Pages

Showing posts with label ASEAN. Show all posts
Showing posts with label ASEAN. Show all posts

Wednesday, January 11, 2012

ASEAN akan kembangkan kerja sama maritim di 2012

Rabu, 11 Januari 2012 21:28 WIB 
Marty Natalegawa (FOTO ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara anggota ASEAN setuju untuk mengembangkan lebih jauh lagi kerja sama maritim di kawasan, kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

"Para Menlu ASEAN menyetujui saran Indonesia untuk memberdayakan Forum Maritim ASEAN yang sudah melakukan pertemuan tahunannya sejak 2010 agar menjadi ajang untuk membahas kerja sama maritim di kawasan," kata Menlu yang dihubungi ANTARA Rabu, setelah mengikuti Pertemuan Informal Menlu ASEAN di Siem Reap, Kamboja.

Marty mengatakan, di masa yang akan datang Forum Maritim ASEAN selain menjadi ajang diskusi masalah kelautan bagi negara-negara anggota juga akan mengundang negara-negara anggota Konferensi Asia Timur (EAS) untuk membahas isu serupa.

"Ke depan kita ingin lebih menonjolkan faktor kerja sama di bidang kelautan daripada permasalahannya," kata Marty.

Dia menambahkan bahwa selain kerja sama maritim, menlu ASEAN dalam pertemuan di Siem Reap, Rabu, juga setuju untuk memberdayakan Pusat Koordinasi ASEAN Untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Manajemen Bencana (AHA Center) yang berlokasi di Jakarta agar mempertajam kemampuan ASEAN untuk menangani situasi paska bencana di kawasan.

Sektor kelautan selama beberapa tahun terakhir telah menjadi isu yang menyebabkan ketegangan diantara negara-negara ASEAN. Mulai dari konflik perbatasan di Laut China Selatan antara empat negara ASEAN dan China hingga masalah pencurian ikan sempat membuat panas situasi di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya. 


sumber : Antara

Tuesday, November 29, 2011

Jerman taruh perhatian pada ASEAN Regional Forum

Rabu, 30 November 2011 
London (ANTARA News) -  State Secretary Kementerian Luar Negeri Jerman, Emily Haber mengakui Pemerintah Jerman menaruh perhatian terhadap pentingnya upaya membangun kepercayaan (confidence building) dan diplomasi preventif dalam kerangka ASEAN Regional Forum (ARF).

Hal itu disampaikan Emily Haber, pada pertemuan ASEAN Regional Forum (ARF) High-Level Workshop on Confidence Building Measures and Preventive Diplomacy in Asia and Europe di Berlin yang dihadiri Deputi II Bidang Politik Luar Negeri Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, Dubes Nadjib Riphat Kesoema.

Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia G.L. Kalake kepada ANTARA London, Rabu, menyebutkan Indonesia dan Jerman bertindak sebagai co-host pada Workshop yang akan berlangsung selama dua hari di Kementerian Luar Negeri Jerman, Berlin.

Lebih lanjut State Secretary Emily Haber mengatakan pembangunan kepercayaan dan diplomasi preventif telah menjadi bagian dari sejarah Jerman yang menjadi faktor pendorong runtuhnya tembok Berlin, penyatuan kembali Jerman, dan proses penyatuan masyarakat Eropa di bawah payung Uni Eropa.

Dikatakannya dalam sudut pandang Eropa, kawasan Asia Pasifik saat ini mengalami perkembangan yang signifikan, yaitu diantaranya perkembangan arsitektur kawasan yang semakin kuat, bangkitnya kekuatan Cina, dan peranan Amerika Serikat yang lebih besar di kawasan ini.

Emily Haber menambahkan seiring dengan semakin pesatnya globalisasi yang membuat negara menjadi lebih saling terkait dibanding sebelumnya, munculnya berbagai tantangan keamanan baru yang mendapat perhatian bersama seperti terorisme, penyebaran senjata pemusnah massal, serta konflik regional.

Dalam menghadapi tantangan ini, ASEAN merupakan kekuatan inti (nucleus) dari ARF dalam upaya menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Asia Pasifik, ujarnya.

Sementara itu, Dubes Nadjib Riphat Kesoema menggarisbawahi peranan penting Indonesia selama menjadi Ketua ASEAN di tahun 2011 termasuk kontribusi Indonesia dalam memperkuat pilar CBMs dan PD di ARF.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-19 ASEAN, Indonesia berhasil mendorong transformasi ASEAN menjadi komunitas yang lebih kohesif dan kolaboratif, serta membangun tatanan regional yang efektif.

Dikatakannya Negara anggota ASEAN juga menyepakati pembentukan Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) yang diharapkan turut menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman dan stabil.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Dirjen Kerja Sama ASEAN, Djauhari Oratmangun, menekankan Indonesia senantiasa berperan dalam pencegahan konflik melalui upaya membangun kepercayaan.

Hal ini dilakukan antara lain dengan membantu mencari solusi dari konflik perbatasan dan konflik Laut China Selatan, mendorong kemajuan dalam negosiasi Six Party Talks untuk mengatasi masalah Semenanjung Korea, mendorong terciptanya kawasan bebas nuklir di ASEAN, dan memperkuat ASEAN Maritime Forum.

Berbagai upaya tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat dua pilar utama ARF yaitu Confidence Building Measures (CMBs) dan Preventive Diplomacy (PD) agar dapat mencapai pilar yang ketiga yaitu resolusi konflik.

Workshop yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang pernah diadakan pada tahun 2008 di Berlin, diikuti sekitar 100 delegasi negara-negara ARF berlangsung dalam suasana yang terbuka dan dinamis.

Para peserta berasal dari pejabat pemerintah, kalangan militer, akademisi, perwakilan dari OSCE, dan kalangan diplomatic serta Wakil Tetap RI untuk ASEAN, Dubes Ngurah Swajaya.

Selama workshop berlangsung para peserta saling mempelajari pengalaman menangani konflik yang terjadi di beberapa kawasan, misalnya Asia Timur, Asia Tengah, dan Eropa Timur.

Berdasarkan kasus-kasus yang muncul di kawasan, maka dapat dikembangkan konsep yang lebih baik dalam menguatkan peranan institusi regional, dalam hal ini ARF dan OSCE , untuk mengatasi krisis. Para peserta menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi sebagai faktor yang turut memperkuat implementasi CBMs. (ZG)

Edito

antara

Tuesday, November 22, 2011

Sembilan Capaian KTT ke-19 ASEAN

Minggu, 20 November 2011, 06:10:25 WIB

Sembilan Capaian KTT ke-19 ASEAN

Nusa Dua, Bali: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 ASEAN dan KTT Asia Timur pada Sabtu (19/11) sore, di Bali Nusa Dua Convention Center. Perhelatan besar negara-negara Asia Tenggara dan mitra dialog selama tiga hari itu, 17-19 November, usai sudah.

Ada banyak hal yang telah dihasilkan. Sekadar meringkas, berikut adalah sembilan capaian utama keketuaan Indonesia di ASEAN:

PERTAMA:
Langkah-langkah konkret guna memperkuat ketiga pilar Komunitas ASEAN
1. Keberhasilan penguatan langkah-langkah transformasi ASEAN dari sekedar asosiasi menjadi suatu komunitas kerja sama yang
lebih kohesif sejalan dengan visi Komunitas ASEAN 2015.
2. Memastikan kemajuan yang seimbang di antara ketiga pilar dibawah seluruh cetak biru Komunitas ASEAN secara konsisten dan
saling isi-mengisi.
3. KTT ke-19 ASEAN telah menyepakati sejumlah instrumen penting bagi penguatan pilar-pilar Komunitas ASEAN:
- Pembentukan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation;
- Diisepakatinya ASEAN Framework for Equitable Economic Development: Guiding Principles for Inclusive and Sustainable Growth
dan ASEAN Framework for Regional Comprehensive Economic Partnership;
- Keberlanjutan komitmen untuk menjadikan ASEAN sebagai forum kerja sama yang people-oriented, people-centred, and
people-driven.


KEDUA:
Penguatan Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan
Indonesia terus mendorong langkah-langkah bersama bagi penguatan pertumbuhan ekonomi kawasan, meliputi:
1. Memastikan agar ASEAN Architecture for Economic Integration and Cooperation betul-betul berfungsi dalam menjaga tingkat
pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN.
2. Terus mendorong implementasi The Master Plan on ASEAN Connectivity guna mendukung kerja sama perdagangan intra-
ASEAN.

KETIGA:
Mengambil peran utama dalam menata arsitektur kerja sama kawasan yang lebih efisien dan efektif.
1. EAS (East Asia Summit) sebagai forum utama untuk pembahasan isu-isu strategis di kawasan.
2. Pengakuan leaders atas sentralitas ASEAN dalam menata arsitektur kawasan Asia Timur.

KEEMPAT:
Menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara.
1. Kawasan kita masih dihadapkan pada sejumlah tantangan.
2. Selama Keketuaan Indonesia, ASEAN telah mampu mengelola konflik melalui mekanisme dialog:
- isu Thailand-Kamboja;
- isu Laut Cina Selatan;
- menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dimulai kembalinya Six Party Talks;
- kemajuan signifikan dalam SEANWFZ;
- isu maritim dalam ASEAN Maritime Forum (AMF).
3. Memperkuat kemampuan ASEAN mengatasi konflik (conflict resolution) dan meningkatkan capacity building.

KELIMA:
Penguatan peran ASEAN secara global.
1. Peran ASEAN yang lebih besar dalam penanganan masalah-masalah global.
2. Pengesahan Bali Declaration on ASEAN Community in a Global Community of Nations (“Bali Concord III”).
3. Dicapainya Kemitraan Komprehensif antara ASEAN dan PBB.

KEENAM:
Upaya bersama untuk memperkuat ekonomi Asia Timur (Kawasan EAS)
1. KTT Asia Timur sepakati The Declaration of the 6th East Asia Summit on ASEAN Connectivity.
2. Untuk menjadikan ASEAN Connectivity sebagai bagian penting dari kerjasama EAS, maka pada KTT Asia Timur di Bali ini telah
disepakati The Declaration of the 6th East Asia Summit on ASEAN Connectivity.

KETUJUH:
Upaya bersama untuk membangun landasan dan tindakan nyata menangani food, water, and energy securityserta climate change.
1. Kerja sama ASEAN:
- Implementasi skema ASEAN – Plus Three Emergency Rice Reserves (APTEER);
- Percepatan realisasi ASEAN Power Grid dan Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) 2010-2015.
2. Komitmen ASEAN untuk terus engage dalam pembahasan masalah perubahan iklim di berbagai forum.

KEDELAPAN :
Upaya bersama untuk mengatasi non-traditional security challenges: natural disasters, terrorism, transnational crimes.
1. Peluncuran dan pemafaatan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
2. Implementasi ASEAN Convention on Counter-Terrorism dan ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime.
3. Dicapainya komitmen untuk membuat suatu mekanisme untuk menangani masalah perompakan di laut.

KESEMBILAN:
Upaya bersama untuk memelihara perdamaian, keamanan dan stabilitas dan ketertiban Kawasan Asia Timur.
1. KTT Asia Timur 2011 mengesahkan The Declaration of the East Asia Summit on the Principles for Mutually Beneficial Relations.

Mengenai keinginan TimorLeste untuk menjadi anggota ASEAN, para pemimpin ASEAN telah bersepakat untuk membentuk ASEAN Coordinating Council Working Group (ACCWG) untuk membahas persoalan ini secara menyeluruh. Indonesia telah secara jelas menyampaikan dukungan penuhnya bagi keanggotaan Timor Leste tersebut.


PRESIDEN RI

Pujian Sekjen ASEAN untuk Indonesia


VIVAnews - Diakhirinya KTT ASEAN Sabtu pekan lalu di Bali sekaligus menjadi penanda berakhirnya keketuaan Indonesia tahun 2011. Sebagai ketua,  Indonesia dinilai telah melakukan tugas yang luar biasa dan menghadirkan sebuah visi yang jauh ke depan.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan, di Sekretariat ASEAN Jakarta, Selasa 22 November 2011. Dia mengatakan, dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua, Indonesia telah menggabungkan pengalaman dan kemampuan diplomatik yang baik.

"Indonesia memiliki bobot yang proporsional, jaringan, pengalaman, kemampuan, yang terakumulasi dengan baik sepanjang tahun," kata Surin.

Indonesia, lanjutnya, juga memiliki posisi yang strategis dalam perekonomian dunia. Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang tergabung dalam kelompok 20 negara berkembang, atau G20.
Setiap memimpin ASEAN, Indonesia selalu menghasilkan sebuah visi ke depan. Ketika memimpin pada tahun 1976, kata Surin, Indonesia menghasilkan Bali Concord I yang mencakup kesepakatan pembangunan sekreariat ASEAN di Jakarta.

Pada kepemimpinan Indonesia berikutnya tahun 2003, Bali Concord II ditelurkan, menghasilkan kesepakatan pembentukan komunitas ASEAN 2015. Tahun ini, Indonesia menghasilkan Bali Concord III, sebuah kerangka ASEAN mengatasi isu-isu global.

"Setiap kali Indonesia memimpin, visinya selalu menuju masa depan. Mempersiapkan masa depan, melakukan penyesuaian dan melakukan perubahan demi memainkan peranan yang lebih efektif," kata Surin.

Dalam kepemimpinannya tahun ini, Indonesia telah melakukan berbagai kemajuan, terutama dalam memediasi konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memberikan solusi pemantauan (observer) di wilayah perbatasan.

Surin mengatakan, pada keketuaan Kamboja tahun depan, akan dilakukan implementasi Mahkamah Internasional terkait perdamaian kedua negara. Kendati demikian, Surin yakin Indonesia akan tetap menjalankan perannya sebagai penjaga perdamaian di kawasan.

"Marty telah melakukan tugas yang baik. Saya yakin dia tetap akan melanjutkan perannya sebagai man of peace," kata Surin.
• VIVAnews

Friday, November 18, 2011

Hillary Clinton top bagi peserta diskusi bisnis ASEAN-AS



Jumat, 18 November 2011 15:14 WIB | 732 Views
Pidato Hillary Clinton Menlu AS Hillary Clinton memberikan pidato Pada kegiatan ASEAN Businnes and Invesment Summit, di Bali International Convention Centre, Nusa Dua,Bali, Jumat (18/11). Dalam pidatonya Hillary Clinton mendukung kegiatan KTT ke-19 ASEAN serta akan meningkatkan kerjasama antara AS-ASEAN. (FOTO ANTARA/ Wahyu Putro A)

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Dari seorang ibu negara kini menjadi menteri luar negeri Amerika Serikat dan itulah yang kini terjadi dengan Hillary Rodham Clinton. Hadir dalam diskusi investasi dan bisnis ASEAN-Amerika Serikat di Nusa Dua, Bali, Jumat petang, sosok mantan ibu negara itu sangat menyita perhatian peserta.

Begitu muncul dari balik pintu, puluhan telefon genggam berkamera dari peserta mengarah pada dirinya dan baru beberapa lama bunyi jepretan rana menghilang dari pendengaran. Busana yang dikenakan sederhana saja, kemeja wanita berwarna merah yang cukup kontras dengan rambut blonde yang dia miliki.

Alokasi waktu sebagai pembicara kunci dalam diskusi bisnis itu hanya 10 menit plus sekitar lima menit sebagai kata pengenalan oleh pembawa acara. Kata-kata pembawa acara itu seolah tidak lagi dipedulikan, karena visi Amerika Serikat untuk bangkit kembali dari kemelut perekonomian itulah yang ditunggu-tunggu.

Memang, Clinton membawakan empat strategi yang ditempuh pemerintahan Obama. Tidak sedikitpun dia membahas agenda politik seperti yang biasa dia utarakan pada banyak kesempatan, justru aspek bisnis dan ekonomi global dan kawasan yang dia nyatakan.

Layar lebar di kedua sisi panggung yang mendapat pengawalan ketat dari The Secret Service, memperkuat kesan akan koleksi data dan fakta yang dia miliki tentang Indonesia. Kehadiran beberapa pengusaha papan atas Amerika Serikat menguatkan hal itu. (*)

ANTARA

Obama bertemu sepuluh pimpinan ASEAN



Jumat, 18 November 2011 15:51 WIB | 916 Views


()
 Selamat datang, kepada Presiden Barack Obama dan seluruh pimpinan ASEAN"

Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengadakan pertemuan puncak dengan pimpinan sepuluh negara ASEAN dalam Pertemuan ke-3 AS-ASEAN di Nusa Dua, Jumat. 

Presiden Obama disambut langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Pati Djalal.  Kemudian, bersama sepuluh pimpinan negara ASEAN menuju ruang Nusa Dua 3 Bali Nusa Dua Convention Center tempat pertemuan dilaksanakan. 

Konferensi Tingkat Tinggi keempat AS-ASEAN didahului dengan foto bersama Obama dengan sepuluh pimpinan negara ASEAN, dilanjutkan dengan pidato selamat datang Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua ASEAN 2011. 

"Selamat datang kepada Presiden Barack Obama dan seluruh pimpinan ASEAN yang hadir dalam pertemuan puncak AS-ASEAN. Pertemuan ini sangat penting untuk peningkatan hubungan yang baik antara AS dan ASEAN," katanya.

Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ada beberapa agenda yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengkaji berbagai hal yang telah dikerjasamakan selama ini oleh kedua pihak.

Pada pertemuan puncak AS-ASEAN pada 2010, kedua pihak menyatakan pentingnya meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi, perubahan iklim dan keamanan.(*)
ANTARA

Ini kesepakatan bisnis terbesar, kata Obama



Jumat, 18 November 2011 16:29 WIB | 66 Views
Presiden Amerika Serikat Barrack Obama berpidato usai menyaksikan penandatanganan perjanjian bisnis pembelian pesawat jenis Boeing oleh Lion Air. (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
 selamat kepada Boeing yang telah membuat pesawat terbang hebat, termasuk yang saya tumpangi ini"
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut kesepakatan bisnis antara sebuah perusahaan AS dan satu maskapai nasional Indonesia sebagai kesepakatan bisnis yang besar.

Dia juga menegaskan bahwa AS memiliki investasi perdagangan dan peluang komersial yang luar biasa di kawasan Asia Pasifik.

"Baik, saya hanya ingin membuat sebuah pernyataan singkat. Ini adalah contoh luar biasa dari investasi perdagangan dan peluang komersial yang ada di kawasan Asia Pasifik," kata Obama di Nusa Dua, Jumat.

Dalam siaran persnya, Obama mengatakan bahwa beberapa hari terakhir ini dia telah berbicara tentang bagaimana memastikan kehadiran di wilayah Indonesia yang dapat langsung berkaitan dengan lapangan pekerjaan di Amerika.

"Dan apa yang kita lihat di sini, kesepakatan bernilai miliaran dolar antara Lion Air, salah satu maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat tidak hanya di wilayah ini, namun di dunia dan Boeing akan menghasilkan lebih dari 100.000 pekerjaan di Amerika Serikat untuk jangka waktu panjang," katanya.

"Ini merupakan kesepakatan bisnis terbesar, karena Boeing akan membuat lebih dari 200 pesawat terbang yang akan dijual. Pemerintah AS dan Ex-Im Bank, pada khususnya, menjadi kunci dalam memfasilitasi kesepakatan ini," katanya.

"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para pejabat pemerintah yang berupaya agar hal ini terwujud. Ini merupakan salah satu contoh bagaimana kami akan mencapai tujuan jangka panjang yang saya tetapkan, yaitu meningkatkan ekspor AS sebanyak dua kali lipat dalam beberapa tahun ke depan," kata Obama.

Obama mengucapkan selamat kepada Lion Air atas keberhasilannya yang dinilainya luar biasa.

"Saya juga memberi selamat kepada Boeing yang telah membuat pesawat terbang hebat, termasuk yang saya tumpangi ini," katanya.

Obama mengatakan penumpang di kawasan ini akan memperoleh manfaat dari maskapai penerbangan yang baik.

"Selain itu, para pekerja kami di AS akan dapat memperoleh keamanan pekerjaan dan dapat menghasilkan produk yang bagus buatan Amerika," katanya.(*)
ANTARA

ASEAN puas Thai-Kamboja kian membaik



Jumat, 18 November 2011 16:20 WIB | 255 Views
Konflik Thailand - Kamboja sempat mencapai puncak panasnya awal tahun ini tetapi kini kedua belah pihak berhasil menjaga perdamaian. (REUTERS/Sukree Sukplang)

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengapresiasi kondisi di kawasan perbatasan Thailand-Kamboja yang makin membaik setelah konflik terbuka awal tahun ini yang menyita perhatian seluruh Asia Tenggara.

Pernyataan Ketua ASEAN _011 yang dikeluarkan di Nusa Dua, Jumat, sebagai hasil dari KTT ASEAN ke-19 pada 17 November 2011 itu juga menyeru kedua negara untuk melanjutkan perundingan dan  dialog politik.

ASEAN berharap kedua negara mencapai solusi yang dapat diterima kedua belah pihak dengan memaksimalkan mekanisme bilateral yang ada dengan dukungan Ketua ASEAN saat ini.

"Kita juga menyerukan kembali arti pentingnya perintah Pengadilan Internasional pada 18 Juli 2011 mengenai permintaan agar kedua negara memperhitungan langkah-langkah yang diambil terkait isu perbatasan."

Pada KTT ke-18 ASEAN di Jakarta Mei lalu, kedua negara saling menyalahkan terkait konflik terbuka yang menelan korban jiwa.

Saat itu, PM Kamboja Hun Sen dan PM Thailand yang saat itu Abhisit Vejjajiva, berbalas pernyataan menyudutkan selama pertemuan puncak berlangsung.

Sengketa perbatasan itu berawal dari satu peta yang dikeluarkan pada 1908 oleh kartografer Prancis untuk menetapkan perbatasan Thailand-Kamboja ketika Kamboja masih di bawah koloni Perancis.

Perancis mengatakan, perbatasan harus diputuskan menurut garis batas air di sepanjang jarak gunung Dongrak, dalam peta mereka candi Preah Vihear terletak di ketinggian 525 meter, dengan jalan turun berada di wilayah Kamboja, dan sebagian lainnya di wilayah Thailand.

Thailand kehilangan candi itu pada 1962 ketika engketa atas kepemilikan candi itu dibawa ke Pengadilan Internasional di Den Haag.

Pengadilan memutuskan kepemilikan candi kepada Kamboja, namun sengketa garis perbatasan masih terus berlangsung hingga sekarang.

Sengketa atas candi Preah Vihear merebak kembali pada 2008 ketika Kamboja mengusulkan candi yang terletak dalam kompleks seluas 4,6 kilometer itu sebagai Warisan Dunia kepada UNESCO. Usulan tersebut disetujui UNESCO, 7 Juli 2008, meskipun kemudian ditentang oleh Thailand.(*)
ANTARA

AS ingin persaingan yang adil di ASEAN



Jumat, 18 November 2011 16:05 WIB | 433 Views
Pidato Hillary Clinton Menlu AS Hillary Clinton pada ASEAN Businnes and Invesment Summit, di Bali International Convention Centre, Nusa Dua,Bali, Jumat (18/11). (ANTARA/Wahyu Putro A)
 Tak ada fairness (keadilan) melemahkan pembangunan ekonomi"


Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Amerika Serikat memandang persaingan usaha yang bebas dan adil diperlukan untuk mendorong peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan AS-ASEAN, kata Menlu AS Hillary Clinton.

"Tak ada fairness (keadilan) melemahkan pembangunan ekonomi," katanya dalam sesi ASEAN-AS KTT Bisnis dan Investasi yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, hari ini.

Hillary menambahkan, perlakuan yang sama dan fair terhadap para pebisnis AS dan ASEAN itu perlu juga diikuti dengan menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan.

Perdagangan AS dengan negara-negara ASEAN baru enam persen dari total nilai perdagangan global AS sehingga pertumbuhannya perlu terus didorong, katanya.

Hillary mendesak ASEAN terus memperbaiki iklim investasi, memperkuat infrastruktur dan konektivitas kawasan serta mengembangkan  kewirausahaan.

Dia menandaskan, AS akan terus mendukung upaya membangun konektivitas ASEAN lewat inisiatif bersama.

Kehadiran Hillary di KTT Bisnis dan Investasi ASEAN yang merupakan rangkaian kegiatan KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait itu menyita perhatian ratusan orang dari berbagai kalangan, termasuk media massa.

Sebelum ke Bali, mantan ibu negara AS ini mengunjungi dulu Filipina.

Dia mendampingi Presiden Barack Obama yang pada Sabtu esok (19/11) menjadi kepala negara AS pertama yang mengikuti KTT Asia Timur bersama pemimpin 10 negara anggota ASEAN dan negara mitra wicara.

KTT Asia Timur itu diikuti Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Jepang, China, India, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Rusia, dan AS.

AS adalah mitra dagang dan investasi penting ASEAN dengan total nilai perdagangan 149 miliar dolar AS dan nilai investasi 16,5 miliar dolar AS (2007-2009).(*)
ANTARA

BERITA POLULER