Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjanji untuk tidak membiarkan pengurangan bujet militer negaranya mempengaruhi ambisi ekspansi dan kehadiran militer Amerika di Asia Pasifik.
Farsnews mengutip laporan AFP (17/11) menyebutkan, Obama dalam pernyataannya kemarin (16/11) menyinggung perubahan prioritas Amerika yang mulai memfokuskan wilayah Asia. Ia juga berjanji bahwa program ekspansi dan kehadiran militer negaranya tidak akan terpengaruhi oleh penurunan bujet militer.
Hal itu dikemukakan Obama sehari setelah pengumuman rencana penempatan 2.500 marinir Amerika Serikat di wilayah utara Australia. Keputusan itu diambil Amerika Serikat dalam rangka menanggulangi peningkatan kekuatan Cina yang mengancam keseimbangan kekuatan di kawasan Asia Pasifik.
Ditujukan kepada para anggota parlemen Australia, Obama mengatakan bahwa Asia Pasifik sangat penting untuk menjadi korban pengurangan bujet pertahanan Amerika Serikat. Obama juga mengklaim bahwa program pengurangan bujet militer itu hanya untuk perang di Irak dan Afghanistan.
Dikatakan Obama bahwa masalah ini harus disadari oleh semua pihak di kawasan. Bersamaan dengan berakhirnya perang di Irak dan Afghanistan, Obama akan menginstruksikan tim keamanan nasionalnya untuk memprioritaskan kehadiran militer Amerika di Asia Pasifik. Menurutnya, Amerika Serikat adalah kekuatan besar di Asia Pasifik dan akan tetap mempertahankan statusnya sebagai adidaya di kawasan itu.
Dalam pidatonya, Obama juga menyinggung hubungan rentan Amerika Serikat dan Cina, reformasi di Myanmar, dan peringatan kepada Korea Utara yang telah menyisihkan bujet untuk memproduksi senjata destruksi massal.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, juga menyinggung parade militer Amerika Serikat ke Asia Pasifik setelah mengakhiri perang di Irak dan Afghanistan. Hal itu menurut Clinton sebagai pesan peringatan kepada Cina untuk memperhatikan kondisi hak asasi manusia di dalam negeri.
Akan tetapi, para pengamat berpendapat bahwa target di balik parade militer Amerika ke Asia Pasifik adalah untuk mencegat Cina yang tumbuh pesat sebagai kekuatan ekonomi dan militer baru.
Saat ini, neraca perdagangan Amerika dihadapan Cina, negatif dan selain itu Cina juga yang membeli surat utang Amerika senilai 300 milyar dolar pasca krisis ekonomi 2008. Amerika Serikat hingga kini terus mendesak Cina agar menaikkan nilai tukar mata uangnya untuk menyeimbangkan pasar. Akan tetapi, pemerintah Beijing menolak tuntutan tersebut dan tetap mempertahankan nilai tukar yuan di tingkat rendah sehingga Cina dapat mendongkrak ekspornya.
IRIB
Farsnews mengutip laporan AFP (17/11) menyebutkan, Obama dalam pernyataannya kemarin (16/11) menyinggung perubahan prioritas Amerika yang mulai memfokuskan wilayah Asia. Ia juga berjanji bahwa program ekspansi dan kehadiran militer negaranya tidak akan terpengaruhi oleh penurunan bujet militer.
Hal itu dikemukakan Obama sehari setelah pengumuman rencana penempatan 2.500 marinir Amerika Serikat di wilayah utara Australia. Keputusan itu diambil Amerika Serikat dalam rangka menanggulangi peningkatan kekuatan Cina yang mengancam keseimbangan kekuatan di kawasan Asia Pasifik.
Ditujukan kepada para anggota parlemen Australia, Obama mengatakan bahwa Asia Pasifik sangat penting untuk menjadi korban pengurangan bujet pertahanan Amerika Serikat. Obama juga mengklaim bahwa program pengurangan bujet militer itu hanya untuk perang di Irak dan Afghanistan.
Dikatakan Obama bahwa masalah ini harus disadari oleh semua pihak di kawasan. Bersamaan dengan berakhirnya perang di Irak dan Afghanistan, Obama akan menginstruksikan tim keamanan nasionalnya untuk memprioritaskan kehadiran militer Amerika di Asia Pasifik. Menurutnya, Amerika Serikat adalah kekuatan besar di Asia Pasifik dan akan tetap mempertahankan statusnya sebagai adidaya di kawasan itu.
Dalam pidatonya, Obama juga menyinggung hubungan rentan Amerika Serikat dan Cina, reformasi di Myanmar, dan peringatan kepada Korea Utara yang telah menyisihkan bujet untuk memproduksi senjata destruksi massal.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, juga menyinggung parade militer Amerika Serikat ke Asia Pasifik setelah mengakhiri perang di Irak dan Afghanistan. Hal itu menurut Clinton sebagai pesan peringatan kepada Cina untuk memperhatikan kondisi hak asasi manusia di dalam negeri.
Akan tetapi, para pengamat berpendapat bahwa target di balik parade militer Amerika ke Asia Pasifik adalah untuk mencegat Cina yang tumbuh pesat sebagai kekuatan ekonomi dan militer baru.
Saat ini, neraca perdagangan Amerika dihadapan Cina, negatif dan selain itu Cina juga yang membeli surat utang Amerika senilai 300 milyar dolar pasca krisis ekonomi 2008. Amerika Serikat hingga kini terus mendesak Cina agar menaikkan nilai tukar mata uangnya untuk menyeimbangkan pasar. Akan tetapi, pemerintah Beijing menolak tuntutan tersebut dan tetap mempertahankan nilai tukar yuan di tingkat rendah sehingga Cina dapat mendongkrak ekspornya.
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK