Kapal selam U212 produksi HDW Jerman.
12 Maret 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut sangat membutuhkan kapal selam untuk mengamankan wilayah yuridiksi nasional di wilayah laut yang luasnya mencapai 5,9 juta km persegi, terdiri dari 2,7 juta km persegi luas zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan 3,2 juta km persegi luas perairan kepulauan dan perairan pedalaman. Keberadaan kapal selam ini juga akan digunakan untuk mengamankan garis pantai Indonesia yang panjangnya mencapai sekitar 81 ribu km persegi.
"Saat ini, Indonesia hanya memiliki dua kapal selam. Karena itu, TNI AL akan memprioritaskan pembelian kapal selam pada tahun 2011," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Kolonel Laut (P), Herry Setianegara di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (11/3).
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL sedang memproses pengadaan kapal selam. Perencanaan penambahan kapal selam, menurut KSAL, telah ditetapkan dalam cetak biru (blue print) TNI AL.
"Penambahan kapal selam tetap mempertimbangkan kondisi keuangan negara. Mengenai jumlah ideal kapal selam bisa dilihat dari berbagai perspektif, misalnya geografis," kata Agus Suhartono.
Dalam mengadakan kapal selam, kata KSAL, dipertimbangkan kemampuan selam dari kapal selam tersebut. "Kemampuan kapal selam itu bisa menyelam lebih lama, minimal dua minggu. Itu yang paling utama bagi kapal selam. Kalau kapal selam tiap hari harus muncul yah ketahuan. Harus bisa menyelam cukup lama," katanya.
Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Laksamana Muda TNI Gunadi mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pemeliharaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) hingga 15 tahun mendatang sekitar Rp400 triliun. Selain itu, ke depan Kemenhan dan TNI akan memprioritaskan penggunaan alutsista produk dalam negeri. Namun, untuk saat ini beberapa alutsista masih yang berasal dari luar negeri.
Menurut Gunadi, untuk pengadaan alutsista tahun 2010, masing-masing Angkatan memiliki prioritas. Untuk TNI Angkatan Darat, memprioritaskan pengadaan alutsista seperti helikopter angkut TNI AD, dan peluru kendali. Sedangkan Angkatan Laut di antaranya membutuhkan Perusak Kawat Rudal (PKR), kapal selam, dan tank marinir. Sedangkan untuk Angkatan Udara memprioritaskan pengadaan pesawat latih, pengganti pesawat tempur OV-10, pesawat tempur MK-53, dan hercules.
JURNAL NASIONAL
Saturday, August 7, 2010
Pembelian Kapal Selam Prioritas TNI AL 2011
Israel Khawatir Atas Militer Lebanon, Kritik Dukungan TNI
* Tel Aviv Bersiap Diri Hadapi “Perang Masa Depan”
Yerusalem (SIB)
Komentar ini dikeluarkan oleh Ayalon setelah sehari sebelumnya pasukan Israel terlibat baku tembak dengan militer Lebanon pada Selasa 3 Agustus. Pertempuran tersebut menyebabkan dua prajurit dan seorang jurnalis Lebanon terbunuh. Baku tembak juga mengakibatkan seorang perwira militer turut tewas. Pejabat Israel sendiri menepis jika Hisbullah terlibat dalam pertempuran tersebut. Mereka menyebut baku tembak tersebut sebagai insiden tertutup.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menambahkan, jika baku tembak tersebut terjadi akibat provokasi, namun tidak ada indikasi jika militer Lebanon merencanakan serangan. “Insiden itu tidak direncanakan oleh pimpinan militer Lebanon di Beirut ataupun oleh Hisbullah,” tandas Ehud Barak.
Dalam kesempatan lainnya, pejabat-pejabat pemerintah Israel mengkritik pasukan perdamaian di Libanon (UNIFIL) menyusul pertempuran di perbatasan Israel dan Libanon pada Selasa, 3 Agustus lalu. Israel menyerukan agar UNIFIL lebih agresif.
Media Israel, The Jerusalem Post memberitakan, kritikan terhadap UNIFIL berawal dari gambar-gambar pada Selasa yang memperlihatkan pasukan UNIFIL, dalam hal ini pasukan Indonesia, berdiri di samping tentara-tentara Libanon, yang bukannya berupaya menghentikan pertempuran, malah menyerukan Israel untuk menghentikan penebangan pohon. Padahal Israel telah memberitahu UNIFIL soal penebangan pohon tersebut enam jam sebelumnya.
Para pejabat diplomatik Israel malah menyalahkan pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL dan mengkhawatirkan dukungan TNI pada Libanon. Menurut sumber diplomatik, seperti dilansir media Israel, The Jerusalem Post, Jumat (6/8), Israel prihatin akan “simpati Indonesia pada pihak lain.”
Seperti diberitakan sebelumnya, kontak senjata antara pasukan Israel dan Libanon pada 3 Agustus lalu bermula dari penebangan pohon di perbatasan kedua negara yang dilakukan pasukan Israel. Namun UNIFIL menyatakan, pohon-pohon yang ditebang pasukan Israel berlokasi di sebelah selatan Garis Biru di wilayah Israel. Dengan kata lain, penebangan itu sah dilakukan karena berada di wilayah Israel.
Atas pernyataan UNIFIL tersebut, Departemen Luar Negeri AS menyebut penembakan yang dilakukan tentara Libanon terhadap pasukan Israel tak bisa dibenarkan. “PBB telah menyatakan bahwa pohon-pohon yang ditebang oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berada di pihak Israel pada garis yang memisahkan Israel dan Libanon,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS P.J. Crowley. “Penembakan oleh Pasukan Bersenjata Libanon sangat tak bisa dibenarkan dan tidak beralasan,” tandasnya. Lima orang diberitakan tewas dalam pertempuran antara pasukan Israel dan Libanon pada 3 Agustus lalu.
Bersiap Diri Hadapi “Perang Masa Depan”
Kecelakaan helikopter militer Israel di Rumania baru-baru lalu, menunjukkan bahwa Tel Aviv telah mengoperasikan wilayah udara lainnya sebagai tempat latihan di negara-negara Eropa untuk mempersiapkan diri menghadapi “perang masa depan.”
Sebuah artikel yang dipublikasikan di media Ynet Israel pada hari Kamis (5/8) mengatakan bahwa negara-negara Eropa tidak pernah tahu apa yang bersembunyi di balik sesi pelatihan yang diselenggarakan di wilayah mereka. Hungaria, Rumania, Yunani, Italia dan Jerman adalah salah satu lokasi di mana Angkatan Udara Israel telah mengadakan latihan militer sejauh ini.
“Pada umumnya, sesi-sesi pelatihan tidak termasuk latihan bersama antara angkatan udara Israel dan Angkatan Udara setempat, melainkan negara tuan rumah menyediakan angkatan udara Israel dengan platform pelatihan selama dua minggu atau lebih,” menurut artikel di ynet.
Insiden Rumania, yang menewaskan enam tentara Israel dan satu petugas Rumania pada bulan Juli lalu, menjelaskan operasi udara rahasia yang dilakukan oleh militer Israel di negara-negara lain. Media Israel menggambarkan operasi bulan Juli sebagai bagian dari latihan rutin angkatan udara Israel, namun tujuan pelatihan tersebut tidak dibahas.
Artikel menyimpulkan bahwa helikopter Israel sedang menavigasi melalui ribuan kilometer dan rute-rute yang tidak biasa serta mengisi bahan bakar di udara, Tel Aviv sedang bersiap-siap untuk memulai lagi konflik militer dalam waktu dekat. (Detikcom/Eramuslim/ r)
sumber:http://hariansib.com/?p=134404
Mesir Dukung Lebanon Hadapi Israel
Pernyataan itu disampaikan Ahmed Abul-Gheit dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri. Sebelumnya pada hari itu, pasukan Israel dan tentara Lebanon terlibat kontak senjata di Lebanon Selatan, yang menewaskan sedikitnya tiga tentara Lebanon dan seorang wartawan Libanon. Departemen Luar Negeri Mesir telah menghubungi Amerika Serikat, Perancis dan PBB pada hari sama guna menyerukan agar segera melakukan intervensi dan memaksa penghentian agresi Israel di Lebanon.
Mesir juga menyerukan kepada semua pihak untuk mengambil langkah untuk menekan Israel. Abul-Gheit menegaskan bahwa Mesir sama sekali menolak segala bentuk pelanggaran kedaulatan yang dilakukan Israel terhadap Lebanon dan mengutuk Israel atas pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Israel melanjutkan menebang pepohonan
Sehari pascabentrok dengan pasukan Lebanon, tentara Israel, Rabu (4/8), terus melakukan penebangan pohon. Dengan menggunakan sejumlah alat berat, mereka merobohkan pepohonan hingga mencapai perbatasan rawan konflik di Desa Adeisseh.
Sementara pasukan Lebanon berjaga-jaga dan mengawasi gerak gerik Israel dari tepi ruas jalan. Operasi serupa sebelumnya dilakukan Selasa lalu yang berujung pada kontak senjata yang menyebabkan tiga tentara dan seorang jurnalis tewas.
Kedua belah pihak saling menyalahkan telah memulai penembakan. Saat itu tentara Lebanon melepaskan tembakan ke arah tentara Israel yang tengah menebang pohon dan melintasi garis perbatasan.(Xinhua/AYB/Ars)
Sbr : Liputan6
TNI Tidak Lari Saat Terjadi Kontak Tembak Israel - Lebanon
"Bukan kabur, sampai kemarin pasukan kita berlindung di bangunan di situ," kata Djoko ketika ditemui di sela-sela rapat kerja nasional di Istana Bogor, Kamis.
Pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB untuk Lebanon (Unifil) yang melibatkan sejumlah militer profesional, termasuk batalyon TNI, menjalankan misi di Lebanon Selatan
Menurut Djoko, pasukan TNI justru telah melakukan upaya menjaga perdamaian dengan melaporkan kontak senjata itu.
Sesaat setelah kontak senjata, pasukan TNI langsung melapor ke pos komando dan ke pihak yang bertikai. Melapor dan berlindung, kata Djoko, adalah prosedur yang tepat yang harus dilakukan oleh pasukan TNI.
Sebagai anggota pasukan penjaga perdamaian, pasukan TNI tidak boleh terlibat dalam kontak senjata.
"Iya, kita kan peace keeping, ada mekanismenya, dilaporkan ke atas," kata Djoko.
Ia menyampaikan hal itu menanggapi maraknya pemberitaan media luar negeri tentang kaburnya tentara Unifil asal Indonesia dalam kontak tembak di Lebanon beberapa hari lalu.
Kontak senjata itu terjadi antara pasukan bersenjata Israel dan Lebanon di perbatasan kedua negara tersebut.
Bahkan, sebuah pernyataan menyebutkan bahwa pasukan Indonesia melarikan diri menggunakan taksi untuk menghindari insiden itu.
DPR Apresiasi Semangat Pasukan TNI di Libanon
Jakarta - DPR mengapresiasi semangat pasukan TNI dalam misi perdamaian di Libanon. DPR menilai dua prajurit TNI yang dianggap lari oleh media di Libanon layak diberi penghargaan karena sebenarnya mereka tidak lari, tetapi menuruti perintah dan menjalankan tugas sebagai penjaga perdamaian.
"Kami bangga terhadap tentara kita yang bertugas ke Libanon. Mereka sudah melakukan langkah sesuai prosedur dan layak kita apresiasi," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso kepada detikcom, Kamis (5/8/2010).
Priyo mengaku kecewa karena sejumlah media massa di Libanon terkesan menyudutkan tentara Indonesia. Padahal UN Interim Force in Lebanon (UNIFIL) yang mengkoordinir pasukan perdamaian mengakui pasukan Indonesia ada dalam posisi sulit.
"Dua personel pasukan kita itu sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan pertikaian disana. Saya minta media massa di Libanon berhenti menyudutkan tentara kita," kecam Priyo.
Priyo pun berharap kedua pasukan TNI ini diberi penghargaan. " Kalau mereka pulang ke tanah air harus diberi medali penghargaan," ujarnya.
Sebelumnya, media-media Libanon mengecam tentara Indonesia karena pergi dengan taksi menyusul bentrok Israel-Libanon. UNIFIL pun memberikan pembelaan.
Menurut UNIFIL, 2 Personel pasukan penjaga perdamaian itu dikatakan sudah berusaha sekuat tenaga menghentikan perang. Akhirnya mereka diperintahkan mundur untuk diganti dengan pasukan UNIFIL lain yang lebih besar.
Televisi Al Manar menampilkan tayangan dua tentara Indonesia itu sampai mengalami dehidrasi karena mencoba menghentikan pertempuran. Warga setempat lalu menolong tentara Indonesia itu dengan minuman dan kendaraan tumpangan.(Ars)
Sbr : AntaraNews, DetikNews,rindam brawijaya
Kemhan Serah Terimakan Digital Radio Trunking System EADS Tetra kepada Mabes TNI
Friday, August 6, 2010
05 Agustus 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan (Ditjen Ranahan) Kemhan yang diwakili oleh PLT Dirjen Ranahan Laksma TNI Susilo melakukan penyerahan secara simbolis Digital Radio Trunking System EADS Tetra dari Kemhan kepada Mabes TNI selaku pengguna, Rabu (4/8), di gedung Ditjen Ranahan Kemhan, Jakarta. Dalam acara serah terima dan penandatanganan settlement agreement tersebut, pihak Mabes TNI diwakili oleh Waas Komlek Panglima TNI Brigjen TNI Supriyadi dan pihak EADS Perancis (European Aeronautic Defence and Space Company) diwakili oleh Head of Representative Laurent Godin.
Dalam sambutannya PLT Dirjen Ranahan menyampaikan harapannya agar Digital Radio Trunking System dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesiapan operasional sistem pengamanan garnisun ibukota maupun untuk mendukung kegiatan dan tugas-tugas operasional Mabes TNI lainnya.
Selaku wakil dari Kemhan, PLT Dirjen Ranahan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan dan rekomendasinya dalam pelaksanaan instalasi, pelatihan, commisioning, dan uji fungsi dari Digital Radio Trunking System EADS Tetra.
Dalam kesempatan yang sama Waas Komlek Panglima TNI saat membacakan amanat Askomlek Panglima TNI menyampaikan bahwa pelaksanaan pembangunan Digital Tetra EADS didukung oleh peralatan modern yang ditempatkan di lima lokasi, telah berfungsi dengan baik serta siap operasional untuk digunakan oleh TNI khususnya Kodam Jaya dan jajarannya dalam rangka untuk mendukung pengamanan ibukota Jakarta.
Satu hal yang patut menjadi perhatian adalah masih rendahnya kesiapan dan penguasaan prosedur operasional Tetra EADS oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan mengawaki peralatan tersebut. Mengingat peralatan tersebut tergolong canggih dalam pengoperasionalannya, serta komplesitas keseluruhan fitur-fitur yang ada didalamnya, maka diharapkan agar rencana penataan ulang oleh pihak EADS terhadap operator Satkomlek TNI, Hubdam Jaya, Hubrem dan Kodim tentang penggunaan sistem komunikasi data dapat dilaksanakan secepat mungkin. Sehingga penggunaan peralatan trunking EADS dan Network Management System oleh Kodam Jaya beserta jajarannya dapat berjalan dengan optimal.
Sekilas Mengenai Teknologi Tetra
Aplikasi monitoring pergerakan pasukan sistem komunikasi digital tetra merupakan salah satu aplikasi pada Sistem Komunikasi Digital Tetra yang merupakan teknologi komunikasi digital termodern saat ini yang akan segera digunakan oleh TNI. Aplikasi Monitoring Pergerakan Pasukan menggunakan fitur GPS yang ada pada terminal Tetra baik Handled Radio maupun Mobile Radio.
Aplikasi ini sangat membantu komando di pusat kendali (Command Control) melakukan pengendalian pasukan di lapangan pada situasi kerusuhan atau gangguan keamanan lainnya. Setiap Radio Tetra yang digunakan oleh pasukan di lapangan memiliki identitas yang khas (ID) yang kemudian diterjemahkan pada digital map yang ada di komando dengan identitas warna tertentu sesuai fungsinya di lapangan, misalnya: warna hijau untuk pasukan pemukul, warna merah untuk agen penyusup dan warna ungu untuk penembak jitu (sniper).
Aplikasi ini memungkinkan Komandan lapangan untuk melokalisir daerah sasaran (agen penyusup), mengetahui posisi unit penindak dan mengetahui pergerakan pasukan (auto personal tracking).
DMC
Tindakan Satgas Yon Mekanis Konga XXIII-D Unifil Saat Konflik IDF dan LAF
(Foto: Reuters)
06 Agustus 2010, Lebanon -- Prajurit Satgas Yon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/Unifil (Indobatt) dengan sigap bertindak profesional dan imparsial dalam mengemban tugas serta tanggung jawabnya selaku Peacekeeper saat terjadi ketegangan antara IDF (Israeli Defence Forces) dan LAF (Lebanese Armed Forces) di salah satu Observation Post (OP) di daerah Al-Adaisse yang terkenal dengan sebutan ”Panorama Point” dan masih dalam Area of Responsibility (AOR) Indobatt di Lebanon Selatan, Selasa (3/8).
Menurut Komandan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/Unifil (Indonesian Battalion/Indobatt), Letkol Inf Andi Perdana Kahar, tindakan menengahi yang sangat berani dilakukan oleh prajurit TNI berawal dari rencana kegiatan pemotongan batang pohon cemara yang tumbang dan mengenai pagar/Technical Fence oleh pihak IDF (Israeli Defence Forces). Kegiatan IDF ini tidak disetujui LAF (Lebanese Armed Forces) dan mendapat tentangan, karena menurut LAF pohon tersebut berada di wilayah negaranya. Walaupun kegiatan ini telah dipantau dan mendapatkan ijin dari UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) selaku pemegang mandat pemelihara perdamaian di wilayah Lebanon Selatan, namun pada kenyataannya kegiatan IDF di lapangan ini mendapatkan tentangan yang sangat keras dari LAF serta memicu ketegangan antara kedua belah pihak.
Lebih lanjut Komandan Indobatt menyatakan, sebagai pasukan penjaga perdamaian, Kompi A Indobatt telah melakukan segala upaya prosedural se-maksimal mungkin untuk meredakan situasi. Upaya negosiasi kedua pihak di lapangan yang dimediasi oleh Indobatt dan Liaison Officer (LO) dari markas UNIFIL, telah dilakukan selama kurang lebih 4 (empat) jam. Demi meredakan ketegangan yang terjadi, Danki A Indobatt Kapten Inf Fardin Wardhana mengambil resiko meloncati pagar pengaman jalan, kemudian turun mendekat ke area Blue-Line yang belum sepenuhnya bersih oleh ranjau (UXO), dengan mengibar-ngibarkan bendera PBB dan berdiri di tengah-tengah kedua belah pihak yang sedang berhadap-hadapan dengan bersenjata lengkap (pointing). Bukan hanya itu saja, anggota Tim Kompi A Indobatt yang saat itu berjaga-jaga di Observation Post (OP) tersebut, seluruhnya membantu dengan mengibarkan bendera sambil mengangkat tangan serta meminta kepada kedua pihak agar dapat menahan diri dan dapat mencari kata sepakat mengenai pemotongan pohon cemara tersebut.
Menurut keterangan yang diperoleh dari saksi mata Lettu Inf Arief Widyanto, selaku Perwira Force Protection Indobatt yang saat itu berada di tempat kejadian, dijelaskan bahwa situasi menjadi makin menegangkan dan sangat tidak terkendali saat salah satu pihak melepaskan tembakan. Tembakan tersebut selanjutnya memicu terjadinya kontak tembak antara IDF dan LAF. Sesuai prosedur, prajurit Indobatt melakukan tindakan taktis mencari tempat perlindungan di sekitar lokasi kejadian saat terjadi baku tembak antara LAF dan IDF. Sesuai dengan perintah Komando, prajurit Indobatt kemudian melaksanakan pengunduran diri mencari posisi berlindung yang aman dan menunggu perintah lebih lanjut. Baku tembak ini melibatkan dua pesawat Heli Apache dan 3 (tiga) Tank ”Markava” IDF, yang melepaskan tembakan ke arah kedudukan pasukan LAF.
Situasi pertempuran yang makin hebat dan membahayakan personel Unifil dalam hal ini Indobatt, memaksa Markas Komando Sektor Timur Unifil mengambil keputusan dan memerintahkan Komandan Indobatt untuk menarik personel Indobatt yang berada di lokasi kontak tembak ke posisi yang lebih aman sambil tetap memonitor keadaan. Dalam proses penarikan pasukan tersebut, personel Kompi A Indobatt terpecah menjadi dua kelompok yang terpisah satu sama lain karena gencarnya tembakan yang dikeluarkan oleh kedua pihak dalam pertempuran tersebut. Satu kelompok ke arah Al-Adaisse dan kelompok yang lain ke arah Kafer Kela. Dari hasil pengecekan personel, didapati masih ada dua personel yang belum diketahui keberadaannya dan putus kontak dengan induk pasukan.
(Foto: AP)
Selama satu jam lebih, keberadaan dua prajurit tersebut ternyata masih berada di lokasi peristiwa kontak senjata. Kedua prajurit Indobatt ini, terjebak dalam kontak senjata kedua belah pihak dan hanya bisa berlindung di balik bangunan tanpa dapat malakukan pengunduran dari daerah pertempuran. Setelah kontak tembak sedikit mereda Kopda Zulkarnain dan Praka Oksa berusaha mencari pasukan kawan ke arah Kafer Kela yang merupakan Area of Responsibility (AoR) Spain Battalion. Kedua prajurit ini tidak bertemu dengan satupun anggota Peacekeeper yang diharapkan berada di pos pengamatan Spainbatt, karena telah ditarik mundur oleh Komando Atas.
Dari keterangan kedua prajurit tersebut, mereka memutuskan untuk menuju ke arah Fatima Gate, persimpangan jalan dimana terdapat OP (Observation Post) Spainbatt lainnya. Sama seperti kejadian pada pos sebelumnya, mereka tidak menemukan satupun anggota UN yang siaga di tempat tersebut. Dalam keadaan putus hubungan komunikasi dengan pasukan induk serta tanpa mengetahui situasi terakhir, mereka menerima bantuan salah satu masyarakat Lebanon yang bersedia mengantarkannya ke markas Indobatt UN Posn 7-1 desa Adshit Al-Qusayr yang berjarak 15 Km dari Fatima-Gate.
Dari peristiwa kontak tembak antara LAF dan IDF telah jatuh korban dari kedua belah pihak. Dari pihak Lebanon, tiga anggota LAF dan satu orang jurnalis AL-Akhbar Lebanese tewas di tempat. Sedangkan dari pihak IDF, dua orang Perwiranya menjadi korban dan meninggal dunia. Untuk pihak Indobatt sendiri, tidak ada kerugian personel maupun material. Hal ini dikarenakan kesigapan prajurit Indobatt dalam melaksanakan tindakan pengunduran pasukan sesuai dengan STIR (Standardize Tactical Incident Reaction) yang dilakukan berdasarkan perintah Komando Atas dalam hal ini oleh Sektor Timur UNIFIL.
Puspen TNI
Friday, August 6, 2010
Kopassus Akan Latihan Bersama SAS Australia
JAKARTA - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus, mengatakan, pihaknya akan kembali menggelar latihan bersama dengan pasukan khusus Australia pada September 2010.
"Latihan akan dilaksanakan di Bali, pada September 2010 setelah Hari Raya Idul Fitri," kata Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Lodewijk, menjawab ANTARA News di Jakarta, Kamis (5/8).
Lodewijk mengemukakan, hubungan Kopassus dan pasukan khusus Australia (SAS) semakin baik dengan menggelar latihan bersama secara rutin, untuk meningkatkan kemampuan dan profesional masing-masing sebagai pasukan khusus.
SAS AUTRALIA
"Latihan dilakukan secara rutin, hanya tempatnya bergantian kadang di Indonesia, kadang di Australia. Tahun ini, kita akan adakan di Bali," ujarnya.
Tentang materi yang akan dilatihkan bersama, Lodewijk mengatakan, materi latihan akan difokuskan pada pemberantasan terorisme.
Kerjasama Kopassus- SAS sempat terhenti sejak 1999 menyusulnya terjadinya kerusuhan di Timor-Timur (kini Timor Leste) seusai jajak pendapat.
Pemulihan kerja sama Kopassus-SAS, Australia berawal dari kunjungan Komandan SAS Australia yang kemudian diikuti kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Australia, Letjen Peter Leahy pada akhir 2002.
Langkah pemulihan diambil Australia, pasca ledakan Bom Bali I pada Oktober 2002 yang menewaskan sebagian besar warga negara Australia yang tengah berada di Pulau Dewata.
Selain Australia, Kopassus juga rutin mengadakan latihan bersama dengan Singapura dan Thailand. Kini Kopassus tengah merumuskan kembali latihan bersama dengan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) yang juga sempat terhenti pada sekitar sebelas tahun silam, karena dugaan pelanggaran HAM oleh TNI di Timor-Timur.
Sumber : ANTARA
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...