Thursday, October 7, 2010
Indonesia Minta 2025 Senjata Nuklir Sudah Dihapuskan
Keinginan itu diungkapkan Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Hasan Kleib, pada sesi pembukaan persidangan Komite I Majelis Umum PBB, Senin waktu setempat.
Sidang komite itu membahas pelucutan senjata dan keamanan internasional
Saat menyampaikan pernyataan atas nama GNB di persidangan, Dubes Hasan Kleib menekankan bahwa penghapusan secara total senjata nuklir adalah satu-satunya jalan untuk memerangi ancaman adanya penggunaan senjata nuklir.
Karena itu, kata Hasan, GNB menekankan pentingnya dunia untuk memulai perundingan sesegara mungkin pada Konferensi Pelucutan Senjata tentang program bertahap bagi penghapusan senjata nuklir dengan kerangka waktu yang rinci, termasuk adanya Konvensi Persenjataan Nuklir.
"Yang harus menjadi target adalah persenjataan nuklir pada tahun 2025 harus dihapuskan secara total," ujarnya menegaskan.
Selain mengenai senjata nuklir, Hasan juga menegaskan agar senjata kimia secara penuh dimusnahkan oleh negara-negara yang telah menyatakan kepemilikannya sesuai dengan komitmen mereka atas traktat Konvensi Senjata Kimia untuk mewujudkan dunia bebas senjata kimia mulai tahun 2012.
Dubes Hasan Kleib menyatakan bahwa doktrin menyangkut senjata nuklir yang dimiliki oleh aliansi-aliansi militer seperti NATO merupakan konsep yang salah dan mengganggu perdamaian dunia.
Konsep tersebut dianggap menghambat upaya penghapusan senjata nuklir secara total.
Terkait dengan upaya terwujudnya Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Timur Tengah, Indonesia atas nama GNB mendesak dan menuntut Israel segera menjadi pihak pada traktat anti-penyebaran nuklir (NPT) dan menempatkan seluruh fasilitas nuklir yang dimilikinya di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
GNB juga meminta Sekjen PBB pada tahun 2012 menyelenggarakan pertemuan, guna membahas dan mendorong terciptanya Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Timur Tengah.
Indonesia saat ini merupakan Koordinator Kelompok Kerja Pelucutan Senjata GNB.
Dengan demikian, Indonesia memimpin dan mengkoordinasikan posisi-posisi 119 negara anggota GNB, terkait dengan isu-isu pelucutan senjata.
Selama persidangan Komite I yang akan berlangsung hingga November 2010, Indonesia akan memimpin negosiasi dan mengajukan rancangan enam Resolusi Majelis Umum PBB.
Rancangan resolusi (Ranres) yang dimaksud adalah Pengaturan lebih lanjut senjata biologi sesuai dengan Protokol Jenewa tahun 1925; Pentingnya masyarakat internasional memberikan perhatian kepada masalah uranium yang dapat digunakan sebagai senjata.
Selain itu, Pentingnya melihat kaitan antara upaya-upaya pelucutan senjata dan pembangunan.
Tiga Ranres lainnya yaitu Pentingnya mematuhi norma-norma lingkungan hidup dalam perumusan dan implementasi perjanjian di bidang pelucutan senjata; Pengembangan pusat-pusat diseminasi informasi terkait perdamaian dan pelucutan senjata; serta Perlunya Sesi Khusus ke-4 Majelis Umum PBB mengenai pelucutan senjata untuk menjaga momentum upaya pelucutan senjata, khususnya senjata nuklir.
Komite I Majelis Umum PBB merupakan salah satu forum utama yang dimiliki PBB dalam membahas dan menyepakati berbagai langkah untuk pelucutan senjata dan mencegah penyebaran persenjataan yang dapat membahayakan keamanan dan perdamaian dunia.
(TNY/B010)
ANTARA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2010
(1649)
-
▼
October
(276)
- Jabatan Ketua ASEAN Harus Jadi Posisi Tawar Indonesia
- Staf Khusus Bantah Pemerintah Lamban Atasi Bencana
- ST Marine Pamerkan Konsep LHD
- RI-Singapura Rayakan 30 Tahun Kerja Sama Angkatan ...
- Negosiasi Secangkir Kava di Sirec
- Mematangkan Perencanaan Menuju Pertahanan yang Tan...
- Inggris, Prancis di Ambang Kemitraan Pertahanan Am...
- Frigate Baru AL India Akan Tembakan BrahMos
- Polri dan PDRM Selidiki Abu Sayyaf
- Indonesia Butuh Armada Pesawat Ampibi
- Indonesia Harapkan Rusia Dorong Perundingan Enam P...
- Presiden Persilakan Negara Sahabat Bantu Rekonstru...
- Presiden Persilakan Negara Sahabat Bantu Rekonstru...
- Obama Datang, TNI Siapkan Tentara Terbaik
- Presiden: Rencana Utama Keterhubungan Nasional Sel...
- 2 KRI Pengangkut Bantuan Tiba di Mentawai
- Anggota Kopassus Belajar HAM
- TNI Bangun MCK Bagi Pengungsi Merapi
- TNI AU Kirim Helikopter ke Mentawai
- Pengamat Rusia : Yak-130 bisa menang tender Untuk ...
- Pidato Obama di Indonesia soal Islam dan Demokrasi
- Indonesia Resmi Ketua ASEAN
- Indonesia Ingin Ekspor Senjata ke Vietnam
- Indonesia Macan Asia …? Pada Kompas, Sabtu 2 Agust...
- Dampak Militerisme Jepang Dibahas di Jakarta
- Danjen Kopassus: Video Kekerasan Harus Jadi Pelajaran
- Indonesia Usulkan Integrasi Kerjasama ASEAN-PBB
- Pasukan Korut Tembak Pos Militer Korsel
- TNI Siagakan Empat KRI untuk Mentawai
- KASAD: Tiga Batalyon TNI AD Dikerahkan ke Lokasi B...
- TNI AD Kembali Jawara AARM 2010
- Singapore Takes Part in Exercise Bersama Padu 2010
- 400 Marinir Berangkat ke Wasior
- Rusia Uji Coba Tiga Rudal Strategis
- KRI Soeharso Tetap Bertolak ke Wasior
- Bom Nuklir Kini Tak Butuh Misil, Cukup Taruh di Ka...
- Medvedev dan Obama Akan Bertemu di Jepang
- NATO, Antara Gitar, Google, dan Senjata
- Militer Korsel Siaga Penuh
- Ambisi Nuklir Burma Bahayakan Wilayah ASEAN, Terma...
- Peneliti CSIS: Bom Nuklir Tak Berguna, Cuma Untuk ...
- Perbatasan Malaysia Tak Ingin Indonesia Tumbuh
- Norwegia tawarkan 4 Hercules seharga US$ 66 juta ...
- TNI Kerahkan 6 Kapal dan 2 Hercules untuk Bantu Ko...
- Sistem Pertahanan Rudal AS Dipindah ke Turki
- Russia, India to begin design of 5G-fighter in Dec...
- Kepolisian Malaysia Tangkap Militan Aceh
- Daya Tempur Udara Masih Butuh Kerja Keras
- Sukhoi TNI AU Mempunyai Kemampuan Diatas Negara Te...
- TNI AD Kerahkan Dua Batalyon di Mentawai
- Awasi Perairan Yang Disengketakan, China Perkuat A...
- TNI AL Kirim Bantuan Korban Gempa Mentawai
- KRI Dewaruci Pererat Hubungan TNI-AL Dengan India
- KRI Soeharso Batal ke Wasior Menuju Mentawai
- TNI-AU Perlu 10 Skuadron
- China Merambah Timor Leste, Australia Iri
- Rusia Inginkan Kesamaan Dalam Perisai Rudal NATO
- Indonesia Layak Masuk Kelompok BRIC
- RI-Vietnam Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan
- Dialihkan ke Mentawai, KRI Soeharso Batal ke Wasior
- KSAD Korea Selatan Temui Panglima TNI
- No title
- Pesawat Tanpa Awak Pantau Perbatasan
- TNI AL Awasi Laut China Selatan dan Natuna
- Lima Kapal Penghancur Koarmabar Siaga di Perbatas...
- RSF Kecam Kebijakan AS Tekan Wikileaks
- Satuan Kapal Cepat Perkuat Koarmabar
- Publikasi Wikileaks ancam pasukan AS
- Salut! Pelajar Indonesia Kembali Ukir Prestasi Int...
- Litbang TNI AU Ujicoba Payung Udara Barang
- Presiden Meminta Kementerian dan Lembaga Negara La...
- Polisi Sita 6.980 Detonator dari WN Malaysia
- Athan Australia Kunjungi Lanud Adisutjipto
- Analis : Meningkatnya Alutsista Indonesia
- Kemhan Ingin Bangun Alutsista Multipurpose Untuk D...
- Menteri Harus Dukung Modernisasi Alutsista
- "Bapak Presiden Mengatakan `Court Marshall"
- KRI Karang Unarang-985 Akhiri Pengabdian
- KODE NUKLIR Salah Pencet, Hancur Dunia!
- INDOBATT PERINGATI HUT KOMANDO PASKHAS TNI ANGKATA...
- Kenapa Israel Diam Ketika US Menjual Alutsista Ke ...
- PM Malaysia Tentang Debat Ras "Destruktif"
- Korea Selatan Target Ekspor Alutsista
- AS: Iran Inginkan Bank di Negara Muslim Untuk Hind...
- Pangdam Ingatkan Kemungkinan Skenario Asing di Ind...
- Para Analisis India Menyarankan Pembelian F-35
- RI Siapkan 120 Hektar Lahan untuk Kerjasama Perkap...
- ASEAN Perlu Waspadai Prediksi Perang Pasifik II
- Indonesia Harus Miliki "Blue Water Navy"
- Sistem Pemantau Nusantara
- IAEA Akui Kesiapan Indonesia Bangun PLTN
- KRI Teluk Amboina-503 Angkut Pasukan ke Merauke
- China Tawarkan RI Bekerjasama di Bidang Pertahanan
- Indonesia set to continue buying arms from Russia
- Indonesia Melanjutkan Pembelian Alutsista Dari Rusia
- Tambah Anggaran Alutsista Rp 50 Triliun, Pemerinta...
- US buys Russian helicopters for Afghanistan
- Menhan Serahkan 3 Heli ke TNI AD
- Inggris Pertahankan Program Nuklir Trident
- Patroli Terkoordinasi ke-16 India–Indonesia 20 Okt...
-
▼
October
(276)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK