Pages

Friday, December 23, 2011

Tim Pembuat Kapal Selam Indonesia Berangkat Januari


www.indosmarin.com / www.indosmarin.com
Jurnas.com | TIM Indonesia yang akan mengikuti proses pembangunan kapal selam di Korea Selatan akan berangkat Januaru mendatang. Tim yang berjumlah 50 orang itu akan mempelajari pembangunan kapal selam agar bisa mengaplikasikannya di Indonesia.

“Diperkirakan tim yang terdiri dari 50 orang itu akan berangkat Januari,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskomblik) Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (23/12).

Dia menuturkan, pemberangkatan tim tersebut dalam rangka mengikuti proses alih teknologi sesuai kesepakatan dalam kontrak pengadaan kapal selam yang telah ditandatangani antara Kemhan dan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME). Tim tersebut akan mengikuti keseluruhan proses pembangunan hingga selesai dan kapal selam siap dikirim ke Indonesia.

“Sekitar 56 bulan, hingga kapal selam selesai,”katanya.

Sebelumnya, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan pada tahap pengadaan kapal selam yang pertama, SDM Indonesia melalui PT PAL akan dikirimkan ke Korea untuk melihat langsung pembuatan kapal selam tersebut. Sebanyak 50 orang teknisi dengan masa kerja yang masih panjang akan mengikuti proses ini.

Pada pengadaan yang kedua, para teknisi ini direncanakan mulai terlibat dalam pembuatan kapal selam. Sehingga pada tahap ketiga para teknisi Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri kapal selam.

Menurut Sjafrie, kebijakan dasar pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) harus memberi keuntungan dalam meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional salahsatunya dengan cara alih teknologi. Hartind menambahkan, pembelian kapal selam tersebut sudah sesuai dengan rencana strategis (renstra) dan blue print pertahanan untuk meningkatkan minimal essential forces.

TNI AL Bantah Pembelian Kapal Selam Korsel Barter dengan CN-235
JACK GUEZ / AFP
Jurnas.com | TNI AL membantah tudingan pembelian kapal selam dilakukan dengan cara barter dengan pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Korea Selatan memang membeli CN-235, tapi merupakan transaksi bisnis yang terpisah dengan pembelian kapal selam tersebut.

“Itu side effect dari kedekatan hubungan yang terbangun antara Indonesia-Korsel,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma TNI Untung Suropati di Jakarta, Jumat (23/12). Menurutnya, memang banyak manfaat yang bisa didapatkan dari terjalinnya hubungan baik dua negara.

Untung mencontohkan pengadaan alutsista untuk TNI AL telah banyak dipenuhi oleh Korsel. “Pengadaan LPD (Landing Platform Dock), KRI Suharso juga kerja sama dengan Korea,” katanya. Sekedar diketahui, Korea Selatan telah menggunakan dua skadron CN-235 sejak 1994.

Untung menambahkan, produk alat utama sistem senjata (alutsista) buatan Korsel sudah teruji handal. “Kita juga harus sadar produk buatan korsel bagus,” katanya.








Tiga Kapal Selam TNI AL US$ 1Miliar
www.indosmarin.com / www.indosmarin.com
Jurnas.com | TIGA Kapal Selam keperluan TNI Angkatan Laut yang akan dibangun di Korea Selatan melalui perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) bernilai US$ 1Miliar. Pembelian tersebut dilakukan dengan kesepakatan adanya alih teknologi untuk meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

“Berdasarkan kontrak yang sudah ditandatangani ketiga kapal selam itu seharga 1Miliar US$ atau Rp10 Triliun,”kata Kadispenal Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Jumat (23/12).

Menurutnya, harga ini terhitung murah dibandingkan penawaran yang dilakukan perusahaan lain. Hal ini juga menjadi pertimbangan pengadaan kapal selam tersebut dilakukan di Korsel. “Pertimbangan membeli di DSME, dengan harga relatif sama, kita diuntungkan dengan teknologi yang lebih canggih,” jelasnya.

Sebelumnya, tambah dia, alokasi dana yang dimiliki pemerintah hanya cukup untuk membeli dua buah kapal selam. Namun setelah bekerjasama dengan Korsel Indonesia dapat membeli tiga kapal selam dengan tambahan biaya tak banyak.

“Kapal selam yang kami pesan adalah kapal selam sekelas 209, tapi dengan teknologi 214 yang memiliki sistem deteksi, persenjataan, sonar, komunikasi, semuanya jauh lebih baik,” imbuhnya.

Ditempat berbeda, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin mengatakan pengadaan kapal selam ini dilakukan dengan kesepakatan adanya alih teknologi. Dari tiga kapal selam yang dipesan, kapal selam terakhir akan dibuat di Indonesia dengan pengawasan teknisi Korsel.

Menurutnya, pembelian ini sudah sesuai dengan rencana strategis (renstra) dan blue print pertahanan untuk meningkatkan minimal essential forces yang pembayarannya dialokasikan dari anggaran 2010-2014.

“Uangnya sudah ada, alokasi anggarannya sudah ada,” kata Hartind.

Indonesia Butuh Lebih Banyak Kapal Selam
www.indosmarin.com / www.indosmarin.com
Jurnas.com | KEBUTUHAN Kapal Selam TNI AL dalam blue print pertahanan hingga tahun 2024 adalah delapan unit kapal selam. Jumlah ini sebenarnya masih jauh dari cukup untuk mengamankan laut Indonesia yang sangat luas.

“Sampai 2024 kami akan mengadakan delapan unit kapal selam,” kata Kepala. Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Suropati di Jakarta, Jumat (23/12).

Tiga kapal selam yang kontraknya ditandatangani antara Kemhan dan perusahaan galangan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) berada pada rencana strategis (renstra) pertama 2010-2014. Ketiga kapal selam tersebut diharapkan selesai dan berada di Indonesia berturut-turut pada 2015, 2016, dan 2018.

Untuk menambahkan, standar minimal kapal selam yang harus dimiliki Indonesia adalah 14 unit. “Standar minimal dalam konteks keamanan negara kepulauan adalah 14-18 unit,” ujar Untung.

Namun begitu Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio sebelumnya mengatakan Indonesia perlu menambah 39 kapal selam untuk menjaga wilayah lautnya.

Kadispenal menjelaskan, untuk melakukan pengamanan terhadap Indonesia yang memiliki laut sangat luas memang dibutuhkan kapal selam sejumlah tersebut. Dia mencontohkan, Jepang dengan luas laut yang kecil memiliki 24 unit kapal selam. “Dengan pertimbangan luas wilayah, Indonesia memang harus ada menambah 39 kapal selam,” tambahnya.

sumber : jurnas

1 comment:

  1. saya sangat setuju menambah 39 kapal selam kalao perlu ni genapi 40 kapal selam dengan persenjataan terbaru tercanggih yang ada sekarang.
    jayalah negeriku tercinta indonesia

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK