Pages

Wednesday, November 23, 2011

HIBAH F16 , POLITISI DPR-RI MEMILIH F16 BARU KETIMBANG HIBAH

Kemampuan Rendah, DPR Nilai Hibah Pesawat F-16 Mubazir
PATRICK LIN / AFP


















Jurnas.com | WAKIL Ketua Komisi I DPR RI Tb Hasanuddin menilai hibah pesawat F-16 dari Amerika Serikat sebagai hal yang percuma. Selain blok mesin yang rendah, kemampuan jam terbang pesawat hibah tersebut juga sangat kecil.

“Maksimal empat ribu jam terbang atau rata-rata delapan tahun. Ini sangat jauh bila dibandingkan dengan pesawat baru yang mampu terbang hingga 30 tahun,”kata Hasanuddin di Jakarta, Rabu (23/11).

Selain itu, perawatan pesawat bekas tersebut akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan pesawat baru. “Biaya perawatan ke-24 pesawat itu bisa sampe US$700 juta,” kata anggota DPR dari Fraksi PDIP itu. “Kalau kita membeli senjata, apalagi bekas dengan kualitas yang kurang bagus, maka percuma saja,"imbuhnya.

Karena itu, Hasanuddin menilai bahwa hibah pesawat itu sebagai hal yang mubazir, karena akan mengeluarkan biaya yang besar untuk meng-"upgrade" pesawat bekas tersebut.

Menurutnya, dalam cetak biru pertahanan sudah disetujui anggaran pengadaan pesawat tempur F-16 senilai US$600 juta. “Untuk beli F-16 baru setengah skadron seharga US$430 juta, dan memperbaiki dan meng-upgrade 10 F-16 yang sudah kita punya sehingga memiliki 1,5 skadron,”jelasnya.


2014, Pesawat F-16 dari AS Tiba di Indonesia
tni-au.mil.id / tni-au.mil.id











Jurnas.com | PESAWAT tempur F-16 hibah dari Amerika Serikat akan tiba mulai tahun 2014. Sebelum didatangkan ke Indonesia, peawat hibah berjumlah 24 unit itu akan di retrovit di Amerika.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrin membantah adanya rumor telah ditandatanganinya kontrak hibah pesawat F-16 tersebut. “Prosedurnya akan ditingkatkan menjadi G to G (Government to Government) antara Indonesia dan Amerika melalui Kementerian Pertahanan masing-masing negara,”katanya di Jakarta, Rabu (23/11).

Pembelian pesawat tempur bekas milik Amerika tersebut sebelumnya dilakukan melalui agen. Perubahan ini terjadi setelah Presiden AS Barrack Obama memberikan pernyataan demikian di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) beberapa hari lalu.

Namun begitu, hingg Saat ini belum dilakukan penandatanganan kesepakatan hibah pesawat tersebut. "Belum ada penandatanganan kesepakatan hibah ini,”imbuhnya.

Kapuskom menambahkan, pesawat F-16 blok 25 tersebut akan diupgrade menjadi blok 52 oleh perusahaan Lockheed Martin di California, Amerika sebelum dikirim ke Indonesia. "Datang ke Indonesia sudah siap terbang. Rencananya mulai 2014 akan didatangkan ke Indonesia secara berkala,”kata Kapuskom.

Jumlah pesawat yang dikirim ke Indonesia, bergantung pada banyaknya pesawat yang telah diretrofit.


Pemerintah sebaiknya beli baru ketimbang "upgrading" F16

Rabu, 23 November 2011 15:59 WIB | 871 Views

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Al Muzzammil Yusuf menilai lebih baik membeli pesawat F16 yang baru daripada harus menambah biaya "upgrading" pesawat bekas F16 dari 450 juta dolar AS menjadi 750 juta dolar AS.

Menurut Muzzammil Yusuf di Jakarta, Rabu, selain masalah biaya yang membengkak, pemerintah juga harus memperhatikan keselamatan nyawa prajurit terbaik.

"Saya menyarankan kepada teman-teman di Komisi I agar mempertimbangkan kembali kesepakatan untuk menerima hibah 24 pesawat F-16 karena biaya `upgrading` membengkak dari perkiraan sebelumnya," katanya.

Muzzammil mengatakan bahwa membeli pesawat F-16 yang baru lebih menguntungkan Indonesia daripada menerima pesawat hibah dalam kondisi bekas. Dari sisi keamanan, jam terbang, dan kualitas teknologi lebih tinggi daripada pesawat bekas.

Sementara dengan membeli pesawat baru, pemerintah dapat meminimalisir peluang kecelakaan pesawat angkatan udara TNI yang selama ini sering terjadi.

"Dari data yang kami terima sejak tahun 2000-2009 ada sekitar 30 pesawat Angkatan Udara TNI jatuh dan menelan korban jiwa baik dari pihak tentara maupun sipil dalam jumlah besar," ujar politisi PKS ini.

Fakta lainnya, dari 114 pesawat TNI yang kita miliki terdapat 50 pesawat dalam kondisi rusak. "Tidak kah kita belajar dari pengalaman ini. Saya khawatir dari 24 pesawat hibah itu usianya tidak lama. Peluang pesawat rusak, jatuh, kemudian menelan korban jiwa. Ini harus diantisipasi sejak dini oleh Pemerintah. Jangan mengorbankan nyawa prajurit dan penerbang terbaik kita," ujarnya.

Dalam pandangan Muzzammil, pesawat yang rawan kecelakaan bisa menurunkan mental prajurit dan mereka harus berperang melawan alutsista sebelum melawan musuh.

"Bagi saya, harga prajurit terbaik kita lebih mahal daripada alustsista, bukan sebaliknya," ujar anggota DPR dari Daerah Pemilihan Lampung I ini.

JURNAS/ANTARA

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK