Pages

Thursday, August 5, 2010

Kopassus Siap Latihan di AS


Thursday, August 5, 2010

Detasemen Anti Teror Kopassus. (Foto: Getty Images)

05 Agustus 2010, Jakarta (ANTARA News) - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, Kopassus bersiap untuk kembali menggelar latihan bersama dengan satuan khusus Amerika Serikat.

"Rumusan mengenai mekanisme, bentuk dan materi latihan sedang dirumuskan kementerian pertahanan dan militer kedua negara," kata Lodewijk kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Lodewijk mengatakan, Kopassus menyambut positif keputusan Pemerintah AS yang membuka kembali latihan bersama dengan Kopassus.

"Ini sesuatu yang positif bagi kami dapat berlatih bersama dengan satuan khusus AS. Sehingga, kami pun siap untuk segala hal terkait latihan bersama itu," katanya.

Lodewijk mengatakan, Kopassus tidak mengusulkan apa-apa karena semua akan dirumuskan oleh kelompok kerja masing-masing negara yang kini tengah membahas hal itu.

Pemerintah AS membuka kembali latihan bagi Kopassus pada Juli 2010, setelah sempat ditutup karena klaim pelanggaran hak asasi manusia oleh TNI di Timor Timur.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Jakarta, penghunjung Juli, mengatakan, pemberian kembali latihan bagi Kopassus akan dilakukan bertahap dan terukur.

Athan AS kunjungi Kopassus

Danjen Kopassus Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus menerima kunjungan dari Atase Pertahanan Amerika Kolonel Bailley, bertempat di Ruang Kerja Danjen Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (29/07). Kunjungan Athan Amerika Kol. Bailey selain melakukan silaturrahmi juga merupakan forum perkenalan sebagai pejabat baru di lingkungan Dubes Amerika dan Indonesia pada umumnya.

Turut hadir dalam silaturahmi tersebut Letkol Inf Nyoman Cantiaca, Letkol Inf Saleh dan Mayor Inf Rudi Jan, Kolonel Bailey juga didampingi oleh staf kedubesan Amerika. Acara silaturahmi ini ditujukan untuk menciptakan soliditas antar kedua belah pihak serta lebih memantapkan Hubungan yang selama ini sudah terjalin dengan baik.

ANTARA News

First Five Super Hornets Arrived


26 Maret 2010

Five RAAF's Super Hornets fly towards Brisbane (photo : Australian DoD)
Super Hornets are Here

Air Force today welcomed home the first five of 24 Boeing F/A-18F Super Hornet fighter jets.

The aircraft touched down at RAAF Base Amberley in Queensland at 1:34pm local time, following a formation flight over Southeast Queensland with some of the F-111s they will replace.

Defence leaders along with local Government, United States Navy and Boeing dignitaries were on-hand for the welcome ceremony.

Minister for Defence, Senator John Faulkner said, “The Super Hornets’ arrival marks a new chapter for Air Force.”

“Australia’s 24 Super Hornets will be the bridging air combat capability during the transition to the Joint Strike Fighter force and will maintain our regional air superiority as our F-111s are withdrawn,” Senator Faulkner said.

Minister for Defence Personnel, Materiel and Science, the Hon Greg Combet MP, said, “The Super Hornet project is on-budget and on-schedule. It has been an outstanding example of an accelerated acquisition and model partnership.”

The Super Hornets, known affectionately as ‘Rhinos’, will be operated by Numbers 1 and 6 Squadrons at RAAF Amberley.

The US-built multirole fighters are Australia’s first new combat aircraft type in 25 years. They will replace RAAF’s 37-year-old F-111 fleet, which will retire at the end of the year.

While the new fighters share a strong resemblance with Air Force’s existing F/A-18A/B ‘classic’ Hornets, they feature stealth characteristics, an enlarged airframe, more powerful engines, greater weapons and fuel payload, advanced avionics and state-of-the-art radar.

Pesawat Tempur TNI AU Paksa Mendarat Pesawat Asing di Lanud Medan


Thursday, August 5, 2010

05 Agustus 2010, Medan -- Pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100/200 melakukan pemaksaan mendarat (force down) terhadap pesawat asing di Pangkalan TNI AU Lanud Medan, Rabu (4/8). Setelah mendarat pesawat tempur asing dengan 1 awak, lalu di giring oleh pasukan Khas TNI AU, POM AU Lanud Medan beserta petugas lain menuju Appron kelapa sawit lanud Medan di bawah todongan senjata oleh POM AU dan pengawalan ketat oleh Paskhas AU. Pilot asing tersebut digeledah oleh POM AU, selanjtnya digiring menuju kesatu ruangan yang ada di Baseops Lanud Medan untuk menjalankan proses interogasi yang di laksanakan oleh petugas Inteligent udara lanud Medan.

Demikian scenario jalannya latihan kesiap siagaan pertahanan udara nasional dengan nama sandi “ LATIHAN OPERASI HANUDNAS PERKASA C 2010 “ yang di gelar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III Medan yang dilaksanakan di Lanud Medan.

Dalam puncak latihan yang di gelar di wilayah Kosek Hanudnas III Medan, tidak saja melaksanakan pemaksaan mendarat terhadap pesawat tempur asing, namun juga dilaksanakan scramble pesawt tempur TNI AU guna menghalau pesawt asing yang memasuki wilayah NKRI tanpa izin yang terdeteksi oleh satuan radar di jajaran Kosek Hanudnas III Medan, yang berlangsung dari tanggal 2-5 agustus 2010.

Dalam latihan Operasi Hanudnas Perkasa C 2010 kali ini melibatkan pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Skadron Udara 12 Lanud Pekan Baru, selain itu juga melibatkan helicopter Colibri dari Skadron Udara 7, di dukung sarana operasi penerbangan oleh Danlanud Medan Kolonel Pnb Taufik Hidayat SE beserta Staf.

Pen Lanud Medan

Ahmadinejad Tantang Obama Debat Terbuka


Selasa, 3 Agustus 2010 | 00:18 WIB
scrapetv.com
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.

TEHERAN, KOMPAS.com Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Senin (2/8/2010), menantang Presiden AS Barack Obama melakukan debat langsung yang disiarkan televisi untuk mengetahui siapa yang memiliki penyelesaian terbaik atas permasalahan dunia.

Usul provokatif itu disampaikan Ahmadinejad ketika Iran sedang menghadapi gelombang sanksi baru internasional yang didorong oleh Washington dengan tujuan menekan republik Islam tersebut terkait program nuklir yang mereka milik

Iran Tetap Bergeming


Jumat, 9 Juli 2010 | 17:51 WIB

ABUJA. KOMPAS.com — Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, sanksi-saksi baru yang diberlakukan terhadap negaranya tidak akan menghambat program nuklir Iran. Negeri itu tetap melawan tekanan Barat yang meningkat.

Berbicara pada Kamis (8/7/2010) setelah pertemuan dengan para pemimpin Muslim di satu KTT di Nigeria, pemimpin Iran itu mengatakan tidak masalah berapa banyak resolusi sanksi disahkan. "Tidak akan ada perubahan sedikit pun dalam program nuklir kami," imbuhnya.

"Resolusi-resolusi itu hanyalah setumpukan kertas," katanya melalui seorang penerjemah.

Ahmadinejad yang menyatakan penolakan kerasnya terhadap sanksi-sanksi baru yang disetujui Dewan Keamanan PBB dan beberapa negara Barat itu, sebelumnya menyebutnya satu "kumpulan kertas yang harus dibuang ke tong sampah".

Namun, ketua badan tenaga atom Iran, Ali Akbar Salehi, mengaku untuk pertama kali, Rabu, bahwa tindakan-tindakan itu "mungkin menghambat" kegiatan nuklirnya. "Siapa pun tidak dapat mengatakan saksi-saksi itu tidak efektif," kata kantor berita ISNA mengutip pernyataan Salehi.

Ahmadinejad mengatakan, persyaratan-persyaratan tertentu harus dipenuhi sebelum dimulainya kembali perundingan-perundingan nuklir yang macet dengan enam negara dunia.

Tuntutan Iran menyangkut kemampuan nuklir Israel dan memasukkan negara-negara yang belum disebut namanya dalam perundingan-perundingan itu, katanya. Israel diduga keras sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.

Ia menuduh apa yang disebut lima negara anggota tetap Dewan Keamanan ditambah satu negara (kelompok 5+1) berusaha melemahkan posisi Iran, memaksa negara itu menangguhkan perundingan untuk menghukum mereka karena "kelakuan mereka yang sangat jelek".

Kelompok 5+1 termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB—Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat—plus Jerman.

Ahmdinejad mengatakan, sanksi-sanksi itu juga satu usaha untuk mengalihkan perhatian dari serangan yang menimbulkan korban jiwa terhadap satu armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza pada Mei lalu yang menewaskan sembilan aktivis pro-Palestina—delapan warga Turki dan seorang warga AS keturunan Turki—tewas. "Mereka ingin mengirim satu pesan kepada Brasil dan Turki bahwa tidak seorang pun dapat bertindak di luar ... negara-negara besar dunia, dan pada saat yang sama mereka ingin mengalihkan perhatian dari skandal yang diciptakan rezim Zionis itu," katanya.

Brasil dan Turki mencapai satu kesepakatan dengan Iran yang bertujuan untuk membantu pertukaran bahan nuklir dengan Rusia dan Perancis.

Sanksi-sanksi baru Dewan Keamanan PBB diberlakukan terhadap Iran pada 9 Juni, dan kemudian AS dan Uni Eropa melakukan tindakan-tindakan tambahan secara sepihak terhadap Iran.

Pemerintah-pemerintah Barat menduga program nuklir Iran adalah satu usaha terselubung untuk membuat senjata nuklir. Tuduhan itu berulang-ulang dibantah Teheran dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas listrik dan riset medis.

Ahmadinejad berada di Nigeria—yang menjadi ketua bergilir Dewan Keamanan PBB bulan ini—untuk menghadiri KTT sehari negara berkembang (D-8) di Abuja.

Kelompok Delapan (D-8) yang berpusat di Istanbul itu beranggotakan Banglades, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki, dengan jumlah penduduk seluruhnya 930 juta jiwa.

Setelah tiba, Rabu, Ahmadinejad menyebut Amerika Serikat sebagai satu diktator global dan mengecam Israel.

Pidato Ahmadijnejad pada Rabu petang di negara Afrika Barat itu, di mana warga Muslim merupakan separuh dari 150 juta jiwa penduduk negara itu, mendapat sambutan hangat dari massa, yang meneriakkan yel-yel "Nigeria mendukung Iran".

http://internasional.kompas.com/read/2010/07/09/17515416/Iran.Tetap.Bergeming

Ahmadinejad Ingatkan Eropa


Senin, 26 Juli 2010 | 15:11 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Minggu (25/7/2010), memperingatkan Eropa agar tidak bergabung dengan "rencana" Amerika Serikat terhadap Iran.

Dia mengatakan, apa pun kerja sama dengan Washington akan dipandang sebagai sikap bermusuhan oleh bangsa Iran. Hal tersebut disampaikan kantor berita Iran, IRNA.

Dalam pidato di sebuah festival di Teheran, Ahmadinejad mengatakan, Amerika telah berusaha membujuk sebagian negara Eropa dan Rusia untuk bergabung dalam skenario anti-Iran terakhir mereka.

Menurutnya, jika ada tindakan yang dianggap menentang Iran, termasuk mengganggu pesawat atau kapal negaranya, maka hal itu akan mendapat tanggapan cepat.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) bulan lalu mengeluarkan resolusi mengenai masalah nuklir Iran. Mereka melarang Iran melakukan penanaman modal di luar negeri dalam bidang nuklir dan pengayaan uranium.

Dalam resolusi tersebut, larangan-larangan baru juga diterapkan terhadap impor senjata konvensional Iran dan mengizinkan kapal-kapal Iran untuk diperiksa di perairan-perairan internasional.

Oleh karena itu, Presiden AS Barack Obama pada 1 Juli menandatangani rancangan undang-undang sanksi baru Iran untuk dijadikan undang-undang. Obama menyebutnya sebagai "pukulan ke pusat" kemampuan nuklir Pemerintah Iran.

Pada hari Kamis, Uni Eropa menyepakati sanksi-sanksi terhadap sektor energi Iran, termasuk industri minyak dan gasnya.

Perjanjian itu akan mulai berlaku jika disetujui oleh pertemuan menteri-menteri luar negeri Uni Eropa, Senin.

Menurut laporan Press TV satelit lokal, seorang komandan Kesatuan Garfa Revolusi Islam Iran, Minggu, mengatakan bahwa negaranya kini punya kemampuan menghasilkan "rudal-rudal balistik dalam jumlah tak terbatas". "Produksi rudal-rudal balistik kami berjalan sangat lancar," kata Wakil Komandan Garda Revolusi Brigjen Hossein Salami.

http://internasional.kompas.com/read/2010/07/26/15112133/Ahmadinejad.Ingatkan.Eropa.

Sanksi Nuklir Iran


Iran, Brasil, dan Turki Bahas Nuklir Iran
Minggu, 25 Juli 2010
wordpress.com
Ilustrasi

MOSKWA, KOMPAS.com — Para menteri luar negeri Iran, Turki, dan Brasil bertemu di Istanbul, Minggu (25/7/2010), untuk membahas pelaksanaan kesepakatan pertukaran nuklir segitiga yang ditandatangani pada bulan Mei.

"Menteri-menteri luar negeri Iran, Turki, dan Brasil akan bertemu di Istanbul untuk membahas perkembangan terakhir berkaitan dengan deklarasi pertukaran nuklir Teheran," kata IRNA mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast.

Menteri Luar Negeri Iran, Brasil, dan Turki pada 17 Mei lalu sepakat bahwa Iran akan melakukan pertukaran dengan Turki atas uraniumnya berupa hasil pengayaan 3,5 persen dengan uranium 20 persen untuk bahan bakar reaktor riset para ahli Teheran.

Kesepakatan segitiga itu tidak menghentikan DK PBB dari upaya meloloskan resolusi 9 Juni, yang mengenakan paket keempat sanksi Iran berkaitan dengan program nuklirnya, termasuk pengawasan ketat keuangan dan perluasan embargo senjata.

Negara-negara Barat curiga bahwa Iran berusaha membangun senjata nuklir di balik kedok pembangkit listrik tenaga nuklir untuk sipil.

Rusia, anggota tetap DK PBB, sejak lama menentang sanksi-sanksi terhadap Iran dan mengatakan, masalah nuklir Teheran harus diselesaikan lewat jalur diplomatik.

Walau demikian, Moskwa akhirnya menyetujui sanksi-sanksi itu setelah Iran gagal membuktikan sifat damai kegiatan nuklirnya.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, pada 15 Juli lalu, program nuklir Iran adalah masalah kebanggaan nasional bagi rakyat Iran, yang bagaimanapun, aktif dieksploitasi oleh pihak berwenang Iran untuk mencapai tujuan-tujuan politik mereka sendiri.

http://internasional.kompas.com/read/2010/07/25/14554742/Iran..Brasil..dan.Turki.Bahas.Nuklir.Iran

BERITA POLULER