Nusa Dua
| 20:56 Wed, 16 Nov 2011
22
................... / ..............
Jurnas.com | ASEAN menolak jadi ajang persaingan negara-negara besar dan kuat untuk kepentingan tertentu. Sikap itu tidak membuat ASEAN khawatir akan kehilangan hubungan baik dengan beberapa negara besar yang menjadi anggota forum KTT Asia Timur, seperti China, Jepang, Amerika Serikat, dan Rusia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, para pemimpin ASEAN menyepakati prinsip-prinsip Bali dalam KTT ke-19 ASEAN. "Prinsip itu mengatur perilaku semua negara anggota, termasuk negara-negara kuat, sehingga perdamaian kawasan tetap terjaga," kata Marty kepada wartawan di lokasi KTT ke-19 ASEAN, Nusa Dua, Bali, Rabu sore.
Semua pertemuan tingkat menteri ASEAN sepakat kawasan Asia Tenggara telah menjadi kawasan yang aman, damai, dan stabil. "Kawasan tersebut telah mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan konflik antaranggota," katanya. Meski masih terjadi gejolak pada level internal negara tertentu, Marty menegaskan tetap ada kecenderungan yang positif untuk membuat situasi menjadi lebih baik.
ASEAN juga semakin menjadi elemen yang penting di dunia. Salah satunya ditandai dengan persetujuan Brazil untuk menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) ASEAN. "Ini menandai semakin diterimanya TAC oleh masyarakat internasional," kata Marty.
TAC adalah perjanjian perdamaian di antara negara-negara Asia Tenggara yang dibuat oleh berbagai negara pendiri ASEAN. TAC itu sendiri mulai diberlakukan 24 Februari 1976 dengan ditandatangani oleh pemimpin negara-negara Asia Tenggara saat itu seperti Presiden Soeharto, PM Singapura Lee Kuan Yew, Presiden Filipina Ferdinand Marcos, PM Malaysia Datuk Hussein Onn, dan PM Thailand Kukrit Pramoj.
Perjanjian TAC diubah pada 15 Desember 1987 dengan membolehkan masuknya negara-negara di luar Asia Tenggara, dan kembali diamandemen 25 Juli 1998 dengan menambahkan persyaratan persetujuan oleh seluruh negara anggota.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, para pemimpin ASEAN menyepakati prinsip-prinsip Bali dalam KTT ke-19 ASEAN. "Prinsip itu mengatur perilaku semua negara anggota, termasuk negara-negara kuat, sehingga perdamaian kawasan tetap terjaga," kata Marty kepada wartawan di lokasi KTT ke-19 ASEAN, Nusa Dua, Bali, Rabu sore.
Semua pertemuan tingkat menteri ASEAN sepakat kawasan Asia Tenggara telah menjadi kawasan yang aman, damai, dan stabil. "Kawasan tersebut telah mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan konflik antaranggota," katanya. Meski masih terjadi gejolak pada level internal negara tertentu, Marty menegaskan tetap ada kecenderungan yang positif untuk membuat situasi menjadi lebih baik.
ASEAN juga semakin menjadi elemen yang penting di dunia. Salah satunya ditandai dengan persetujuan Brazil untuk menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) ASEAN. "Ini menandai semakin diterimanya TAC oleh masyarakat internasional," kata Marty.
TAC adalah perjanjian perdamaian di antara negara-negara Asia Tenggara yang dibuat oleh berbagai negara pendiri ASEAN. TAC itu sendiri mulai diberlakukan 24 Februari 1976 dengan ditandatangani oleh pemimpin negara-negara Asia Tenggara saat itu seperti Presiden Soeharto, PM Singapura Lee Kuan Yew, Presiden Filipina Ferdinand Marcos, PM Malaysia Datuk Hussein Onn, dan PM Thailand Kukrit Pramoj.
Perjanjian TAC diubah pada 15 Desember 1987 dengan membolehkan masuknya negara-negara di luar Asia Tenggara, dan kembali diamandemen 25 Juli 1998 dengan menambahkan persyaratan persetujuan oleh seluruh negara anggota.
SUMBER : JURNAS
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK