dan Libanon terkait pertempuran tersebut.

"Kami sedang berupaya memahami apa yang terjadi... Kepedulian terbesar kami adalah bahwa apapun yang telah terjadi tidak akan terulang lagi," tutur Crowley seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (4/8/2010).

"Wilayah ini sudah cukup tegang. Hal terakhir yang ingin kita lihat adalah insiden ini meluas ke hal yang lebih signifikan," imbuh Crowley.

Pasukan perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL) juga mengimbau pemerintah Israel dan Libanon untuk menerapkan pengendalian diri maksimum.

Pertempuran yang terjadi di dekat perbatasan Israel dan Libanon itu menewaskan 4 warga sipil Libanon dan seorang tentara Israel.

Menurut saksi mata, kondisi saat ini sudah berangsur tenang namun demikian ketegangan antara kedua negara masih tinggi. Menurut pihak militer Libanon, baku tembak tersebut dipicu oleh aksi tentara Israel di daerah perbatasan.

"Tentara Israel yang melakukan patroli di perbatasan menyeberangi garis di perbatasan meski sebelumnya pihak UNIFIL sudah memerintahkan untuk berhenti namun tetap dilanjutkan," ujar tentara Libanon.

"Tentara Libanon kemudian mengusir pasukan Israel tersebut dengan menembakkan roket dan dibalas dengan senapan mesin dan tank tentara Israel yang mengarah ke pos penjagaan dan rumah warga sipil," lanjutnya.

Atas peristiwa tersebut, Presiden Libanon Michel Suleiman kemudian melakukan rapat mendadak.

(ita/nrl)
detik

Monday, August 9, 2010

Mesir Dukung Lebanon Hadapi Israel Jumat

Mesir Dukung Lebanon Hadapi Israel

Jumat, 06 Agustus 2010 Liputan6.com, Kairo: Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul-Gheit mengatakan pada Selasa (3/8), Mesir sepenuhnya mendukung Lebanon dalam menghadapi pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap kedaulatan Lebanon.

Pernyataan itu disampaikan Ahmed Abul-Gheit dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel dan tentara Lebanon terlibat kontak senjata di Lebanon Selatan, yang menewaskan sedikitnya tiga tentara Lebanon dan seorang wartawan Libanon. Departemen Luar Negeri Mesir telah menghubungi Amerika Serikat, Perancis dan PBB pada hari sama guna menyerukan agar segera melakukan intervensi dan memaksa penghentian agresi Israel di Lebanon.

Mesir juga menyerukan kepada semua pihak untuk mengambil langkah untuk menekan Israel.
Abul-Gheit menegaskan bahwa Mesir sama sekali menolak segala bentuk pelanggaran kedaulatan yang dilakukan Israel terhadap Lebanon dan mengutuk Israel atas pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Israel melanjutkan menebang pepohonan

Sehari pascabentrok dengan pasukan Lebanon, tentara Israel, Rabu (4/8), terus melakukan penebangan pohon. Dengan menggunakan sejumlah alat berat, mereka merobohkan pepohonan hingga mencapai perbatasan rawan konflik di Desa Adeisseh.

Sementara pasukan Lebanon berjaga-jaga dan mengawasi gerak gerik Israel dari tepi ruas jalan.
Operasi serupa sebelumnya dilakukan Selasa lalu yang berujung pada kontak senjata yang menyebabkan tiga tentara dan seorang jurnalis tewas.

Kedua belah pihak saling menyalahkan telah memulai penembakan. Saat itu tentara Lebanon melepaskan tembakan ke arah tentara Israel yang tengah menebang pohon dan melintasi garis perbatasan.(Xinhua/AYB/Ars)


Sbr : Liputan6

TNI Siapkan Sniper


Minggu, 08 Agustus 2010
SOLO--MI: TNI akan menyiagakan penembak jitu pada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-65 di Istana Negara, 17 Agustus mendatang. Kehadiran sniper itu sebagai langkah antisipasi atas ancaman serangan teroris terhadap presiden, pejabat negara, dan tamu VVIP yang hadir dalam kesempatan itu.

"Kalau memang membutuhkan itu (sniper) akan digelar," kata Panglima TNI Jenderal Joko Santoso seusai meresmikan Monumen Mayor Achmadi di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (7/8).

Tapi bagaimana sistem pengamanan yang akan diberlakukan nantinya, Joko mengatakan dirinya tidak bisa menjelaskan lebih jauh. Karena pergelaran keamanan itu merupakan suatu rahasia sehingga tidak mungkin untuk disampaikan secara terbuka kepada publik.

Namun yang jelas, kata Joko, ancaman aksi terorisme itu sudah diantisipasi sejak dini oleh TNI bersama kepolisian. Mereka sudah menyiapkan sistem keamanan semaksimal mungkin. (FR/OL-04/Ars)

Sbr : MediaIndonesia

Garuda troops (Konga) XXIII-D/UNIFIL Back Carry Task With Normal



Konga soldier is above the armored Anoa XXIII-D/UNIFIL when patrolling in the village of Adaisseh. (Photo: Reuters)

August 9, 2010, Lebanon - When the news was revealed, Army personnel who are members of Infantry Battalion Task Force Armed Forces Mechanical Garuda Contingent (Konga) XXIII-D/UNIFIL on mission UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) in south Lebanon back to do their job with the normal post-shootout incident between the Lebanese Armed Forces (LAF) with the Israeli Defence Forces (IDF) that killed three people LAF personnel, a local media reporters, and two people senior IDF officer, Tuesday (3 / 8).

As a peacekeeper (peacekeeping), Konga soldiers in Lebanon have been carrying out field duties fundamental duty to maintain the peace situation in the south Lebanon region and are impartial (not pro) in implementing UN Security Council Resolution No. 1701 (United Nations Security Council Resolution 1701 - August 11 2006) which is a UN mandate for UNIFIL. Besides, in performing its duty troops hold fast to the procedures, laws and regulations established by the UN, such as SOP (Standard Operating Procedure), ROE (Role of Engagement) and stir (Standardize Tactical Incident Reaction).

In the shootout incident, Tuesday (3 / 8) between the LAF and the IDF in south Lebanon border - Israeli soldiers Konga on duty to maintain peace in the region have implemented the procedure set forth by the United Nations. After reporting to Command Top and conduct negotiations with the warring parties, Konga soldiers finally implement a tactical withdrawal by way of utilizing the existing fire protection, because it occurs between the LAF and the IDF shooting each other. No Match stir. 17 about facing the incident in this case between the LAF and the IDF, stated that: The action to be performed are: First, to monitor the situation without endangering their own troops. Second, if there is a contact gunshot, then the UNIFIL troops carry out a tactical withdrawal (termination of the battle) of the units involved in the incident.

Observing the regulations stipulated by the UN as contained in the steering No. 17, then what has been done by soldiers Konga in addressing incidents between the LAF and the IDF is in compliance procedures. So the soldiers fled Konga not released as a print media Al Mannar: "2 RI soldiers leave the battlefield with a taxi", which really is to carry out a tactical withdrawal according to the procedure applicable to the commands UNIFIL Force Commander Major General Alberto Cuevas Asarta to join the parent Battalion headquarters Indobatt troops, escorted by one of the local residents to use civilian vehicles.

As a follow up post incident LAF and the IDF, Wednesday (4 / 8), housed at the scene and its surroundings, the Headquarters of the Eastern Sector along with UNIFIL UNIFIL and UNIFIL investigation team made a detailed examination of all efforts and operations and procedures that have been taken by Konga soldier in facing and dealing with incidents that took place on August 3, 2010. UNIFIL parties all of which are in the field to give an appreciation of good handling of the nail and to the Indonesian Battalion (Task Force XXIII-D/UNIFIL Konga), which has been carrying out duties in a professional, proportionate and impartial in the face and deal with incidents that have occurred in accordance with all rules and procedures applicable in the ranks of UNIFIL.

TNI Puspen

Pasukan Garuda (Konga) XXIII-D/UNIFIL Kembali Laksanakan Tugas Dengan Normal

Prajurit Konga XXIII-D/UNIFIL berada diatas panser Anoa ketika berpatroli di desa Adaisseh. (Foto: Reuters)

09 Agustus 2010, Lebanon -- Saat berita ini diturunkan, Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Infanteri Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-D/UNIFIL pada misi UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di Lebanon Selatan kembali melaksanakan tugasnya dengan normal pasca insiden baku tembak antara Lebanese Armed Forces (LAF) dengan Israeli Defence Forces (IDF) yang menewaskan 3 orang personel LAF, 1 orang wartawan media local, dan 2 orang Perwira senior IDF, Selasa (3/8).

Sebagai peacekeeper (penjaga perdamaian), prajurit Konga di medan tugas Lebanon telah melaksanakan tugas pokok memelihara situasi perdamaian di wilayah Lebanon Selatan dan bersifat imparsial (tidak berpihak) dalam menjalankan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 (United Nations Security Council Resolution 1701- tanggal 11 Agustus 2006) yang merupakan mandat PBB kepada UNIFIL. Disamping itu dalam menjalankan tugasnya pasukan TNI berpegang teguh pada prosedur, hukum dan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh PBB, seperti SOP (Standard Operating Procedure), ROE (Role of Engagement) maupun STIR (Standardize Tactical Incident Reaction).

Dalam insiden baku tembak, Selasa (3/8) antara LAF dan IDF di perbatasan Lebanon Selatan - Israel, prajurit Konga yang sedang bertugas menjaga perdamaian di wilayah tersebut sudah melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan oleh PBB. Setelah melalui pelaporan ke Komando Atas dan melakukan negosiasi dengan pihak yang bertikai, prajurit Konga akhirnya melaksanakan pengunduran taktis dengan cara memanfaatkan lindung tembak yang ada, karena antara LAF dan IDF terjadi saling baku tembak. Sesuai STIR No. 17 tentang menghadapi insiden dalam hal ini antara LAF dan IDF, disebutkan bahwa : Tindakan yang harus dilakukan adalah : Pertama, memonitor situasi tanpa membahayakan pasukan sendiri. Kedua, jika terjadi kontak tembak, maka pasukan UNIFIL melaksanakan pengunduran taktis (pemutusan pertempuran) terhadap unit-unit yang terlibat di daerah insiden.

Mencermati aturan yang telah ditetapkan oleh PBB sebagaimana tertuang dalam STIR No. 17 tersebut, maka apa yang telah dilakukan oleh prajurit Konga dalam mengatasi insiden antara LAF dan IDF sudah sesuai prosedur. Jadi prajurit Konga tidak melarikan diri sebagaimana yang direlease sebuah media cetak Al Mannar : “2 prajurit RI tinggalkan medan tempur dengan taksi”, yang benar adalah melaksanakan pengunduran taktis sesuai prosedur yang berlaku atas perintah UNIFIL Force Commander Major General Alberto Asarta Cuevas untuk bergabung dengan induk pasukan di markas Batalyon Indobatt, diantar oleh salah satu warga masyarakat setempat menggunakan kendaraan sipil.

Sebagai tindak lanjut pasca insiden LAF dan IDF, Rabu (4/8), bertempat di lokasi kejadian dan sekitarnya, pihak Markas Besar UNIFIL beserta Sektor Timur UNIFIL dan Tim Investigasi UNIFIL melakukan pemeriksaan secara terperinci tentang segala upaya dan usaha serta prosedur yang telah ditempuh oleh prajurit Konga dalam menghadapi dan menangani insiden yang telah berlangsung pada tanggal 3 Agustus 2010. Pihak UNIFIL seluruhnya yang berada di lapangan memberikan apresiasi atas penanganan yg tepat dan baik kepada Batalyon Indonesia (Satgas Konga XXIII-D/UNIFIL) yang telah melaksanakan tugas secara profesional, proporsional, dan imparsial dalam menghadapi dan menangani insiden yang telah terjadi sesuai dengan seluruh aturan dan prosedur yang berlaku di jajaran UNIFIL.

Puspen TNI

BERITA POLULER