Suci Dian Hayati / PT. Media Nusa Pradana
Penggunaan state credit sebenarnya lebih menguntungkan bagi pemerintah.
Penggunaan state credit sebenarnya lebih menguntungkan bagi pemerintah.
Jurnas.com | PEMBELIAN enam unit pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2 dilakukan dengan menggunakan kredit ekspor (KE) karena pemerintah Rusia tak mau menerima jika pembelian dilakukan melalui state credit.
"Padahal, penggunaan state credit lebih menguntungkan Indonesia," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rapat kerja Komisi I dengan Kemhan dan TNI di DPR RI, Senin (26/3). State credit yang tersedia untuk Indonesia bernilai US$1 miliar dan baru digunakan US$300 juta.
Menurut Sjafrie, pemerintah Rusia meminta state credit digunakan untuk pembelian kapal selam. Namun, pengadaan kapal selam oleh Indonesia tidak dilakukan melalui Rusia melainkan dari Korea Selatan. “Mereka memaksa sisa kredit dihabiskan untuk membeli kapal selam,” ujarnya.
Karenanya, pemerintah Indonesia memutuskan membeli Sukhoi menggunakan kredit ekspor. Namun begitu, untuk menyiasati beban pembayaran, Kemhan memasukkan pembelian suku cadang Sukhoi menggunakan state credit.
Penggunaan state credit sebenarnya lebih menguntungkan bagi pemerintah. Misalnya, tenor (jangka waktu pinjaman) lebih panjang yaitu sekitar 15 tahun, dengan bunga rendah. Dengan kredit ekspor hanya 2-5 tahun dengan bunga yang lebih besar.
"Padahal, penggunaan state credit lebih menguntungkan Indonesia," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rapat kerja Komisi I dengan Kemhan dan TNI di DPR RI, Senin (26/3). State credit yang tersedia untuk Indonesia bernilai US$1 miliar dan baru digunakan US$300 juta.
Menurut Sjafrie, pemerintah Rusia meminta state credit digunakan untuk pembelian kapal selam. Namun, pengadaan kapal selam oleh Indonesia tidak dilakukan melalui Rusia melainkan dari Korea Selatan. “Mereka memaksa sisa kredit dihabiskan untuk membeli kapal selam,” ujarnya.
Karenanya, pemerintah Indonesia memutuskan membeli Sukhoi menggunakan kredit ekspor. Namun begitu, untuk menyiasati beban pembayaran, Kemhan memasukkan pembelian suku cadang Sukhoi menggunakan state credit.
Penggunaan state credit sebenarnya lebih menguntungkan bagi pemerintah. Misalnya, tenor (jangka waktu pinjaman) lebih panjang yaitu sekitar 15 tahun, dengan bunga rendah. Dengan kredit ekspor hanya 2-5 tahun dengan bunga yang lebih besar.
saya pikir pemerintah ambil sisi positifnya saja, dgn membeli kapal selam dengan uang sisa US$700jt maka akan mendapatkan beberapa kapal selam Kilo class atau Armur, dgn begitu TNI AL selaku pemakai armada ini akan sangat berbahagia dan bisa bekerja dengan baik lagi utk mengamankan wilayah NKRI dari sabang sampai merouke, atau mungkin membeli kapal penjelajah dari moskow seperti zaman bung karno terdahulu, sekarang saatnya dgn uang sisa ini bisa digunakan utk membeli alutsista secara kualitas dan kuantitas yg mentereng ... Jalesveva Jayamahe ... Bravo TNI ... Bravo NKRI
ReplyDeleteterima aja itu sisa uang s$700jt buat kapl selm.lagian negara kita memang sangat memerlukan tu kapal selam tuk menjaga perairan nkri yang sangat luas,bandingkn denagan singapura negara yang seperti ujung kuku d banding dgn luas negara kita kpl selamnya lbh banyak dan cukup di segani di kawasn asia tenggara krn peralatan militernya serba canggih
ReplyDeletesetuju perkuat angkatan laut,tambah kapal selam yg banyak khan baru punya 2.khan negri bahari jd angkatan laut harusnya saatnya diutamakan,
ReplyDeleteuang sisa itu tetap bisa dibelikan kapal selam tetapi kita harus menunggu sistem aip dari rusia tersebut matang dulu. bisa jadi 2 tahun kedepan sistem aip rusia bisa menyaingi sistem aip barat
ReplyDeleteSaya setuju beli saja kapal selam yang sesuai dg kebutuhan pertahanan Indonesia dg teknologi canggih bisa untuk > 20 thn ke depan. Hutang tak masalah wong dibayar kok dari pada dikorupsi tak karuan.
ReplyDeleteMasalahnya russia ga mau TOT atau lokal production misalnya dg PT PAL. Sebaliknya korea bersedia. Semoga Russia kedepan bersedia TOT atau minimal joint production sehingga kita bisa belajar membangun kapal selam.
ReplyDeleteurusan ToT itu bisa dinego nanti,yang penting sisa kredit itu bisa buat mendanai pembelian kapal selam yang sangat dibutuhkan,tokh Rusia juga gak mau kehilangan mitra lama,tak mungkin urusan belanja komoditi militer dibeberkan luas,lebih enak diam2,tahu2 itu barang sudah sampe ditempat pengguna,berapa jumlahnya,jenis apa,tak perlu buka sampe detail,Bravo TNI.
ReplyDelete