Pages

Monday, November 14, 2011

KTT ASEAN teruskan rekomendasi G-20 dan APEC


Senin, 14 November 2011 17:03 WIB | 728 Views
SBY Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada KTT APEC di Honolulu, Hawaii. (REUTERS/Jason Reed)
Di akhir dari ASEAN Summit...saya akan menyampaikan konferensi pers yang lebih menukik"
Berita Terkait
Honolulu (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali akan merumuskan langkah-langkah nyata dalam merespon krisis keuangan global yang menjadi agenda utama pembicaraan di KTT G20 dan KTT APEC.

Presiden Yudhoyono mengatakan krisis keuangan yang melanda zona Euro menjadi tema dominan KTT ke-19 APEC yang dihadirinya pada 12-13 November 2011 di Honolulu.

"Kita membicarakan situasi ekonomi global, termasuk bagaimana kita menciptakan kembali pertumbuhan dan lapangan pekerjaan," katanya dalam konferensi pers di Honolulu, Kepulauan Hawaii, Minggu malam waktu setempat atau Senin sore WIB.

Para pemimpin negara anggota APEC, lanjut Kepala Negara, juga membincangkan stabilitas keuangan global dan reformasi peraturan guna menghilangkan penghalang pertumbuhan ekonomi.

Presiden menyebut pembahasan di APEC adalah kelanjutan dari KTT G20 di Cannes, Perancis, pada 3-4 November 2011 yang menghasilkan kerangka kerja dan rencana aksi negara anggota dalam  menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil, berimbang, dan berkelanjutan.

Yudhoyono menyebutkan pertemuan G20, APEC, dan KTT ASEAN di Bali saling terkait untuk mencari solusi dan implementasi terbaik dalam mengatasi krisis keuangan global.

"Di akhir dari ASEAN Summit, ASEAN plus, termasuk East Asia Summit, saya akan menyampaikan konferensi pers yang lebih menukik, down to earth, seperti apa policy yang dikembangkan bersama," janjinya.

Pada KTT APEC di Honolulu Amerika Serikat menginisiatifi Kerjasama Transpasifik dengan delapan anggota APEC, yaitu Australia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Chili, dan Peru, guna menyepakati perdagangan bebas dengan standar produk tinggi yang mulai berlaku pada 2012.

Presiden Yudhoyono mengatakan Indonesia memilih tidak bergabung dalam Transpacifik Partnership karena ingin mempelajari lebih dahulu keuntungan dan kerugiannya.

"Saya tidak langsung ikut-ikutan begitu dan saya katakan kepada para menteri, tunggu dulu, tenang dulu, mari bicarakan baik-baik apa itu Transpacific Partnership, apa benefitnya, seperti apa konsekuensinya sehingga ketika kita sepakat kita siap," pungkas Presiden. (*)


ANTARA

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK