Oerlikon Contraves/Rheinmetall, jenis senjata artileri pertahanan udara yang dibeli Korps Marinir
JAKARTA - Korps Marinir TNI AL akan menambah tujuh perangkat senjata anti serangan udara baru pada tahun ini. Persenjataan seharga total US$ 15 juta atau Rp 135 miliar itu sebagian bakal dipasang di sekeliling Istana Negara, Jakarta, untuk pengamanan serangan dari udara.
"Sekarang sudah mulai dirakit dan akan dikirim ke sini akhir tahun ini," kata Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Alfan Baharudin kepada Tempo di kantornya di Kwitang, Jakarta, Jumat (13/5). Senjata berupa kendaraan tempur yang dilengkapi meriam kaliber 35 milimeter ini dibeli dari Swiss, namun perakitannya dilakukan oleh perusahaan di Cina.
Alfan menjelaskan, selain untuk antiserangan udara, senjata ini juga bisa dipergunakan untuk serangan darat. Sebagian senjata akan ditempatkan di Markas Korps Marinir di Kwitang dan Markas Brigadir Infanteri Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. Semua senjata ini dibeli untuk melengkapi kebutuhan Batalion Artileri Pertahanan Udara Marinir guna mengganti peralatan lama yang sudah tua.
Korps Marinir, kata Alfan, juga akan membeli lagi tambahan kendaraan tempur amfibi BMP3F buatan Rusia sebanyak 54 unit atau setara dengan satu batalion. Dengan penambahan ini, Marinir akan memiliki tiga batalion resimen kavaleri. Tank ini dipesan sejak 2009 dan sudah tiba 17 unit Januari lalu.
Sumber : TEMPOINTERAKTIF.COM