Dalam acara Refleksi Catatan Akhir Tahun 2011 yang diselenggarakan ormas NasDem, Ketua Dewan Pertimbangan ormas NasDem Tedjo Edhy Purduatno, mengatakan walaupun anggaran alutsista besar namun pembelian peralatan alutsista belum sesuai untuk menangkal Indonesia dari serangan musuh asing. Tedjo mencontohkan peralatan alutsista yang dibeli acapkali tak sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
"Misalnya membeli tank. Tank itu bagusnya di padang pasir. Bila dipakai di sini tidak cocok. Kemudian untuk pesawat tempur, jangan terlalu banyak membeli bekas pesawat negara lain," ujar Tedjo, Kamis (29/11/2011) di kantor pusat NasDem.
Jawaban dari INDONESIA DEFENCE
Maaf Pak Tedjo Edhy Purdijatno sebenarnya kalau mengenai pengalaman dalam bidang alutsista bapak lah gurunya, tapi saya selaku pemerhati Alutsista kurang sependapat dengan bapa, Kalau menurut bapak Main Battle Tank Tidak cocok di Indonesia dengan alasan kondisi geografis saya kira ini bukan alasan yang tepat.pak, alasan ini , alasan yang klasik yang hanya akan membuat bingung terhadap masyarakat. Bapak Tedjo Edhy Purdijatno yang saya hormati indonesia ini luas pak ada dataran rendah , ada pegunungan, ada bukit, ada rawa, ada lautan Nah kalau MBT ini kita taruh di daerah pegunungan yang rawan longsor atau di daerah rawa saya kira tidak tepat nah kita taruh MBT ini di dataran rendah , kalau pemikiran bapak seperti itu wah Alutsista TNI kapan modernya pak dan kapan TNI punya MBT sementara Singapura punya LEOPARD, Malaysia Punya T91 dari rusia kita? kita cuma punya light Tank, MBT kita lawan MBT, buka MBT kita lawan bambu runcing gak jaman lagi pak ini Zaman Modern.
Kemudian untuk pesawat tempur, jangan terlalu banyak membeli bekas pesawat negara lain," ujar Tedjo
"Kita mau beli kapal selam. Beli kapal selamnya di negara yang kompeten dalam pembuatan kapal selam. Bila kapal selam yang dibeli kemampuannya dibawah negara tetangga, sama saja tidak ada artinya," ucapnya.
By Indonesia Defenece
"Misalnya membeli tank. Tank itu bagusnya di padang pasir. Bila dipakai di sini tidak cocok. Kemudian untuk pesawat tempur, jangan terlalu banyak membeli bekas pesawat negara lain," ujar Tedjo, Kamis (29/11/2011) di kantor pusat NasDem.
Jawaban dari INDONESIA DEFENCE
Maaf Pak Tedjo Edhy Purdijatno sebenarnya kalau mengenai pengalaman dalam bidang alutsista bapak lah gurunya, tapi saya selaku pemerhati Alutsista kurang sependapat dengan bapa, Kalau menurut bapak Main Battle Tank Tidak cocok di Indonesia dengan alasan kondisi geografis saya kira ini bukan alasan yang tepat.pak, alasan ini , alasan yang klasik yang hanya akan membuat bingung terhadap masyarakat. Bapak Tedjo Edhy Purdijatno yang saya hormati indonesia ini luas pak ada dataran rendah , ada pegunungan, ada bukit, ada rawa, ada lautan Nah kalau MBT ini kita taruh di daerah pegunungan yang rawan longsor atau di daerah rawa saya kira tidak tepat nah kita taruh MBT ini di dataran rendah , kalau pemikiran bapak seperti itu wah Alutsista TNI kapan modernya pak dan kapan TNI punya MBT sementara Singapura punya LEOPARD, Malaysia Punya T91 dari rusia kita? kita cuma punya light Tank, MBT kita lawan MBT, buka MBT kita lawan bambu runcing gak jaman lagi pak ini Zaman Modern.
Kemudian untuk pesawat tempur, jangan terlalu banyak membeli bekas pesawat negara lain," ujar Tedjo
Jawaban dari INDONESIA DEFENCE
Bukannya saya bela siapa - siapa nah sekarang ini kenyataannya soal hibah pesawat F16 saja yang jadi fokus pembahasan, Pembelian 6 Sukhoi Baru kok gak dibahas atau diekspose, pembelian super tucano,kok gak diekspose, pembelian T50 golden Eagle kok gak diexpose, seolah olah bangsa ini membeli pesawat bekas melulu bahkan rencana kemhan indonesia akan membeli 180 jet tempur sukhoi ko ini gak di ekspose, akuisisi 18 jet tempur sukhoi kok ini gak dibahas, keinginan TNI AU dengan Sukhoi 30 BM ko gak dibahas, terlalu naif kali kalau kita suka barang bekas atau kasarnya rongsokanlah. Begini pak sebenarnya pemerintah Indonesia melalui Kemhan berencana mau beli 6 pesawat F16 C/D block 52 yang baru tapi Amerika Serikat Menawarkan Grant F16 C/D blok 25 sebanyak 24 buah + 6 untuk suku cadang dengan syarat harus diupgrade terlebih dahulu. Nah Kemhan menyerahkan semuanya kepada operator yaitu TNI AU , ini sudah dipikirkan matang matang oleh TNI AU kita alhasil di terimalah Grant F16 tersebut dan alasanya sebagai berikut : Dalam rangka memenuhi target MEF ( Minimum Esencial Forrce) atau kekuatan pokok minimum dan mengingat luasnya perairan indonesia minimal harus ada 180 pesawat tempur untuk menjaga NKRI ini karena sebagai pemukul utama, istilahnya pengebug lah , dan kalau kita beli baru sekarang 4 atau 5 tahun kedepan baru bisa pesawat baru tersebut bisa diterima ini bukan jualan kacang goreng gitu beli disitu bisa diterima, dengan mendesaknya kebutuhan untuk pertahanan dan pemerintah pun gak bodoh berdasarkan kesetaraan dan alih teknologi grant tersebut diterima karena gak sembarang negara mendapat grant dari AS, filifina aja sampe minta minta , nah kita malah ditawari, Katanya rongsokan ? terlalu kasar untuk mengatakan demikian pesawat tersebut masih layak pakai tapi untuk perannya sebagai pemukul utama harus punya daya gempur yang tinggi, ya harus di upgrade dari blok 25 ke 32 ++ kemampunya mendekati blok 52, nah F16 yang kita miliki saja masih blok 15 coba bapak bayangkan? adapunyang di upgrade sbb
:
The Government of Indonesia has requested a sale for the regeneration and upgrade of 24 F-16C/D block 25aircr f and 28 F100-PW-200 or F100-PW-220E engines being granted as Excess Defense Articles.
The upgrade includes the following major systems and components:
The upgrade includes the following major systems and components:
- LAU-129A/A Launchers
- ALR-69 Radar Warning Receivers
- ARC-164/186 Radios
- Expanded Enhanced Fire Control (EEFC) or Commercial Fire Control or Modular Mission Computers
- ALQ-213 Electronic Warfare Management Systems
- ALE-47 Countermeasures Dispenser Systems
- Cartridge Actuated Devices/Propellant Actuated Devices (CAD/PAD)
- Situational Awareness Data Link, Enhance Position Location Reporting Systems (EPLRS)
- LN-260 (SPS version, non-PPS)
- and AN/AAQ-33 SNIPER or AN/AAQ-28 LITENING Targeting Systems
sumber dari F16.net
jadi kalau sudah di up grade apakah pesawat ini dikatan bekas lagi? think about it"Kita mau beli kapal selam. Beli kapal selamnya di negara yang kompeten dalam pembuatan kapal selam. Bila kapal selam yang dibeli kemampuannya dibawah negara tetangga, sama saja tidak ada artinya," ucapnya.
Jawaban Indonesia defence
kalau yang itu saya sependapat dengan bapak, tapi permaslahannya bapak kurang up date informasi tetang alutasita , nah yang kita pesan dari korsel itu type U209 tapi kemampuan setara U 214 dan satu lagi KORSEL mau TOT itu yang penting sehingga kita bisa mandiri membuat alutsista seperti KS. nah satu lagi benar atau tidak menurut info yang saya dengar dari pernyataan dubes Rusia , Indonesia sudah beli kapal selam canggih dengan teknologi BNV ( kelas kilo 636) tetunya bapak tau KS kelas kilo kan? dan kemampuanya tidak perlu diragukan lagi.
semoga para bapak berfikir sebelum mengkritik dan memberi masukan kepada orang lain, apalagi kepublik
salam damai maju TNI,Maju INdonesiaku, maju terus pak menhan datangkan segera MBT itu.
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK