Pages

Thursday, November 17, 2011

Tentara Amerika di ASEAN, suatu yang tak mengganggu


Kamis, 17 November 2011 20:11 WIB | 896 Views
Presiden Obama Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, melambaikan tangannya kepada wartawan setibanya di Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis (17/11). Obama tiba di Bali untuk menghadiri KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait lainnya yang berlangsung di Nusa Dua 17-19 Nopember 2011. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)
...Indonesia tidak akan terjebak dalam suasana seperti itu...
Berita Terkait
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan negara-negara anggota ASEAN tidak merasa terganggu dan terancam dengan keputusan Amerika Serikat untuk menempatkan sekitar 2.500 prajurit marinir di Darwin, Australia.

"Ini tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang mengganggu," kata Marty kepada wartawan di lokasi pelaksanaan KTT ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali, Kamis malam.

Dia juga menegaskan, sikap Amerika dan Australia itu juga tidak perlu dilihat sebagai ancaman bagi perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

ASEAN akan segera mengeluarkan Prinsip-prinsip Bali. Menurut Marty, Prinsip-prinsip Bali berisi semacam kesepakatan perilaku negara-negara ASEAN dan negara-negara mitra untuk menciptakan suasana damai di kawasan Asia Tenggara.

Terkait dengan sikap Indonesia, Marty mengatakan Indonesia tidak merasa terancam dengan perkembangan tersebut. Indonesia juga tidak akan terjebak dalam arus persepsi yang menggiring untuk menyatakan hal itu sebagai ancaman.

"Indonesia tidak akan terjebak dalam suasana seperti itu," katanya.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam kunjungannya ke Australia telah mengumumkan penempatan 2.500 marinir di Darwin, wilayah di "Benua Kanguru" yang berdekatan dengan Indonesia.

Berita di halaman depan surat kabar Sydney Morning Herald mengatakan, kehadiran militer yang permanen itu telah dipertimbangkan beberapa tahun lalu saat Washington berusaha memperkuat Komando Pasifiknya.

Keputusan Amerika Serikat itu dikhawatirkan meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Tenggara yang kini sedang berusaha mendinginkan suasana persengketaan di Laut China Selatan, dimana China dan empat negara ASEAN menjadi pihak yang bersengketa.

Sebelumnya, Marty Natalegawa menegaskan, ASEAN tidak akan membiarkan kawasan Asia Tenggara menjadi ajang persaingan negara-negara besar dan kuat untuk kepentingan tertentu.

"ASEAN tidak akan membiarkan Asia Tenggara menjadi ajang persaingan negara-negara yang menyebut diri mereka sebagai negara kuat," kata Marty kepada wartawan di lokasi KTT ke-19 ASEAN, Nusa Dua, Bali, Rabu (17/11).

Namun demikian, sikap itu tidak membuat ASEAN khawatir akan kehilangan hubungan baik dengan beberapa negara besar yang menjadi anggota forum KTT Asia Timur, seperti China, Jepang, Amerika Serikat, dan Rusia.

Menurut Marty, para pemimpin negara-negara ASEAN akan menyepakati Prinsip-prinsip Bali dalam KTT ke-19 ASEAN. Prinsip itu mengatur perilaku semua negara anggota, termasuk negara-negara kuat, sehingga perdamaian kawasan tetap terjaga.

Marty menjelaskan semua pertemuan tingkat menteri ASEAN sepakat bahwa kawasan Asia Tenggara telah menjadi kawasan yang aman, damai, dan stabil. Kawasan tersebut telah mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan konflik antaranggota.


ANTARA

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK